Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah At-Tawbah
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


بَرَآءَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَـٰهَدتُّم مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ini adalah pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya, dan pengumuman -wahai orang-orang muslim- tentang berakhirnya perjanjian-perjanjian yang kalian buat dengan orang-orang musyrik di jazirah Arab. (1)

barāatun mina l-lahi warasūlihi ilā alladhīna ʿāhadttum mina l-mush'rikīna


فَسِيحُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى ٱللَّهِ ۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ مُخْزِى ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka berjalanlah kalian -wahai orang-orang musyrik- di muka bumi dengan aman selama empat bulan. Setelah itu tidak ada lagi perjanjian dan jaminan keamanan bagi kalian. Yakinlah bahwa kalian tidak akan luput dari azab dan hukuman Allah jika kalian tetap melanjutkan kekafiran kalian kepada Allah. Dan yakinlah bahwa Allah akan menistakan orang-orang kafir dengan menjadikan mereka sebagai sasaran pembunuhan dan penawanan di dunia, dan memasukkan mereka ke dalam Neraka di hari Kiamat. Pengumuman ini juga mencakup orang-orang yang melanggar janji mereka dan orang-orang yang memiliki waktu perjanjian tak terbatas. Namun bagi mereka yang memiliki waktu perjanjian terbatas, meskipun batas waktunya lebih dari empat bulan, maka perjanjian tersebut harus dijalankan sampai batas waktu yang telah disepakati. (2)

fasīḥū fī l-arḍi arbaʿata ashhurin wa-iʿ'lamū annakum ghayru muʿ'jizī l-lahi wa-anna l-laha mukh'zī l-kāfirīna


وَأَذَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلنَّاسِ يَوْمَ ٱلْحَجِّ ٱلْأَكْبَرِ أَنَّ ٱللَّهَ بَرِىٓءٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُۥ ۚ فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى ٱللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pengumuman dari Allah serta pengumuman dari rasul-Nya kepada seluruh manusia pada hari Iduladha, bahwasanya Allah -Subḥānahu- berlepas diri dari orang-orang musyrik, dan rasul-Nya juga berlepas diri dari mereka. Jika kalian -wahai orang-orang musyrik- bertobat dari kemusyrikan maka tobat kalian itu akan lebih baik bagi kalian. Dan jika kalian enggan bertobat maka yakinlah bahwa kalian tidak akan bisa melarikan diri dari Allah dan tidak akan luput dari hukuman-Nya. Dan sampaikanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah tentang hal buruk yang akan menimpa mereka, yaitu azab sangat pedih yang menanti mereka. (3)

wa-adhānun mina l-lahi warasūlihi ilā l-nāsi yawma l-ḥaji l-akbari anna l-laha barīon mina l-mush'rikīna warasūluhu fa-in tub'tum fahuwa khayrun lakum wa-in tawallaytum fa-iʿ'lamū annakum ghayru muʿ'jizī l-lahi wabashiri alladhīna kafarū biʿadhābin alīmin


إِلَّا ٱلَّذِينَ عَـٰهَدتُّم مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنقُصُوكُمْ شَيْـًٔا وَلَمْ يُظَـٰهِرُوا۟ عَلَيْكُمْ أَحَدًا فَأَتِمُّوٓا۟ إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَىٰ مُدَّتِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kecuali orang-orang musyrik yang membuat perjanjian dengan kalian lalu mereka menepati janji mereka dan tidak pernah melanggarnya. Mereka ini mendapat pengecualian dari ketentuan hukum di atas. Untuk kondisi mereka tersebut, penuhilah perjanjian mereka sampai batas waktunya berakhir. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, termasuk menepati janji, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, termasuk mengkhianati janji. (4)

illā alladhīna ʿāhadttum mina l-mush'rikīna thumma lam yanquṣūkum shayan walam yuẓāhirū ʿalaykum aḥadan fa-atimmū ilayhim ʿahdahum ilā muddatihim inna l-laha yuḥibbu l-mutaqīna


فَإِذَا ٱنسَلَخَ ٱلْأَشْهُرُ ٱلْحُرُمُ فَٱقْتُلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَٱحْصُرُوهُمْ وَٱقْعُدُوا۟ لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ ۚ فَإِن تَابُوا۟ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ فَخَلُّوا۟ سَبِيلَهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila bulan-bulan haram (yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab) di mana kalian memberikan jaminan keamanan kepada musuh-musuh kalian telah berakhir, maka bunuhlah orang-orang musyrik di mana pun kalian menemukan mereka, kepunglah mereka di benteng-benteng mereka, dan intailah mereka di jalan-jalan mereka. Jika mereka bertobat kepada Allah dari kemusyrikan mereka, mendirikan salat, dan membayarkan zakat harta mereka, maka mereka menjadi saudara-saudara kalian dalam agama Islam dan (oleh sebab itu) berhentilah memerangi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat. (5)

fa-idhā insalakha l-ashhuru l-ḥurumu fa-uq'tulū l-mush'rikīna ḥaythu wajadttumūhum wakhudhūhum wa-uḥ'ṣurūhum wa-uq'ʿudū lahum kulla marṣadin fa-in tābū wa-aqāmū l-ṣalata waātawū l-zakata fakhallū sabīlahum inna l-laha ghafūrun raḥīmun


وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ٱسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَـٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُۥ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُونَ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika ada orang musyrik yang halal darah dan hartanya menemuimu -wahai Rasul- dan meminta perlindungan kepadamu, maka penuhilah permintaannya agar ia mendengar (bacaan) Al-Qur`ān, kemudian kirimlah ia ke tempat yang aman baginya. Hal itu karena orang-orang kafir adalah kaum yang tidak mengetahui hakikat (fakta yang sebenarnya tentang) agama ini. Jika mereka mengetahuinya melalui bacaan Al-Qur`ān yang didengarnya boleh jadi mereka mendapatkan hidayah. (6)

wa-in aḥadun mina l-mush'rikīna is'tajāraka fa-ajir'hu ḥattā yasmaʿa kalāma l-lahi thumma abligh'hu mamanahu dhālika bi-annahum qawmun lā yaʿlamūna


كَيْفَ يَكُونُ لِلْمُشْرِكِينَ عَهْدٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ رَسُولِهِۦٓ إِلَّا ٱلَّذِينَ عَـٰهَدتُّمْ عِندَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۖ فَمَا ٱسْتَقَـٰمُوا۟ لَكُمْ فَٱسْتَقِيمُوا۟ لَهُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu tidak dibenarkan memiliki perjanjian (damai) dan jaminan keamanan di sisi Allah dan rasul-Nya, kecuali perjanjian yang kalian -wahai orang-orang Islam- adakan bersama orang-orang musyrik itu di dekat Masjidilharam dalam Perjanjian Hudaibiyah. Maka sepanjang mereka menghormati perjanjian yang kalian buat dengan mereka itu dan tidak melanggarnya maka kalian pun harus menghormatinya dan tidak boleh melanggarnya. Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yang menjalankan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (7)

kayfa yakūnu lil'mush'rikīna ʿahdun ʿinda l-lahi waʿinda rasūlihi illā alladhīna ʿāhadttum ʿinda l-masjidi l-ḥarāmi famā is'taqāmū lakum fa-is'taqīmū lahum inna l-laha yuḥibbu l-mutaqīna


كَيْفَ وَإِن يَظْهَرُوا۟ عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا۟ فِيكُمْ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً ۚ يُرْضُونَكُم بِأَفْوَٰهِهِمْ وَتَأْبَىٰ قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَـٰسِقُونَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bagaimana mungkin mereka memiliki perjanjian damai dan jaminan keamanan, sedangkan mereka adalah musuh kalian? Dan sekiranya mereka berhasil mengalahkan kalian pasti mereka tidak akan mengacuhkan Allah, hubungan kekerabatan maupun perjanjian apa pun dalam memperlakukan kalian, melainkan mereka akan menimpakan azab yang sangat buruk kepada kalian. Mereka menyenangkan hati kalian dengan kata-kata manis yang mereka ucapkan, sedangkan hati mereka tidak sejalan dengan mulut mereka. Mereka tidak pernah menepati apa yang mereka ucapkan. Dan kebanyakan dari mereka tidak taat kepada Allah, karena mereka suka melanggar perjanjian. (8)

kayfa wa-in yaẓharū ʿalaykum lā yarqubū fīkum illan walā dhimmatan yur'ḍūnakum bi-afwāhihim watabā qulūbuhum wa-aktharuhum fāsiqūna


ٱشْتَرَوْا۟ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ سَآءَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka menukar dan mengganti kesediaan mereka untuk mengikuti ayat-ayat Allah, termasuk menepati janji dengan harga yang sangat murah. Yaitu harta benda yang mereka gunakan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan hati mereka. Mereka menghalang-halangi diri mereka sendiri dari kebenaran dan berpaling darinya. Dan mereka juga menghalang-halangi orang lain dari kebenaran. Sungguh buruk perbuatan yang telah mereka lakukan. (9)

ish'taraw biāyāti l-lahi thamanan qalīlan faṣaddū ʿan sabīlihi innahum sāa mā kānū yaʿmalūna


لَا يَرْقُبُونَ فِى مُؤْمِنٍ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُعْتَدُونَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka tidak mengacuhkan Allah, hubungan kekerabatan, dan perjanjian apa pun dalam memperlakukan orang mukmin. Karena mereka menyimpan rasa permusuhan kepadanya. Maka mereka melanggar batas-batas Allah, karena mereka adalah orang-orang yang zalim dan melampaui batas. (10)

lā yarqubūna fī mu'minin illan walā dhimmatan wa-ulāika humu l-muʿ'tadūna


فَإِن تَابُوا۟ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ فَإِخْوَٰنُكُمْ فِى ٱلدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika kemudian mereka bertobat kepada Allah dari kekafiran dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan salat, dan membayarkan zakat harta mereka, maka mereka menjadi orang Islam dan menjadi saudara-saudara kalian yang seiman. Mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan kalian. Dan kalian tidak boleh memerangi mereka, karena keislaman mereka telah melindungi darah, harta, serta kehormatan mereka. Kami menerangkan dan menjelaskan ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang mengerti. Karena merekalah yang bisa mendapatkan manfaat darinya dan membagikan manfaat itu kepada orang lain. (11)

fa-in tābū wa-aqāmū l-ṣalata waātawū l-zakata fa-ikh'wānukum fī l-dīni wanufaṣṣilu l-āyāti liqawmin yaʿlamūna


وَإِن نَّكَثُوٓا۟ أَيْمَـٰنَهُم مِّنۢ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا۟ فِى دِينِكُمْ فَقَـٰتِلُوٓا۟ أَئِمَّةَ ٱلْكُفْرِ ۙ إِنَّهُمْ لَآ أَيْمَـٰنَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنتَهُونَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian untuk tidak berperang dengan kalian sampai batas waktu tertentu itu melanggar perjanjian mereka, mencela dan menghina agama kalian, maka perangilah mereka. Mereka adalah para pemimpin dan pemuka kekafiran. Mereka tidak memiliki perjanjian yang dapat melindungi darah mereka. Perangilah mereka agar mereka berhenti dari kekafiran mereka, berhenti melanggar perjanjian mereka, dan berhenti menghina agama kalian. (12)

wa-in nakathū aymānahum min baʿdi ʿahdihim waṭaʿanū fī dīnikum faqātilū a-immata l-kuf'ri innahum lā aymāna lahum laʿallahum yantahūna


أَلَا تُقَـٰتِلُونَ قَوْمًا نَّكَثُوٓا۟ أَيْمَـٰنَهُمْ وَهَمُّوا۟ بِإِخْرَاجِ ٱلرَّسُولِ وَهُم بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۚ أَتَخْشَوْنَهُمْ ۚ فَٱللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَوْهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mengapa kalian -wahai orang-orang mukmin- tidak memerangi orang-orang yang melanggar perjanjian mereka dan melakukan persekongkolan untuk mengusir Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dari kota Makkah, dan mereka telah memulai perang dengan kalian ketika mereka membantu suku Bakr sekutu Quraisy untuk menyerang suku Khuzā’ah sekutu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-? Apakah kalian takut kepada mereka sehingga kalian tidak berani berperang melawan mereka? Allah -Subḥānahu- lebih berhak kalian takuti jika kalian benar-benar beriman kepada-Nya. (13)

alā tuqātilūna qawman nakathū aymānahum wahammū bi-ikh'rāji l-rasūli wahum badaūkum awwala marratin atakhshawnahum fal-lahu aḥaqqu an takhshawhu in kuntum mu'minīna


قَـٰتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ ٱللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Perangilah -wahai orang-orang mukmin- orang-orang musyrik itu. Karena jika kalian memerangi mereka niscaya Allah akan mengazab mereka melalui tangan kalian. Yaitu kalian akan membunuh dan menghinakan mereka dengan kekalahan dan menjadikan mereka sebagai tawanan perang. Allah akan menolong kalian untuk mengalahkan mereka dan memberikan kemenangan kepada kalian. Dan Allah akan memuaskan hati orang-orang mukmin yang belum pernah menyaksikan perang dengan apa yang dialami oleh musuh mereka, yaitu terbunuh, tertawan, dan kalah dari orang-orang mukmin, serta keberhasilan orang-orang mukmin mengalahkan mereka. (14)

qātilūhum yuʿadhib'humu l-lahu bi-aydīkum wayukh'zihim wayanṣur'kum ʿalayhim wayashfi ṣudūra qawmin mu'minīna


وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ ۗ وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah menjauhkan amarah dari hati hamba-hamba-Nya yang beriman dengan kemenangan yang mereka peroleh atas musuh-musuh mereka. Dan Allah akan menerima pertobatan orang-orang kafir yang dikehendaki-Nya apabila mereka bertobat. Seperti yang terjadi pada sebagian penduduk Makkah pada waktu pembebasan kota Makkah. Dan Allah Maha Mengetahui kesungguhan mereka yang bertobat itu, lagi Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya. (15)

wayudh'hib ghayẓa qulūbihim wayatūbu l-lahu ʿalā man yashāu wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُوا۟ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَا رَسُولِهِۦ وَلَا ٱلْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah kalian -wahai orang-orang mukmin- mengira bahwa Allah akan membiarkan kalian tanpa ujian? Ujian merupakan serangkaian dari sunatullah. Kalian akan diuji sampai Allah mengetahui secara nyata siapa di antara kalian yang berjihad dengan tulus kepada Allah dan tidak menjadikan orang kafir sebagai pelindung serta teman setia selain Allah, rasul-Nya, dan kaum mukminin. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. (16)

am ḥasib'tum an tut'rakū walammā yaʿlami l-lahu alladhīna jāhadū minkum walam yattakhidhū min dūni l-lahi walā rasūlihi walā l-mu'minīna walījatan wal-lahu khabīrun bimā taʿmalūna


مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُوا۟ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ شَـٰهِدِينَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِم بِٱلْكُفْرِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَـٰلُهُمْ وَفِى ٱلنَّارِ هُمْ خَـٰلِدُونَ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak sepatutnya orang-orang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah dengan kegiatan-kegiatan ibadah dan ketaatan-ketaatan lainnya, sedangkan mereka mengakui kekafiran mereka secara terbuka. Amal perbuatan mereka itu sia-sia karena tidak memenuhi salah satu syarat diterimanya amal, yaitu iman. Dan kelak di hari Kiamat mereka akan masuk ke dalam Neraka dan menetap di dalamnya untuk selama-lamanya. Kecuali apabila mereka bertobat dari kemusyrikan mereka sebelum mereka meninggal dunia. (17)

mā kāna lil'mush'rikīna an yaʿmurū masājida l-lahi shāhidīna ʿalā anfusihim bil-kuf'ri ulāika ḥabiṭat aʿmāluhum wafī l-nāri hum khālidūna


إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya yang berhak memakmurkan dan mengurus masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat, membayar zakat, dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah -Subḥānahu-. Mereka itulah orang-orang yang diharapkan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus. Sedangkan orang-orang musyrik terlalu jauh dari harapan itu. (18)

innamā yaʿmuru masājida l-lahi man āmana bil-lahi wal-yawmi l-ākhiri wa-aqāma l-ṣalata waātā l-zakata walam yakhsha illā l-laha faʿasā ulāika an yakūnū mina l-muh'tadīna


۞ أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ ٱلْحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ كَمَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَجَـٰهَدَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah kalian -wahai orang-orang musyrik- menganggap bahwa orang-orang yang menyediakan air minum bagi jamaah haji dan mengurus Masjidilharam itu sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan beriman kepada hari Kiamat, serta berjihad dengan jiwa dan hartanya untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menjatuhkan kalimat orang-orang kafir. Apakah kalian beranggapan bahwa mereka memiliki keutamaan yang sama di sisi Allah? Mereka sama sekali tidak sama di sisi Allah. Dan Allah tidak akan membimbing orang-orang zalim yang berbuat syirik, walaupun mereka melakukan perbuatan yang baik, seperti menyediakan air minum bagi jamaah haji. (19)

ajaʿaltum siqāyata l-ḥāji waʿimārata l-masjidi l-ḥarāmi kaman āmana bil-lahi wal-yawmi l-ākhiri wajāhada fī sabīli l-lahi lā yastawūna ʿinda l-lahi wal-lahu lā yahdī l-qawma l-ẓālimīna


ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهَاجَرُوا۟ وَجَـٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang memadukan antara iman kepada Allah, hijrah dari negeri kafir ke negeri iman, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya akan mendapatkan tempat yang lebih agung di sisi Allah daripada orang lain. Orang-orang semacam itulah yang akan mendapatkan keberuntungan berupa Surga. (20)

alladhīna āmanū wahājarū wajāhadū fī sabīli l-lahi bi-amwālihim wa-anfusihim aʿẓamu darajatan ʿinda l-lahi wa-ulāika humu l-fāizūna


يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُم بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَٰنٍ وَجَنَّـٰتٍ لَّهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah, Rabb mereka, menyampaikan kepada mereka sesuatu yang menyenangkan hati mereka, yaitu kasih sayang dan keridaan dari-Nya untuk mereka, sehingga Dia tidak akan pernah murka kepada mereka, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga di mana mereka akan mendapatkan kenikmatan abadi yang tidak akan pernah berhenti. (21)

yubashiruhum rabbuhum biraḥmatin min'hu wariḍ'wānin wajannātin lahum fīhā naʿīmun muqīmun


خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka tinggal di dalam surga itu tanpa batas akhir sebagai balasan atas amal saleh yang telah mereka kerjakan di dunia. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya dengan ikhlas semata-mata karena (menjalankan) agama. (22)

khālidīna fīhā abadan inna l-laha ʿindahu ajrun ʿaẓīmun


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٰنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَـٰنِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengikuti apa yang dibawa oleh rasul-Nya, janganlah kalian menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian baik saudara kandung maupun lainnya sebagai sekutu-sekutu yang bahu-membahu dengan kalian dalam menyebarluaskan rahasia-rahasia orang mukmin dan bertukar pikiran dengan mereka, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran daripada keimanan kepada Allah semata. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai sekutu-sekutu sedangkan mereka tetap mempertahankan kekafiran mereka sembari menampakkan kasih sayang kepada mereka, maka ia telah durhaka kepada Allah dan menganiaya dirinya sendiri dengan menjerumuskannya ke jurang kebinasaan disebabkan perbuatan maksiat itu. (23)

yāayyuhā alladhīna āmanū lā tattakhidhū ābāakum wa-ikh'wānakum awliyāa ini is'taḥabbū l-kuf'ra ʿalā l-īmāni waman yatawallahum minkum fa-ulāika humu l-ẓālimūna


قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, “Jika bapak-bapak kalian -wahai orang-orang mukmin-, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, karib kerabat kalian, harta benda yang kalian dapatkan, perniagaan yang kalian harapkan keuntungannya dan kalian takutkan kerugiannya, serta rumah-rumah yang menjadi tempat tinggal kesukaan kalian, jika semua itu lebih kalian cintai daripada Allah dan rasul-Nya, dan lebih kalian utamakan daripada berjihad di jalan Allah, maka tunggulah hukuman yang akan Allah turunkan kepada kalian. Dan Allah tidak akan membimbing orang-orang yang tidak taat kepada-Nya untuk mengerjakan sesuatu yang diridai oleh-Nya. (24)

qul in kāna ābāukum wa-abnāukum wa-ikh'wānukum wa-azwājukum waʿashīratukum wa-amwālun iq'taraftumūhā watijāratun takhshawna kasādahā wamasākinu tarḍawnahā aḥabba ilaykum mina l-lahi warasūlihi wajihādin fī sabīlihi fatarabbaṣū ḥattā yatiya l-lahu bi-amrihi wal-lahu lā yahdī l-qawma l-fāsiqīna


لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Allah telah menolong kalian -wahai orang-orang mukmin- untuk mengalahkan orang-orang musyrik yang menjadi musuh kalian di banyak pertempuran, meskipun jumlah pasukan kalian sedikit dan peralatan perang kalian tidak kuat, tatkala kalian berserah diri kepada Allah, melakukan upaya-upaya yang diperlukan, dan tidak membanggakan banyaknya jumlah pasukan kalian, karena banyaknya jumlah pasukan bukanlah penentu kemenangan kalian atas musuh-musuh kalian. Sedangkan pada perang Ḥunain ketika kalian merasa bangga dengan banyaknya jumlah pasukan kalian hingga kalian berkata, “Hari ini kita tidak akan dikalahkan karena sedikitnya jumlah pasukan,” ternyata banyaknya jumlah pasukan yang kalian banggakan itu sama sekali tidak menguntungkan kalian, sehingga kalian dikalahkan oleh musuh kalian dan bumi yang luas ini terasa sempit bagi kalian, kemudian kalian melarikan diri dari musuh-musuh kalian. (25)

laqad naṣarakumu l-lahu fī mawāṭina kathīratin wayawma ḥunaynin idh aʿjabatkum kathratukum falam tugh'ni ʿankum shayan waḍāqat ʿalaykumu l-arḍu bimā raḥubat thumma wallaytum mud'birīna


ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian setelah kalian melarikan diri dari musuh kalian, Allah menurunkan rasa tenteram ke dalam hati rasul-Nya dan menurunkannya ke dalam hati orang-orang mukmin sehingga mereka bertahan di medan perang. Dan Allah juga menurunkan malaikat yang tidak terlihat oleh kalian. Dan Dia menghukum orang-orang kafir dengan apa yang menimpa mereka; terbunuh, tertawan, kehilangan harta benda, dan keluarga mereka. Balasan yang mereka terima itu merupakan balasan bagi orang-orang kafir yang mendustakan rasul mereka dan berpaling dari ajaran yang dibawanya. (26)

thumma anzala l-lahu sakīnatahu ʿalā rasūlihi waʿalā l-mu'minīna wa-anzala junūdan lam tarawhā waʿadhaba alladhīna kafarū wadhālika jazāu l-kāfirīna


ثُمَّ يَتُوبُ ٱللَّهُ مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian jika sesudah turunnya hukuman itu ada orang yang bertobat dari kekafiran dan kesesatannya, maka Allah akan menerima tobatnya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat setelah menganut ajaran kafir atau berbuat maksiat. (27)

thumma yatūbu l-lahu min baʿdi dhālika ʿalā man yashāu wal-lahu ghafūrun raḥīmun


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَـٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦٓ إِن شَآءَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan mengikuti apa yang disyariatkan-Nya untuk mereka, sesungguhnya orang-orang musyrik itu adalah najis. Karena di dalam diri mereka terkandung kekafiran, kezaliman, akhlak tercela, dan kebiasaan yang buruk. Maka jangan sampai mereka memasuki tanah suci Makkah, termasuk Masjidilharam, walaupun mereka bermaksud menunaikan ibadah haji atau umrah, setelah tahun ini, yaitu tahun 9 Hijriyah. Dan jika kalian -wahai orang-orang mukmin- takut miskin disebabkan terhentinya pasokan makanan dan masukan barang perdagangan lainnya, sesungguhnya Allah akan mencukupi kebutuhan kalian dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan kalian lagi Maha Bijaksana dalam mengatur urusan kalian. (28)

yāayyuhā alladhīna āmanū innamā l-mush'rikūna najasun falā yaqrabū l-masjida l-ḥarāma baʿda ʿāmihim hādhā wa-in khif'tum ʿaylatan fasawfa yugh'nīkumu l-lahu min faḍlihi in shāa inna l-laha ʿalīmun ḥakīmun


قَـٰتِلُوا۟ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ ٱلْحَقِّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ ٱلْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَـٰغِرُونَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Perangilah -wahai orang-orang mukmin- orang-orang kafir yang tidak beriman kepada Allah sebagai Rabb Yang tiada sekutu bagi-Nya dan tidak beriman kepada hari Kiamat, tidak menjauhi apa yang diharamkan bagi mereka oleh Allah dan rasul-Nya, seperti bangkai, daging babi, khamr, dan riba, dan tidak tunduk kepada syariat Allah, dari golongan Yahudi dan Nasrani, sampai mereka memberikan jizyah dengan tangan mereka sendiri sambil menunjukkan sikap yang rendah dan tunduk. (29)

qātilū alladhīna lā yu'minūna bil-lahi walā bil-yawmi l-ākhiri walā yuḥarrimūna mā ḥarrama l-lahu warasūluhu walā yadīnūna dīna l-ḥaqi mina alladhīna ūtū l-kitāba ḥattā yuʿ'ṭū l-jiz'yata ʿan yadin wahum ṣāghirūna


وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ عُزَيْرٌ ٱبْنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَـٰرَى ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ ٱللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَٰهِهِمْ ۖ يُضَـٰهِـُٔونَ قَوْلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ ۚ قَـٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu semuanya adalah orang-orang musyrik. Orang-orang Yahudi menjadi musyrik ketika mereka beranggapan bahwa 'Uzair adalah anak Allah. Dan orang-orang Nasrani menjadi musyrik ketika mereka beranggapan bahwa Al-Masih Isa adalah anak Allah. Anggapan yang mereka buat-buat sendiri itu mereka ucapkan dengan mulut mereka tanpa dalil maupun argumen yang jelas. Ucapan mereka itu menyerupai ucapan orang-orang musyrik sebelum mereka yang mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Allah Mahatinggi dari itu semua dengan setinggi-tingginya. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimana mungkin mereka berpaling dari kebenaran yang nyata kepada kebatilan? (30)

waqālati l-yahūdu ʿuzayrun ub'nu l-lahi waqālati l-naṣārā l-masīḥu ub'nu l-lahi dhālika qawluhum bi-afwāhihim yuḍāhiūna qawla alladhīna kafarū min qablu qātalahumu l-lahu annā yu'fakūna


ٱتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَـٰنَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلَـٰهًا وَٰحِدًا ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang Yahudi menjadikan para ulama mereka dan orang-orang Nasrani menjadikan para rahib sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang menghalalkan bagi mereka apa yang Allah haramkan dan mengharamkan bagi mereka apa yang Allah halalkan. Dan orang-orang Nasrani menjadikan Al-Masih Isa putra Maryam sebagai tuhan yang disembah bersama Allah. Padahal Allah tidak pernah menyuruh para ulama Yahudi, para rahib Nasrani, 'Uzair, dan Isa putra Maryam selain menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Karena Allah -Subḥānahu- adalah Tuhan yang tunggal. Tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Mahasuci Allah dari segala macam sekutu yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dan lain-lain. (31)

ittakhadhū aḥbārahum waruh'bānahum arbāban min dūni l-lahi wal-masīḥa ib'na maryama wamā umirū illā liyaʿbudū ilāhan wāḥidan lā ilāha illā huwa sub'ḥānahu ʿammā yush'rikūna


يُرِيدُونَ أَن يُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَيَأْبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir lainnya ingin menghabisi dan merusak agama Islam dengan membuat berbagai macam kebohongan dan mendustakan ajaran yang dibawa oleh Muhammad -Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Dan mereka juga ingin merusak hujah-hujah yang jelas dan bukti-bukti yang nyata tentang keesaan Allah dan kebenaran agama yang dibawa oleh rasul-Nya. Tetapi Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- menolak keinginan mereka tersebut, sebab Dia ingin menyempurnakan, memenangkan, dan menjadikan agamanya unggul atas agama-agama lainnya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. Karena Allah yang menyempurnakannya, memenangkannya, dan menjadikannya unggul. Dan apabila Allah menghendaki sesuatu maka batallah apa yang dikehendaki oleh yang lain. (32)

yurīdūna an yuṭ'fiū nūra l-lahi bi-afwāhihim wayabā l-lahu illā an yutimma nūrahu walaw kariha l-kāfirūna


هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah -Subḥānahu- yang telah mengutus rasul-Nya, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan membawa Al-Qur`ān yang merupakan petunjuk jalan bagi manusia, dan membawa agama yang benar, yaitu agama Islam, untuk menjadikannya unggul di atas agama-agama lainnya dengan hujah-hujah, bukti-bukti, dan hukum-hukum yang ada di dalamnya, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai hal itu. (33)

huwa alladhī arsala rasūlahu bil-hudā wadīni l-ḥaqi liyuẓ'hirahu ʿalā l-dīni kullihi walaw kariha l-mush'rikūna


۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْأَحْبَارِ وَٱلرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلْبَـٰطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۗ وَٱلَّذِينَ يَكْنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman dan menjalankan syariat-Nya Allah! Sungguh banyak ulama Yahudi dan rahib Nasrani yang mengambil harta manusia tanpa hak secara syariat, mereka mengambilnya melalui suap-menyuap dan lain-lain. Mereka menghalang-halangi manusia yang ingin masuk agama Allah. Dan bagi orang-orang yang mengumpulkan emas dan perak tetapi tidak mau membayarkan kewajiban zakatnya maka sampaikanlah -wahai Rasul- kepada mereka tentang kabar buruk berupa azab pedih yang akan mereka terima di hari Kiamat. (34)

yāayyuhā alladhīna āmanū inna kathīran mina l-aḥbāri wal-ruh'bāni layakulūna amwāla l-nāsi bil-bāṭili wayaṣuddūna ʿan sabīli l-lahi wa-alladhīna yaknizūna l-dhahaba wal-fiḍata walā yunfiqūnahā fī sabīli l-lahi fabashir'hum biʿadhābin alīmin


يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ ۖ هَـٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pada hari Kiamat nanti apa yang mereka kumpulkan dan tidak mereka bayarkan kewajibannya itu akan dipanaskan di dalam Neraka Jahanam. Kemudian jika sudah sangat panas akan diletakkan di kening mereka, di lambung mereka, dan di punggung mereka. Dan mereka akan dicela dengan kata-kata, "Inilah harta kalian yang tidak kalian bayarkan kewajibannya. Maka rasakanlah akibat dari apa yang kalian kumpulkan dan tidak kalian tunaikan kewajibannya." (35)

yawma yuḥ'mā ʿalayhā fī nāri jahannama fatuk'wā bihā jibāhuhum wajunūbuhum waẓuhūruhum hādhā mā kanaztum li-anfusikum fadhūqū mā kuntum taknizūna


إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَـٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya jumlah bulan dalam setahun menurut keputusan dan ketentuan Allah ialah dua belas bulan. Tidak kurang dan tidak lebih. Itulah yang ditetapkan Allah di dalam Loh Mahfuz pada awal Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara dua belas bulan itu ada empat bulan haram. Yaitu bulan-bulan yang di dalamnya perang diharamkan oleh Allah. Tiga bulan di antaranya berurutan, yakni Zulkaidah, Zulhijah dan Muharram, dan satu bulan terpisah, yakni Rajab. Hal tersebut yaitu jumlah bulan dalam setahun dan larangan berperang pada empat bulan di antaranya merupakan ajaran agama yang lurus. Maka janganlah kalian menzalimi diri sendiri dengan mengobarkan perang pada bulan-bulan haram itu dan menginjak-injak kehormatannya. Perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah bersama dengan orang-orang yang takut kepada-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya melalui pertolongan dan dukungan-Nya. Dan jika Allah sudah bersamanya niscaya tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkannya. (36)

inna ʿiddata l-shuhūri ʿinda l-lahi ith'nā ʿashara shahran fī kitābi l-lahi yawma khalaqa l-samāwāti wal-arḍa min'hā arbaʿatun ḥurumun dhālika l-dīnu l-qayimu falā taẓlimū fīhinna anfusakum waqātilū l-mush'rikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffatan wa-iʿ'lamū anna l-laha maʿa l-mutaqīna


إِنَّمَا ٱلنَّسِىٓءُ زِيَادَةٌ فِى ٱلْكُفْرِ ۖ يُضَلُّ بِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُحِلُّونَهُۥ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُۥ عَامًا لِّيُوَاطِـُٔوا۟ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ فَيُحِلُّوا۟ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ ۚ زُيِّنَ لَهُمْ سُوٓءُ أَعْمَـٰلِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya menunda keharaman bulan haram ke bulan lain yang tidak haram dan menjadikannya sebagai penggantinya (seperti yang dilakukan oleh orang-orang Arab di masa Jahiliah) merupakan kekafiran yang menambah kekafiran mereka kepada Allah. Karena mereka telah mengingkari ketentuan hukum Allah tentang bulan-bulan haram. Kebiasaan buruk itu digunakan oleh setan untuk menyesatkan orang-orang yang ingkar kepada Allah. Mereka menghalalkan bulan haram selama setahun dengan cara menggantinya dengan bulan lain di luar bulan haram dan mempertahankan keharaman bulan haram selama setahun agar sesuai dengan jumlah bulan-bulan haram yang telah ditetapkan oleh Allah, walaupun nama-nama bulannya berbeda. Jadi setiap kali mereka menghalalkan satu bulan haram mereka mengharamkan satu bulan halal sebagai gantinya. Dengan demikian mereka menghalalkan bulan-bulan haram yang telah Allah tetapkan dan melanggar ketentuan hukum-Nya. Setan telah membuat banyak perbuatan buruk tampak baik di mata mereka sehingga mereka tergoda untuk melakukannya. Salah satunya ialah perbuatan mereka yang menunda pelaksanaan bulan haram ke bulan lainnya. Dan Allah tidak akan memberikan bimbingan-Nya kepada orang-orang kafir yang bersikeras mempertahankan kekafirannya. (37)

innamā l-nasīu ziyādatun fī l-kuf'ri yuḍallu bihi alladhīna kafarū yuḥillūnahu ʿāman wayuḥarrimūnahu ʿāman liyuwāṭiū ʿiddata mā ḥarrama l-lahu fayuḥillū mā ḥarrama l-lahu zuyyina lahum sūu aʿmālihim wal-lahu lā yahdī l-qawma l-kāfirīna


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلْتُمْ إِلَى ٱلْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُم بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا مِنَ ٱلْـَٔاخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَـٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya dan menjalankan syariat-Nya, kenapa kalian jika kalian diajak berjihad di jalan Allah untuk berperang melawan musuh, kalian menjadi malas dan memilih tinggal di rumah? Apakah kalian merasa puas dengan kesenangan hidup di dunia yang sementara dan kenikmatannya yang terbatas dan mengabaikan kenikmatan hidup di Akhirat yang kekal dan abadi yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya? Kesenangan hidup di dunia terlalu kecil bila dibandingkan dengan kesenangan hidup di Akhirat? Jadi, bagaimana mungkin orang yang berakal sehat memilih sesuatu yang sementara dibanding sesuatu yang kekal, dan mengutamakan sesuatu yang kecil dibanding sesuatu yang besar? (38)

yāayyuhā alladhīna āmanū mā lakum idhā qīla lakumu infirū fī sabīli l-lahi ithāqaltum ilā l-arḍi araḍītum bil-ḥayati l-dun'yā mina l-ākhirati famā matāʿu l-ḥayati l-dun'yā fī l-ākhirati illā qalīlun


إِلَّا تَنفِرُوا۟ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْـًٔا ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika kalian -wahai orang-orang mukmin- tidak mau pergi berjihad di jalan Allah untuk berperang melawan musuh, niscaya Allah akan menghukum kalian dengan kekalahan, kehinaan, dan lain-lain. Dan Allah akan mengganti kalian dengan orang-orang yang taat kepada Allah, yang apabila mereka diajak pergi berjihad, mereka pasti berangkat. Dan Allah sama sekali tidak merugi dengan sikap kalian yang melanggar perintah-Nya, karena Dia sama sekali tidak membutuhkan kalian, sedangkan kalian sangat membutuhkan-Nya. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang dapat melemahkan-Nya. Dia sanggup menolong agama-Nya dan Nabi-Nya tanpa kalian. (39)

illā tanfirū yuʿadhib'kum ʿadhāban alīman wayastabdil qawman ghayrakum walā taḍurrūhu shayan wal-lahu ʿalā kulli shayin qadīrun


إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَـٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila kalian -wahai orang-orang mukmin- tidak mau menolong Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- maupun menjawab seruannya untuk berjihad di jalan Allah, Maka sebenarnya Allah telah menolongnya tanpa kalian, di saat orang-orang musyrik mengusirnya dan Abu Bakr -Raḍiallāhu ‘anhu-. Ketika itu keduanya bersembunyi di dalam Gua Ṡūr untuk menghindari kejaran orang-orang kafir. Yaitu ketika Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada sahabatnya, Abu Bakr Ṣiddīq tatkala ia mencemaskan beliau, kalau-kalau orang-orang musyrik berhasil menemukan beliau, "Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita melalui dukungan dan pertolongan-Nya." Kemudian Allah menurunkan ketenteraman ke dalam hati Rasulullah, dan juga menurunkan bala tentara yang tidak bisa mereka lihat, yakni para malaikat, untuk mendukung beliau. Dan Allah pun menjadikan kalimat orang-orang musyrik jatuh ke tingkat terbawah dan membuat kalimat Allah naik ke tingkat tertinggi ketika dia menjunjung tinggi agama Islam. Dan Allah Maha Perkasa di dalam Żāt-Nya, kekuasaan-Nya, dan kerajaan-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam pengaturan-Nya, ketetapan-Nya, dan ketentuan syariat-Nya. (40)

illā tanṣurūhu faqad naṣarahu l-lahu idh akhrajahu alladhīna kafarū thāniya ith'nayni idh humā fī l-ghāri idh yaqūlu liṣāḥibihi lā taḥzan inna l-laha maʿanā fa-anzala l-lahu sakīnatahu ʿalayhi wa-ayyadahu bijunūdin lam tarawhā wajaʿala kalimata alladhīna kafarū l-suf'lā wakalimatu l-lahi hiya l-ʿul'yā wal-lahu ʿazīzun ḥakīmun


ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Berangkatlah kalian -wahai orang-orang mukmin- ke medan jihad fi sabilillah dalam keadaan sulit maupun mudah, dalam usia muda maupun tua, dalam keadaan ringan maupun berat. Dan berjihadlah dengan harta dan diri kalian. Karena berjihad dengan harta dan jiwa itu lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan Akhirat dibanding duduk berpangku tangan dan mengharapkan keselamatan bagi harta dan jiwa kalian. Jika kalian mengetahui hal itu maka usahakanlah dengan sekuat tenaga. (41)

infirū khifāfan wathiqālan wajāhidū bi-amwālikum wa-anfusikum fī sabīli l-lahi dhālikum khayrun lakum in kuntum taʿlamūna


لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لَّٱتَّبَعُوكَ وَلَـٰكِنۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ ٱلشُّقَّةُ ۚ وَسَيَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ لَوِ ٱسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنفُسَهُمْ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sekiranya apa yang kamu serukan kepada orang-orang munafik yang meminta izin kepadamu untuk tidak pergi ke medan perang itu adalah untuk mengambil rampasan perang yang mudah dan perjalanan yang tidak berat, niscaya mereka mau mengikuti seruanmu, -wahai Nabi-. Akan tetapi karena jarak yang kamu serukan kepada mereka untuk ditempuh agar sampai ke tempat musuh itu sangat jauh, maka mereka memilih tinggal di rumah. Dan orang-orang munafik yang meminta izin kepadamu untuk tidak pergi ke medan jihad itu akan bersumpah dengan nama Allah ketika kamu kembali kepada mereka dan berkata, “Seandainya kami bisa pergi ke medan jihad bersama kalian, pasti kami pergi bersama kalian.” Mereka mencelakakan diri mereka sendiri dengan menjadikannya sebagai sasaran hukuman Allah akibat keengganan mereka pergi ke medan jihad dan akibat iman mereka yang palsu ini. Dan Allah mengetahui dengan pasti perihal kebohongan mereka dalam pengakuan dan iman mereka itu. (42)

law kāna ʿaraḍan qarīban wasafaran qāṣidan la-ittabaʿūka walākin baʿudat ʿalayhimu l-shuqatu wasayaḥlifūna bil-lahi lawi is'taṭaʿnā lakharajnā maʿakum yuh'likūna anfusahum wal-lahu yaʿlamu innahum lakādhibūna


عَفَا ٱللَّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَتَعْلَمَ ٱلْكَـٰذِبِينَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mudah-mudahan Allah mengampunimu -wahai Rasul- atas ijtihadmu yang mengizinkan mereka untuk tidak pergi ke medan jihad. Mengapa kamu mengizinkan mereka (melakukan hal itu)? Supaya jelas siapa di antara mereka yang jujur dalam menyampaikan alasan-alasannya dan siapa yang berdusta. Kemudian kamu bisa memberikan izin (untuk tidak pergi ke medan perang) kepada mereka yang jujur dan bukan mereka yang berdusta. (43)

ʿafā l-lahu ʿanka lima adhinta lahum ḥattā yatabayyana laka alladhīna ṣadaqū wataʿlama l-kādhibīna


لَا يَسْتَـْٔذِنُكَ ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ أَن يُجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلْمُتَّقِينَ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sedangkan orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kiamat tidak akan meminta izin kepadamu -wahai Rasul- untuk tidak pergi ke medan jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwa mereka. Mereka selalu siaga kapan saja mereka diminta pergi ke medan jihad dan selalu siap berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Dan Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yang tidak meminta izin (untuk tidak pergi ke medan jihad) kecuali benar-benar ada uzur (halangan) yang menghalangi keberangkatan mereka bersamamu. (44)

lā yastadhinuka alladhīna yu'minūna bil-lahi wal-yawmi l-ākhiri an yujāhidū bi-amwālihim wa-anfusihim wal-lahu ʿalīmun bil-mutaqīna


إِنَّمَا يَسْتَـْٔذِنُكَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَٱرْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِى رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu -wahai Rasul- untuk tidak pergi ke medan jihad fi sabilillah ialah orang-orang munafik. Yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari Kiamat dan hati mereka diselimuti keraguan terhadap agama Allah. Mereka terombang-ambing oleh kebimbangan mereka tanpa bisa menemukan jalan yang benar. (45)

innamā yastadhinuka alladhīna lā yu'minūna bil-lahi wal-yawmi l-ākhiri wa-ir'tābat qulūbuhum fahum fī raybihim yataraddadūna


۞ وَلَوْ أَرَادُوا۟ ٱلْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا۟ لَهُۥ عُدَّةً وَلَـٰكِن كَرِهَ ٱللَّهُ ٱنۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ ٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْقَـٰعِدِينَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya mereka jujur dengan pengakuan mereka bahwa mereka ingin pergi ke medan jihad fi sabilillah bersamamu tentu mereka telah bersiap-siap untuk itu dengan menyiapkan perlengkapan perang mereka. Akan tetapi Allah tidak merestui kepergian mereka bersamamu. Mereka pun merasa berat untuk pergi berjihad hingga akhirnya mereka lebih memilih tinggal di rumah masing-masing. (46)

walaw arādū l-khurūja la-aʿaddū lahu ʿuddatan walākin kariha l-lahu inbiʿāthahum fathabbaṭahum waqīla uq'ʿudū maʿa l-qāʿidīna


لَوْ خَرَجُوا۟ فِيكُم مَّا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا۟ خِلَـٰلَكُمْ يَبْغُونَكُمُ ٱلْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّـٰعُونَ لَهُمْ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Sikap orang-orang munafik itu akan lebih baik bila tidak ikut pergi bersama kalian (ke medan jihad). Karena apabila mereka pergi bersama kalian mereka hanya akan merusak suasana dengan ulah mereka yang mengabaikan kalian dan melontarkan kata-kata yang mengganggu keyakinan kalian. Dan mereka pasti akan bergerak cepat di tengah-tengah barisan kalian untuk mengadu domba dan memecah-belah persatuan kalian. Dan di antara kalian -wahai orang-orang mukmin- ada orang-orang yang mau mendengar isu-isu yang mereka hembuskan, kemudian menerimanya dan menyebarkannya. Maka timbullah perselisihan di antara kalian. Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim dari kalangan orang-orang munafik yang menghembuskan isu-isu dan keragu-raguan di antara orang-orang mukmin." (47)

law kharajū fīkum mā zādūkum illā khabālan wala-awḍaʿū khilālakum yabghūnakumu l-fit'nata wafīkum sammāʿūna lahum wal-lahu ʿalīmun bil-ẓālimīna


لَقَدِ ٱبْتَغَوُا۟ ٱلْفِتْنَةَ مِن قَبْلُ وَقَلَّبُوا۟ لَكَ ٱلْأُمُورَ حَتَّىٰ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ ٱللَّهِ وَهُمْ كَـٰرِهُونَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh orang-orang munafik itu telah berusaha keras untuk membuat kerusakan dengan memecah belah persatuan dan kesatuan orang-orang mukmin sebelum perang Tabuk. Mereka melancarkan berbagai macam tipu daya kepadamu -wahai Rasul- untuk menggoyahkan semangat jihadmu sampai pertolongan dan dukungan Allah datang kepadamu, dan Allah memenangkan agama-Nya serta mengalahkan musuh-musuh-Nya, sedangkan orang-orang kafir tidak menyukai hal itu. Karena orang-orang kafir itu menginginkan agar kebatilan dapat mengalahkan kebenaran. (48)

laqadi ib'taghawū l-fit'nata min qablu waqallabū laka l-umūra ḥattā jāa l-ḥaqu waẓahara amru l-lahi wahum kārihūna


وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ ٱئْذَن لِّى وَلَا تَفْتِنِّىٓ ۚ أَلَا فِى ٱلْفِتْنَةِ سَقَطُوا۟ ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌۢ بِٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara orang-orang munafik ada orang yang menyampaikan alasan-alasan yang dibuat-buat. Ia berkata, "Ya Rasulullah, izinkanlah kami untuk tidak pergi ke medan jihad. Janganlah kamu membebaniku dengan keharusan pergi (ke medan jihad) bersamamu, agar aku tidak jatuh ke dalam perbuatan dosa karena tergoda oleh pesona wanita-wanita musuh (Romawi) apabila aku melihat mereka." Ingatlah, sesungguhnya mereka telah terjerumus ke dalam malapetaka yang jauh lebih besar dari apa yang mereka kira. Yaitu malapetaka kemunafikan dan enggan pergi ke medan jihad. Sesungguhnya kelak di hari Kiamat Neraka Jahanam benar-benar akan mengurung orang-orang kafir. Tidak ada satu pun dari mereka yang akan luput dari siksanya. Dan mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari azabnya. (49)

wamin'hum man yaqūlu i'dhan lī walā taftinnī alā fī l-fit'nati saqaṭū wa-inna jahannama lamuḥīṭatun bil-kāfirīna


إِن تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ ۖ وَإِن تُصِبْكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُوا۟ قَدْ أَخَذْنَآ أَمْرَنَا مِن قَبْلُ وَيَتَوَلَّوا۟ وَّهُمْ فَرِحُونَ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika kamu -wahai Rasul- mendapatkan nikmat dari Allah berupa sesuatu yang menyenangkan hatimu, seperti kemenangan atau rampasan perang, mereka pasti tidak menyukainya dan merasa sedih karenanya. Dan jika kamu ditimpa musibah, seperti mengalami kesulitan atau dikalahkan oleh lawan, orang-orang munafik itu akan berkata, "Kami telah berhati-hati untuk diri kami. Dan kami telah mengambil keputusan yang tegas ketika kami tidak pergi ke medan perang bersama orang-orang mukmin. Kemudian mereka mengalami apa yang mereka alami, yaitu terbunuh dan tertawan oleh musuh." Lalu orang-orang munafik itu pulang ke rumah keluarga mereka dengan suka cita karena mereka pulang dengan selamat. (50)

in tuṣib'ka ḥasanatun tasu'hum wa-in tuṣib'ka muṣībatun yaqūlū qad akhadhnā amranā min qablu wayatawallaw wahum fariḥūna


قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang munafik itu, "Kami tidak akan mengalami sesuatu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Karena Dia lah -Subḥānahu- Rabb kami dan tempat berlindung kami. Kami berserah diri kepada-Nya dalam semua urusan kami. Dan hanya kepada-Nya orang-orang mukmin berserah diri. Karena Dia lah Pelindung Mereka. Dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.” (51)

qul lan yuṣībanā illā mā kataba l-lahu lanā huwa mawlānā waʿalā l-lahi falyatawakkali l-mu'minūna


قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحْدَى ٱلْحُسْنَيَيْنِ ۖ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ ٱللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِۦٓ أَوْ بِأَيْدِينَا ۖ فَتَرَبَّصُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Apakah kalian menunggu-nunggu apa yang terjadi pada kami, yang tidak lain adalah kemenangan atau gugur sebagai syahid? Dan kami menunggu Allah, yang akan menimpakan azab-Nya kepada kalian untuk membinasakan kalian, atau hukuman yang diberikan oleh-Nya melalui tangan kami yang akan mencabut nyawa kalian dan menjadikan kalian sebagai tawanan perang manakala Allah mengizinkan kami untuk memerangi kalian. Maka tunggulah kesudahan kami. Karena sesungguhnya kami juga menunggu kesudahan kalian.” (52)

qul hal tarabbaṣūna binā illā iḥ'dā l-ḥus'nayayni wanaḥnu natarabbaṣu bikum an yuṣībakumu l-lahu biʿadhābin min ʿindihi aw bi-aydīnā fatarabbaṣū innā maʿakum mutarabbiṣūna


قُلْ أَنفِقُوا۟ طَوْعًا أَوْ كَرْهًا لَّن يُتَقَبَّلَ مِنكُمْ ۖ إِنَّكُمْ كُنتُمْ قَوْمًا فَـٰسِقِينَ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Keluarkanlah sebanyak mungkin harta kalian dengan sukarela maupun terpaksa, Allah tidak akan menerima infak kalian. Karena kalian telah ingkar kepada Allah dan tidak taat kepada-Nya." (53)

qul anfiqū ṭawʿan aw karhan lan yutaqabbala minkum innakum kuntum qawman fāsiqīna


وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَـٰتُهُمْ إِلَّآ أَنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَبِرَسُولِهِۦ وَلَا يَأْتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَـٰرِهُونَ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak ada alasan yang membuat infak mereka itu tidak diterima oleh Allah selain tiga hal, mereka ingkar kepada Allah dan rasul-Nya, mereka malas dan berat ketika melaksanakan salat, dan mereka tidak menginfakkan harta mereka dengan sukarela, melainkan karena terpaksa. Hal itu karena mereka tidak mengharapkan pahala dalam menunaikan salat mereka dan dalam menginfakkan harta mereka. (54)

wamā manaʿahum an tuq'bala min'hum nafaqātuhum illā annahum kafarū bil-lahi wabirasūlihi walā yatūna l-ṣalata illā wahum kusālā walā yunfiqūna illā wahum kārihūna


فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَـٰفِرُونَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Oleh karena itu jangan sekali-kali kamu -wahai Rasul- terkecoh dan terpesona oleh kekayaan dan keturunan orang-orang munafik. Karena kekayaan dan keturunan mereka itu akan berakhir dengan buruk. Sebab, Allah akan menjadikannya sebagai siksaan bagi mereka. Yaitu dengan membuat mereka bekerja keras dan bersusah payah untuk mendapatkannya. Dan dengan menurunkan berbagai musibah terhadapnya hingga ajal menjemput mereka dalam keadaan kafir. Kemudian Allah akan menyiksa mereka secara kekal di dalam kerak Neraka. (55)

falā tuʿ'jib'ka amwāluhum walā awlāduhum innamā yurīdu l-lahu liyuʿadhibahum bihā fī l-ḥayati l-dun'yā watazhaqa anfusuhum wahum kāfirūna


وَيَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ وَلَـٰكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik itu mengucapkan sumpah palsu di hadapan kalian -wahai orang-orang mukmin- bahwa mereka adalah bagian dari kalian. Padahal di dalam batin mereka tidaklah demikian adanya, walaupun mereka menyatakan bahwa mereka adalah bagian dari kalian. Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang penakut. Mereka adalah orang-orang pengecut di medan perang. Mereka takut dibunuh atau dijadikan tawanan perang seperti yang terjadi pada orang-orang musyrik. Oleh karena itulah mereka menyatakan keislaman mereka untuk menyembunyikan jati diri mereka. (56)

wayaḥlifūna bil-lahi innahum laminkum wamā hum minkum walākinnahum qawmun yafraqūna


لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَـًٔا أَوْ مَغَـٰرَٰتٍ أَوْ مُدَّخَلًا لَّوَلَّوْا۟ إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sekiranya orang-orang munafik itu menemukan tempat berlindung seperti benteng yang dapat mereka jadikan sebagai tempat untuk melindungi diri mereka, atau menemukan gua di gunung yang dapat mereka jadikan sebagai tempat persembunyian, atau menemukan terowongan yang dapat mereka masuki, tentu mereka akan berlindung di sana dan masuk ke dalamnya secepat mungkin. (57)

law yajidūna malja-an aw maghārātin aw muddakhalan lawallaw ilayhi wahum yajmaḥūna


وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِى ٱلصَّدَقَـٰتِ فَإِنْ أُعْطُوا۟ مِنْهَا رَضُوا۟ وَإِن لَّمْ يُعْطَوْا۟ مِنْهَآ إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sebagian dari orang-orang munafik itu mencelamu -wahai Rasul- dalam pembagian zakat tatkala mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika kamu memberi mereka apa yang mereka minta, mereka suka kepadamu. Tetapi jika kamu tidak memberi mereka apa yang mereka minta, mereka akan menunjukkan kekecewaan mereka. (58)

wamin'hum man yalmizuka fī l-ṣadaqāti fa-in uʿ'ṭū min'hā raḍū wa-in lam yuʿ'ṭaw min'hā idhā hum yaskhaṭūna


وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا۟ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ سَيُؤْتِينَا ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَرَسُولُهُۥٓ إِنَّآ إِلَى ٱللَّهِ رَٰغِبُونَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya orang-orang munafik yang mencelamu dalam pembagian zakat itu mau menerima apa yang Allah tetapkan untuk mereka dan apa yang rasul-Nya berikan kepada mereka dengan sukarela dan berkata, "Cukuplah Allah bagi kami. Dia lah yang akan memberi kami sebagian dari karunia-Nya menurut kehendak-Nya. Dan rasul-Nya akan memberi kami sebagian dari apa yang Allah berikan kepadanya. Sesungguhnya hanya kepada Allah kami berharap bahwa Dia akan memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami", seandainya mereka melakukan hal itu niscaya hal itu akan lebih baik bagi mereka daripada melontarkan celaan kepadamu. (59)

walaw annahum raḍū mā ātāhumu l-lahu warasūluhu waqālū ḥasbunā l-lahu sayu'tīnā l-lahu min faḍlihi warasūluhu innā ilā l-lahi rāghibūna


۞ إِنَّمَا ٱلصَّدَقَـٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱلْعَـٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَـٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat yang wajib itu harus diberikan kepada orang-orang fakir, yaitu orang-orang yang membutuhkan (bantuan), yang sebenarnya mereka mempunyai harta dari profesi atau pekerjaan mereka tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka namun kondisi mereka itu tidak kelihatan; kepada orang-orang miskin yang nyaris tidak mempunyai apa-apa dan keadaan mereka bisa diketahui orang lain dengan melihat kondisi mereka atau ucapan mereka; kepada para petugas yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menghimpun zakat; kepada orang-orang kafir yang diluluhkan hatinya supaya mau memeluk Islam, atau orang-orang mukmin yang lemah iman supaya imannya menjadi kuat, atau orang-orang yang dikhawatirkan kejahatannya; kepada para budak yang ingin memerdekakan dirinya; kepada orang-orang yang terlilit hutang yang tidak berlebih-lebihan dan tidak digunakan untuk kemaksiatan apabila mereka tidak mampu membayar hutangnya; kepada pihak-pihak yang bertugas menyiapkan perbekalan bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah; dan kepada para musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Membatasi pembagian harta zakat pada golongan-golongan tersebut adalah kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui kemaslahatan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam pengaturan dan penetapan syariat-Nya. (60)

innamā l-ṣadaqātu lil'fuqarāi wal-masākīni wal-ʿāmilīna ʿalayhā wal-mu-alafati qulūbuhum wafī l-riqābi wal-ghārimīna wafī sabīli l-lahi wa-ib'ni l-sabīli farīḍatan mina l-lahi wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


وَمِنْهُمُ ٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱلنَّبِىَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ ۚ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ ۚ وَٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara orang-orang munafik itu ada orang yang menyakiti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan kata-kata. Tatkala melihat kesantunan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, mereka mengatakan bahwa beliau mendengarkan ucapan siapa saja dan mempercayainya, tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Sesungguhnya rasul itu hanya mendengarkan ucapan yang baik. Dia percaya kepada Allah dan mempercayai apa yang disampaikan oleh orang-orang mukmin yang tulus serta menyayangi mereka." Dan sesungguhnya beliau diutus sebagai rahmat bagi yang beriman kepadanya. Dan orang-orang yang menyakitinya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam bentuk apa pun akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan." (61)

wamin'humu alladhīna yu'dhūna l-nabiya wayaqūlūna huwa udhunun qul udhunu khayrin lakum yu'minu bil-lahi wayu'minu lil'mu'minīna waraḥmatun lilladhīna āmanū minkum wa-alladhīna yu'dhūna rasūla l-lahi lahum ʿadhābun alīmun


يَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَحَقُّ أَن يُرْضُوهُ إِن كَانُوا۟ مُؤْمِنِينَ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik itu bersumpah demi Allah di hadapan kalian -wahai orang-orang mukmin- bahwa mereka tidak pernah mengatakan sesuatu yang menyakiti nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Hal itu mereka lakukan agar kalian rida kepada mereka. Padahal Allah dan rasul-Nya lebih berhak mereka harapkan ridanya dengan cara beriman dan beramal saleh, jikalau mereka benar-benar beriman. (62)

yaḥlifūna bil-lahi lakum liyur'ḍūkum wal-lahu warasūluhu aḥaqqu an yur'ḍūhu in kānū mu'minīna


أَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّهُۥ مَن يُحَادِدِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَأَنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدًا فِيهَا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْخِزْىُ ٱلْعَظِيمُ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah orang-orang munafik itu menyadari bahwa dengan perbuatan mereka itu berarti mereka sedang melawan Allah dan rasul-Nya, dan bahwa orang yang melawan Allah dan rasul-Nya kelak akan masuk ke dalam Neraka Jahanam di hari Kiamat untuk selama-lamanya? Itulah kehinaan dan kenistaan yang besar. (63)

alam yaʿlamū annahu man yuḥādidi l-laha warasūlahu fa-anna lahu nāra jahannama khālidan fīhā dhālika l-khiz'yu l-ʿaẓīmu


يَحْذَرُ ٱلْمُنَـٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ ٱسْتَهْزِءُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik itu takut jikalau Allah akan menurunkan kepada rasul-Nya satu surah yang memberitahukan kepada orang-orang mukmin perihal kekafiran yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka. Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Teruslah kalian -wahai orang-orang munafik- mengolok-olok agama. Karena Allah akan menyingkap apa yang kalian takutkan dengan cara menurunkan surah atau memberitahu rasul-Nya tentang hal itu." (64)

yaḥdharu l-munāfiqūna an tunazzala ʿalayhim sūratun tunabbi-uhum bimā fī qulūbihim quli is'tahziū inna l-laha mukh'rijun mā taḥdharūna


وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَـٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh jikalau kamu -wahai Rasul- bertanya kepada orang-orang munafik tentang tuduhan dan celaan yang mereka layangkan kepada orang-orang mukmin setelah Allah memberitahukan hal itu kepadamu, pasti mereka akan menjawab, "Ketika itu kami hanya bercanda dan tidak bersungguh-sungguh." Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Apakah Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya kalian jadikan sebagai bahan olok-olok?" (65)

wala-in sa-altahum layaqūlunna innamā kunnā nakhūḍu wanalʿabu qul abil-lahi waāyātihi warasūlihi kuntum tastahziūna


لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَـٰنِكُمْ ۚ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةًۢ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Janganlah kalian mengemukakan alasan-alasan palsu tersebut. Karena kalian telah memperlihatkan kekafiran dengan olok-olok itu setelah kalian menyembunyikannya. Apabila Kami mengampuni sebagian dari kalian karena telah meninggalkan kemunafikannya, bertobat darinya dan menunjukkan keikhlasannya kepada Allah, maka Kami akan menghukum sebagian dari kalian karena kekerasan hatinya dalam mempertahankan kemunafikannya dan tidak mau bertobat darinya. (66)

lā taʿtadhirū qad kafartum baʿda īmānikum in naʿfu ʿan ṭāifatin minkum nuʿadhib ṭāifatan bi-annahum kānū muj'rimīna


ٱلْمُنَـٰفِقُونَ وَٱلْمُنَـٰفِقَـٰتُ بَعْضُهُم مِّنۢ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا۟ ٱللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ هُمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik laki-laki dan wanita memiliki kesamaan dalam hal kemunafikan. Sifat mereka bertolak belakang dengan orang-orang mukmin. Karena orang-orang munafik itu gemar menyuruh berbuat mungkar dan mencegah berbuat yang makruf. Mereka kikir dengan harta mereka, sehingga mereka tidak mau mendermakannya di jalan Allah. Mereka tidak patuh kepada Allah, sehingga, maka Allah tidak memberikannya petunjuk ke jalan yang benar. Sesungguhnya orang-orang munafik itu tidak taat kepada Allah dan keluar dari jalan yang benar ke jalan maksiat dan jalan yang sesat. (67)

al-munāfiqūna wal-munāfiqātu baʿḍuhum min baʿḍin yamurūna bil-munkari wayanhawna ʿani l-maʿrūfi wayaqbiḍūna aydiyahum nasū l-laha fanasiyahum inna l-munāfiqīna humu l-fāsiqūna


وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُنَـٰفِقِينَ وَٱلْمُنَـٰفِقَـٰتِ وَٱلْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ هِىَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah mengancam orang-orang munafik dan orang-orang kafir yang tidak mau bertobat bahwa Dia akan memasukkan mereka ke dalam Neraka Jahanam untuk selama-lamanya sebagai hukuman yang cukup berat bagi mereka, serta menjauhkan mereka dari rahmat-Nya dan menyediakan azab yang tiada henti bagi mereka. (68)

waʿada l-lahu l-munāfiqīna wal-munāfiqāti wal-kufāra nāra jahannama khālidīna fīhā hiya ḥasbuhum walaʿanahumu l-lahu walahum ʿadhābun muqīmun


كَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَٰلًا وَأَوْلَـٰدًا فَٱسْتَمْتَعُوا۟ بِخَلَـٰقِهِمْ فَٱسْتَمْتَعْتُم بِخَلَـٰقِكُمْ كَمَا ٱسْتَمْتَعَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلَـٰقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَٱلَّذِى خَاضُوٓا۟ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَـٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kalian -wahai orang-orang munafik- sama seperti orang-orang kafir sebelum kalian dalam mengingkari dan mengolok-olok agama Allah. Mereka dahulu lebih kuat dan mempunyai anak lebih banyak dari kalian. Mereka telah menikmati kenikmatan dan kesenangan duniawi yang telah ditetapkan untuk mereka. Kemudian kalian juga menikmati kenikmatan dan kesenangan duniawi yang ditetapkan untuk kalian -wahai kaum munafik- sebagaimana orang-orang kafir di masa lalu menikmati bagian mereka. Tindakan kalian mendustakan kebenaran dan menghina utusan Allah, serupa dengan tindakan mereka yang mendustakan kebenaran dan menghina utusan-utusan Allah. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat tercela itu adalah orang-orang yang amal perbuatannya akan hangus karena dinilai rusak oleh Allah akibat kekafiran mereka. Dan mereka adalah orang-orang yang benar-benar merugi. Karena mereka menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam jurang kehancuran. (69)

ka-alladhīna min qablikum kānū ashadda minkum quwwatan wa-akthara amwālan wa-awlādan fa-is'tamtaʿū bikhalāqihim fa-is'tamtaʿtum bikhalāqikum kamā is'tamtaʿa alladhīna min qablikum bikhalāqihim wakhuḍ'tum ka-alladhī khāḍū ulāika ḥabiṭat aʿmāluhum fī l-dun'yā wal-ākhirati wa-ulāika humu l-khāsirūna


أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَٰهِيمَ وَأَصْحَـٰبِ مَدْيَنَ وَٱلْمُؤْتَفِكَـٰتِ ۚ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ ۖ فَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah orang-orang munafik itu mendengar kabar tentang apa yang telah diperbuat oleh umat-umat yang kafir di masa lalu dan hukuman apa yang menimpa mereka? Yaitu kaum Nuh, kaum Hud, kaum Ṣāleḥ, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan permukiman kaum Lūṭ. Mereka telah didatangi oleh rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan hujah-hujah yang jelas. Allah tidak pernah menzalimi mereka karena rasul-rasul mereka telah memberikan peringatan kepada mereka. Tetapi mereka sendirilah yang menzalimi diri mereka sendiri dengan ingkar kepada Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya. (70)

alam yatihim naba-u alladhīna min qablihim qawmi nūḥin waʿādin wathamūda waqawmi ib'rāhīma wa-aṣḥābi madyana wal-mu'tafikāti atathum rusuluhum bil-bayināti famā kāna l-lahu liyaẓlimahum walākin kānū anfusahum yaẓlimūna


وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَـٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin wanita satu sama lain saling mendukung, karena mereka disatukan oleh iman. Mereka menyuruh berbuat yang makruf, yaitu segala sesuatu yang dicintai Allah -Ta'ālā-, seperti menjalankan ajaran tauhid dan salat, mencegah perbuatan yang mungkar, yaitu segala sesuatu yang dibenci Allah -Ta'ālā-, seperti menjalankan kekafiran dan praktik riba, mereka menunaikan salat dengan sebaik-baiknya, taat kepada Allah, dan taat kepada rasul-Nya. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat terpuji itu akan Allah masukkan ke dalam rahmat-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam menciptakan makhluk-Nya, mengatur alam semesta, dan menetapkan syariat-Nya. (71)

wal-mu'minūna wal-mu'minātu baʿḍuhum awliyāu baʿḍin yamurūna bil-maʿrūfi wayanhawna ʿani l-munkari wayuqīmūna l-ṣalata wayu'tūna l-zakata wayuṭīʿūna l-laha warasūlahu ulāika sayarḥamuhumu l-lahu inna l-laha ʿazīzun ḥakīmun


وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَـٰتِ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَـٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّـٰتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya, baik laki-laki maupun wanita, bahwa Dia kelak pada hari Kiamat akan memasukkan mereka ke dalam taman-taman surga yang di bawah bangunan-bangunan istananya mengalir sungai-sungai. Mereka akan menetap di sana untuk selama-lamanya. Di sana mereka tidak akan pernah mati dan kenikmatan yang mereka terima tidak akan pernah habis. Allah berjanji untuk memasukkan mereka ke dalam rumah-rumah yang bagus di dalam surga-surga yang kekal. Namun rida yang Allah anugerahkan kepada mereka lebih besar dari itu semua. Balasan tersebut adalah kemenangan besar yang tidak tertandingi oleh kemenangan apa pun. (72)

waʿada l-lahu l-mu'minīna wal-mu'mināti jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru khālidīna fīhā wamasākina ṭayyibatan fī jannāti ʿadnin wariḍ'wānun mina l-lahi akbaru dhālika huwa l-fawzu l-ʿaẓīmu


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ جَـٰهِدِ ٱلْكُفَّارَ وَٱلْمُنَـٰفِقِينَ وَٱغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai Rasul! Berjihadlah melawan orang-orang kafir dengan cara memerangi mereka dengan senjata. Berjihadlah melawan orang-orang munafik dengan menggunakan lisan dan hujah. Dan hadapilah kedua golongan itu dengan tegas, karena mereka pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. Kelak tempat tinggal mereka di hari Kiamat ialah Neraka Jahanam dan seburuk-buruk tempat kembali ialah tempat kembali mereka. (73)

yāayyuhā l-nabiyu jāhidi l-kufāra wal-munāfiqīna wa-ugh'luẓ ʿalayhim wamawāhum jahannamu wabi'sa l-maṣīru


يَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ مَا قَالُوا۟ وَلَقَدْ قَالُوا۟ كَلِمَةَ ٱلْكُفْرِ وَكَفَرُوا۟ بَعْدَ إِسْلَـٰمِهِمْ وَهَمُّوا۟ بِمَا لَمْ يَنَالُوا۟ ۚ وَمَا نَقَمُوٓا۟ إِلَّآ أَنْ أَغْنَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ مِن فَضْلِهِۦ ۚ فَإِن يَتُوبُوا۟ يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۖ وَإِن يَتَوَلَّوْا۟ يُعَذِّبْهُمُ ٱللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ ۚ وَمَا لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik itu bersumpah palsu dengan nama Allah bahwa mereka tidak pernah mengatakan caci maki terhadapmu dan mencela agamamu sebagaimana berita yang sampai ke telingamu. Padahal mereka benar-benar mengatakan sesuatu yang sampai ke telingamu, yaitu mengatakan kata-kata yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam kekafiran. Mereka memperlihatkan kekafiran setelah mereka memperlihatkan keimanan. Mereka benar-benar mengharapkan sesuatu yang belum berhasil mereka capai yaitu menyerang Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Tidaklah mereka mengingkari sesuatu kecuali sesuatu yang tidak mungkin diingkari. Yaitu bahwa Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka dengan memberi mereka kekayaan yang berasal dari harta rampasan perang yang Allah berikan kepada nabi-Nya. Jika mereka bertobat kepada Allah dan meninggalkan kemunafikan mereka, niscaya tobat mereka itu akan lebih baik bagi mereka daripada mempertahankan kemunafikan. Jika mereka enggan bertobat kepada Allah, niscaya Allah akan menghukum mereka dengan azab yang sangat menyakitkan di Akhirat dengan memasukkan mereka ke dalam Neraka, sedangkan mereka tidak memiliki siapa pun yang dapat menyelamatkan dan melindungi mereka dari azab tersebut. (74)

yaḥlifūna bil-lahi mā qālū walaqad qālū kalimata l-kuf'ri wakafarū baʿda is'lāmihim wahammū bimā lam yanālū wamā naqamū illā an aghnāhumu l-lahu warasūluhu min faḍlihi fa-in yatūbū yaku khayran lahum wa-in yatawallaw yuʿadhib'humu l-lahu ʿadhāban alīman fī l-dun'yā wal-ākhirati wamā lahum fī l-arḍi min waliyyin walā naṣīrin


۞ وَمِنْهُم مَّنْ عَـٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنْ ءَاتَىٰنَا مِن فَضْلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara orang-orang munafik itu ada orang-orang yang berjanji kepada Allah seraya berkata, "Sungguh, jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, niscaya kami benar-benar akan menyedekahkannya kepada orang-orang yang membutuhkan, dan kami benar-benar akan menjadi orang-orang saleh yang amalannya baik." (75)

wamin'hum man ʿāhada l-laha la-in ātānā min faḍlihi lanaṣṣaddaqanna walanakūnanna mina l-ṣāliḥīna


فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضْلِهِۦ بَخِلُوا۟ بِهِۦ وَتَوَلَّوا۟ وَّهُم مُّعْرِضُونَ ( ٧٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian tatkala Allah -Subḥānahu- memberikan sebagian karunia-Nya kepada mereka, ternyata mereka tidak menepati janji mereka kepada Allah. Sebaliknya, mereka justru kikir dan enggan menyedekahkan harta mereka sedikit pun, dan mereka pun enggan beriman kepada-Nya. (76)

falammā ātāhum min faḍlihi bakhilū bihi watawallaw wahum muʿ'riḍūna


فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِى قُلُوبِهِمْ إِلَىٰ يَوْمِ يَلْقَوْنَهُۥ بِمَآ أَخْلَفُوا۟ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ ( ٧٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akibatnya kemunafikan mereka tetap bertahan di dalam hati mereka sampai hari Kiamat. Hal itu merupakan hukuman bagi mereka atas pengingkaran janji mereka kepada Allah dan kebohongan mereka. (77)

fa-aʿqabahum nifāqan fī qulūbihim ilā yawmi yalqawnahu bimā akhlafū l-laha mā waʿadūhu wabimā kānū yakdhibūna


أَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَىٰهُمْ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّـٰمُ ٱلْغُيُوبِ ( ٧٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah orang-orang munafik itu menyadari bahwa Allah mengetahui tipu daya dan makar yang mereka sembunyikan di tempat-tempat berkumpul mereka, dan sesungguhnya Allah -Subḥānahu- Maha Mengetahui perkara-perkara gaib? Maka tidak ada sedikit pun amal perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya dan Dia akan memberi mereka balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka. (78)

alam yaʿlamū anna l-laha yaʿlamu sirrahum wanajwāhum wa-anna l-laha ʿallāmu l-ghuyūbi


ٱلَّذِينَ يَلْمِزُونَ ٱلْمُطَّوِّعِينَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ فِى ٱلصَّدَقَـٰتِ وَٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ ۙ سَخِرَ ٱللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ٧٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang mencela kaum mukminin yang dengan sukarela memberikan sedekah dalam jumlah yang sedikit, karena hanya sedikit itulah kemampuan mereka, maka orang-orang itu menghina orang-orang mukmin dengan mengatakan, "Apa gunanya sedekah mereka itu?" Allah pasti menghina mereka sebagai balasan atas penghinaan mereka terhadap orang-orang mukmin. Dan mereka akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan. (79)

alladhīna yalmizūna l-muṭawiʿīna mina l-mu'minīna fī l-ṣadaqāti wa-alladhīna lā yajidūna illā juh'dahum fayaskharūna min'hum sakhira l-lahu min'hum walahum ʿadhābun alīmun


ٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِن تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ ( ٨٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mintalah -wahai Rasul- ampunan untuk mereka, atau tidak usah kamu meminta ampunan untuk mereka. Seandainya kamu meminta ampunan sebanyak tujuh puluh kali, maka jumlah permintaan ampunan yang banyak itu tidak akan menjadikan Allah mengampuni mereka, karena mereka kafir kepada Allah dan rasul-Nya, sedangkan Allah tidak akan memberikan petunjuk ke jalan yang benar kepada orang-orang yang sengaja menyimpang dari syariat-Nya. (80)

is'taghfir lahum aw lā tastaghfir lahum in tastaghfir lahum sabʿīna marratan falan yaghfira l-lahu lahum dhālika bi-annahum kafarū bil-lahi warasūlihi wal-lahu lā yahdī l-qawma l-fāsiqīna


فَرِحَ ٱلْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَـٰفَ رَسُولِ ٱللَّهِ وَكَرِهُوٓا۟ أَن يُجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَالُوا۟ لَا تَنفِرُوا۟ فِى ٱلْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَّوْ كَانُوا۟ يَفْقَهُونَ ( ٨١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik yang tidak ikut dalam perang Tabuk merasa bangga dengan ketidakhadiran mereka di medan jihad fi sabilillah seraya menyalahi seruan Rasulullah. Mereka enggan berjihad dengan harta dan jiwa mereka sebagaimana jihad yang dilakukan oleh orang-orang mukmin. Mereka menghasut kawan-kawan mereka sesama orang-orang munafik dengan mengatakan, "Janganlah kalian pergi di tengah cuaca yang panas." Perang Tabuk saat itu bertepatan dengan waktu musim panas. Katakanlah -wahai Rasul kepada mereka, "Neraka Jahanam yang menanti kedatangan orang-orang munafik lebih panas dari cuaca panas yang mereka hindari itu, sekiranya mereka mengetahuinya.” (81)

fariḥa l-mukhalafūna bimaqʿadihim khilāfa rasūli l-lahi wakarihū an yujāhidū bi-amwālihim wa-anfusihim fī sabīli l-lahi waqālū lā tanfirū fī l-ḥari qul nāru jahannama ashaddu ḥarran law kānū yafqahūna


فَلْيَضْحَكُوا۟ قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا۟ كَثِيرًا جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ٨٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka hendaklah orang-orang munafik yang menolak pergi ke medan jihad itu tertawa sedikit saja di dunia yang fana ini. Hendaklah mereka menangis sebanyak-banyaknya kelak di Akhirat yang kekal, sebagai balasan atas kekafiran, kemaksiatan, dan dosa-dosa yang telah mereka perbuat di dunia. (82)

falyaḍḥakū qalīlan walyabkū kathīran jazāan bimā kānū yaksibūna


فَإِن رَّجَعَكَ ٱللَّهُ إِلَىٰ طَآئِفَةٍ مِّنْهُمْ فَٱسْتَـْٔذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُل لَّن تَخْرُجُوا۟ مَعِىَ أَبَدًا وَلَن تُقَـٰتِلُوا۟ مَعِىَ عَدُوًّا ۖ إِنَّكُمْ رَضِيتُم بِٱلْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَٱقْعُدُوا۟ مَعَ ٱلْخَـٰلِفِينَ ( ٨٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika Allah mengembalikanmu -wahai Rasul- kepada sekelompok orang-orang munafik yang tetap mempertahankan kemunafikan mereka, kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk pergi ke medan jihad bersamamu dalam perang lain, maka katakanlah kepada mereka, "Kalian -wahai orang-orang munafik- tidak akan pergi bersamaku ke medan jihad fi sabilillah untuk selama-lamanya sebagai hukuman untuk kalian dan juga sebagai antisipasi terhadap potensi kerugian-kerugian yang timbul akibat keberadaan kalian bersamaku. Karena kalian sudah puas dengan penolakan kalian untuk pergi ke medan perang Tabuk. Maka tetaplah kalian duduk bersama orang-orang yang sakit, para wanita, dan anak-anak.” (83)

fa-in rajaʿaka l-lahu ilā ṭāifatin min'hum fa-is'tadhanūka lil'khurūji faqul lan takhrujū maʿiya abadan walan tuqātilū maʿiya ʿaduwwan innakum raḍītum bil-quʿūdi awwala marratin fa-uq'ʿudū maʿa l-khālifīna


وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰٓ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِۦٓ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ فَـٰسِقُونَ ( ٨٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Janganlah kamu -wahai Rasul- menyalatkan mayat orang munafik untuk selama-lamanya dan janganlah kamu berdiri di dekat makamnya untuk mendoakannya. Hal itu dikarenakan mereka telah ingkar kepada Allah, ingkar kepada rasul-Nya, dan mati dalam kondisi durhaka kepada Allah. Orang (yang mati dalam kondisi) semacam itu tidak perlu disalatkan dan tidak pula didoakan. (84)

walā tuṣalli ʿalā aḥadin min'hum māta abadan walā taqum ʿalā qabrihi innahum kafarū bil-lahi warasūlihi wamātū wahum fāsiqūna


وَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَأَوْلَـٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَـٰفِرُونَ ( ٨٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Janganlah kamu -wahai Rasul- takjub dengan kekayaan dan anak-anak orang-orang munafik itu. Karena sesungguhnya Allah hendak menjadikannya sebagai sarana untuk mengazab mereka di dunia. Yaitu dengan segala kesulitan yang mereka hadapi dalam mencarinya, berbagai musibah yang menimpa mereka di dunia, dan keluarnya nyawa dari raga mereka dalam keadaan kafir. (85)

walā tuʿ'jib'ka amwāluhum wa-awlāduhum innamā yurīdu l-lahu an yuʿadhibahum bihā fī l-dun'yā watazhaqa anfusuhum wahum kāfirūna


وَإِذَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَجَـٰهِدُوا۟ مَعَ رَسُولِهِ ٱسْتَـْٔذَنَكَ أُو۟لُوا۟ ٱلطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُوا۟ ذَرْنَا نَكُن مَّعَ ٱلْقَـٰعِدِينَ ( ٨٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila Allah menurunkan surah kepada nabi-Nya, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, yang berisi perintah untuk beriman kepada Allah dan berjihad fi sabilillah, maka orang-orang kaya mereka meminta izin kepadamu untuk tidak menyertaimu. Mereka berkata, "Biarkan kami tinggal bersama orang-orang yang punya uzur, seperti orang-orang yang lemah dan orang-orang jompo." (86)

wa-idhā unzilat sūratun an āminū bil-lahi wajāhidū maʿa rasūlihi is'tadhanaka ulū l-ṭawli min'hum waqālū dharnā nakun maʿa l-qāʿidīna


رَضُوا۟ بِأَن يَكُونُوا۟ مَعَ ٱلْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ ( ٨٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik itu dengan senang hati menempatkan diri mereka di dalam kehinaan dan kenistaan manakala mereka dengan senang hati duduk berpangku tangan bersama orang-orang yang berhalangan (dan tidak pergi ke medan perang). Allah mengunci mati hati mereka disebabkan oleh kekafiran dan kemunafikan mereka. Mereka sama sekali tidak mengetahui kepentingan mereka di sana. (87)

raḍū bi-an yakūnū maʿa l-khawālifi waṭubiʿa ʿalā qulūbihim fahum lā yafqahūna


لَـٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ جَـٰهَدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْخَيْرَٰتُ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ( ٨٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sedangkan Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya tidak enggan pergi ke medan jihad fi sabilillah seperti orang-orang munafik itu. Orang-orang mukmin telah berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, maka balasan yang mereka terima dari Allah ialah tercapainya keuntungan-keuntungan duniawi untuk mereka, seperti kemenangan dan rampasan perang, tercapainya keuntungan-keuntungan ukhrawi, seperti masuk Surga, tercapainya apa yang diinginkan, serta terhindar dari apa yang ditakutkan. (88)

lākini l-rasūlu wa-alladhīna āmanū maʿahu jāhadū bi-amwālihim wa-anfusihim wa-ulāika lahumu l-khayrātu wa-ulāika humu l-muf'liḥūna


أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمْ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ( ٨٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah telah menyiapkan untuk mereka (orang-orang mukmin) surga-surga yang di bawah istana-istananya mengalir sungai-sungai. Mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan mereka tidak akan binasa. Balasan itu adalah keberuntungan besar yang tidak tertandingi oleh keberuntungan lainnya. (89)

aʿadda l-lahu lahum jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru khālidīna fīhā dhālika l-fawzu l-ʿaẓīmu


وَجَآءَ ٱلْمُعَذِّرُونَ مِنَ ٱلْأَعْرَابِ لِيُؤْذَنَ لَهُمْ وَقَعَدَ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ ۚ سَيُصِيبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ٩٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sejumlah orang Arab Badui Madinah dan sekitarnya datang kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk meminta izin tidak pergi ke medan jihad fi sabilillah. Ada sejumlah orang lainnya sama sekali tidak meminta izin kepada beliau untuk tidak pergi ke medan jihad, karena mereka tidak percaya kepada nabi dan tidak percaya akan janji Allah. Mereka itu akan mendapatkan azab yang sangat menyakitkan akibat kekafiran mereka. (90)

wajāa l-muʿadhirūna mina l-aʿrābi liyu'dhana lahum waqaʿada alladhīna kadhabū l-laha warasūlahu sayuṣību alladhīna kafarū min'hum ʿadhābun alīmun


لَّيْسَ عَلَى ٱلضُّعَفَآءِ وَلَا عَلَى ٱلْمَرْضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا۟ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۚ مَا عَلَى ٱلْمُحْسِنِينَ مِن سَبِيلٍ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ٩١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para wanita, anak-anak, orang-orang sakit, orang-orang jompo, orang-orang buta, dan orang-orang miskin yang tidak memiliki harta untuk membiayai jihadnya, mereka semua tidak berdosa bila tidak pergi ke medan jihad, karena mereka memiliki alasan yang dibenarkan, apabila mereka benar-benar tulus kepada Allah dan rasul-Nya dan menerapkan syariat-Nya. Tidak ada alasan untuk menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang benar-benar memiliki alasan kuat itu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada orang-orang yang berbuat baik. (91)

laysa ʿalā l-ḍuʿafāi walā ʿalā l-marḍā walā ʿalā alladhīna lā yajidūna mā yunfiqūna ḥarajun idhā naṣaḥū lillahi warasūlihi mā ʿalā l-muḥ'sinīna min sabīlin wal-lahu ghafūrun raḥīmun


وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ إِذَا مَآ أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ أَجِدُ مَآ أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا۟ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا۟ مَا يُنفِقُونَ ( ٩٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak ada dosa bagi orang-orang yang tidak pergi ke medan perang bersamamu -wahai Rasul- apabila mereka datang kepadamu untuk meminta kendaraan yang bisa mengangkut mereka ke medan jihad, sedangkan kamu berkata kepada mereka, "Aku tidak menemukan kendaraan yang dapat mengangkut kalian." Mereka pergi dari hadapanmu sambil berurai air mata. Mereka sangat menyesal karena tidak memiliki harta untuk membiayai jihad mereka, baik dari harta pribadi mereka maupun dari sisimu. (92)

walā ʿalā alladhīna idhā mā atawka litaḥmilahum qul'ta lā ajidu mā aḥmilukum ʿalayhi tawallaw wa-aʿyunuhum tafīḍu mina l-damʿi ḥazanan allā yajidū mā yunfiqūna


۞ إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَسْتَـْٔذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَآءُ ۚ رَضُوا۟ بِأَن يَكُونُوا۟ مَعَ ٱلْخَوَالِفِ وَطَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٩٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tatkala Allah menjelaskan bahwa kalangan yang berhalangan untuk berjihad tidak layak dihukum, Allah juga menerangkan kalangan yang berhak menerima hukuman serta sangsi, seraya berfirman, "Sesungguhnya hukuman dan sangsi hanya dijatuhkan kepada mereka yang meminta izin kepadamu -wahai Rasul- untuk tidak pergi ke medan perang, sedangkan mereka memiliki kemampuan untuk itu dan mempunyai harta untuk membiayai jihadnya." Mereka merelakan dirinya berada dalam kehinaan dan kenistaan dengan berdiam diri di rumah bersama yang lain. Allah benar-benar telah mengunci mati hati mereka sehingga tidak tersentuh oleh nasihat dan peringatan. Dan karena hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak tahu apa yang baik bagi mereka untuk mereka pilih dan apa yang buruk bagi mereka untuk mereka hindari. (93)

innamā l-sabīlu ʿalā alladhīna yastadhinūnaka wahum aghniyāu raḍū bi-an yakūnū maʿa l-khawālifi waṭabaʿa l-lahu ʿalā qulūbihim fahum lā yaʿlamūna


يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ ۚ قُل لَّا تَعْتَذِرُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّأَنَا ٱللَّهُ مِنْ أَخْبَارِكُمْ ۚ وَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٩٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang munafik yang tidak pergi ke medan jihad mengajukan alasan-alasan yang lemah kepada kaum muslimin yang kembali dari medan jihad. Allah memberikan petunjuk kepada nabi-Nya dan orang-orang mukmin agar menjawab ucapan mereka dengan mengatakan, "Jangan membuat alasan-alasan palsu. Kami tidak akan percaya pada apa yang kalian sampaikan kepada kami. Allah telah memberitahu kami sebagian dari apa yang ada di dalam hati kalian. Allah dan rasul-Nya akan melihat apakah kalian akan bertobat kemudian tobat kalian diterima oleh Allah, ataukah kalian akan terus mempertahankan kemunafikan kalian? Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui segala sesuatu. Lalu Dia akan memberitahu kalian perihal apa yang telah kalian perbuat, dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada kalian. Maka segeralah bertobat kepada Allah dan mengerjakan amal saleh." (94)

yaʿtadhirūna ilaykum idhā rajaʿtum ilayhim qul lā taʿtadhirū lan nu'mina lakum qad nabba-anā l-lahu min akhbārikum wasayarā l-lahu ʿamalakum warasūluhu thumma turaddūna ilā ʿālimi l-ghaybi wal-shahādati fayunabbi-ukum bimā kuntum taʿmalūna


سَيَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ لَكُمْ إِذَا ٱنقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوا۟ عَنْهُمْ ۖ فَأَعْرِضُوا۟ عَنْهُمْ ۖ إِنَّهُمْ رِجْسٌ ۖ وَمَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ٩٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang tidak pergi ke medan jihad itu akan bersumpah demi Allah ketika kalian -wahai orang-orang mukmin- kembali dari medan jihad. Hal itu mereka lakukan untuk memperkuat alasan-alasan palsu mereka untuk menghindari celaan dan kecaman kalian. Maka tinggalkanlah mereka dan jauhilah mereka dengan tegas. Karena mereka adalah orang-orang yang najis dan buruk hatinya. Dan tempat tinggal yang akan mereka tempati ialah Neraka Jahanam. Itulah balasan atas kemunafikan dan dosa-dosa yang telah mereka lakukan. (95)

sayaḥlifūna bil-lahi lakum idhā inqalabtum ilayhim lituʿ'riḍū ʿanhum fa-aʿriḍū ʿanhum innahum rij'sun wamawāhum jahannamu jazāan bimā kānū yaksibūna


يَحْلِفُونَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا۟ عَنْهُمْ ۖ فَإِن تَرْضَوْا۟ عَنْهُمْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَرْضَىٰ عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْفَـٰسِقِينَ ( ٩٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang tidak pergi ke medan jihad itu bersumpah di hadapan kalian -wahai orang-orang mukmin- supaya kalian rida kepada mereka dan mau menerima alasan mereka. Oleh karena itu janganlah kalian rida kepada mereka. Jika kalian rida kepada mereka, kalian telah menyelisihi Tuhan kalian. Sesungguhnya Dia tidak rida kepada orang-orang yang membangkang kepada-Nya dengan memilih menjadi kafir dan munafik. Maka jangan sekali-kali kalian -wahai orang-orang mukmin- rida kepada orang-orang yang tidak Allah ridai. (96)

yaḥlifūna lakum litarḍaw ʿanhum fa-in tarḍaw ʿanhum fa-inna l-laha lā yarḍā ʿani l-qawmi l-fāsiqīna


ٱلْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا۟ حُدُودَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ٩٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jikalau orang-orang badui memilih menjadi kafir atau munafik tentu kekafiran dan kemunafikan mereka lebih parah daripada orang-orang yang tinggal di perkotaan, karena orang-orang badui tersebut kemungkinan besar tidak paham perihal ilmu agama, dan lebih berpotensi untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban, sunnah-sunnah, dan ketentuan-ketentuan hukum yang Allah turunkan kepada rasul-Nya. Hal itu karena mereka memiliki watak yang keras, kasar, dan kurang bergaul. Allah Maha Mengetahui hal ihwal mereka, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, lagi Dia Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya. (97)

al-aʿrābu ashaddu kuf'ran wanifāqan wa-ajdaru allā yaʿlamū ḥudūda mā anzala l-lahu ʿalā rasūlihi wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


وَمِنَ ٱلْأَعْرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغْرَمًا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ ٱلدَّوَآئِرَ ۚ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ ٱلسَّوْءِ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ( ٩٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sebagian dari orang-orang badui yang munafik itu beranggapan bahwa harta yang mereka infakkan di jalan Allah adalah kerugian dan beban yang memberatkan, karena ia beranggapan bahwa Allah tidak akan memberinya balasan apabila ia menginfakkan hartanya dan tidak akan memberinya hukuman apabila ia enggan menginfakkan hartanya di jalan Allah. Meskipun demikian ia terkadang berinfak dengan tujuan ria dan berpura-pura. Ia selalu menunggu-nunggu waktu dimana kalian -wahai orang-orang mukmin- ditimpa bencana supaya ia bisa melepaskan diri dari kalian. Akan tetapi Allah justru membuat musibah serta perputaran masa yang akhirnya tidak terpuji yang mereka harapkan menimpa orang-orang mukmin itu menimpa mereka sendiri, bukan menimpa orang-orang mukmin. Allah Maha Mendengar apa yang mereka ucapkan dan Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (98)

wamina l-aʿrābi man yattakhidhu mā yunfiqu maghraman wayatarabbaṣu bikumu l-dawāira ʿalayhim dāiratu l-sawi wal-lahu samīʿun ʿalīmun


وَمِنَ ٱلْأَعْرَابِ مَن يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَـٰتٍ عِندَ ٱللَّهِ وَصَلَوَٰتِ ٱلرَّسُولِ ۚ أَلَآ إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ ۚ سَيُدْخِلُهُمُ ٱللَّهُ فِى رَحْمَتِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ٩٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ada di antara kalangan badui tersebut, orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada hari Kiamat, dan menjadikan harta yang ia infakkan di jalan Allah sebagai ketaatan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan sebagai sarana untuk mendapatkan doa dan istigfar dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Ketahuilah bahwa apa yang ia infakkan di jalan Allah dan doa Rasulullah untuknya adalah sarana untuk mendekatkan dirinya kepada Allah. Dia kelak akan mendapatkan balasannya di sisi Allah, yaitu akan memasukkannya ke dalam rahmat-Nya yang luas yang meliputi ampunan-Nya dan Surga-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya. (99)

wamina l-aʿrābi man yu'minu bil-lahi wal-yawmi l-ākhiri wayattakhidhu mā yunfiqu qurubātin ʿinda l-lahi waṣalawāti l-rasūli alā innahā qur'batun lahum sayud'khiluhumu l-lahu fī raḥmatihi inna l-laha ghafūrun raḥīmun


وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ( ١٠٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang lebih dahulu beriman, baik dari kalangan kaum Muhajirin yang berhijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka menuju kepada Allah, maupun dari kalangan kaum Ansar yang menolong nabi-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan orang-orang yang mengikuti jejak kaum Muhajirin dan Ansar yang beriman dengan baik dalam hal keyakinan, ucapan dan perbuatan, mereka telah Allah ridai dan Allah terima ketaatan mereka. Dan mereka pun rida kepada-Nya tatkala Dia memberi mereka ganjaran yang sangat besar dan menyiapkan surga-surga yang di bawah istana-istananya mengalir sungai-sungai untuk mereka tempati selama-lamanya. Balasan itu adalah keberuntungan yang sangat besar. (100)

wal-sābiqūna l-awalūna mina l-muhājirīna wal-anṣāri wa-alladhīna ittabaʿūhum bi-iḥ'sānin raḍiya l-lahu ʿanhum waraḍū ʿanhu wa-aʿadda lahum jannātin tajrī taḥtahā l-anhāru khālidīna fīhā abadan dhālika l-fawzu l-ʿaẓīmu


وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ مُنَـٰفِقُونَ ۖ وَمِنْ أَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ ۖ مَرَدُوا۟ عَلَى ٱلنِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ ۖ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ ۚ سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٍ ( ١٠١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ada di antara orang-orang badui yang tinggal di sekitar Madinah ada orang-orang munafik, dan di antara penduduk Madinah ada orang-orang munafik yang gigih mempertahankan kemunafikan mereka. Kamu tidak mengetahui perihal mereka, wahai Rasul. Allah lah yang mengetahui perihal mereka. Allah akan menimpakan azab kepada mereka sebanyak dua kali. Pertama, Allah akan menimpakan azab-Nya di dunia dengan mengungkap kemunafikan mereka, membunuh mereka, dan menjadikan mereka sebagai tawanan perang. Kedua, Allah akan menimpakan azab kepada mereka di Akhirat dalam bentuk azab kubur. Kemudian pada hari Kiamat kelak mereka akan dikembalikan kepada azab yang sangat besar di dalam kerak Neraka. (101)

wamimman ḥawlakum mina l-aʿrābi munāfiqūna wamin ahli l-madīnati maradū ʿalā l-nifāqi lā taʿlamuhum naḥnu naʿlamuhum sanuʿadhibuhum marratayni thumma yuraddūna ilā ʿadhābin ʿaẓīmin


وَءَاخَرُونَ ٱعْتَرَفُوا۟ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا۟ عَمَلًا صَـٰلِحًا وَءَاخَرَ سَيِّئًا عَسَى ٱللَّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ١٠٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ada di antara penduduk Madinah, kaum lain yang tidak pergi ke medan perang tanpa alasan yang dibenarkan, kemudian mereka mengakui bahwa mereka tidak mempunyai alasan apa pun, dan mereka tidak mengemukakan alasan-alasan palsu. Mereka mencampur amal saleh di masa lalu seperti taat kepada Allah, memegang teguh syariat-Nya, dan berjihad di jalan-Nya dengan amal buruk. Mereka berharap Allah akan menerima tobat mereka dan memaafkan kesalahan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat. (102)

waākharūna iʿ'tarafū bidhunūbihim khalaṭū ʿamalan ṣāliḥan waākhara sayyi-an ʿasā l-lahu an yatūba ʿalayhim inna l-laha ghafūrun raḥīmun


خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ( ١٠٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ambillah -wahai Rasul- dari harta mereka sebagai zakat yang akan membersihkan mereka dari noda-noda maksiat serta dosa dan mengembangkan kebaikan mereka. Dan panjatkanlah doa untuk mereka setelah kamu mengambil zakat dari mereka. Sesungguhnya doamu adalah rahmat dan ketentraman bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar doamu lagi Maha Mengetahui amal perbuatan dan niat mereka. (103)

khudh min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum watuzakkīhim bihā waṣalli ʿalayhim inna ṣalataka sakanun lahum wal-lahu samīʿun ʿalīmun


أَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ ٱلتَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَأْخُذُ ٱلصَّدَقَـٰتِ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ( ١٠٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Hendaklah orang-orang yang tidak pergi ke medan jihad dan orang-orang yang bertobat kepada Allah itu tahu bahwa Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya dan (hendaklah mereka tahu) bahwa Allah menerima sedekah-sedekah kendati Dia sama sekali tidak membutuhkannya, dan memberikan pahala kepada orang-orang yang bersedekah sesuai dengan sedekahnya. Allah -Subḥānahu- Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat. (104)

alam yaʿlamū anna l-laha huwa yaqbalu l-tawbata ʿan ʿibādihi wayakhudhu l-ṣadaqāti wa-anna l-laha huwa l-tawābu l-raḥīmu


وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ١٠٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang tidak pergi ke medan jihad dan bertobat dari dosanya, "Tutupilah kerugian yang timbul dari kesalahan kalian di masa lalu, ikhlaskanlah amal kalian kepada Allah, dan lakukanlah hal-hal yang diridai-Nya. Maka Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat amal perbuatan kalian dan kelak di hari Kiamat kalian akan dikembalikan kepada Tuhan kalian yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui apa saja yang kalian sembunyikan dan apa saja yang kalian perlihatkan. Dia akan memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian perbuat di dunia dan Dia akan memberikan balasan sesuai dengan amal perbuatan kalian. (105)

waquli iʿ'malū fasayarā l-lahu ʿamalakum warasūluhu wal-mu'minūna wasaturaddūna ilā ʿālimi l-ghaybi wal-shahādati fayunabbi-ukum bimā kuntum taʿmalūna


وَءَاخَرُونَ مُرْجَوْنَ لِأَمْرِ ٱللَّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ١٠٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ada di antara orang-orang yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk, mereka tidak punya alasan yang dibenarkan. Mereka itu ditangguhkan urusannya dan diserahkan keputusan hukumnya kepada ketentuan Allah. Boleh jadi Allah akan menimpakan azab kepada mereka apabila mereka tidak bertobat atau Allah akan menerima tobat mereka apabila mereka bertobat kepada-Nya. Allah Maha Mengetahui siapa yang pantas mendapatkan hukuman-Nya dan siapa yang pantas mendapatkan ampunan-Nya. Dan Dia Maha Bijaksana dalam menetapkan syariat-Nya dan mengatur makhluk-Nya. Mereka itu adalah Murārah bin Rabī', Ka'b bin Mālik dan Hilāl bin Umayyah. (106)

waākharūna mur'jawna li-amri l-lahi immā yuʿadhibuhum wa-immā yatūbu ʿalayhim wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًۢا بَيْنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ مِن قَبْلُ ۚ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَآ إِلَّا ٱلْحُسْنَىٰ ۖ وَٱللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ ( ١٠٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Salah satu golongan orang-orang munafik ialah mereka yang mendirikan masjid bukan dalam rangka taat kepada Allah, melainkan bertujuan mengganggu orang-orang Islam dan mendukung orang-orang kafir dengan cara memperkuat barisan orang-orang munafik dan memecah belah barisan orang-orang mukmin, serta dalam rangka bersiap-siap dan menunggu orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya sebelum masjid itu didirikan. Orang-orang munafik itu benar-benar akan bersumpah di hadapan kalian, "Sungguh, kami tidak punya maksud lain selain berbuat baik kepada orang-orang Islam." Namun Allah bersaksi bahwa mereka benar-benar berdusta dengan pengakuan mereka itu. (107)

wa-alladhīna ittakhadhū masjidan ḍirāran wakuf'ran watafrīqan bayna l-mu'minīna wa-ir'ṣādan liman ḥāraba l-laha warasūlahu min qablu walayaḥlifunna in aradnā illā l-ḥus'nā wal-lahu yashhadu innahum lakādhibūna


لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ ( ١٠٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Janganlah kamu -wahai Nabi- memenuhi ajakan orang-orang munafik untuk menunaikan salat di masjid yang memiliki kriteria semacam itu. Karena masjid Qubā` yang sejak awal didirikan atas dasar takwa lebih pantas untuk dijadikan tempat salat dibanding masjid yang didirikan atas dasar kekafiran itu. Di masjid Qubā` itu ada orang-orang yang gemar bersuci dari hadas dan najis dengan menggunakan air, serta gemar membersihkan diri mereka dari noda-noda maksiat dengan tobat dan istigfar. Allah mencintai orang-orang yang gemar membersihkan dirinya dari hadas, najis, dan dosa. (108)

lā taqum fīhi abadan lamasjidun ussisa ʿalā l-taqwā min awwali yawmin aḥaqqu an taqūma fīhi fīhi rijālun yuḥibbūna an yataṭahharū wal-lahu yuḥibbu l-muṭahirīna


أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَـٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقْوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٍ خَيْرٌ أَم مَّنْ أَسَّسَ بُنْيَـٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَٱنْهَارَ بِهِۦ فِى نَارِ جَهَنَّمَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ١٠٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah sama antara orang yang mendirikan bangunannya atas dasar takwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan atas dasar rida kepada Allah seraya mengerjakan amal kebajikan seluas-luasnya, dengan orang yang mendirikan masjid untuk mengganggu orang-orang Islam, memperkuat barisan orang-orang kafir, dan memecah belah barisan orang-orang mukmin? Keduanya sungguh berbeda. Yang pertama bangunannya kuat, kokoh, dan tidak dikhawatirkan runtuh. Sedangkan yang satunya, ibarat orang yang mendirikan bangunan di tepi jurang yang rapuh, kemudian bangunan tersebut jatuh bersamanya ke dalam Neraka Jahanam. Allah tidak akan membimbing orang-orang yang zalim sebab kekafirannya, kemunafikan, dan lain-lain ke jalan yang benar. (109)

afaman assasa bun'yānahu ʿalā taqwā mina l-lahi wariḍ'wānin khayrun am man assasa bun'yānahu ʿalā shafā jurufin hārin fa-in'hāra bihi fī nāri jahannama wal-lahu lā yahdī l-qawma l-ẓālimīna


لَا يَزَالُ بُنْيَـٰنُهُمُ ٱلَّذِى بَنَوْا۟ رِيبَةً فِى قُلُوبِهِمْ إِلَّآ أَن تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمْ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ١١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Masjid yang mereka bangun dengan niat jahat itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dan kemunafikan yang menancap kuat di dalam hati mereka hingga hati mereka tercabik-cabik oleh kematian atau tewas di ujung pedang. Dan Allah Maha Mengetahui amal perbuatan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam memutuskan balasan yang setimpal atas kebaikan atau keburukan. (110)

lā yazālu bun'yānuhumu alladhī banaw rībatan fī qulūbihim illā an taqaṭṭaʿa qulūbuhum wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


۞ إِنَّ ٱللَّهَ ٱشْتَرَىٰ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلْجَنَّةَ ۚ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ وَٱلْقُرْءَانِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِ ۚ فَٱسْتَبْشِرُوا۟ بِبَيْعِكُمُ ٱلَّذِى بَايَعْتُم بِهِۦ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ( ١١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Sesungguhnya Allah membeli jiwa orang-orang mukmin -padahal sebenarnya mereka adalah milik-Nya, untuk menunjukkan kemurahan-Nya kepada mereka- dengan harga yang sangat mahal, yaitu Surga. Mereka berperang melawan orang-orang kafir supaya kalimat Allah menjadi yang paling tinggi, kemudian mereka membunuh orang-orang kafir dan dibunuh oleh orang-orang kafir. Allah menjanjikan hal itu dengan janji yang benar di dalam Taurat, kitab suci Musa, Injil, kitab suci Isa -‘Alaihimassalām- dan Al-Qur`ān, kitab suci Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Tidak ada yang lebih menepati janjinya selain Allah -Subḥānahu-. Maka bergembiralah dan bersuka citalah -wahai orang-orang mukmin- dengan akad jual-beli yang kalian lakukan dengan Allah itu, karena kalian benar-benar mendapatkan keuntungan yang sangat besar darinya dan jual-beli itu merupakan keberuntungan yang sangat besar." (111)

inna l-laha ish'tarā mina l-mu'minīna anfusahum wa-amwālahum bi-anna lahumu l-janata yuqātilūna fī sabīli l-lahi fayaqtulūna wayuq'talūna waʿdan ʿalayhi ḥaqqan fī l-tawrāti wal-injīli wal-qur'āni waman awfā biʿahdihi mina l-lahi fa-is'tabshirū bibayʿikumu alladhī bāyaʿtum bihi wadhālika huwa l-fawzu l-ʿaẓīmu


ٱلتَّـٰٓئِبُونَ ٱلْعَـٰبِدُونَ ٱلْحَـٰمِدُونَ ٱلسَّـٰٓئِحُونَ ٱلرَّٰكِعُونَ ٱلسَّـٰجِدُونَ ٱلْـَٔامِرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱلنَّاهُونَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱلْحَـٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ١١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang mendapatkan balasan tersebut ialah orang-orang yang kembali dari apa yang Allah benci dan murkai, kepada apa yang Allah cintai dan ridai. Yang senantiasa tunduk takut kepada Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya, sehingga bersungguh-sungguh menaati-Nya. Mereka selalu memuji Tuhan-Nya dalam setiap keadaan, berpuasa, menunaikan salat, menyuruh melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah atau rasul-Nya, melarang apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya, menjaga perintah-perintah Allah dengan mengikutinya dan waspada terhadap larangan-larangan-Nya dengan cara menjauhinya. Dan sampaikanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang mukmin yang memiliki sifat-sifat seperti itu bahwa Allah akan memudahkan urusan mereka di dunia dan di Akhirat. (112)

al-tāibūna l-ʿābidūna l-ḥāmidūna l-sāiḥūna l-rākiʿūna l-sājidūna l-āmirūna bil-maʿrūfi wal-nāhūna ʿani l-munkari wal-ḥāfiẓūna liḥudūdi l-lahi wabashiri l-mu'minīna


مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن يَسْتَغْفِرُوا۟ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوٓا۟ أُو۟لِى قُرْبَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَحِيمِ ( ١١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak sepatutnya bagi seorang nabi dan orang-orang mukmin memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang musyrik, walaupun mereka adalah kerabat dekatnya, setelah mereka mengetahui dengan jelas bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni Neraka karena mereka meninggal dunia dalam kemusyrikan. (113)

mā kāna lilnnabiyyi wa-alladhīna āmanū an yastaghfirū lil'mush'rikīna walaw kānū ulī qur'bā min baʿdi mā tabayyana lahum annahum aṣḥābu l-jaḥīmi


وَمَا كَانَ ٱسْتِغْفَارُ إِبْرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوٌّ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ ۚ إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٌ ( ١١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Permohonan ampunan yang dilakukan Ibrahim untuk bapaknya tidak lain disebabkan oleh janji Ibrahim kepada bapaknya, bahwa ia benar-benar akan memohonkan ampunan kepada Allah untuk bapaknya agar mau menganut Islam. Kemudian tatkala Ibrahim mengetahui dengan jelas bahwa bapaknya adalah musuh Allah karena ia enggan menerima nasihat yang baik, atau karena ia mengetahui dari wahyu bahwa bapaknya akan mati sebagai orang kafir, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Dan permohonan ampunan yang dilakukan oleh Ibrahim itu adalah hasil ijtihadnya sendiri, bukan melawan hukum yang Allah wahyukan kepadanya. Sesungguhnya Ibrahim -‘Alaihissalām-, sosok orang yang rajin berdoa kepada Allah dan suka memaafkan kaumnya yang berbuat semena-mena kepadanya. (114)

wamā kāna is'tigh'fāru ib'rāhīma li-abīhi illā ʿan mawʿidatin waʿadahā iyyāhu falammā tabayyana lahu annahu ʿaduwwun lillahi tabarra-a min'hu inna ib'rāhīma la-awwāhun ḥalīmun


وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًۢا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰهُمْ حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ ( ١١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah tidak akan menjatuhkan vonis sesat kepada kaum yang telah diberi-Nya petunjuk sebelum Dia menjelaskan kepada mereka larangan-larangan yang harus mereka jauhi. Apabila mereka melanggar larangan-larangan itu setelah mereka mengetahuinya maka Allah akan menjatuhkan vonis sesat kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya dan Dia telah mengajarkan kepada kalian apa-apa yang dahulu tidak kalian ketahui. (115)

wamā kāna l-lahu liyuḍilla qawman baʿda idh hadāhum ḥattā yubayyina lahum mā yattaqūna inna l-laha bikulli shayin ʿalīmun


إِنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۚ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ ( ١١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah adalah pemilik kerajaan langit dan kerajaan bumi dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kedua keraajan tersebut. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Dia dapat menghidupkan siapa saja yang Dia kehendaki. Dia dapat mematikan siapa saja yang Dia kehendaki. Sedangkan kalian -wahai manusia- tidak mempunyai pengurus yang mengurus urusan-urusan kalian dan tidak mempunyai pelindung yang dapat melindungi kalian dari semua keburukan dan dari musuh-musuh kalian selain Allah. (116)

inna l-laha lahu mul'ku l-samāwāti wal-arḍi yuḥ'yī wayumītu wamā lakum min dūni l-lahi min waliyyin walā naṣīrin


لَّقَد تَّابَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلنَّبِىِّ وَٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ فِى سَاعَةِ ٱلْعُسْرَةِ مِنۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُۥ بِهِمْ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ( ١١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Allah telah menerima tobat Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tatkala ia mengizinkan orang-orang munafik untuk tidak ikut serta dalam perang Tabuk. Dan sungguh Allah telah menerima tobat kaum Muhajirin dan Ansar yang tidak mangkir darinya, melainkan ikut serta dalam perang Tabuk, meskipun cuaca sangat panas, perbekalan sangat sedikit dan musuh sangat kuat, setelah hati sebagian dari mereka berniat untuk meninggalkan perang akibat beratnya situasi yang sedang mereka hadapi. Kemudian Allah memberikan bimbingan untuk bertahan dan tetap pergi ke medan perang. Allah pun menerima tobat mereka, karena sesungguhnya Dia -Subḥānahu- Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepada mereka. Salah satu bentuk kasih sayang-Nya ialah Dia membimbing mereka untuk bertobat dan menerima tobat mereka. (117)

laqad tāba l-lahu ʿalā l-nabiyi wal-muhājirīna wal-anṣāri alladhīna ittabaʿūhu fī sāʿati l-ʿus'rati min baʿdi mā kāda yazīghu qulūbu farīqin min'hum thumma tāba ʿalayhim innahu bihim raūfun raḥīmun


وَعَلَى ٱلثَّلَـٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُوا۟ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّوٓا۟ أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ( ١١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Allah telah menerima tobat tiga orang, Ka'b bin Mālik, Murārah bin Rabī', dan Hilāl bin Umayyah yang sebelumnya ditangguhkan penerimaan tobat mereka, setelah mereka tidak pergi bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ke Tabuk, kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan kepada para sahabat untuk menjauhi mereka, dan mereka bertiga pun didera kesedihan dan kegelisahan yang luar biasa hingga bumi yang luas ini terasa sempit bagi mereka dan dada mereka tersiksa oleh rasa kesepian yang mencekam karena dijauhi oleh semua orang. Mereka tahu bahwasanya tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Maka Allah memberikan belas kasih-Nya kepada mereka dengan membimbing mereka bertobat, kemudian menerima tobat mereka. Sesungguhnya Dia Maha Menerima tobat lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya. (118)

waʿalā l-thalāthati alladhīna khullifū ḥattā idhā ḍāqat ʿalayhimu l-arḍu bimā raḥubat waḍāqat ʿalayhim anfusuhum waẓannū an lā malja-a mina l-lahi illā ilayhi thumma tāba ʿalayhim liyatūbū inna l-laha huwa l-tawābu l-raḥīmu


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ( ١١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, mengikuti rasul-Nya, dan menjalankan syariat-Nya, takutlah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan bergabunglah bersama orang-orang yang jujur dalam keimanan, ucapan, dan perbuatannya. Karena tidak ada keselamatan bagi kalian kecuali di dalam kejujuran. (119)

yāayyuhā alladhīna āmanū ittaqū l-laha wakūnū maʿa l-ṣādiqīna


مَا كَانَ لِأَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُوا۟ عَن رَّسُولِ ٱللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا۟ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَطَـُٔونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ ٱلْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُم بِهِۦ عَمَلٌ صَـٰلِحٌ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ١٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak ada hak bagi penduduk Madinah dan orang-orang badui yang tinggal di sekitarnya untuk tidak bergabung bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- apabila beliau berangkat ke medan jihad. Tidak sepatutnya mereka menyayangi dan melindungi nyawa mereka sendiri dengan merelakan nyawa nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terancam bahaya. Seharusnya mereka rela mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi nyawa nabi. Hal itu karena setiap rasa haus, rasa letih, dan rasa lapar yang mereka rasakan di jalan Allah, setiap negeri yang mereka singgahi, yang aksi mereka itu memicu kemarahan orang-orang kafir, dan apa saja yang mereka dapatkan dari musuh, seperti keberhasilan mereka membunuh musuh atau menangkapnya, atau mengambil harta bendanya, atau kekalahan darinya, semuanya pasti dicatat oleh Allah sebagai pahala amal saleh yang diterima oleh-Nya dari mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat kebajikan. Dia pasti akan memberi mereka balasan yang sempurna dan bahkan memberikan tambahan. (120)

mā kāna li-ahli l-madīnati waman ḥawlahum mina l-aʿrābi an yatakhallafū ʿan rasūli l-lahi walā yarghabū bi-anfusihim ʿan nafsihi dhālika bi-annahum lā yuṣībuhum ẓama-on walā naṣabun walā makhmaṣatun fī sabīli l-lahi walā yaṭaūna mawṭi-an yaghīẓu l-kufāra walā yanālūna min ʿaduwwin naylan illā kutiba lahum bihi ʿamalun ṣāliḥun inna l-laha lā yuḍīʿu ajra l-muḥ'sinīna


وَلَا يُنفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ ٱللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ١٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setiap mereka mengeluarkan harta, baik sedikit maupun banyak, dan setiap kali mereka melewati lembah pasti pengorbanan dan perjalanan mereka itu akan dicatat sebagai amal baik mereka untuk diberikan balasan yang setimpal dan kelak di Akhirat Allah akan memberi mereka ganjaran yang terbaik atas apa yang telah mereka perbuat. (121)

walā yunfiqūna nafaqatan ṣaghīratan walā kabīratan walā yaqṭaʿūna wādiyan illā kutiba lahum liyajziyahumu l-lahu aḥsana mā kānū yaʿmalūna


۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ ( ١٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang, karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka. Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar dari nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah sahabat pilihan. (122)

wamā kāna l-mu'minūna liyanfirū kāffatan falawlā nafara min kulli fir'qatin min'hum ṭāifatun liyatafaqqahū fī l-dīni waliyundhirū qawmahum idhā rajaʿū ilayhim laʿallahum yaḥdharūna


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَـٰتِلُوا۟ ٱلَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ ٱلْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا۟ فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ ( ١٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah -Ta'ālā- memerintahkan kepada orang-orang mukmin agar memerangi orang-orang kafir yang ada di dekat mereka, karena keberadaan orang-orang kafir di dekat mereka itu merupakan ancaman bagi mereka. Allah juga memerintahkan kepada orang-orang mukmin agar memperlihatkan kekuatan dan ketangguhan mereka untuk menakut-nakuti orang-orang kafir dan melawan kejahatan mereka. Dan Allah -Ta'ālā- bersama dengan orang-orang mukmin yang bertakwa dengan pertolongan dan dukungan-Nya. (123)

yāayyuhā alladhīna āmanū qātilū alladhīna yalūnakum mina l-kufāri walyajidū fīkum ghil'ẓatan wa-iʿ'lamū anna l-laha maʿa l-mutaqīna


وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـٰذِهِۦٓ إِيمَـٰنًا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَزَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ( ١٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila Allah menurunkan sebuah surah (Al-Qur`ān) kepada rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka sebagian orang munafik akan bertanya dengan nada mengejek dan menghina, "Siapa di antara kalian yang imannya kepada ajaran yang dibawa Muhammad bertambah karena surah itu?" Sedangkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan percaya kepada rasul-Nya pasti turunnya surah itu akan menambah iman mereka yang sudah ada sebelumnya. Mereka pasti gembira dengan turunnya wahyu dari Allah, karena wahyu itu membawa banyak manfaat bagi mereka di dunia dan Akhirat. (124)

wa-idhā mā unzilat sūratun famin'hum man yaqūlu ayyukum zādathu hādhihi īmānan fa-ammā alladhīna āmanū fazādathum īmānan wahum yastabshirūna


وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَـٰفِرُونَ ( ١٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sementara bagi orang-orang munafik turunnya ayat-ayat Al-Qur`ān yang berisi ketentuan-ketentuan hukum dan kisah-kisah nyata justru membuat mereka bertambah sakit hati dan keji, karena mereka mendustakan ayat-ayat tersebut. Maka sakit hati mereka akan bertambah dengan bertambahnya ayat-ayat Al-Qur`ān yang turun. Karena setiap ada ayat Al-Qur`ān yang turun mereka selalu meragukan apa yang terkandung di dalamnya dan mereka mati dalam kekafiran. (125)

wa-ammā alladhīna fī qulūbihim maraḍun fazādathum rij'san ilā rij'sihim wamātū wahum kāfirūna


أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِى كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ ( ١٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah orang-orang munafik itu mau mengambil pelajaran dari cobaan yang Allah berikan kepada mereka dengan membuka kedok mereka dan mengungkap kemunafikan mereka setiap tahun satu atau dua kali? Kemudian meskipun mereka tahu bahwa hanya Allah -Ta'ālā- yang melakukan hal itu kepada mereka, tetapi mereka tidak mau bertobat dari kekafiran mereka dan menanggalkan kemunafikan mereka dan mereka pun enggan mengambil pelajaran dari apa yang sedang menimpa mereka dan tidak mau mengakui bahwa itu semua berasal dari Allah. (126)

awalā yarawna annahum yuf'tanūna fī kulli ʿāmin marratan aw marratayni thumma lā yatūbūna walā hum yadhakkarūna


وَإِذَا مَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ نَّظَرَ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ هَلْ يَرَىٰكُم مِّنْ أَحَدٍ ثُمَّ ٱنصَرَفُوا۟ ۚ صَرَفَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُم بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُونَ ( ١٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila Allah menurunkan kepada rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- suatu surah yang menceritakan hal ihwal orang-orang munafik, maka sebagian dari mereka memandang sebagian yang lain seraya berkata, "Apakah ada orang yang melihat kalian?" Jika tidak ada orang yang melihat mereka, maka mereka langsung pergi meninggalkan tempat itu. Ketahuilah bahwa Allah telah memalingkan hati mereka dari jalan kebenaran dan kebaikan, dan menghinakan mereka, karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (127)

wa-idhā mā unzilat sūratun naẓara baʿḍuhum ilā baʿḍin hal yarākum min aḥadin thumma inṣarafū ṣarafa l-lahu qulūbahum bi-annahum qawmun lā yafqahūna


لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ( ١٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh telah datang kepada kalian -wahai bangsa Arab- seorang rasul yang berasal dari bangsa kalian sendiri, ia orang Arab seperti kalian, ia merasa berat dengan sesuatu yang terasa berat bagi kalian pula, ia sangat peduli agar kalian mendapat hidayah serta ia sangat memperhatikan kalian, dan ia sangat penyantun lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman. (128)

laqad jāakum rasūlun min anfusikum ʿazīzun ʿalayhi mā ʿanittum ḥarīṣun ʿalaykum bil-mu'minīna raūfun raḥīmun


فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ( ١٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika mereka berpaling darimu dan tidak mau beriman kepada ajaran yang kamu bawa, maka katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Cukuplah bagiku Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bersandar dan Dia -Subḥānahu- Penguasa 'Arsy yang agung." (129)

fa-in tawallaw faqul ḥasbiya l-lahu lā ilāha illā huwa ʿalayhi tawakkaltu wahuwa rabbu l-ʿarshi l-ʿaẓīmi