Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Ya-Sin
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


يسٓ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yā Sīn. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. (1)

ya-seen


وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah bersumpah dengan Al-Qur`ān yang ayat-ayatnya disusun dengan sangat rapi, tidak disusupi kebatilan dari depan dan belakangnya. (2)

wal-qur'āni l-ḥakīmi


إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya kamu -wahai Rasul- benar-benar termasuk para rasul yang Allah utus kepada hamba-hamba-Nya untuk memerintahkan mereka mentauhidkan-Nya dan menyembah-Nya semata. (3)

innaka lamina l-mur'salīna


عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : dan 5. Berdasarkan manhaj yang lurus dan syariat yang kokoh. Manhaj yang lurus dan syariat yang kokoh ini diturunkan dari Rabbmu Yang Mahaperkasa, yang tidak seorang pun mengalahkannya, Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang Mukmin. (4)

ʿalā ṣirāṭin mus'taqīmin


تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : dan 5. Berdasarkan manhaj yang lurus dan syariat yang kokoh. Manhaj yang lurus dan syariat yang kokoh ini diturunkan dari Rabbmu Yang Mahaperkasa, yang tidak seorang pun mengalahkannya, Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang Mukmin. (5)

tanzīla l-ʿazīzi l-raḥīmi


لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَـٰفِلُونَ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Kami menurunkan hal itu kepadamu agar kamu memperingatkan suatu kaum, yaitu orang-orang Arab yang belum pernah didatangi oleh seorang Rasul untuk memperingatkan mereka. Mereka adalah orang-orang yang lengah dari iman dan tauhid. Demikian juga keadaan setiap umat yang telah terputus dari peringatan Allah, mereka memerlukan rasul yang mengingatkan mereka. (6)

litundhira qawman mā undhira ābāuhum fahum ghāfilūna


لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh azab Allah telah layak ditimpakan kepada kebanyakan dari mereka sesudah mereka mengetahui kebenaran dari Allah melalui lisan rasul-Nya lalu mereka tidak beriman kepadanya, mereka tetap di atas kekufuran mereka, tidak mempercayai Allah dan rasul-Nya, tidak mengamalkan kebenaran yang dibawa oleh rasul. (7)

laqad ḥaqqa l-qawlu ʿalā aktharihim fahum lā yu'minūna


إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَـٰقِهِمْ أَغْلَـٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Perumpamaan mereka dalam hal ini adalah seperti orang-orang yang dibelenggu leher mereka, tangan mereka dikumpulkan bersama leher mereka di bawah janggut mereka, hal ini memaksa mereka untuk mengangkat kepala mereka ke langit, mereka tidak mampu menundukkan kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang terbelenggu dari iman kepada Allah, maka mereka tidak mengikuti kebenaran dan tidak menundukkan kepala mereka untuk kebenaran. (8)

innā jaʿalnā fī aʿnāqihim aghlālan fahiya ilā l-adhqāni fahum muq'maḥūna


وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَـٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Kami menjadikan penghalang dari kebenaran di depan mereka, penghalang dari belakang mereka, Kami menutup penglihatan mereka dari kebenaran sehingga mereka tidak melihat kebenaran dengan penglihatan yang membuat mereka bisa mengambil manfaat darinya. Hal itu terjadi pada mereka sesudah mereka menentang dan tetap bersikukuh di atas kekufuran. (9)

wajaʿalnā min bayni aydīhim saddan wamin khalfihim saddan fa-aghshaynāhum fahum lā yub'ṣirūna


وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Sama saja bagi orang-orang kafir yang menentang kebenaran itu, apakah kamu -wahai Muhammad- memperingatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan membenarkan apa yang kamu datangkan dari sisi Allah. (10)

wasawāon ʿalayhim a-andhartahum am lam tundhir'hum lā yu'minūna


إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَـٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang yang benar-benar mengambil manfaat dari peringatanmu adalah orang yang membenarkan Al-Qur`ān ini dan mengikuti isi kandungannya, takut kepada Tuhannya dalam kesendiriannya, di saat tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. Maka kabarkanlah kepada orang yang sifat-sifatnya demikian sesuatu yang membahagiakannya, yaitu bahwa Allah menghapus dosa-dosanya dan mengampuninya, dan pahala besar menantikannya di Akhirat, yaitu masuk Surga. (11)

innamā tundhiru mani ittabaʿa l-dhik'ra wakhashiya l-raḥmāna bil-ghaybi fabashir'hu bimaghfiratin wa-ajrin karīmin


إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Kami yang menghidupkan orang-orang yang mati dan membangkitkan mereka pada hari Kiamat untuk menghadapi hisab. Kami mencatat amal saleh dan amal buruk yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Kami menulis usaha mereka yang ada efeknya setelah kematian mereka berupa saleh seperti sedekah jariah, atau amalan buruk seperti kekufuran. Kami mencatat segala sesuatu dalam satu kitab yang jelas, yaitu Lauḥul Maḥfūẓ. (12)

innā naḥnu nuḥ'yī l-mawtā wanaktubu mā qaddamū waāthārahum wakulla shayin aḥṣaynāhu fī imāmin mubīnin


وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَـٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Buatlah -wahai Rasul- bagi orang-orang kafir yang menentang dan mendustakan itu satu contoh yang mengandung pelajaran bagi mereka, yaitu kisah penduduk suatu negeri manakala rasul-rasul mereka datang kepada mereka. (13)

wa-iḍ'rib lahum mathalan aṣḥāba l-qaryati idh jāahā l-mur'salūna


إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Manakala Kami mengutus pertama kali kepada mereka dua orang rasul untuk mengajak mereka kepada Tauhid dan penyembahan kepada Allah, lalu mereka mendustakan keduanya, lalu Kami mendukung dua rasul itu dengan rasul yang ketiga. Maka ketiga rasul itu berkata kepada penduduk negeri, "Sesungguhnya kami bertiga ini adalah utusan Allah kepada kalian untuk mengajak kalian agar mentauhidkan Allah dan mengikuti syariat-Nya." (14)

idh arsalnā ilayhimu ith'nayni fakadhabūhumā faʿazzaznā bithālithin faqālū innā ilaykum mur'salūna


قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَـٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Penduduk negeri menjawab para rasul, “Kalian ini hanyalah manusia seperti kami, tidak ada keunggulan bagi kalian atas kami, Allah yang Maha Penyayang tidak menurunkan wahyu apa pun kepada kalian, kalian ini hanya berdusta atas nama Allah terkait apa yang kalian katakan.” (15)

qālū mā antum illā basharun mith'lunā wamā anzala l-raḥmānu min shayin in antum illā takdhibūna


قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketiga Rasul itu menjawab pendustaan penduduk negeri, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan dari sisi-Nya kepada kalian wahai penduduk negeri dan hal itu sudah cukup menjadi bukti bagi kami.” (16)

qālū rabbunā yaʿlamu innā ilaykum lamur'salūna


وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tugas kami hanyalah menyampaikan apa yang diperintahkan kepada kami agar kami menyampaikannya kepada kalian dengan jelas, kami tidak memiliki kewenangan memberi kalian hidayah. (17)

wamā ʿalaynā illā l-balāghu l-mubīnu


قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Penduduk negeri berkata kepada para Rasul, “Sesungguhnya kami ini merasa sial dengan kalian. Bila kalian tidak berhenti mendakwahi kami kepada Tauhid, niscaya kami akan menghukum kalian dengan lemparan kalian batu hingga mati dan kalian akan mendapatkan hukuman yang menyakitkan dari kami. (18)

qālū innā taṭayyarnā bikum la-in lam tantahū lanarjumannakum walayamassannakum minnā ʿadhābun alīmun


قَالُوا۟ طَـٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para Rasul menjawab mereka, “Kesialan selalu menempel pada diri kalian karena kalian kafir kepada Allah dan menolak mengikuti para Rasul-Nya. Apakah kalian merasa sial manakala kami mengingatkan kalian kepada Allah? Justru kalian adalah kaum yang berlebih-lebihan dalam mempraktikkan kekufuran dan kemaksiatan.” (19)

qālū ṭāirukum maʿakum a-in dhukkir'tum bal antum qawmun mus'rifūna


وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seorang laki-laki datang bergegas dari belahan negeri yang jauh karena takut atas sikap kaumnya yang mendustakan para rasul, mengancam akan membunuh dan menyakiti mereka. Laki-laki ini berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah apa yang dibawa oleh para Rasul itu.” (20)

wajāa min aqṣā l-madīnati rajulun yasʿā qāla yāqawmi ittabiʿū l-mur'salīna


ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai kaumku! Ikutilah orang yang tidak meminta balasan dari kalian terkait apa yang telah mereka sampaikan kepada kalian. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah tentang apa yang mereka sampaikan kepada kalian dari Allah, yaitu wahyu-Nya. Barangsiapa yang demikian maka dia harus diikuti. (21)

ittabiʿū man lā yasalukum ajran wahum muh'tadūna


وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Laki-laki yang memberikan nasihat tulus ini berkata, “Apa yang menghalangiku untuk menyembah Allah yang telah menciptakanku? Apa yang menghalangi kalian untuk menyembah Rabb yang menciptakan kalian. Hanya kepada-Nya semata kalian dikembalikan untuk dibangkitkan dan diberi balasan.” (22)

wamā liya lā aʿbudu alladhī faṭaranī wa-ilayhi tur'jaʿūna


ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَـٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَـٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah aku mengangkat sesembahan selain Allah? Bila Allah yang Maha Penyayang menghendaki keburukan bagiku, maka sesembahan tersebut tidak akan membantuku sedikit pun, karena mereka tidak memiliki manfaat dan mudarat, tidak mampu menyelamatkanku dari keburukan yang Allah kehendaki terhadapku bila aku mati di atas kekufuran. (23)

a-attakhidhu min dūnihi ālihatan in yurid'ni l-raḥmānu biḍurrin lā tugh'ni ʿannī shafāʿatuhum shayan walā yunqidhūni


إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Jika aku mengangkat mereka sebagai sesembahan selain Allah maka aku benar-benar di atas kesalahan yang nyata, karena aku menyembah sesuatu yang tidak berhak disembah dan meninggalkan siapa yang berhak. (24)

innī idhan lafī ḍalālin mubīnin


إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Sesungguhnya aku -wahai kaumku- telah beriman kepada Tuhanku dan Tuhan kalian, maka dengarkanlah aku. Aku tidak peduli dengan pembunuhan yang kalian ancamkan kepadaku. Maka kaumnya tidak melakukan apa pun kecuali membunuhnya, kemudian Allah memasukkannya ke dalam Surga. (25)

innī āmantu birabbikum fa-is'maʿūni


قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَـٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   dan 27. Untuk memuliakan laki-laki yang telah gugur tersebut maka dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam Surga”. Manakala dia masuk dan menyaksikan berbagai kenikmatan di dalamnya, maka dia berkata seraya berharap, “Seandainya kaumku yang mendustakanku dan membunuhku mengetahui apa yang aku dapatkan berupa ampunan terhadap dosa-dosaku dan kemuliaan dari Tuhanku kepadaku, niscaya mereka akan beriman sebagaimana aku beriman, lalu mereka mendapatkan balasan seperti apa yang aku dapatkan. (26)

qīla ud'khuli l-janata qāla yālayta qawmī yaʿlamūna


بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   dan 27. Untuk memuliakan laki-laki yang telah gugur tersebut maka dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam Surga”. Manakala dia masuk dan menyaksikan berbagai kenikmatan di dalamnya, maka dia berkata seraya berharap, “Seandainya kaumku yang mendustakanku dan membunuhku mengetahui apa yang aku dapatkan berupa ampunan terhadap dosa-dosaku dan kemuliaan dari Tuhanku kepadaku, niscaya mereka akan beriman sebagaimana aku beriman, lalu mereka mendapatkan balasan seperti apa yang aku dapatkan. (27)

bimā ghafara lī rabbī wajaʿalanī mina l-muk'ramīna


۞ وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Kami tidak memerlukan bala tentara Malaikat yang turun dari langit untuk membinasakan kaumnya yang mendustakannya dan membunuh mereka, karena perkara mereka sangat mudah bagi Kami. Kami telah menetapkan bahwa kebinasaan mereka adalah dengan suara menggelagar dari langit bukan dengan menurunkan Malaikat azab. (28)

wamā anzalnā ʿalā qawmihi min baʿdihi min jundin mina l-samāi wamā kunnā munzilīna


إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَـٰمِدُونَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pembinasaan atas kaumnya hanya dengan satu suara keras yang Kami kirimkan kepada mereka, maka tahu-tahu mereka terkapar tak bernyawa dan tak bersisa, mereka seperti api yang menyala lalu padam seketika, tak meninggalkan bekas. (29)

in kānat illā ṣayḥatan wāḥidatan fa-idhā hum khāmidūna


يَـٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Betapa dalam penyesalan dan kesedihan orang-orang yang mendustakan pada hari Kiamat manakala mereka menyaksikan azab. Hal itu karena semasa mereka hidup di dunia, tidak seorang pun rasul datang kepada mereka dari sisi Allah kecuali mereka mengejek dan memperolok-oloknya. Maka akibat yang harus mereka pikul adalah penyesalan pada hari Kiamat atas kelalaian mereka terhadap hak-hak Allah. (30)

yāḥasratan ʿalā l-ʿibādi mā yatīhim min rasūlin illā kānū bihi yastahziūna


أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang-orang yang mendustakan para rasul dan merendahkan mereka tidak mengambil pelajaran dari umat-umat sebelum mereka. Mereka telah mati dan tidak akan pernah kembali ke dunia lagi, sebaliknya mereka telah berangkat menuju amalan yang telah mereka lakukan, dan Allah akan membalas mereka atas itu. (31)

alam yaraw kam ahlaknā qablahum mina l-qurūni annahum ilayhim lā yarjiʿūna


وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Semua umat tanpa kecuali akan dihadirkan di hadapan Kami pada hari Kiamat sesudah mereka dibangkitkan untuk Kami beri balasan atas amal-amal mereka. (32)

wa-in kullun lammā jamīʿun ladaynā muḥ'ḍarūna


وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَـٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Salah satu bukti bagi orang-orang yang mendustakan kebangkitan bahwa kebangkitan itu adalah hak yaitu bumi yang kering kerontang ini. Kami menurunkan hujan kepadanya dari langit, lalu dengan hujan itu Kami menumbuhkan berbagai macam tanaman, dan darinya Kami mengeluarkan berbagai macam biji-bijian untuk dimakan oleh manusia. Allah yang menghidupkan bumi sesudah menurunkan hujan atasnya dan mengeluarkan tanaman Mahakuasa untuk menghidupkan orang-orang mati dan membangkitkan mereka. (33)

waāyatun lahumu l-arḍu l-maytatu aḥyaynāhā wa-akhrajnā min'hā ḥabban famin'hu yakulūna


وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّـٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَـٰبٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Kami menjadikan bumi yang disiram hujan itu menjadi kebun-kebun kurma dan anggur, Kami memancarkan mata air di sana untuk mengairinya. (34)

wajaʿalnā fīhā jannātin min nakhīlin wa-aʿnābin wafajjarnā fīhā mina l-ʿuyūni


لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Agar manusia makan dari buah kebun-kebun itu apa yang Allah limpahkan kepada mereka sebagai kenikmatan tanpa mereka melakukan usaha yang berarti padanya. Tidakkah mereka mensyukuri Allah yang telah memberi mereka semua itu sebagai karunia dari-Nya dan rahmat kepada mereka dengan menyembah-Nya semata dan beriman kepada rasul-rasul-Nya? (35)

liyakulū min thamarihi wamā ʿamilathu aydīhim afalā yashkurūna


سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Mahasuci Allah lagi Mahatinggi yang telah menciptakan berbagai jenis tanaman dan buah-buahan, yang telah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan yang telah menciptakan makhluk-makhluk lainnya yang tidak manusia ketahui di darat, laut dan lainnya. (36)

sub'ḥāna alladhī khalaqa l-azwāja kullahā mimmā tunbitu l-arḍu wamin anfusihim wamimmā lā yaʿlamūna


وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukti bagi manusia terkait keesaan Allah adalah bahwa Kami melenyapkan cahaya dengan perginya siang dan datangnya malam saat Kami menarik siang darinya, Kami mendatangkan kegelapan sesudah kepergian siang, dan kemudian manusia masuk ke dalam kegelapan. (37)

waāyatun lahumu al-laylu naslakhu min'hu l-nahāra fa-idhā hum muẓ'limūna


وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukti keesaan Allah adalah matahari yang beredar dalam orbit yang Allah ketahui kadarnya, tanpa bisa dilampauinya. Penentuan itu adalah penentuan Allah yang Maha Perkasa yang tidak dikalahkan oleh siapa pun, Maha mengetahui yang tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya terkait urusan-urusan makhluk-Nya. (38)

wal-shamsu tajrī limus'taqarrin lahā dhālika taqdīru l-ʿazīzi l-ʿalīmi


وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَـٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukti yang menunjukkan keesaan Allah adalah rembulan ini yang telah Kami tentukan peredarannya setiap malamnya. Ia mulai terlihat tipis kemudian nampak besar kemudian kembali tipis sehingga ia menjadi seperti tandan kurma tanpa buah yang sudah mengering, dalam keringkihannya, merunduknya, warnanya yang menguning dan usianya yang tua. (39)

wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ʿāda kal-ʿur'jūni l-qadīmi


لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukti-bukti matahari dan rembulan, siang dan malam ditetapkan dengan ketentuan dari Allah, ia tidak akan melampau batas yang sudah ditentukan untuknya. Matahari tidak akan mendahului rembulan untuk merubah perjalanannya atau melenyapkan cahayanya; malam tidak mungkin mengejar siang dan datang sebelum siang selesai. Semua makhluk yang ditundukkan ini dan juga bintang-bintang dan planet-planet lainnya mempunyai orbit edar berdasarkan takdir dan penjagaan dari Allah. (40)

lā l-shamsu yanbaghī lahā an tud'rika l-qamara walā al-laylu sābiqu l-nahāri wakullun fī falakin yasbaḥūna


وَءَايَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara bukti bagi mereka tentang keesaan Allah dan pemberian nikmat kepada hamba-Nya adalah bahwa Kami mengangkut orang-orang yang selamat dari banjir besar dari anak cucu Adam pada masa Nuh di dalam bahtera yang sarat dengan makhluk-makhluk Allah. Allah mengangkut sepasang makhluk dari setiap jenis di dalam kapal tersebut. (41)

waāyatun lahum annā ḥamalnā dhurriyyatahum fī l-ful'ki l-mashḥūni


وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara bukti bagi mereka tentang keesaan Allah dan pemberian nikmat kepada hamba-Nya adalah bahwa Kami menciptakan bagi mereka perahu-perahu seperti bahtera Nuh untuk dinaiki. (42)

wakhalaqnā lahum min mith'lihi mā yarkabūna


وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Seandainya Kami hendak menenggelamkan mereka, maka Kami menenggelamkan mereka, tidak ada penolong yang menolong mereka bila Kami menenggelamkan mereka, tidak ada penyelamat yang menyelamatkan mereka bila mereka tenggelam dengan perintah dan keputusan Kami. (43)

wa-in nasha nugh'riq'hum falā ṣarīkha lahum walā hum yunqadhūna


إِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَـٰعًا إِلَىٰ حِينٍ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Hanya saja Kami menyayangi mereka dengan menyelamatkan mereka dari penenggelaman agar mereka bisa bersenang-senang hingga masa yang ditentukan, tidak lebih dari itu. Semoga dengan itu mereka mau mengambil pelajaran lalu beriman. (44)

illā raḥmatan minnā wamatāʿan ilā ḥīnin


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika dikatakan kepada kaum musyrikin yang menolak untuk beriman, “Berhati-hatilah dengan amalan yang kalian siapkan untuk kehidupan Akhirat beserta kesulitan-kesulitannya yang pasti akan kalian hadapi, berhati-hatilah terhadap dunia yang pergi berlalu, semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kalian,” mereka tidak mengindahkannya, sebaliknya mereka berpaling tanpa menghiraukan. (45)

wa-idhā qīla lahumu ittaqū mā bayna aydīkum wamā khalfakum laʿallakum tur'ḥamūna


وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ مِّنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setiap kali orang-orang musyrikin yang menentang itu didatangi oleh ayat-ayat Allah yang menunjukkan keesaan-Nya dan bahwa hanya Dia yang berhak untuk disembah, mereka selalu berpaling darinya, tidak mengambil pelajaran darinya. (46)

wamā tatīhim min āyatin min āyāti rabbihim illā kānū ʿanhā muʿ'riḍīna


وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila dikatakan kepada orang-orang yang menentang itu, “Bantulah orang-orang fakir dan miskin dengan harta yang telah Allah berikan kepada kalian!” Maka mereka menjawab penuh pengingkaran kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami harus memberi makan orang-orang yang bila Allah berkehendak memberinya makan maka Dia pasti akan memberinya!? Kami tidak menyelisihi kehendak Allah, kalian itu -wahai orang-orang Mukmin- hanya berada di atas kesalahan yang jelas dan kejauhan dari kebenaran.” (47)

wa-idhā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumu l-lahu qāla alladhīna kafarū lilladhīna āmanū anuṭ'ʿimu man law yashāu l-lahu aṭʿamahu in antum illā fī ḍalālin mubīnin


وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang kafir yang mengingkari Kebangkitan berkata dengan penuh pendustaan dan pengingkaran, “Kapan Kebangkitan itu terjadi jika kalian -wahai orang-orang Mukmin- memang benar dalam pernyataan kalian bahwa ia bakal terjadi?” (48)

wayaqūlūna matā hādhā l-waʿdu in kuntum ṣādiqīna


مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang mendustakan Kebangkitan dan menilainya tidak mungkin itu tidak menunggu kecuali tiupan pertama saat sangkakala ditiup, suaranya mengejutkan mereka padahal saat itu mereka sedang sibuk dengan urusan dunia, jual beli, mengurus kebun, menggembala dan sebagainya dari kesibukan-kesibukan dunia. (49)

mā yanẓurūna illā ṣayḥatan wāḥidatan takhudhuhum wahum yakhiṣṣimūna


فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Saat suara menggelegar sangkakala terdengar, maka sebagian tidak sempat lagi berwasiat kepada sebagian lainnya, mereka juga tidak bisa pulang ke rumah-rumah dan keluarga mereka, karena mereka langsung mati dalam keadaan demikian. (50)

falā yastaṭīʿūna tawṣiyatan walā ilā ahlihim yarjiʿūna


وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Lalu tiupan sangkakala yang kedua ditiup untuk Kebangkitan, mereka semua pun keluar dari kubur menuju Rabb mereka dengan bergegas untuk menghadapi hisab dan menerima balasan. (51)

wanufikha fī l-ṣūri fa-idhā hum mina l-ajdāthi ilā rabbihim yansilūna


قَالُوا۟ يَـٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang kafir yang mendustakan Kebangkitan itu berkata dengan penuh penyesalan, "Duhai betapa meruginya kami. Siapa gerangan yang membangunkan kami dari kubur kami? Maka pertanyaan mereka pun dijawab, "Inilah yang telah Allah janjikan, ini pasti terjadi, para Rasul telah berkata benar tentang apa yang mereka sampaikan dari Rabb mereka. (52)

qālū yāwaylanā man baʿathanā min marqadinā hādhā mā waʿada l-raḥmānu waṣadaqa l-mur'salūna


إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Kebangkitan dari alam kubur hanyalah akibat dari tiupan sangkakala yang kedua, selanjutnya seluruh makhluk hadir pada hari Kiamat untuk menghadapi hisab. (53)

in kānat illā ṣayḥatan wāḥidatan fa-idhā hum jamīʿun ladaynā muḥ'ḍarūna


فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Keputusan pada hari itu ditetapkan dengan adil. Kalian -wahai para hamba- tidak dizalimi sedikit pun, keburukan kalian tidak ditambah, kebaikan kalian tidak dikurangi, akan tetapi kalian mendapatkan balasan sempurna atas apa yang kalian perbuat di dunia. (54)

fal-yawma lā tuẓ'lamu nafsun shayan walā tuj'zawna illā mā kuntum taʿmalūna


إِنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍ فَـٰكِهُونَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Sesungguhnya penghuni Surga pada hari Kiamat sangat sibuk sehingga tidak bisa memikirkan orang lain, karena mereka menyaksikan kenikmatan abadi, kemenangan besar, mereka sedang berbahagia dan bersuka cita. (55)

inna aṣḥāba l-janati l-yawma fī shughulin fākihūna


هُمْ وَأَزْوَٰجُهُمْ فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka dan pasangan mereka bersenang-senang di atas ranjang-ranjang di bawah naungan Surga yang rindang. (56)

hum wa-azwājuhum fī ẓilālin ʿalā l-arāiki muttakiūna


لَهُمْ فِيهَا فَـٰكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Di Surga mereka menikmati berbagai macam buah-buahan yang lezat, ada anggur, buah tin dan delima, mereka juga mendapatkan segala bentuk kesenangan dan kenikmatan. Apa yang mereka minta akan mereka dapatkan. (57)

lahum fīhā fākihatun walahum mā yaddaʿūna


سَلَـٰمٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lebih dari itu mereka semuanya mendapatkan salam (keselamatan) dari Rabb mereka yang Maha Penyayang. Bila Rabb mereka memberi mereka salam, maka mereka mendapatkan segala bentuk keselamatan dari segala sisi, mereka mendapatkan penghormatan yang tidak ada penghormatan yang melebihinya. (58)

salāmun qawlan min rabbin raḥīmin


وَٱمْتَـٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Pada hari itu dikatakan kepada kaum musyrikin, Berpisahlah kalian dari orang-orang yang beriman, karena orang-orang yang beriman tidak layak bersama kalian, karena balasan kalian dengan balasan mereka berbeda, sifat kalian dengan sifat mereka juga berbeda.” (59)

wa-im'tāzū l-yawma ayyuhā l-muj'rimūna


۞ أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukankah Aku sudah berwasiat kepada kalian wahai Bani Adam dan memerintahkan kalian melalui lisan para rasul-Ku dan Aku berfirman kepada kalian, "Jangan mengikuti setan dengan melakukan berbagai macam kekufuran dan kemaksiatan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian." Bagaimana mungkin orang yang berakal mematuhi musuhnya yang tampak permusuhannya? (60)

alam aʿhad ilaykum yābanī ādama an lā taʿbudū l-shayṭāna innahu lakum ʿaduwwun mubīnun


وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Aku telah memerintahkan kalian -wahai Bani Adam- agar menyembah-Ku semata, jangan menyekutukan-Ku dengan apa pun. Ibadah kepada-Ku dan menaati-Ku adalah jalan lurus yang menyampaikan kepada rida-Ku dan Surga-Ku, akan tetapi kalian tidak melakukan apa yang Aku wasiatkan dan perintahkan kepada kalian. (61)

wa-ani uʿ'budūnī hādhā ṣirāṭun mus'taqīmun


وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setan telah menyesatkan banyak orang dari kalian, apakah kalian tidak mempunyai akal yang menuntun kalian untuk menaati Tuhan kalian dan menyembah-Nya semata serta memperingatkan kalian agar tidak menaati setan yang merupakan musuh kalian yang sangat nyata. (62)

walaqad aḍalla minkum jibillan kathīran afalam takūnū taʿqilūna


هَـٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Ini adalah api neraka Jahanam yang pernah diancamkan kepada kalian di dunia karena kekufuran kalian, saat itu kalian tidak melihatnya, adapun hari ini maka kalian menyaksikannya dengan mata kepala kalian. (63)

hādhihi jahannamu allatī kuntum tūʿadūna


ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Masuklah kalian ke dalamnya pada hari ini, rasakanlah panasnya, kalian tinggal di sana selama-lamanya karena kekufuran kalian semasa kalian hidup di dunia. (64)

iṣ'lawhā l-yawma bimā kuntum takfurūna


ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Pada hari ini, Kami menutup mulut mereka rapat-rapat, sehingga mereka menjadi bisu tidak berbicara untuk mengingkari kekufuran dan kemaksiatan yang mereka kerjakan di dunia, dan Kami menjadikan tangan mereka berbicara menyampaikan apa yang dilakukannya di dunia, lalu kaki mereka memberikan kesaksian atas apa yang mereka lakukan berupa kemaksiatan dan ia berjalan kepadanya. (65)

al-yawma nakhtimu ʿalā afwāhihim watukallimunā aydīhim watashhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūna


وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَٰطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Seandainya Kami berkehendak untuk melenyapkan penglihatan mereka, niscaya Kami melenyapkannya sehingga mereka tidak bisa melihat. Kemudian mereka bergegas menuju titian untuk melewatinya menuju Surga, mana mungkin mereka akan menyeberanginya padahal penglihatan mereka telah tiada. (66)

walaw nashāu laṭamasnā ʿalā aʿyunihim fa-is'tabaqū l-ṣirāṭa fa-annā yub'ṣirūna


وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَـٰهُمْ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ مُضِيًّا وَلَا يَرْجِعُونَ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Seandainya Kami berkehendak untuk merubah bentuk penciptaan mereka dan mendudukkan mereka di atas kaki-kaki mereka, niscaya Kami merubah bentuk penciptaan mereka dan mendudukkan mereka di atas kaki-kaki mereka, sehingga mereka tidak bisa meninggalkan tempat mereka dan tidak bisa maju ke depan atau mundur ke belakang. (67)

walaw nashāu lamasakhnāhum ʿalā makānatihim famā is'taṭāʿū muḍiyyan walā yarjiʿūna


وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Manusia mana pun yang Kami panjangkan umurnya, Kami kembalikan dia ke masa lemah. Apakah mereka tidak memikirkan dengan akal mereka dan mengetahui bahwa alam ini bukan alam kekekalan dan keabadian, bahwa alam yang kekal adalah alam Akhirat. (68)

waman nuʿammir'hu nunakkis'hu fī l-khalqi afalā yaʿqilūna


وَمَا عَلَّمْنَـٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْءَانٌ مُّبِينٌ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami tidak mengajari Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- syair, dan memang itu tidak patut baginya, karena itu bukan tabiatnya, bukan tuntutan nalurinya, sehingga kalian bisa menuduhnya sebagai penyair. Yang Kami ajarkan kepadanya tidak lain adalah zikir dan Al-Qur`ān yang nyata bagi siapa yang merenungkannya. (69)

wamā ʿallamnāhu l-shiʿ'ra wamā yanbaghī lahu in huwa illā dhik'run waqur'ānun mubīnun


لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Agar ia memperingatkan siapa yang hatinya hidup dan nalurinya bersinar, karena dia lah yang mengambil faedah darinya. Sedangkan azab akan menimpa orang-orang kafir, karena hujah telah tegak atas mereka dengan diturunkannya kitab dan telah sampainya dakwah kepada mereka, maka mereka tidak mempunyai alasan untuk membela diri. (70)

liyundhira man kāna ḥayyan wayaḥiqqa l-qawlu ʿalā l-kāfirīna


أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا خَلَقْنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَآ أَنْعَـٰمًا فَهُمْ لَهَا مَـٰلِكُونَ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami menciptakan untuk mereka hewan ternak, mereka menguasai hewan-hewan tersebut, mereka menggunakannya untuk kemaslahatan mereka. (71)

awalam yaraw annā khalaqnā lahum mimmā ʿamilat aydīnā anʿāman fahum lahā mālikūna


وَذَلَّلْنَـٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami menundukkan hewan-hewan tersebut bagi mereka sehingga hewan-hewan tersebut tunduk kepada mereka. Mereka mengendarai punggung sebagiannya dan meletakkan barang-barang mereka di atasnya serta mereka juga makan daging sebagian lainnya. (72)

wadhallalnāhā lahum famin'hā rakūbuhum wamin'hā yakulūna


وَلَهُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ وَمَشَارِبُ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka juga mendapatkan manfaat-manfaat lain selain mengendarai dan memakan dagingnya, seperti bulunya, rambutnya, kulitnya dan harganya. Darinya mereka membuat permadani dan pakaian. Mereka juga bisa meminum dari susunya. Mengapa mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberi mereka nikmat-nikmat tersebut dan selainnya. (73)

walahum fīhā manāfiʿu wamashāribu afalā yashkurūna


وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang musyrikin mengangkat selain Allah sebagai tuhan-tuhan yang mereka sembah dengan harapan bahwa tuhan-tuhan tersebut menolong dan menyelamatkan mereka dari azab Allah. (74)

wa-ittakhadhū min dūni l-lahi ālihatan laʿallahum yunṣarūna


لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُندٌ مُّحْضَرُونَ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tuhan-tuhan yang mereka sembah itu tidak kuasa menolong diri mereka sendiri apalagi menolong orang yang menyembah mereka selain Allah. Mereka dan berhala-berhala mereka semuanya akan dihadirkan di depan azab, lalu sebagian dari mereka cuci tangan dari sebagian yang lain. (75)

lā yastaṭīʿūna naṣrahum wahum lahum jundun muḥ'ḍarūna


فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ( ٧٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Wahai Rasul! Jangan kamu bersedih karena ucapan mereka yang menyatakan, "Sesungguhnya kamu bukanlah seorang utusan, atau sesungguhnya kamu adalah penyair," dan kebohongan-kebohongan lainnya. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka perlihatkan, tidak ada sesuatu yang samar bagi Kami, dan Kami akan membalas mereka atasnya. (76)

falā yaḥzunka qawluhum innā naʿlamu mā yusirrūna wamā yuʿ'linūna


أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَـٰنُ أَنَّا خَلَقْنَـٰهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ ( ٧٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Mengapa manusia yang mengingkari kebangkitan sesudah kematian tidak memikirkan bahwa sesungguhnya Kami menciptakannya dari air mani, kemudian dia melewati beberapa fase sebelum akhirnya lahir dan tumbuh, kemudian menjadi orang yang banyak mendebat dan membantah; mengapa manusia tidak melihat hal itu untuk mereka jadikan sebagai bukti atas kebangkitan? (77)

awalam yara l-insānu annā khalaqnāhu min nuṭ'fatin fa-idhā huwa khaṣīmun mubīnun


وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَـٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌ ( ٧٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang kafir ini lalai dan bodoh manakala dia menjadikan tulang-tulang yang lapuk sebagai bukti kemustahilan kebangkitan. Dia berkata, "Siapa yang akan mengembalikannya." Dia lupa akan penciptaan dirinya dari ketiadaan. (78)

waḍaraba lanā mathalan wanasiya khalqahu qāla man yuḥ'yī l-ʿiẓāma wahiya ramīmun


قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ( ٧٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepadanya, "Tulang belulang yang lapuk itu dihidupkan oleh Allah yang menciptakannya pertama kali." Siapa yang kuasa menciptakannya pertama pasti bisa menghidupkannya kembali. Dia lah Allah yang Mahasuci, yang mengetahui segala makhluk, tidak ada sesuatu yang samar bagi-Nya. (79)

qul yuḥ'yīhā alladhī ansha-ahā awwala marratin wahuwa bikulli khalqin ʿalīmun


ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ( ٨٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah yang menjadikan bagi kalian -wahai manusia api- yang kalian nyalakan dari kayu yang hijau lagi lembab, dan selanjutnya kalian bisa menyalakan apinya. Siapa yang mampu menyatukan dua hal yang bertentangan, kayu hijau yang basah dengan api yang menyala padanya, pasti mampu pula untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati. (80)

alladhī jaʿala lakum mina l-shajari l-akhḍari nāran fa-idhā antum min'hu tūqidūna


أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّـٰقُ ٱلْعَلِيمُ ( ٨١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukanlah Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan apa yang ada pada keduanya berupa keagungan berkuasa untuk menghidupkan manusia sesudah mati? Benar, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas itu. Dia lah Maha Pencipta yang menciptakan seluruh makhluk, Maha mengetahuinya, tidak ada sesuatu yang samar bagi-Nya. (81)

awalaysa alladhī khalaqa l-samāwāti wal-arḍa biqādirin ʿalā an yakhluqa mith'lahum balā wahuwa l-khalāqu l-ʿalīmu


إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ( ٨٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Perintah Allah, bila Dia hendak mengadakan sesuatu, hanya dengan mengucapkan kepadanya, "Jadilah!" Maka ia pun jadi sebagaimana yang Allah kehendaki. Termasuk dalam hal ini adalah apa yang Allah kehendaki berupa menghidupkan, mematikan, membangkitkan dan sebagainya. (82)

innamā amruhu idhā arāda shayan an yaqūla lahu kun fayakūnu


فَسُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ٨٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang kaum musyrikin sandarkan kepada-Nya berupa kelemahan. Dia lah Tuhan Pemilik segala sesuatu. Dia lah yang mengatur semuanya sesuai dengan kehendak-Nya, di tangan-Nya kunci-kunci segala sesuatu, hanya kepada-Nya kalian dikembalikan pada hari Akhirat, lalu Dia membalas amal-amal kalian. (83)

fasub'ḥāna alladhī biyadihi malakūtu kulli shayin wa-ilayhi tur'jaʿūna