بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَـٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ungkapan pujian dengan sifat kesempurnaan dan kemuliaan, serta nikmat lahir dan batin hanya ditujukan kepada Allah semata yang telah menurunkan Al-Qur`ān kepada hamba dan utusan-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan sama sekali tidak menjadikan Al-Qur`ān ini bengkok dan menyimpang dari kebenaran. (1)
al-ḥamdu lillahi alladhī anzala ʿalā ʿabdihi l-kitāba walam yajʿal lahu ʿiwajā
قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tetapi Dia menjadikannya sebagai kitab yang lurus, tidak saling bertentangan dan berbeda, untuk memperingatkan orang-orang kafir akan azab yang sangat pedih dari Allah -yang telah menanti mereka, dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapatkan ganjaran pahala yang baik, yang tidak akan ditandingi oleh jenis ganjaran apapun. (2)
qayyiman liyundhira basan shadīdan min ladun'hu wayubashira l-mu'minīna alladhīna yaʿmalūna l-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanan
مَّـٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan kekal abadi dalam ganjaran pahala ini, dan tak akan pernah terputus dari mereka. (3)
mākithīna fīhi abadan
وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Al-Qur`ān juga memperingatkan kaum Yahudi, Nasrani dan sebagian kaum musyrikin yang menyatakan, "Allah mengambil seorang anak." (4)
wayundhira alladhīna qālū ittakhadha l-lahu waladan
مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِـَٔابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang menebarkan fitnah itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan bukti atas klaim mereka bahwa Allah memiliki anak, begitu pula nenek moyang yang mereka ikuti tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Sungguh betapa besar kejelekan kata-kata yang terlontar tanpa ilmu dari mulut mereka, tidaklah mereka menyatakannya kecuali sebagai kedustaan yang tidak berdasar dan tidak pula memiliki bukti. (5)
mā lahum bihi min ʿil'min walā liābāihim kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim in yaqūlūna illā kadhiban
فَلَعَلَّكَ بَـٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَـٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَـٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka boleh jadi engkau -wahai Rasul- akan mencelakakan dirimu karena kecewa dan bersedih hati bila mereka tidak beriman kepada Al-Qur`ān ini. Maka janganlah engkau melakukannya sebab pemberian hidayah itu bukanlah tanggung jawabmu, akan tetapi engkau hanya bertugas untuk menyampaikan. (6)
falaʿallaka bākhiʿun nafsaka ʿalā āthārihim in lam yu'minū bihādhā l-ḥadīthi asafan
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala apa yang ada di bumi ini berupa makhluk-makhluk yang beragam sebagai perhiasan dan keindahan baginya, dengan tujuan untuk Kami uji mereka; siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling baik lagi diridai Allah, atau siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling buruk, agar setiap dari mereka Kami berikan balasan yang setimpal. (7)
innā jaʿalnā mā ʿalā l-arḍi zīnatan lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu ʿamalan
وَإِنَّا لَجَـٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami akan merubah segala apa yang ada di atasnya berupa makhluk-makhluk yang beragam menjadi tanah yang tandus lagi kosong dari tumbuhan, dan ini akan terjadi setelah berakhirnya masa kehidupan makhluk-makhluk ini, sebab itu mereka (manusia) hendaknya mengambil pelajaran darinya. (8)
wa-innā lajāʿilūna mā ʿalayhā ṣaʿīdan juruzan
أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَـٰتِنَا عَجَبًا ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jangan sekali-kali engkau menyangka -wahai Rasul- bahwa kisah para penghuni gua, dan batu bersurat yang tertulis padanya nama-nama mereka merupakan mukjizat dan tanda-tanda kebesaran Kami yang sangat menakjubkan, akan tetapi mukjizat lainnya lebih menakjubkan dari itu seperti penciptaan langit dan bumi. (9)
am ḥasib'ta anna aṣḥāba l-kahfi wal-raqīmi kānū min āyātinā ʿajaban
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- tatkala beberapa pemuda yang beriman melarikan diri untuk mencari perlindungan demi menyelamatkan agama mereka, lalu mereka menghaturkan doa, "Wahai Tuhan kami! Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dengan mengampuni dosa-dosa kami, dan menyelamatkan kami dari makar musuh-musuh kami, serta jadikanlah iman kami dan hijrahnya kami dari orang-orang kafir sebagai petunjuk dan sikap istikamah menuju jalan kebenaran." (10)
idh awā l-fit'yatu ilā l-kahfi faqālū rabbanā ātinā min ladunka raḥmatan wahayyi lanā min amrinā rashadan
فَضَرَبْنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mereka masuk dan berlindung dalam gua itu, Kami pun menutup telinga mereka agar tidak mendengar apapun, dan menidurkan mereka dalam kurun tahun yang begitu lama. (11)
faḍarabnā ʿalā ādhānihim fī l-kahfi sinīna ʿadadan
ثُمَّ بَعَثْنَـٰهُمْ لِنَعْلَمَ أَىُّ ٱلْحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓا۟ أَمَدًا ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah melewati masa tidur yang begitu lama, Kami pun membangunkan mereka agar Kami mengetahui -secara nyata- manakah di antara kedua golongan yang berselisih -tentang masa menetapnya mereka dalam gua- itu yang lebih tepat dalam menghitungnya. (12)
thumma baʿathnāhum linaʿlama ayyu l-ḥiz'bayni aḥṣā limā labithū amadan
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَـٰهُمْ هُدًى ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami mengisahkan kepadamu -wahai Rasul- tentang kabar mereka dengan sebenarnya yang tidak ada dusta di dalamnya. Sungguh mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan mengerjakan ketaatan kepada-Nya, sehingga Kamipun menambahkan mereka petunjuk dan keteguhan di atas kebenaran. (13)
naḥnu naquṣṣu ʿalayka naba-ahum bil-ḥaqi innahum fit'yatun āmanū birabbihim wazid'nāhum hudan
وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا۟ فَقَالُوا۟ رَبُّنَا رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَن نَّدْعُوَا۟ مِن دُونِهِۦٓ إِلَـٰهًا ۖ لَّقَدْ قُلْنَآ إِذًا شَطَطًا ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami teguhkan hati mereka dengan keimanan dan keteguhan di atasnya, serta sikap sabar dalam berhijrah meninggalkan negeri, tatkala mereka hendak beranjak pergi dari hadapan raja yang kafir dengan menampakkan keimanan kepada Allah semata sembari berkata kepadanya, "Tuhan yang kami imani dan sembah adalah Tuhan langit dan bumi, kami tidak akan menyembah tuhan-tuhan lain yang diklaim secara dusta selain Dia, sungguh andai kami menyembah selain-Nya tentu kami telah mengucapkan perkataan yang zalim lagi jauh dari kebenaran." (14)
warabaṭnā ʿalā qulūbihim idh qāmū faqālū rabbunā rabbu l-samāwāti wal-arḍi lan nadʿuwā min dūnihi ilāhan laqad qul'nā idhan shaṭaṭan
هَـٰٓؤُلَآءِ قَوْمُنَا ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً ۖ لَّوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِم بِسُلْطَـٰنٍۭ بَيِّنٍ ۖ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu mereka saling berpandangan satu sama lain seraya berkata, "Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah sebagai sesembahan yang disembah, padahal mereka tidak memiliki dalil dan bukti nyata akan kebenaran sembahan-sembahan itu. Sungguh tidak ada orang yang lebih zalim dari orang yang mengada-adakan kebohongan atas Allah dengan menyandarkan sekutu bagi-Nya." (15)
hāulāi qawmunā ittakhadhū min dūnihi ālihatan lawlā yatūna ʿalayhim bisul'ṭānin bayyinin faman aẓlamu mimmani if'tarā ʿalā l-lahi kadhiban
وَإِذِ ٱعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ فَأْوُۥٓا۟ إِلَى ٱلْكَهْفِ يَنشُرْ لَكُمْ رَبُّكُم مِّن رَّحْمَتِهِۦ وَيُهَيِّئْ لَكُم مِّنْ أَمْرِكُم مِّرْفَقًا ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ketika kalian meninggalkan kaum kalian, menjauhi apa yang mereka sembah selain Allah, dan kalian tidak menyembah kecuali Allah saja, maka carilah tempat perlindungan ke dalam gua demi menyelamatkan agama kalian, niscaya Tuhan kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya untuk melindungi dan menjaga kalian dari musuh-musuh kalian, dan memudahkan urusan yang bermanfaat bagi kalian sebagai pengganti dari menetap di tengah-tengah kaum kalian yang kafir. (16)
wa-idhi iʿ'tazaltumūhum wamā yaʿbudūna illā l-laha fawū ilā l-kahfi yanshur lakum rabbukum min raḥmatihi wayuhayyi lakum min amrikum mir'faqan
۞ وَتَرَى ٱلشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَٰوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَهُمْ فِى فَجْوَةٍ مِّنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ ۗ مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّا مُّرْشِدًا ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Merekapun mengerjakan apa yang diperintahkan, dan Allah menidurkan serta menjaga mereka dari musuh-musuh mereka. Lalu engkau -wahai orang yang menyaksikan mereka- melihat apabila matahari terbit dari timur, ia condong dari gua mereka ke sebelah kanan jalan masuknya, dan apabila matahari itu terbenam ke barat, ia menjauhi mereka ke sebelah kiri sehingga mereka pun tidak terkena sinar matahari, sehingga mereka senantiasa berada dalam keteduhan, tidak diganggu oleh panas matahari. Di dalam gua itu mereka berada dalam kelapangan serta mendapatkan udara yang cukup. Semua ini menunjukkan keajaiban ciptaan Allah yang membuktikan besarnya kekuasaan-Nya. Barangsiapa yang diberi taufik oleh Allah untuk menempuh jalan petunjuk maka dia adalah orang yang benar-benar mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang dijauhkan dan disesatkan darinya maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong pun yang dapat membimbing dan memberi petunjuk padanya, karena hidayah dan petunjuk itu berada di tangan Allah, bukan di tangannya. (17)
watarā l-shamsa idhā ṭalaʿat tazāwaru ʿan kahfihim dhāta l-yamīni wa-idhā gharabat taqriḍuhum dhāta l-shimāli wahum fī fajwatin min'hu dhālika min āyāti l-lahi man yahdi l-lahu fahuwa l-muh'tadi waman yuḍ'lil falan tajida lahu waliyyan mur'shidan
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَذَاتَ ٱلشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُم بَـٰسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِٱلْوَصِيدِ ۚ لَوِ ٱطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan engkau mengira -wahai orang yang menyaksikan mereka- bahwa mereka itu tidak tidur karena mata mereka terbuka, padahal hakikatnya mereka tertidur, dan Kami kadang membolak-balikkan tubuh mereka ke kanan, dan kadang ke kiri, agar tanah tidak merusak dan memakan tubuh mereka. Sedangkan anjing yang menemani mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Sekiranya engkau menyaksikan mereka tentu engkau akan berpaling melarikan diri karena takut, dan jiwamu akan dipenuhi rasa takut terhadap penampakan mereka. (18)
wataḥsabuhum ayqāẓan wahum ruqūdun wanuqallibuhum dhāta l-yamīni wadhāta l-shimāli wakalbuhum bāsiṭun dhirāʿayhi bil-waṣīdi lawi iṭṭalaʿta ʿalayhim lawallayta min'hum firāran walamuli'ta min'hum ruʿ'ban
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَـٰهُمْ لِيَتَسَآءَلُوا۟ بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا۟ لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا۟ رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَٱبْعَثُوٓا۟ أَحَدَكُم بِوَرِقِكُمْ هَـٰذِهِۦٓ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ فَلْيَنظُرْ أَيُّهَآ أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُم بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sebagaimana ajaibnya kekuasaan Kami dalam melakukan apa yang telah Kami sebutkan sebelumnya, maka Kami pun membangunkan mereka setelah berlalunya waktu yang begitu lama agar mereka saling bertanya satu sama lain tentang berapa lama mereka tertidur dalam gua tersebut. Sebagian mereka menjawab, "Kita tertidur disini selama sehari atau setengah hari." Sebagian lainnya yang tidak mengetahui berapa lama mereka menetap dalam gua itu berkata, "Tuhan kalian lebih tahu dengan jangka waktu tertidurnya kalian ditempat ini, serahkanlah pengetahuannya kepada-Nya dan kerjakan saja apa yang mendatangkan manfaat bagi kalian. Maka suruhlah salah seorang diantara kalian pergi ke negeri kita dengan membawa uang perak kalian ini, dan hendaklah ia mencari siapakah di antara penduduknya yang lebih baik makanan dan usahanya, dan hendaknya ia berhati-hati ketika masuk atau keluar darinya, dan ketika berinteraksi dengan mereka. Hendaknya ia cermat dan menjaga rahasia, tidak membiarkan seorangpun mengetahui perihal kalian, karena hal itu akan mendatangkan bahaya yang besar. (19)
wakadhālika baʿathnāhum liyatasāalū baynahum qāla qāilun min'hum kam labith'tum qālū labith'nā yawman aw baʿḍa yawmin qālū rabbukum aʿlamu bimā labith'tum fa-ib'ʿathū aḥadakum biwariqikum hādhihi ilā l-madīnati falyanẓur ayyuhā azkā ṭaʿāman falyatikum biriz'qin min'hu walyatalaṭṭaf walā yush'ʿiranna bikum aḥadan
إِنَّهُمْ إِن يَظْهَرُوا۟ عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِى مِلَّتِهِمْ وَلَن تُفْلِحُوٓا۟ إِذًا أَبَدًا ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya bila kaum kalian mengetahui keberadaan dan tempat berlindung kalian, niscaya mereka akan membunuh kalian dengan rajam, atau memaksa kalian untuk kembali ke agama mereka yang menyimpang di mana dahulu kalian memeluknya sebelum Allah menganugerahkan kalian petunjuk pada agama yang benar ini. Dan apabila kalian kembali kepadanya, maka kalian tidak akan pernah beruntung selama-lamanya, baik di kehidupan dunia ini maupun di Akhirat kelak, bahkan kalian akan merugi dengan kerugian yang besar lantaran telah meninggalkan agama yang benar yang telah ditunjukkan Allah, dan lantaran kembalinya kalian ke agama yang menyimpang tersebut." (20)
innahum in yaẓharū ʿalaykum yarjumūkum aw yuʿīdūkum fī millatihim walan tuf'liḥū idhan abadan
وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَآ إِذْ يَتَنَـٰزَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ عَلَيْهِم بُنْيَـٰنًا ۖ رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ غَلَبُوا۟ عَلَىٰٓ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sebagaimana yang Kami lakukan atas mereka berupa perkara-perkara ajaib yang menunjukkan besarnya kekuasaan Kami, semisal menidurkan mereka selama bertahun-tahun, dan membangunkan mereka setelahnya, maka demikian pula Kami perlihatkan kepada penduduk negeri mereka agar mereka tahu bahwa janji Allah akan kemenangan kaum mukminin dan Hari Kebangkitan itu benar, dan bahwasanya hari Kiamat pasti akan tiba, tiada keraguan padanya. Ketika perihal para pemuda penghuni gua ini diketahui oleh orang banyak dan mereka meninggal dunia, maka orang-orang tersebut berbeda pendapat terkait apa yang harus dilakukan terhadap mereka. Sekelompok mereka mengatakan, "Buatlah di depan pintu gua mereka suatu bangunan untuk menutupi dan melindungi mereka, Allah tentu lebih mengetahui tentang mereka, sebab kondisi mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki keistimewaan khusus dihadapan-Nya." Orang-orang yang memiliki kekuasaan namun tidak memiliki ilmu dan dakwah yang benar berkata, "Kami pasti akan mendirikan masjid di tempat mereka ini agar menjadi tempat ibadah sebagai bentuk pengagungan terhadap mereka dan peringatan akan kedudukan mereka." (21)
wakadhālika aʿtharnā ʿalayhim liyaʿlamū anna waʿda l-lahi ḥaqqun wa-anna l-sāʿata lā rayba fīhā idh yatanāzaʿūna baynahum amrahum faqālū ib'nū ʿalayhim bun'yānan rabbuhum aʿlamu bihim qāla alladhīna ghalabū ʿalā amrihim lanattakhidhanna ʿalayhim masjidan
سَيَقُولُونَ ثَلَـٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًۢا بِٱلْغَيْبِ ۖ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِم مَّا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَآءً ظَـٰهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِم مِّنْهُمْ أَحَدًا ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagian orang yang larut dalam kisah ini akan mengatakan tentang jumlah mereka, "Jumlah mereka adalah tiga, yang keempat adalah anjing mereka," Sebagian mereka akan mengatakan, "Jumlah mereka lima, yang keenam adalah anjing mereka." Dua kelompok ini menyatakan hal ini hanya mengikuti persangkaan mereka belaka tanpa disertai bukti. Kelompok lain menyatakan, "Jumlah mereka tujuh, yang kedelapan adalah anjing mereka," Maka katakanlah wahai Rasul, "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali hanya sedikit dari kalangan orang-orang yang diberitahu oleh Allah," karena itu janganlah engkau mendebat Ahli Kitab atau selain mereka tentang jumlah atau perihal mereka yang lain, kecuali debat yang lahir saja dan tidak pada hal-hal yang detail, yaitu hanya mencukupkan diri dengan kabar yang diturunkan kepadamu berupa wahyu, dan jangan sekali-kali bertanya pada mereka (Ahli Kitab) tentang perihal mereka (para penghuni gua) sebab mereka tidak mengetahuinya sama sekali. (22)
sayaqūlūna thalāthatun rābiʿuhum kalbuhum wayaqūlūna khamsatun sādisuhum kalbuhum rajman bil-ghaybi wayaqūlūna sabʿatun wathāminuhum kalbuhum qul rabbī aʿlamu biʿiddatihim mā yaʿlamuhum illā qalīlun falā tumāri fīhim illā mirāan ẓāhiran walā tastafti fīhim min'hum aḥadan
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jangan sekali-kali engkau -wahai Rasul- mengatakan pada sesuatu yang ingin engkau kerjakan besok harinya dengan ucapan, "Aku pasti melakukannya besok hari," karena engkau belum tahu apakah benar-benar akan melakukannya atau engkau akan terhalangi untuk melakukannya? Tentunya perintah ini ditujukan juga kepada setiap muslim. (23)
walā taqūlanna lishāy'in innī fāʿilun dhālika ghadan
إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَـٰذَا رَشَدًا ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kecuali jika dalam ucapanmu tersebut engkau menyerahkan pelaksanaannya pada kehendak Allah dengan mengatakan, "Saya akan mengerjakannya besok insyā Allah (bila Allah menghendaki)." Dan ingatlah kepada Tuhanmu dengan kata "insyā Allah" bila engkau lupa mengatakannya, dan juga katakanlah, "Aku harap semoga Tuhanku memberiku petunjuk berupa hidayah dan taufik kepada yang lebih dekat dengan perkara (kebenaran) ini." (24)
illā an yashāa l-lahu wa-udh'kur rabbaka idhā nasīta waqul ʿasā an yahdiyani rabbī li-aqraba min hādhā rashadan
وَلَبِثُوا۟ فِى كَهْفِهِمْ ثَلَـٰثَ مِا۟ئَةٍ سِنِينَ وَٱزْدَادُوا۟ تِسْعًا ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan para penghuni gua tinggal dalam gua tersebut selama tiga ratus sembilan tahun. (25)
walabithū fī kahfihim thalātha mi-atin sinīna wa-iz'dādū tis'ʿan
قُلِ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا۟ ۖ لَهُۥ غَيْبُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ أَبْصِرْ بِهِۦ وَأَسْمِعْ ۚ مَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِىٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِى حُكْمِهِۦٓ أَحَدًا ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di dalam gua tersebut, kami juga telah memberitahukan jangka lama tinggalnya mereka di dalamnya sehingga tidak boleh ada pendapat lain tentangnya selain firman Allah -Ta'ālā- ini, sebab Dialah semata yang menciptakan dan mengetahui segala perkara gaib di langit maupun di bumi, sungguh betapa Allah Maha Melihat dan mengetahui segala sesuatu, dan sungguh betapa Dia Maha Mendengar segala sesuatu, tidak ada seorang penolong dan pelindung pun selain Dia yang selalu memperhatikan urusan mereka, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum dan keputusan-Nya, sebab Dia lah satu-satunya yang menetapkan hukum dan keputusan tersebut. (26)
quli l-lahu aʿlamu bimā labithū lahu ghaybu l-samāwāti wal-arḍi abṣir bihi wa-asmiʿ mā lahum min dūnihi min waliyyin walā yush'riku fī ḥuk'mihi aḥadan
وَٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِن كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَن تَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلْتَحَدًا ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Dan bacalah wahai Rasul, dan kerjakanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Qur`ān. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya, karena semua kandungannya benar, jujur dan adil. Engkau tidak akan dapat menemukan tempat memohon pertolongan dan perlindungan selain kepada-Nya." (27)
wa-ut'lu mā ūḥiya ilayka min kitābi rabbika lā mubaddila likalimātihi walan tajida min dūnihi mul'taḥadan
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tetapkanlah dirimu untuk selalu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di awal hari dan di penghujungnya dengan doa ibadah dan doa mas`alah (permohonan) secara ikhlas hanya mengharapkan keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena ingin duduk bersama orang-orang kaya dan memiliki kedudukan, dan jangan pula engkau mengikuti orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami, yang memerintahkan engkau untuk mengusir orang-orang miskin dari majelismu, dan hanya mengedepankan hawa nafsunya daripada ketaatan terhadap Rabbnya, dan sungguh amalannya hanyalah kesia-siaan. (28)
wa-iṣ'bir nafsaka maʿa alladhīna yadʿūna rabbahum bil-ghadati wal-ʿashiyi yurīdūna wajhahu walā taʿdu ʿaynāka ʿanhum turīdu zīnata l-ḥayati l-dun'yā walā tuṭiʿ man aghfalnā qalbahu ʿan dhik'rinā wa-ittabaʿa hawāhu wakāna amruhu furuṭan
وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّـٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka yang lalai dari mengingat Allah lantaran kelalaian hati mereka, "Apa yang aku sampaikan kepada kalian adalah suatu kebenaran yang berasal dari Allah, bukan dariku, dan aku tidak akan memenuhi permintaan kalian agar mengusir orang-orang beriman. Barangsiapa di antara kalian yang hendak beriman dengan kebenaran ini, maka berimanlah, dan ganjaran pahalanya akan dimudahkan baginya. Sebaliknya, barangsiapa yang hendak kafir kepada kebenaran ini, maka hendaknya ia kafir, dan ia pasti akan merasakan pedihnya balasan siksa yang sudah menantinya." Sesungguhnya Kami telah menyediakan api Neraka yang besar bagi orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri dengan memilih kekafiran. Gejolaknya senantiasa akan mengepung mereka, sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang bisa membebaskan diri darinya. Jika mereka meminta pertolongan berupa air lantaran dahsyatnya dahaga mereka, mereka akan diberi air seperti minyak kotor yang sangat panas, yang menghanguskan wajah mereka lantaran panasnya. Seburuk-buruk minuman adalah minuman yang diberikan kepada mereka. Mimunan itu sama sekali tidak menghilangkan dahaga, bahkan hanya menambahnya, dan tidak pula bisa memadamkan nyala api yang membakar kulit mereka. Dan sungguh betapa buruk tempat tinggal dan tempat istrahat yang mereka tinggali. (29)
waquli l-ḥaqu min rabbikum faman shāa falyu'min waman shāa falyakfur innā aʿtadnā lilẓẓālimīna nāran aḥāṭa bihim surādiquhā wa-in yastaghīthū yughāthū bimāin kal-muh'li yashwī l-wujūha bi'sa l-sharābu wasāat mur'tafaqan
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, mereka benar-benar telah berbuat kebajikan, maka bagi mereka pahala yang besar, sebab Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan kebajikan, namun Kami akan memberikan pahala mereka secara sempurna, tidak akan berkurang sedikitpun." (30)
inna alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti innā lā nuḍīʿu ajra man aḥsana ʿamalan
أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ جَنَّـٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَـٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ ۚ نِعْمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka yang disifati sebagai orang yang beriman dan beramal saleh tersebut akan mendapatkan surga-surga, mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. Di bawah tempat tinggal mereka akan mengalir sungai-sungai Surga yang segar, mereka akan memakai perhiasan berupa gelang emas, memakai pakaian serba hijau yang terbuat dari sutra yang halus dan yang kasar. Mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang dihiasi dengan tirai-tirai yang indah. Sungguh ganjaran pahala yang paling baik adalah pahala mereka, dan betapa baik Surga yang jadi tempat mereka tinggal dan menetap di dalamnya. (31)
ulāika lahum jannātu ʿadnin tajrī min taḥtihimu l-anhāru yuḥallawna fīhā min asāwira min dhahabin wayalbasūna thiyāban khuḍ'ran min sundusin wa-is'tabraqin muttakiīna fīhā ʿalā l-arāiki niʿ'ma l-thawābu waḥasunat mur'tafaqan
۞ وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَـٰبٍ وَحَفَفْنَـٰهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan berikanlah kepada mereka -wahai Rasul- suatu perumpamaan berupa dua orang; seorang kafir dan mukmin. Orang kafir tersebut Kami beri dua kebun, Kami kelilingi keduanya dengan pohon-pohon kurma. Dan di antara lahan-lahan kosong dalam kebun itu Kami buatkan ladang. (32)
wa-iḍ'rib lahum mathalan rajulayni jaʿalnā li-aḥadihimā jannatayni min aʿnābin waḥafafnāhumā binakhlin wajaʿalnā baynahumā zarʿan
كِلْتَا ٱلْجَنَّتَيْنِ ءَاتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِم مِّنْهُ شَيْـًٔا ۚ وَفَجَّرْنَا خِلَـٰلَهُمَا نَهَرًا ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kedua kebun itu lalu menghasilkan buah kurma, anggur, dan buah lainnya. Buahnya tidak berkurang sedikitpun, bahkan buahnya ada secara sempurna. Di antara kedua kebun itu Kami alirkan sungai agar mengairi keduanya dengan mudah. (33)
kil'tā l-janatayni ātat ukulahā walam taẓlim min'hu shayan wafajjarnā khilālahumā naharan
وَكَانَ لَهُۥ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَـٰحِبِهِۦ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan pemilik dua kebun ini juga memiliki kekayaan dan buah-buah yang lain. Lalu dengan angkuh ia berkata kepada kawannya yang beriman ketika bercakap-cakap dengannya guna mempengaruhinya, "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu, kedudukanku lebih mulia, dan kerabat serta pengikutku lebih banyak darimu". (34)
wakāna lahu thamarun faqāla liṣāḥibihi wahuwa yuḥāwiruhu anā aktharu minka mālan wa-aʿazzu nafaran
وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ قَالَ مَآ أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَـٰذِهِۦٓ أَبَدًا ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu orang kafir itu memasuki kebunnya bersama orang mukmin untuk memperlihatkan kebunnya padanya, sementara dia menzalimi dirinya sendiri dengan kekafiran dan keangkuhannya. Orang kafir itu berkata, "Aku kira kebun yang engkau lihat ini tidak akan binasa, karena aku selalu memeliharanya agar langgeng. (35)
wadakhala jannatahu wahuwa ẓālimun linafsihi qāla mā aẓunnu an tabīda hādhihi abadan
وَمَآ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَآئِمَةً وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّى لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنقَلَبًا ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan aku tidak pernah percaya bahwa hari Kiamat itu akan terjadi, akan tetapi kehidupan kita ini adalah kehidupan yang kekal. Bahkan apabila kiamat benar-benar terjadi, kemudian aku dibangkitkan dan dikembalikan kepada Tuhanku, maka aku pasti mendapatkan tempat kembali yang lebih baik daripada kebunku ini, sebab keadaanku yang kaya raya di dunia ini menunjukkan bahwa aku akan kaya juga setelah kari kebangkitan." (36)
wamā aẓunnu l-sāʿata qāimatan wala-in rudidttu ilā rabbī la-ajidanna khayran min'hā munqalaban
قَالَ لَهُۥ صَاحِبُهُۥ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَكَفَرْتَ بِٱلَّذِى خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّىٰكَ رَجُلًا ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kawannya yang mukmin berkata kepadanya sembari berusaha menyadarkannya, "Apakah engkau telah ingkar dan kafir terhadap Żat yang menciptakan kakekmu, Adam, dari tanah? Lalu menciptakan dirimu dari air mani, kemudian engkau menjadi seorang laki-laki, dan menegakkan anggota tubuhmu sehingga menjadi sempurna? Sungguh Żat yang kuasa melakukan itu semua, pasti kuasa untuk membangkitkan dirimu kembali. (37)
qāla lahu ṣāḥibuhu wahuwa yuḥāwiruhu akafarta bi-alladhī khalaqaka min turābin thumma min nuṭ'fatin thumma sawwāka rajulan
لَّـٰكِنَّا۠ هُوَ ٱللَّهُ رَبِّى وَلَآ أُشْرِكُ بِرَبِّىٓ أَحَدًا ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Namun aku tidak akan berkata seperti yang engkau katakan, akan tetapi aku berkata, "Dia lah Allah, Mahasuci Tuhanku yang menganugerahkan kita berbagai nikmat-Nya, dan aku tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dalam beribadah. (38)
lākinnā huwa l-lahu rabbī walā ush'riku birabbī aḥadan
وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan alangkah bagusnya bila memasuki kebunmu engkau berkata, "Māsyā Allāh, Lā Quwwata Illā billāh" (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), Dia lah yang melakukan apa yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Kaya. Jika engkau melihatku lebih miskin dan lebih sedikit anak dari dirimu, (39)
walawlā idh dakhalta jannataka qul'ta mā shāa l-lahu lā quwwata illā bil-lahi in tarani anā aqalla minka mālan wawaladan
فَعَسَىٰ رَبِّىٓ أَن يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِّن جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka aku memperkirakan bahwa Allah akan memberikanku yang lebih baik dari kebunmu, dan Dia akan mengirimkan suatu bencana dari langit pada kebunmu ini, sehingga kebun itu akan menjadi tanah licin yang tidak ada tumbuhannya, yang bisa membuat kaki tergelincir lantaran licinnya. (40)
faʿasā rabbī an yu'tiyani khayran min jannatika wayur'sila ʿalayhā ḥus'bānan mina l-samāi fatuṣ'biḥa ṣaʿīdan zalaqan
أَوْ يُصْبِحَ مَآؤُهَا غَوْرًا فَلَن تَسْتَطِيعَ لَهُۥ طَلَبًا ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Atau air sungainya akan menjadi surut ke dalam tanah, sehingga engkau tidak akan menemukannya kembali dengan sarana apapun. Dan apabila airnya telah surut, maka kebunmu ini tidak akan tinggal lama." (41)
aw yuṣ'biḥa māuhā ghawran falan tastaṭīʿa lahu ṭalaban
وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِۦ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَآ أَنفَقَ فِيهَا وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَـٰلَيْتَنِى لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّىٓ أَحَدًا ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu terjadilah apa yang diperkirakan oleh orang mukmin tersebut. Semua buah kebun orang kafir tersebut dibinasakan sehingga iapun membolak-balikkan kedua tangannya karena sangat rugi dan menyesal atas harta yang ia gunakan untuk memelihara dan menyuburkannya, namun ternyata pohon-pohon kebun itu roboh beserta tiang-tiang yang menyangga dahan anggurnya. Lalu ia berkata, "Celakalah diriku, kenapa dahulu aku tidak beriman kepada Tuhanku semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dalam beribadah." (42)
wa-uḥīṭa bithamarihi fa-aṣbaḥa yuqallibu kaffayhi ʿalā mā anfaqa fīhā wahiya khāwiyatun ʿalā ʿurūshihā wayaqūlu yālaytanī lam ush'rik birabbī aḥadan
وَلَمْ تَكُن لَّهُۥ فِئَةٌ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مُنتَصِرًا ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada sekelompok orang pun yang bisa menolong orang kafir ini dan menghalangi datangnya azab tersebut. Dia yang sebelumnya merasa angkuh dengan kelompok yang bisa menolongnya, padahal hal ini tidak bisa menghalangi Allah untuk membinasakan kebunnya. (43)
walam takun lahu fi-atun yanṣurūnahu min dūni l-lahi wamā kāna muntaṣiran
هُنَالِكَ ٱلْوَلَـٰيَةُ لِلَّهِ ٱلْحَقِّ ۚ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَخَيْرٌ عُقْبًا ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pada kondisi ini, pertolongan itu hanya milik Allah semata, Dia pasti menyediakan pahala yang terbaik bagi wali-wali-Nya yang beriman. Dia akan melipat gandakan pahala dan kebaikan mereka sebagai ganjaran bagi mereka. (44)
hunālika l-walāyatu lillahi l-ḥaqi huwa khayrun thawāban wakhayrun ʿuq'ban
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَـٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَـٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ مُّقْتَدِرًا ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan buatkanlah -wahai Rasul- untuk orang-orang yang tertipu dengan kehidupan dunia ini suatu perumpamaan. Perumpamaan dunia dalam kefanaan dan berlalunya secara cepat, ibarat air hujan yang Kami turunkan dari langit, lalu dengan air ini tumbuh dan suburlah tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan ini menjadi kering kerontang yang diterbangkan angin ke tempat yang lain, sehingga tanah tempat tumbuhnya tersebut kembali seperti sedia kala. Dan sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang bisa membuatnya lemah, Dia menghidupkan apa yang Dia kehendaki dan membinasakan pula apa yang Dia kehendaki. (45)
wa-iḍ'rib lahum mathala l-ḥayati l-dun'yā kamāin anzalnāhu mina l-samāi fa-ikh'talaṭa bihi nabātu l-arḍi fa-aṣbaḥa hashīman tadhrūhu l-riyāḥu wakāna l-lahu ʿalā kulli shayin muq'tadiran
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَـٰقِيَـٰتُ ٱلصَّـٰلِحَـٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Harta dan anak keturunan merupakan bagian dari perhiasan kehidupan dunia. Di akhirat kelak, harta tersebut tidak memberikan manfaat sama sekali kecuali bila ketika di dunia dibelanjakan pada perkara yang diridai Allah. Adapun amalan dan ucapan yang diridai di sisi Allah maka itulah yang lebih baik dari seluruh perhiasan dunia, dan merupakan perkara terbaik yang diharapkan oleh manusia, karena perhiasan dunia itu fana, sedangkan pahala amalan dan ucapan yang diridai di sisi Allah akan senantiasa kekal. (46)
al-mālu wal-banūna zīnatu l-ḥayati l-dun'yā wal-bāqiyātu l-ṣāliḥātu khayrun ʿinda rabbika thawāban wakhayrun amalan
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ ٱلْجِبَالَ وَتَرَى ٱلْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَـٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah pada hari ketika Kami hilangkan gunung-gunung dari tempat asalnya, sehingga engkau melihat seluruh bumi itu tampak rata karena tidak ada gunung-gunung, pepohonan dan bangunan-bangunan. Lalu Kami kumpulkan seluruh makhluk dan Kami sama sekali tidak meninggalkan seorang pun dari mereka. (47)
wayawma nusayyiru l-jibāla watarā l-arḍa bārizatan waḥasharnāhum falam nughādir min'hum aḥadan
وَعُرِضُوا۟ عَلَىٰ رَبِّكَ صَفًّا لَّقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَـٰكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍۭ ۚ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّن نَّجْعَلَ لَكُم مَّوْعِدًا ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan seluruh manusia akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dengan berbaris-baris, lalu Dia menghisab mereka, dan dikatakan kepada mereka, "Sesungguhnya kalian datang kepada kami sendiri-sendiri dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan tidak dikhitan sebagaimana keadaan kalian ketika Kami ciptakan pertama kali, namun anehnya kalian mengklaim bahwa kalian tidak akan dibangkitkan, dan bahwasanya Kami tidak akan menetapkan bagi kalian waktu dan tempat untuk memberikan balasan atas amalan-amalan kalian." (48)
waʿuriḍū ʿalā rabbika ṣaffan laqad ji'tumūnā kamā khalaqnākum awwala marratin bal zaʿamtum allan najʿala lakum mawʿidan
وَوُضِعَ ٱلْكِتَـٰبُ فَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَـٰوَيْلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا ٱلْكِتَـٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا ۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan kitab catatan amalan pun diletakkan. Ada orang yang mengambil kitabnya dengan tangan kanannya, dan ada yang mengambilnya dengan tangan kirinya. Engkau -wahai insan- akan melihat orang-orang kafir merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya karena mereka sudah tahu apa yang telah mereka lakukan, yaitu kekafiran dan maksiat. Mereka berkata, "Betapa celakanya dan besarnya bencana kami! Sungguh, mengapa kitab ini tidak meninggalkan dosa yang kecil dan yang besar melainkan semuanya tersimpan dan tercatat di dalamnya." Dan mereka mendapati semua yang mereka kerjakan dalam kehidupan dunia ini berupa maksiat telah tercatat dan tersimpan. Sungguh -wahai Rasul-, Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun, tidak akan menyiksa seseorang tanpa ada dosanya, dan tidak pula mengurangi pahala kebaikan orang-orang yang taat kepada-Nya sedikitpun. (49)
wawuḍiʿa l-kitābu fatarā l-muj'rimīna mush'fiqīna mimmā fīhi wayaqūlūna yāwaylatanā māli hādhā l-kitābi lā yughādiru ṣaghīratan walā kabīratan illā aḥṣāhā wawajadū mā ʿamilū ḥāḍiran walā yaẓlimu rabbuka aḥadan
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِـَٔادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۢ ۚ بِئْسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلًا ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tatkala Kami berfirman kepada para Malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam sebagai sujud penghormatan," maka mereka pun sujud kepadanya demi mentaati perintah Tuhan mereka, kecuali iblis yang berasal dari golongan jin dan bukan dari golongan Malaikat. Dia enggan dan sombong untuk sujud, sehingga ia pun keluar dari ketaatan padaTuhannya. Maka apakah kalian -wahai manusia- pantas menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin dan penolong selain Aku, padahal mereka adalah musuh kalian? Pantaskah kalian menjadikan musuh-musuh kalian sebagai pelindung dan pemimpin? Sungguh sangat buruk dan kejilah perbuatan orang-orang zalim yang menjadikan setan sebagai pemimpin dan penolong mereka sebagai ganti dari Allah -Ta'ālā-. (50)
wa-idh qul'nā lil'malāikati us'judū liādama fasajadū illā ib'līsa kāna mina l-jini fafasaqa ʿan amri rabbihi afatattakhidhūnahu wadhurriyyatahu awliyāa min dūnī wahum lakum ʿaduwwun bi'sa lilẓẓālimīna badalan
۞ مَّآ أَشْهَدتُّهُمْ خَلْقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنفُسِهِمْ وَمَا كُنتُ مُتَّخِذَ ٱلْمُضِلِّينَ عَضُدًا ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka yang kalian jadikan pemimpin dan penolong selain Aku, hanyalah berstatus hamba seperti kalian. Aku tidak memperlihatkan kepada mereka penciptaan langit dan bumi ketika diciptakan, bahkan saat itu mereka belum ada sama sekali. Dan Aku tidak pula memperlihatkan kepada mereka penciptaan masing-masing makhluk, sebab Akulah semata Yang Maha Esa dalam mencipta dan mengatur. Aku sekali-kali tidak akan menjadikan orang-orang yang menyesatkan dari kalangan setan manusia dan jin itu sebagai penolong, sebab Aku tidak memerlukan para penolong. (51)
mā ashhadttuhum khalqa l-samāwāti wal-arḍi walā khalqa anfusihim wamā kuntu muttakhidha l-muḍilīna ʿaḍudan
وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا۟ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُم مَّوْبِقًا ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sampaikan kepada mereka -wahai Rasul- tentang hari Kiamat ketika Allah berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya di dunia, "Panggilah oleh kalian sekutu-sekutu yang kalian klaim bahwa mereka adalah sekutu-sekutu-Ku, semoga saja mereka bisa menolong kalian," Mereka lalu memanggil sekutu-sekutu itu, tetapi mereka tidak membalas seruan itu dan tidak pula kuasa menolong mereka. Lalu Kami pun membuat tempat kebinasaan bagi para penyembah dan yang disembah tersebut, mereka masuki secara bersama-sama yaitu Nereka Jahanam. (52)
wayawma yaqūlu nādū shurakāiya alladhīna zaʿamtum fadaʿawhum falam yastajībū lahum wajaʿalnā baynahum mawbiqan
وَرَءَا ٱلْمُجْرِمُونَ ٱلنَّارَ فَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا۟ عَنْهَا مَصْرِفًا ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang musyrik itu melihat Neraka, merekapun merasa yakin seyakin-yakinnya bahwa mereka akan memasukinya, dan mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat lain untuk berpaling darinya. (53)
waraā l-muj'rimūna l-nāra faẓannū annahum muwāqiʿūhā walam yajidū ʿanhā maṣrifan
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِى هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٍ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَـٰنُ أَكْثَرَ شَىْءٍ جَدَلًا ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah menjelaskan berulang-ulang dalam Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bermacam-macam perumpamaan agar mereka mengambil ibrah dan pelajaran darinya, akan tetapi manusia -khususnya orang kafir- memang paling banyak menampakkan bantahan tanpa hak. (54)
walaqad ṣarrafnā fī hādhā l-qur'āni lilnnāsi min kulli mathalin wakāna l-insānu akthara shayin jadalan
وَمَا مَنَعَ ٱلنَّاسَ أَن يُؤْمِنُوٓا۟ إِذْ جَآءَهُمُ ٱلْهُدَىٰ وَيَسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّهُمْ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ ٱلْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ ٱلْعَذَابُ قُبُلًا ( ٥٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan bukan kekurangan penjelasan yang menghalangi antara orang-orang kafir yang durhaka itu untuk beriman kepada apa yang dibawa oleh Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dari Tuhannya, dan bukan kekurangan penjelasan juga yang menghalangi mereka untuk memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa mereka. Sungguh sudah seringkali diberikan perumpamaan dalam Al-Qur`ān dan didatangkan hujah dan bukti yang nyata kepada mereka. Namun yang menghalangi mereka dari semua itu adalah permintaan mereka -yang penuh kedurhakaan- untuk ditimpakan azab umat-umat terdahulu kepada mereka, dan (permintaan mereka untuk) menyaksikan azab yang diancamkan kepada mereka. (55)
wamā manaʿa l-nāsa an yu'minū idh jāahumu l-hudā wayastaghfirū rabbahum illā an tatiyahum sunnatu l-awalīna aw yatiyahumu l-ʿadhābu qubulan
وَمَا نُرْسِلُ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ ۚ وَيُجَـٰدِلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِٱلْبَـٰطِلِ لِيُدْحِضُوا۟ بِهِ ٱلْحَقَّ ۖ وَٱتَّخَذُوٓا۟ ءَايَـٰتِى وَمَآ أُنذِرُوا۟ هُزُوًا ( ٥٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami tidaklah mengutus para rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira untuk orang-orang beriman dan taat, dan pemberi peringatan kepada orang-orang kafir dan bermaksiat, para Rasul itu tidak memiliki kekuasaan atas hati manusia agar mereka mendapatkan petunjuk, akan tetapi orang-orang kafir itu masih saja membantah para Rasul -padahal bukti-bukti kebenarannya begitu jelas bagi mereka- dengan tujuan untuk melenyapkan perkara hak yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan kebatilan mereka, dan mereka hanyalah menjadikan Al-Qur`ān ini dan ayat-ayat ancaman bagi mereka sebagai bahan candaan dan olok-olokkan. (56)
wamā nur'silu l-mur'salīna illā mubashirīna wamundhirīna wayujādilu alladhīna kafarū bil-bāṭili liyud'ḥiḍū bihi l-ḥaqa wa-ittakhadhū āyātī wamā undhirū huzuwan
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِۦ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِىَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ ۚ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرًا ۖ وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى ٱلْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوٓا۟ إِذًا أَبَدًا ( ٥٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, namun ia tidak menghiraukan kandungannya berupa ancaman akan suatu azab, bahkan berpaling dari mengambil ibrah darinya, dan melupakan amalan buruknya di dunia berupa kekufuran dan maksiat yang ia tidak bertobat darinya. Sesungguhnya orang-orang yang memiliki sifat seperti ini Kami jadikan hati mereka tertutup sehingga menghalanginya untuk memahami Al-Qur`ān, dan Kami letakkan pula sumbatan di telinga mereka sehingga mereka tidak menerima apa yang mereka dengar. Kendati pun engkau menyeru mereka kepada keimanan, mereka tidak akan pernah menerima seruan itu selama hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat. (57)
waman aẓlamu mimman dhukkira biāyāti rabbihi fa-aʿraḍa ʿanhā wanasiya mā qaddamat yadāhu innā jaʿalnā ʿalā qulūbihim akinnatan an yafqahūhu wafī ādhānihim waqran wa-in tadʿuhum ilā l-hudā falan yahtadū idhan abadan
وَرَبُّكَ ٱلْغَفُورُ ذُو ٱلرَّحْمَةِ ۖ لَوْ يُؤَاخِذُهُم بِمَا كَسَبُوا۟ لَعَجَّلَ لَهُمُ ٱلْعَذَابَ ۚ بَل لَّهُم مَّوْعِدٌ لَّن يَجِدُوا۟ مِن دُونِهِۦ مَوْئِلًا ( ٥٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan agar Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak mengharapkan waktu disegerakannya azab atas orang-orang yang mendustakannya, maka Allah berfirman kepadanya, "Dan Tuhanmu -wahai Rasul- Maha Pengampun atas dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya, memiliki rahmat yang meliputi segala sesuatu, dan diantara rahmat-Nya; Dia tidak menyegerakan datangnya azab atas orang-orang yang bermaksiat agar mereka segera bertobat kepada-Nya. Seandainya Allah berkehendak menyiksa orang-orang yang berpaling itu, niscaya Dia akan menyegerakan azab bagi mereka di kehidupan dunia ini, akan tetapi Dia Maha Pemurah lagi Penyayang, Dia menunda azab bagi mereka agar mereka bertobat, bahkan mereka memiliki waktu dan tempat tertentu untuk mendapatkan azab lantaran kekafiran dan pembangkangan mereka bila mereka tidak bertobat, dan dalam azab tersebut mereka tidak akan mendapatkan tempat berlindung dari-Nya. (58)
warabbuka l-ghafūru dhū l-raḥmati law yuākhidhuhum bimā kasabū laʿajjala lahumu l-ʿadhāba bal lahum mawʿidun lan yajidū min dūnihi mawilan
وَتِلْكَ ٱلْقُرَىٰٓ أَهْلَكْنَـٰهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا۟ وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا ( ٥٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan penduduk negeri kafir yang dekat dari negeri kalian itu, seperti negeri Kaum Hūd, Ṣāleḥ, dan Syu'aib, Kami telah binasakan ketika mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan berbuat kafir dan maksiat, dan Kami telah tentukan waktu untuk kebinasaan mereka. (59)
watil'ka l-qurā ahlaknāhum lammā ẓalamū wajaʿalnā limahlikihim mawʿidan
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا ( ٦٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- ketika Musa -'alaihissalām- berkata kepada pelayannya Yūsya' bin Nūn, "Aku tidak akan berhenti berjalan hingga sampai pada tempat pertemuan dua lautan, atau aku akan terus berjalan hingga bertahun-tahun sampai menjumpai hamba yang saleh itu dan aku belajar darinya." (60)
wa-idh qāla mūsā lifatāhu lā abraḥu ḥattā ablugha majmaʿa l-baḥrayni aw amḍiya ḥuquban
فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا ( ٦١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka mereka berdua pun berjalan, dan ketika mereka berdua sampai pada tempat pertemuan dua lautan itu, mereka pun melupakan ikan yang mereka siapkan untuk bekal mereka berdua, lalu Allah menghidupkan ikan itu kembali, kemudian ikan itu mengambil jalannya kembali ke laut yang membentuk seperti ruang bawah tabah yang tak menampung air. (61)
falammā balaghā majmaʿa baynihimā nasiyā ḥūtahumā fa-ittakhadha sabīlahu fī l-baḥri saraban
فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَـٰذَا نَصَبًا ( ٦٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka ketika mereka telah melewati tempat itu, Musa berkata kepada pelayannya, "Bawalah kemari makanan siang kita, sungguh kita telah merasa sangat letih karena perjalanan kita ini." (62)
falammā jāwazā qāla lifatāhu ātinā ghadāanā laqad laqīnā min safarinā hādhā naṣaban
قَالَ أَرَءَيْتَ إِذْ أَوَيْنَآ إِلَى ٱلصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ ٱلْحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيْطَـٰنُ أَنْ أَذْكُرَهُۥ ۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ عَجَبًا ( ٦٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pemuda itu berkata, "Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berteduh di batu tadi?! Sungguh aku lupa menceritakan kepadamu tentang ikan tersebut, dan tidak ada yang membuatku lupa untuk mengingatkanmu kecuali setan. Sungguh ikan tersebut kembali hidup lalu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali." (63)
qāla ara-ayta idh awaynā ilā l-ṣakhrati fa-innī nasītu l-ḥūta wamā ansānīhu illā l-shayṭānu an adhkurahu wa-ittakhadha sabīlahu fī l-baḥri ʿajaban
قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ ۚ فَٱرْتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا ( ٦٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata kepadanya, "Itulah tempat yang kita cari, karena ia merupakan ciri tempat hamba yang saleh." Maka mereka pun kembali mengikuti jejak kedua kaki mereka semula, agar tidak salah jalan hingga sampai pada batu besar tersebut, dan juga pada tempat masuknya ikan ke laut. (64)
qāla dhālika mā kunnā nabghi fa-ir'taddā ʿalā āthārihimā qaṣaṣan
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَـٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَـٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا ( ٦٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika mereka tiba di tempat hilangnya ikan, mereka bertemu seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang saleh, yaitu Khaḍir -'alaihissalām-, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami dengan ilmu yang tidak diketahui oleh manusia lainnya, yaitu ilmu yang akan terdapat dalam kisah ini. (65)
fawajadā ʿabdan min ʿibādinā ātaynāhu raḥmatan min ʿindinā waʿallamnāhu min ladunnā ʿil'man
قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا ( ٦٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dengan penuh rendah hati dan lemah lembut, Musa berkata kepadanya, "Bolehkan aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku sebagian ilmu yang diajarkan oleh Allah kepadamu yang bisa memberiku petunjuk ke jalan yang benar.” (66)
qāla lahu mūsā hal attabiʿuka ʿalā an tuʿallimani mimmā ʿullim'ta rush'dan
قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا ( ٦٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Khaḍir berkata, "Sungguh engkau tidak akan sanggup bersabar atas ilmu yang engkau akan lihat dariku, karena tidak akan sesuai dengan ilmu yang engkau miliki. (67)
qāla innaka lan tastaṭīʿa maʿiya ṣabran
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِۦ خُبْرًا ( ٦٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan bagaimanakah engkau dapat bersabar atas suatu perbuatan yang akan engkau lihat dan engkau sendiri tidak tahu menahu tentang hal yang benar di dalamnya karena engkau akan menilainya sesuai ilmu yang sampai kepadamu?" (68)
wakayfa taṣbiru ʿalā mā lam tuḥiṭ bihi khub'ran
قَالَ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرًا وَلَآ أَعْصِى لَكَ أَمْرًا ( ٦٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata, "Insyā Allah engkau akan dapati aku sebagai orang yang bersabar atas apa yang nampak dari perbuatanmu, sambil terus mentaatimu, dan tidak akan menentangmu dalam urusan yang engkau perintahkan kepadaku." (69)
qāla satajidunī in shāa l-lahu ṣābiran walā aʿṣī laka amran
قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا ( ٧٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Khaḍir berkata kepada Musa, "Jika engkau mengikutiku maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang suatu perbuatan yang engkau lihat aku melakukannya hingga aku sendirilah yang memulai untuk menerangkan permasalahannya kepadamu." (70)
qāla fa-ini ittabaʿtanī falā tasalnī ʿan shayin ḥattā uḥ'ditha laka min'hu dhik'ran
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا ( ٧١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika mereka bersepakat tentang hal itu, merekapun berjalan menuju pesisir lautan hingga menjumpai suatu kapal. Mereka pun menaiki kapal tersebut secara gratis sebagai bentuk penghormatan pemiliknya terhadap Khaḍir. Lalu Khaḍir melubangi kapal itu dengan mencabut salah satu papannya. Musa pun berkata kepadanya, "Mengapa engkau melubangi kapal yang pemiliknya menaikkan kita di atasnya secara gratis dengan tujuan agar semua penumpangnya tenggelam?!" Sungguh engkau telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. (71)
fa-inṭalaqā ḥattā idhā rakibā fī l-safīnati kharaqahā qāla akharaqtahā litugh'riqa ahlahā laqad ji'ta shayan im'ran
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا ( ٧٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Khaḍir berkata kepada Musa, "Bukankah sudah aku katakan bahwa engkau tidak bisa bersabar melihat perbuatan yang aku lakukan?!" (72)
qāla alam aqul innaka lan tastaṭīʿa maʿiya ṣabran
قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِى بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِى مِنْ أَمْرِى عُسْرًا ( ٧٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata kepada Khaḍir, "Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku akan janjiku, dan jangan pula engkau persempit dan bebani aku dengan suatu kesulitan dalam berjalan bersamamu." (73)
qāla lā tuākhidh'nī bimā nasītu walā tur'hiq'nī min amrī ʿus'ran
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا لَقِيَا غُلَـٰمًا فَقَتَلَهُۥ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةًۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا ( ٧٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka setelah mereka turun dari kapal, mereka lalu menuju ke pantai. Lalu mereka melihat seorang anak yang belum dewasa bermain bersama teman-temannya, lalu Khaḍir membunuhnya. Musa pun berkata kepadanya, "Mengapa engkau membunuh jiwa yang suci padahal ia tidak membuat kesalahan apapun?! Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. (74)
fa-inṭalaqā ḥattā idhā laqiyā ghulāman faqatalahu qāla aqatalta nafsan zakiyyatan bighayri nafsin laqad ji'ta shayan nuk'ran
۞ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا ( ٧٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Khaḍir berkata kepada Musa, "Sungguh aku telah memberitahukanmu bahwa engkau tidak akan sanggup bersabar dengan perbuatan yang akan aku lakukan." (75)
qāla alam aqul laka innaka lan tastaṭīʿa maʿiya ṣabran
قَالَ إِن سَأَلْتُكَ عَن شَىْءٍۭ بَعْدَهَا فَلَا تُصَـٰحِبْنِى ۖ قَدْ بَلَغْتَ مِن لَّدُنِّى عُذْرًا ( ٧٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata, "Jika aku bertanya tentang sesuatu setelah ini maka janganlah engkau membolehkan aku menyertaimu, sebab aku telah sampai pada batasan yang mengharuskan diriku berpisah denganmu, yaitu aku telah menyelisihi perintahmu sebanyak tiga kali." (76)
qāla in sa-altuka ʿan shayin baʿdahā falā tuṣāḥib'nī qad balaghta min ladunnī ʿudh'ran
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهْلَ قَرْيَةٍ ٱسْتَطْعَمَآ أَهْلَهَا فَأَبَوْا۟ أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا ( ٧٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka keduanya melanjutkan perjalanan, hingga ketika keduanya sampai pada suatu negeri, mereka berdua meminta dari penduduk negeri tersebut untuk dijamu, tetapi mereka enggan menjamu mereka berdua. Kemudian di negeri tersebut, keduanya mendapatkan satu dinding rumah yang miring dan hampir jatuh dan roboh, maka Khaḍir segera memperbaikinya hingga berdiri tegak. Melihat hal ini, Musa berkata kepada Khaḍir, "Jika engkau mau niscaya engkau dapat meminta imbalan dari pembetulan dinding ini karena kita memerlukan imbalan tersebut setelah mereka enggan menjamu kita." (77)
fa-inṭalaqā ḥattā idhā atayā ahla qaryatin is'taṭʿamā ahlahā fa-abaw an yuḍayyifūhumā fawajadā fīhā jidāran yurīdu an yanqaḍḍa fa-aqāmahu qāla law shi'ta lattakhadhta ʿalayhi ajran
قَالَ هَـٰذَا فِرَاقُ بَيْنِى وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا ( ٧٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Khaḍir lalu berkata kepada Musa, "Sikap keberatanmu terhadap diriku yang enggan meminta imbalan atas perbaikan dinding ini adalah titik pemisah antara diriku dan dirimu, dan aku akan menjelaskan padamu keterangan dan maksud perbuatan yang engkau tidak sanggup bersabar ketika menyaksikan diriku melakukannya. (78)
qāla hādhā firāqu baynī wabaynika sa-unabbi-uka bitawīli mā lam tastaṭiʿ ʿalayhi ṣabran
أَمَّا ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَـٰكِينَ يَعْمَلُونَ فِى ٱلْبَحْرِ فَأَرَدتُّ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا ( ٧٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun kapal yang engkau mengingkariku tatkala melobanginya, maka ia adalah milik orang-orang lemah yang mencari rezeki dengannya di lautan, dan mereka tidak mampu untuk mempertahankannya bila dirampas, sehingga aku pun berharap agar kapal itu tetap cacat karena aku lobangi, sehingga tidak dirampas oleh seorang raja yang kebetulan berada di hadapan mereka yang bertujuan merampas semua kapal yang bagus secara paksa dari para pemiliknya, dan ia hanya membiarkan kapal yang cacat. (79)
ammā l-safīnatu fakānat limasākīna yaʿmalūna fī l-baḥri fa-aradttu an aʿībahā wakāna warāahum malikun yakhudhu kulla safīnatin ghaṣban
وَأَمَّا ٱلْغُلَـٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَآ أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَـٰنًا وَكُفْرًا ( ٨٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun anak muda yang engkau ingkari perbuatanku ketika membunuhnya, maka kedua orangtuanya adalah mukmin, sedangkan ia adalah kafir menurut ilmu Allah, maka kamipun khawatir jika dewasa kelak ia akan memaksa kedua orangtuanya untuk kafir dan durhaka kepada Allah lantaran kecintaan keduanya yang sangat besar terhadap dirinya, atau lantaran besarnya harapan keduanya terhadap dirinya. (80)
wa-ammā l-ghulāmu fakāna abawāhu mu'minayni fakhashīnā an yur'hiqahumā ṭugh'yānan wakuf'ran
فَأَرَدْنَآ أَن يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكَوٰةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا ( ٨١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian kami ingin agar Allah menggantikan untuk keduanya dengan seorang anak laki-laki yang lebih baik darinya dari segi agama, kesalehan, jauh dari dosa, serta lebih dicintai dan disayangi oleh kedua orangtuanya. (81)
fa-aradnā an yub'dilahumā rabbuhumā khayran min'hu zakatan wa-aqraba ruḥ'man
وَأَمَّا ٱلْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَـٰمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِى ٱلْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَـٰلِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُۥ عَنْ أَمْرِى ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا ( ٨٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun dinding rumah yang aku perbaiki, dan yang engkau ingkari perbaikannya, maka ia adalah milik dua anak kecil di kota yang kita datangi, dan ayah mereka sudah wafat, sedangkan di bawah dinding itu terdapat harta peninggalan ayah mereka untuk mereka berdua. Ayahnya mereka dahulu adalah orang saleh, maka Tuhanmu -wahai Musa- menghendaki agar keduanya mencapai usia dewasa dan besar, dan mengeluarkan harta mereka yang tersimpan di bawah dinding tersebut, sebab apabila dinding tersebut roboh niscaya harta yang tersimpan tersebut akan terlihat dan kemungkinan akan hilang. Sungguh pengaturan ini merupakan rahmat dari Tuhanmu atas mereka, dan apa yang kuperbuat bukanlah atas kehendakku sendiri. Itulah keterangan dan maksud perbuatan-perbuatanku yang engkau tidak sanggup bersabar terhadapnya." (82)
wa-ammā l-jidāru fakāna lighulāmayni yatīmayni fī l-madīnati wakāna taḥtahu kanzun lahumā wakāna abūhumā ṣāliḥan fa-arāda rabbuka an yablughā ashuddahumā wayastakhrijā kanzahumā raḥmatan min rabbika wamā faʿaltuhu ʿan amrī dhālika tawīlu mā lam tasṭiʿ ʿalayhi ṣabran
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُوا۟ عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا ( ٨٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Dan orang-orang musyrik dan kaum Yahudi bertanya kepadamu tentang berita Zulkarnain -wahai Rasul-, untuk menguji kebenaranmu. Maka katakanlah, "Akan kuberitahukan kepada kalian beberapa berita tentangnya agar kalian bisa mengambil pelajaran dan peringatan." (83)
wayasalūnaka ʿan dhī l-qarnayni qul sa-atlū ʿalaykum min'hu dhik'ran
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَـٰهُ مِن كُلِّ شَىْءٍ سَبَبًا ( ٨٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh Kami telah memberikannya kedudukan di bumi, dan Kami telah memberikan padanya jalan yang bisa membuatnya mencapai semua yang ia inginkan. (84)
innā makkannā lahu fī l-arḍi waātaynāhu min kulli shayin sababan
فَأَتْبَعَ سَبَبًا ( ٨٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka ia menggunakan segala pemberian Kami berupa sarana dan jalan untuk mencapai keinginannya, lalu ia pun menempuh jalan ke arah barat. (85)
fa-atbaʿa sababan
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِى عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًا ۗ قُلْنَا يَـٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِمَّآ أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّآ أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا ( ٨٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ia lalu berjalan di muka bumi, hingga ketika ia telah sampai pada penghujung bumi dari arah terbenamnya matahari, ia melihat matahari itu terbenam di dalam lautan luas yang panas dan berlumpur hitam. Dan di tempat terbenam matahari itu ia menjumpai kaum yang kafir, maka Kami berfirman kepadanya agar ia memilih, "Wahai Zulkarnain, engkau boleh menghukum mereka dengan hukuman bunuh atau lainnya, atau engkau boleh berbuat baik (dengan berdakwah) kepada mereka." (86)
ḥattā idhā balagha maghriba l-shamsi wajadahā taghrubu fī ʿaynin ḥami-atin wawajada ʿindahā qawman qul'nā yādhā l-qarnayni immā an tuʿadhiba wa-immā an tattakhidha fīhim ḥus'nan
قَالَ أَمَّا مَن ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُۥ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِۦ فَيُعَذِّبُهُۥ عَذَابًا نُّكْرًا ( ٨٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Zulkarnain berkata, "Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah dan terus-menerus melakukannya setelah kami mengajaknya untuk menyembah Allah semata, maka kami akan menghukumnya di dunia ini dengan hukuman bunuh, dan pada hari Kiamat kelak ia akan kembali kepada Tuhannya, lalu Dia mengazabnya dengan azab yang sangat keras. (87)
qāla ammā man ẓalama fasawfa nuʿadhibuhu thumma yuraddu ilā rabbihi fayuʿadhibuhu ʿadhāban nuk'ran
وَأَمَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحًا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰ ۖ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا ( ٨٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun bila di antara mereka ada orang yang beriman kepada Allah dan melakukan amal saleh maka baginya Surga, sebagai balasan Tuhannya atas keimanan dan amal salehnya, dan kami akan sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah dan ringan. (88)
wa-ammā man āmana waʿamila ṣāliḥan falahu jazāan l-ḥus'nā wasanaqūlu lahu min amrinā yus'ran
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا ( ٨٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian dia menempuh jalan lain menuju arah terbitnya matahari. (89)
thumma atbaʿa sababan
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًا ( ٩٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia terus berjalan hingga ketika sampai pada tempat terbitnya matahari, ia mendapati matahari tersebut terbit bersinar pada kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari cahayanya berupa rumah, dan pepohonan yang teduh. (90)
ḥattā idhā balagha maṭliʿa l-shamsi wajadahā taṭluʿu ʿalā qawmin lam najʿal lahum min dūnihā sit'ran
كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا ( ٩١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Demikianlah perihal Zulkarnain, dan sungguh ilmu Kami mencakup segala sesuatu yang ada pada dirinya berupa kekuatan dan kekuasaannya. (91)
kadhālika waqad aḥaṭnā bimā ladayhi khub'ran
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا ( ٩٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian ia menempuh jalan lain selain dua jalan sebelumnya, menuju arah antara timur dan barat. (92)
thumma atbaʿa sababan
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا ( ٩٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ia terus berjalan hingga sampai pada suatu tempat di antara dua gunung, di belakang kedua gunung itu ia menjumpai suatu kaum yang hampir tidak dapat memahami bahasa selain mereka. (93)
ḥattā idhā balagha bayna l-sadayni wajada min dūnihimā qawman lā yakādūna yafqahūna qawlan
قَالُوا۟ يَـٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا ( ٩٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj (yaitu dua umat besar dari keturunan Adam) berbuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan banyak pembunuhan dan kerusakan lainnya, maka bolehkah Kami membayarmu dengan harta benda kami sebagai imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (94)
qālū yādhā l-qarnayni inna yajūja wamajūja muf'sidūna fī l-arḍi fahal najʿalu laka kharjan ʿalā an tajʿala baynanā wabaynahum saddan
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ( ٩٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Zulkarnain berkata, "Apa yang telah dikaruniakan Tuhanku kepadaku berupa kerajaan dan kekuasaan sungguh lebih baik daripada imbalan harta yang kalian janjikan padaku. Bantulah aku dengan mengerahkan kaum laki-laki dan menyediakan peralatan agar aku bisa membuatkan dinding penghalang antara kalian dan mereka. (95)
qāla mā makkannī fīhi rabbī khayrun fa-aʿīnūnī biquwwatin ajʿal baynakum wabaynahum radman
ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ ٱلصَّدَفَيْنِ قَالَ ٱنفُخُوا۟ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُۥ نَارًا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ( ٩٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bawakanlah kepadaku potongan-potongan besi," Maka merekapun membawakannya, lalu ia mulai membangun dinding dengan potongan-potongan besi itu di antara dua gunung tersebut, hingga ketika semua bangunannya telah terpasang sama rata dengan puncak gunung itu, ia berkata kepada para pekerja, "Nyalakanlah api pada potongan-potongan besi ini," hingga ketika telah memerah, ia berkata, "Bawakanlah padaku tembaga yang mendidih guna aku tuangkan di atasnya!" (96)
ātūnī zubara l-ḥadīdi ḥattā idhā sāwā bayna l-ṣadafayni qāla unfukhū ḥattā idhā jaʿalahu nāran qāla ātūnī uf'righ ʿalayhi qiṭ'ran
فَمَا ٱسْطَـٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ وَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا ( ٩٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Yakjuj dan Makjuj pun tidak dapat mendakinya karena bangunan tersebut sangat tinggi, dan tidak pula dapat melobangi dari bawah karena sangat keras. (97)
famā is'ṭāʿū an yaẓharūhu wamā is'taṭāʿū lahu naqban
قَالَ هَـٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّى ۖ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ رَبِّى جَعَلَهُۥ دَكَّآءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّى حَقًّا ( ٩٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Zulkarnain berkata, "Dinding penghalang ini adalah rahmat dari Tuhanku agar menghalangi dan membatasi gerak gerik Yakjuj dan Makjuj dari mengadakan kerusakan di muka bumi, dan apabila telah tiba waktu yang ditentukan oleh Allah agar mereka keluar sebelum datangnya hari Kiamat, maka Dia akan menghancurkannya hingga rata dengan tanah, dan sungguh janji Allah tentang ratanya dinding itu dengan tanah, dan keluarnya Yakjuj dan Makjuj benar dan tidak akan diselisihi." (98)
qāla hādhā raḥmatun min rabbī fa-idhā jāa waʿdu rabbī jaʿalahu dakkāa wakāna waʿdu rabbī ḥaqqan
۞ وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِى بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَجَمَعْنَـٰهُمْ جَمْعًا ( ٩٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan di akhir zaman nanti Kami, membiarkan sebagian makhluk berbaur dengan makhluk lainnya, lalu sangkakala akan ditiupkan dan Kami mengumpulkan seluruh makhluk agar dihisab dan diberikan balasan amalan mereka. (99)
wataraknā baʿḍahum yawma-idhin yamūju fī baʿḍin wanufikha fī l-ṣūri fajamaʿnāhum jamʿan
وَعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِّلْكَـٰفِرِينَ عَرْضًا ( ١٠٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami perlihatkan neraka Jahanam terhadap orang-orang kafir dengan sangat jelas, agar mereka menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. (100)
waʿaraḍnā jahannama yawma-idhin lil'kāfirīna ʿarḍan
ٱلَّذِينَ كَانَتْ أَعْيُنُهُمْ فِى غِطَآءٍ عَن ذِكْرِى وَكَانُوا۟ لَا يَسْتَطِيعُونَ سَمْعًا ( ١٠١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami memperlihatkannya kepada orang-orang kafir yang ketika di dunia mata hati mereka buta dari mengingat Allah, karena pada mata mereka terdapat penghalangnya, dan mereka juga tidak sanggup mendengar ayat-ayat Allah agar menerimanya. (101)
alladhīna kānat aʿyunuhum fī ghiṭāin ʿan dhik'rī wakānū lā yastaṭīʿūna samʿan
أَفَحَسِبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن يَتَّخِذُوا۟ عِبَادِى مِن دُونِىٓ أَوْلِيَآءَ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَـٰفِرِينَ نُزُلًا ( ١٠٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka apakah orang-orang yang kafir kepada Allah itu menyangka bahwa mereka dapat menjadikan hamba-hamba-Ku dari kalangan Malaikat, Rasul dan setan sebagai sesembahan yang disembah selain Aku?! Sungguh Kami telah menyediakan neraka Jahanam sebagai tempat tinggalnya orang-orang yang kafir. (102)
afaḥasiba alladhīna kafarū an yattakhidhū ʿibādī min dūnī awliyāa innā aʿtadnā jahannama lil'kāfirīna nuzulan
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَـٰلًا ( ١٠٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah wahai Rasul, "Wahai manusia, apakah perlu Kami beritahukan kepada kalian tentang manusia yang paling rugi amal perbuatannya?" (103)
qul hal nunabbi-ukum bil-akhsarīna aʿmālan
ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ( ١٠٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu orang-orang yang pada hari Kiamat kelak akan melihat bahwa amalan yang mereka usahakan di dunia dahulu hanyalah sia-sia, padahal awalnya mereka mengira bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya, dan akan mendapatkan manfaat dari amal mereka tersebut, namun ternyata fakta hari Kiamat bertolak belakang dengan perkiraan mereka. (104)
alladhīna ḍalla saʿyuhum fī l-ḥayati l-dun'yā wahum yaḥsabūna annahum yuḥ'sinūna ṣun'ʿan
أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهِۦ فَحَبِطَتْ أَعْمَـٰلُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَزْنًا ( ١٠٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Tuhan mereka yang menunjukkan bukti keesaan-Nya, dan ingkar terhadap perjumpaan dengan-Nya, sehingga amalan mereka pun terhapus dan sia-sia belaka lantaran kekafiran mereka terhadap ayat-ayat-Nya, dan pada hari Kiamat kelak mereka sama sekali tidak memiliki kedudukan apa-apa di sisi Allah. (105)
ulāika alladhīna kafarū biāyāti rabbihim waliqāihi faḥabiṭat aʿmāluhum falā nuqīmu lahum yawma l-qiyāmati waznan
ذَٰلِكَ جَزَآؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا۟ وَٱتَّخَذُوٓا۟ ءَايَـٰتِى وَرُسُلِى هُزُوًا ( ١٠٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Balasan yang disediakan bagi mereka berupa Jahanam itu; disebabkan karena kekafiran mereka kepada Allah, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku yang diturunkan dan para rasul sebagai bahan olok-olok semata. (106)
dhālika jazāuhum jahannamu bimā kafarū wa-ittakhadhū āyātī warusulī huzuwan
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّـٰتُ ٱلْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ( ١٠٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka disediakan tingkat tertinggi dari Surga untuk tempat tinggal sebagai penghargaan terhadap mereka. (107)
inna alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti kānat lahum jannātu l-fir'dawsi nuzulan
خَـٰلِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا ( ١٠٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan tinggal kekal di dalamnya, dan sama sekali tidak akan meminta pindah darinya karena Surga tidak ditandingi oleh tempat dan balasan apapun. (108)
khālidīna fīhā lā yabghūna ʿanhā ḥiwalan
قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَـٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَـٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا ( ١٠٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah wahai Rasul, "Sungguh kalimat-kalimat Tuhanku sangat banyak. Seandainya lautan menjadi tinta untuk menuliskannya, niscaya air lautan itu akan habis sebelum selesai penulisan kalimat-kalimat-Nya tersebut, bahkan meskipun Kami datangkan tambahan berupa laut-laut yang lain, maka ia pasti akan habis pula sebelum selesai menuliskannya." (109)
qul law kāna l-baḥru midādan likalimāti rabbī lanafida l-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walaw ji'nā bimith'lihi madadan
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَـٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا ( ١١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah wahai Rasul, "Sungguh aku ini hanyalah manusia seperti kalian, yang telah menerima wahyu bahwa Tuhan sesembahan kalian yang benar adalah Tuhan yang Esa tiada sekutu bagi-Nya, yaitu Allah." Maka barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amalan yang sesuai dengan syariatnya, disertai keikhlasan dalam melakukannya, dan tidak menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (110)
qul innamā anā basharun mith'lukum yūḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhun wāḥidun faman kāna yarjū liqāa rabbihi falyaʿmal ʿamalan ṣāliḥan walā yush'rik biʿibādati rabbihi aḥadan