Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Ar-Rum
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


الٓمٓ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Alif Lām Mīm. Pembahasan tentang huruf-huruf seperti ini telah disebutkan di permulaan surah Al-Baqarah. (1)

alif-lam-meem


غُلِبَتِ ٱلرُّومُ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Persia telah mengalahkan Romawi. (2)

ghulibati l-rūmu


فِىٓ أَدْنَى ٱلْأَرْضِ وَهُم مِّنۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di negeri Syam paling dekat dengan negeri Persia. Dan setelah dikalahkan oleh Persia, Romawi akan kembali menang atas Persia. (3)

fī adnā l-arḍi wahum min baʿdi ghalabihim sayaghlibūna


فِى بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ ٱلْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِنۢ بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ ٱلْمُؤْمِنُونَ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dalam suatu masa yang tidak kurang dari tiga tahun dan tidak lebih dari sepuluh tahun. Milik Allah lah segala urusan sebelum kemenangan Romawi dan setelahnya, dan ketika Romawi mengalahkan Persia, orang-orang yang beriman merasa gembira. (4)

fī biḍ'ʿi sinīna lillahi l-amru min qablu wamin baʿdu wayawma-idhin yafraḥu l-mu'minūna


بِنَصْرِ ٱللَّهِ ۚ يَنصُرُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka gembira dengan kemenangan Romawi atas Persia karena mereka adalah Ahli Kitab. Allah menolong orang yang dikehendaki-Nya atas orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia Maha Perkasa yang tidak mungkin dikalahkan, Maha Penyayang kepada para hamba-hamba-Nya yang beriman. (5)

binaṣri l-lahi yanṣuru man yashāu wahuwa l-ʿazīzu l-raḥīmu


وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pertolongan ini merupakan janji dari Allah -Ta'ālā-, dan dengan terbuktinya hal tersebut menjadikan orang-orang yang beriman semakin bertambah yakin dengan janji Allah untuk mendapat kemenangan. Adapun kebanyakan manusia tidak memahami hal ini karena kekufuran mereka. (6)

waʿda l-lahi lā yukh'lifu l-lahu waʿdahu walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna


يَعْلَمُونَ ظَـٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ غَـٰفِلُونَ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka tidak mengetahui iman dan hukum-hukum syariah, yang mereka ketahui hanyalah perkara yang tampak dari kehidupan dunia yang berhubungan dengan pekerjaan untuk kehidupan mereka, sementara mereka berpaling dari negeri Akhirat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya, mereka tidak menoleh kepadanya. (7)

yaʿlamūna ẓāhiran mina l-ḥayati l-dun'yā wahum ʿani l-ākhirati hum ghāfilūna


أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِم ۗ مَّا خَلَقَ ٱللَّهُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ بِلِقَآئِ رَبِّهِمْ لَكَـٰفِرُونَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah orang-orang musyrik yang mendustakan itu berfikir tentang diri mereka sendiri bagaimana Allah telah menciptakannya dan menegakkannya? Tidaklah Allah menciptakan langit dan tidaklah Dia menciptakan bumi melainkan dengan tujuan yang benar, Dia tidak menciptakannya dengan sia-sia, dan Dia menentukan batas waktu tertentu untuk keberadaannya di dunia. Dan sesungguhnya sebagian besar manusia benar-benar ingkar terhadap pertemuan dengan Rabb mereka pada hari Kiamat. Karena itulah mereka tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kebangkitan dengan mengerjakan amal saleh yang diridai Rabb mereka. (8)

awalam yatafakkarū fī anfusihim mā khalaqa l-lahu l-samāwāti wal-arḍa wamā baynahumā illā bil-ḥaqi wa-ajalin musamman wa-inna kathīran mina l-nāsi biliqāi rabbihim lakāfirūna


أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا۟ ٱلْأَرْضَ وَعَمَرُوهَآ أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ ۖ فَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apakah mereka itu tidak berjalan di muka bumi untuk memperhatikan bagaimana kesudahan dari umat-umat yang mendustakan sebelum mereka. Umat-umat ini lebih kuat dari mereka, membalikkan bumi untuk bercocok tanam dan menghidupkannya, memakmurkannya lebih dari apa yang telah mereka makmurkan. Umat-umat ini didatangi oleh para Rasul mereka dengan membawa bukti-bukti dan hujah-hujah yang jelas atas keesaan Allah lalu mereka mendustakannya. Maka tidaklah Allah menzalimi mereka tatkala membinasakan mereka, akan tetapi diri mereka sendiri yang berbuat zalim dengan melemparkan diri mereka ke dalam kebinasaan disebabkan karena kekufuran mereka. (9)

awalam yasīrū fī l-arḍi fayanẓurū kayfa kāna ʿāqibatu alladhīna min qablihim kānū ashadda min'hum quwwatan wa-athārū l-arḍa waʿamarūhā akthara mimmā ʿamarūhā wajāathum rusuluhum bil-bayināti famā kāna l-lahu liyaẓlimahum walākin kānū anfusahum yaẓlimūna


ثُمَّ كَانَ عَـٰقِبَةَ ٱلَّذِينَ أَسَـٰٓـُٔوا۟ ٱلسُّوٓأَىٰٓ أَن كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ بِهَا يَسْتَهْزِءُونَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Kemudian bagaimana kesudahan orang-orang yang telah berbuat keburukan dengan melakukan kesyirikan terhadap Allah dan mengerjakan perbuatan yang buruk. Kesudahan yang sampai pada batas paling buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mengolok-oloknya serta menghinanya. (10)

thumma kāna ʿāqibata alladhīna asāū l-sūā an kadhabū biāyāti l-lahi wakānū bihā yastahziūna


ٱللَّهُ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah telah menciptakan makhluk tanpa ada permisalan sebelumnya kemudian Dia mematikannya, lalu mengembalikannya, lalu hanya kepada-Nya lah kalian dikembalikan untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan pada hari Kiamat. (11)

al-lahu yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu thumma ilayhi tur'jaʿūna


وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يُبْلِسُ ٱلْمُجْرِمُونَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Pada hari Kiamat, orang-orang yang berbuat dosa putus asa dari rahmat Allah, harapan mereka terputus dikarenakan terputusnya alasan mereka melakukan kekufuran terhadap Allah. (12)

wayawma taqūmu l-sāʿatu yub'lisu l-muj'rimūna


وَلَمْ يَكُن لَّهُم مِّن شُرَكَآئِهِمْ شُفَعَـٰٓؤُا۟ وَكَانُوا۟ بِشُرَكَآئِهِمْ كَـٰفِرِينَ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan para sekutu mereka -yang pernah mereka sembah selama di dunia- tidak ada yang memberikan syafaat dengan menyelamatkan mereka dari siksa, dan saat itu mereka mengingkari sekutu-sekutu mereka, yang telah menghinakan mereka tatkala mereka membutuhkannya (tidak bisa mengabulkan permintaan mereka), karena mereka semua itu sama-sama dalam kebinasaan. (13)

walam yakun lahum min shurakāihim shufaʿāu wakānū bishurakāihim kāfirīna


وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Dan ketika hari Kiamat, pada saat itu manusia terbagi berdasarkan amalannya di dunia untuk mendapatkan balasannya, dari mulai yang terangkat sampai ke tempat yang tertinggi hingga yang terjerumus hingga tempat yang paling rendah. (14)

wayawma taqūmu l-sāʿatu yawma-idhin yatafarraqūna


فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَهُمْ فِى رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh yang diridai di sisi-Nya, maka mereka berada di dalam Surga, bergembira dengan apa yang mereka peroleh di dalamnya berupa kenikmatan abadi yang tidak pernah terputus. (15)

fa-ammā alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti fahum fī rawḍatin yuḥ'barūna


وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا وَلِقَآئِ ٱلْـَٔاخِرَةِ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ فِى ٱلْعَذَابِ مُحْضَرُونَ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Adapun orang-orang yang kafir terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat Kami yang diturunkan kepada para Rasul Kami serta mendustakan tentang hari Kebangkitan dan Perhitungan, maka mereka itu menetap di dalam siksa. (16)

wa-ammā alladhīna kafarū wakadhabū biāyātinā waliqāi l-ākhirati fa-ulāika fī l-ʿadhābi muḥ'ḍarūna


فَسُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka sucikanlah nama Allah ketika kalian memasuki waktu sore, yaitu waktu untuk melaksanakan dua salat malam; maghrib dan isya', dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu pagi, yaitu waktu untuk melaksanakan salat subuh. (17)

fasub'ḥāna l-lahi ḥīna tum'sūna waḥīna tuṣ'biḥūna


وَلَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan hanya bagi-Nya semata segala pujian di langit yang dipujikan oleh para Malaikat, dan di bumi yang dipujikan oleh makhluk-makhluk-Nya. Dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu sore, yaitu waktu untuk melaksanakan salat asar dan sucikanlah Dia ketika kalian memasuki waktu zuhur. (18)

walahu l-ḥamdu fī l-samāwāti wal-arḍi waʿashiyyan waḥīna tuẓ'hirūna


يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَيُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ وَكَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati sebagaimana Dia mengeluarkan manusia dari air mani, anak burung dari telur. Dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup sebagaimana Dia mengeluarkan mani dari manusia dan mengeluarkan telur dari ayam. Dan Dia menghidupkan bumi setelah kekeringannya dengan menurunkan hujan dan menumbuhinya. Dan sebagaimana kebangkitan bumi dengan ditumbuhinya dengan tumbuh-tumbuhan demikian pula kalian keluar dari kuburan kalian untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan. (19)

yukh'riju l-ḥaya mina l-mayiti wayukh'riju l-mayita mina l-ḥayi wayuḥ'yī l-arḍa baʿda mawtihā wakadhālika tukh'rajūna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَآ أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, adalah penciptaan kalian -wahai manusia- dari tanah, yaitu saat menciptakan bapak kalian dari tanah. Kemudian tiba-tiba kalian menjadi manusia yang berkembang biak dengan turun-temurun dan menyebar di bumi bagian timur maupun bagian barat. (20)

wamin āyātihi an khalaqakum min turābin thumma idhā antum basharun tantashirūna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara tanda-tanda-Nya yang agung sekaligus menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, bahwa Dia menciptakan untuk kalian -wahai orang laki-laki- dari jenismu pasangan-pasangan agar jiwa kalian merasa cenderung dan tenang kepadanya karena ada kesamaan di antara kalian. Dan Dia menjadikan rasa cinta di antara kalian dan mereka. Sesungguhnya di dalam hal itu sungguh terdapat bukti-bukti dan tanda-tanda yang jelas bagi orang-orang yang berfikir, karena hanya orang-orang yang berfikir sajalah yang bisa mendapatkan faedah dari pemikiran akal mereka. (21)

wamin āyātihi an khalaqa lakum min anfusikum azwājan litaskunū ilayhā wajaʿala baynakum mawaddatan waraḥmatan inna fī dhālika laāyātin liqawmin yatafakkarūna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَٰنِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّلْعَـٰلِمِينَ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, yaitu penciptaan langit dan bumi, juga perbedaan bahasa dan kulit kalian. Sesungguhnya di dalam hal itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi orang yang berilmu dan mempunyai mata hati. (22)

wamin āyātihi khalqu l-samāwāti wal-arḍi wa-ikh'tilāfu alsinatikum wa-alwānikum inna fī dhālika laāyātin lil'ʿālimīna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, yaitu tidur kalian di waktu malam dan tidur kalian di siang hari untuk beristirahat dari letihnya pekerjaan kalian. Di antara tanda-tanda-Nya bahwa Dia menjadikan siang agar kalian bergerak di muka bumi untuk mencari rezeki dari Rabb kalian. Sesungguhnya di dalam hal itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan dengan pendengaran yang penuh perhatian dan penerimaan. (23)

wamin āyātihi manāmukum bi-al-layli wal-nahāri wa-ib'tighāukum min faḍlihi inna fī dhālika laāyātin liqawmin yasmaʿūna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦ يُرِيكُمُ ٱلْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَيُحْىِۦ بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, bahwa Dia menampakkan kepada kalian kilat di langit dan mengumpulkan bagi kalian di dalam kilat itu perasaan takut terhadap halilintar dan harapan akan turunnya hujan. Dan Dia menurunkan air hujan bagi kalian dari langit, dan Dia hidupkan bumi setelah kering dengan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan di bumi. Sesungguhnya di dalam hal itu terdapat bukti-bukti dan tanda-tanda yang jelas bagi kaum yang berakal. Mereka menjadikannya dalil atas keberadaan kebangkitan setelah kematian untuk perhitungan dan pembalasan. (24)

wamin āyātihi yurīkumu l-barqa khawfan waṭamaʿan wayunazzilu mina l-samāi māan fayuḥ'yī bihi l-arḍa baʿda mawtihā inna fī dhālika laāyātin liqawmin yaʿqilūna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ بِأَمْرِهِۦ ۚ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِّنَ ٱلْأَرْضِ إِذَآ أَنتُمْ تَخْرُجُونَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, adalah berdirinya langit tanpa terjatuh dan bumi tanpa keruntuhan dengan perintah-Nya. Kemudian jika Dia memanggil kalian dengan seruan dari tanah dengan ditiupnya sangkakala oleh Malaikat, tiba-tiba kalian keluar dari kubur kalian untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan. (25)

wamin āyātihi an taqūma l-samāu wal-arḍu bi-amrihi thumma idhā daʿākum daʿwatan mina l-arḍi idhā antum takhrujūna


وَلَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَّهُۥ قَـٰنِتُونَ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan hanya bagi Allah semata apa yang ada di langit, dan hanya bagi Allah semata apa yang ada di bumi, baik secara kepemilikannya, penciptaannya dan penentuannya. Setiap yang ada di langit dan setiap yang ada di bumi dari para makhluk-makhluk-Nya tunduk kepada-Nya dan pasrah kepada perintah-Nya. (26)

walahu man fī l-samāwāti wal-arḍi kullun lahu qānitūna


وَهُوَ ٱلَّذِى يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ ۚ وَلَهُ ٱلْمَثَلُ ٱلْأَعْلَىٰ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Dia lah Yang Mahasuci, yang memulai penciptaan tanpa ada contoh sebelumnya, kemudian mengembalikan setelah kematiannya, dan mengembalikan itu lebih mudah daripada penciptaan dari awal, dan keduanya mudah bagi Allah, karena jika Dia menghendaki sesuatu, Dia berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah ia. Dan bagi-Nya sifat-sifat yang tinggi dalam setiap yang disebut mempunyai sifat keagungan dan kesempurnaan. Dia Maha Perkasa, tidak ada yang mengalahkan-Nya dan Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya dan kepengurusan-Nya. (27)

wahuwa alladhī yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu wahuwa ahwanu ʿalayhi walahu l-mathalu l-aʿlā fī l-samāwāti wal-arḍi wahuwa l-ʿazīzu l-ḥakīmu


ضَرَبَ لَكُم مَّثَلًا مِّنْ أَنفُسِكُمْ ۖ هَل لَّكُم مِّن مَّا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُم مِّن شُرَكَآءَ فِى مَا رَزَقْنَـٰكُمْ فَأَنتُمْ فِيهِ سَوَآءٌ تَخَافُونَهُمْ كَخِيفَتِكُمْ أَنفُسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah telah membuat permisalan bagi kalian -wahai orang-orang musyrik- yang diambil dari diri kalian, “Adakah kalian mempunyai sekutu dari budak-budak kalian dan hamba sahaya kalian yang bersekutu dengan kalian dalam kepemilikan harta-harta kalian dengan sama rata, Engkau takut kepada mereka sebagaimana sebagian dari kalian takut kepada sebagian yang lain? Apakah kalian rela untuk diri kalian dari budak-budak kalian seperti ini? Tidak dipungkiri bahwa kalian tidak akan rela dengan hal itu, maka Allah lebih utama untuk tidak mempunyai sekutu di dalam kerajaan-Nya dari para makhluk-Nya dan hamba-hamba-Nya. Dengan permisalan seperti ini dan dengan cara lain Kami menerangkan hujah-hujah dan bukti-bukti yang bermacam-macam untuk kaum yang berakal, karena orang-orang yang berakallah yang bisa mengambil manfaat dari bukti-bukti itu. (28)

ḍaraba lakum mathalan min anfusikum hal lakum min mā malakat aymānukum min shurakāa fī mā razaqnākum fa-antum fīhi sawāon takhāfūnahum kakhīfatikum anfusakum kadhālika nufaṣṣilu l-āyāti liqawmin yaʿqilūna


بَلِ ٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ فَمَن يَهْدِى مَنْ أَضَلَّ ٱللَّهُ ۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّـٰصِرِينَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Penyebab kesesatan mereka bukanlah karena kurangnya dalil-dalil atau tidak adanya keterangan atas dalil itu, akan tetapi karena mengikuti hawa nafsu dan taklid terhadap nenek moyang mereka. Adakah orang yang mendapatkan petunjuk dari kalangan orang-orang yang disesatkan oleh Allah? Tidak ada seorang pun yang mendapatkannya, dan mereka tidak mempunyai penolong-penolong yang menghindarkan mereka dari siksa Allah. (29)

bali ittabaʿa alladhīna ẓalamū ahwāahum bighayri ʿil'min faman yahdī man aḍalla l-lahu wamā lahum min nāṣirīna


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka tegakkanlah -wahai Rasul- wajahmu dan orang-orang yang bersamamu, dan hadapkanlah kepada agama yang telah dihadapkan oleh Allah kepadamu -dengan meninggalkan seluruh agama lainnya- yaitu agama Islam yang mana Allah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama lurus yang tidak bengkok, akan tetapi kebanyakan manusia tidak tahu bahwa agama yang benar adalah agama ini. (30)

fa-aqim wajhaka lilddīni ḥanīfan fiṭ'rata l-lahi allatī faṭara l-nāsa ʿalayhā lā tabdīla likhalqi l-lahi dhālika l-dīnu l-qayimu walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna


۞ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَٱتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian Yang Mahasuci dengan tobat dari dosa-dosa kalian, bertakwalah kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dan laksanakan salat dengan cara yang paling sempurna serta janganlah kalian menjadi bagian dari orang-orang musyrik yang menentang fitrah dengan menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam ibadah mereka. (31)

munībīna ilayhi wa-ittaqūhu wa-aqīmū l-ṣalata walā takūnū mina l-mush'rikīna


مِنَ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan janganlah kalian menjadi bagian dari orang-orang musyrik yang merubah agama mereka, beriman dengan sebagian darinya dan mengingkari sebagian lainnya, mereka terpecah belah dalam berbagai kelompok-kelompok dan golongan-golongan, setiap golongan dari mereka merasa bangga dengan kebatilan yang ada pada mereka, mereka merasa bahwa hanya mereka yang benar sementara yang lainnya berada dalam kebatilan. (32)

mina alladhīna farraqū dīnahum wakānū shiyaʿan kullu ḥiz'bin bimā ladayhim fariḥūna


وَإِذَا مَسَّ ٱلنَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا۟ رَبَّهُم مُّنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَآ أَذَاقَهُم مِّنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apabila orang-orang musyrik tertimpa kesusahan berupa sakit, kefakiran dan kelaparan, mereka berdoa hanya kepada Rabb mereka Yang Mahasuci semata, kembali kepada-Nya dengan tunduk dan pasrah dengan harapan agar Allah meghindarkan mereka dari musibah yang sedang menimpa mereka. Kemudian jika Allah telah merahmati mereka dengan menghilangkan musibah yang menimpa mereka, tiba-tiba segolongan dari mereka kembali kepada menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam berdoa. (33)

wa-idhā massa l-nāsa ḍurrun daʿaw rabbahum munībīna ilayhi thumma idhā adhāqahum min'hu raḥmatan idhā farīqun min'hum birabbihim yush'rikūna


لِيَكْفُرُوا۟ بِمَآ ءَاتَيْنَـٰهُمْ ۚ فَتَمَتَّعُوا۟ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Jika mereka mengingkari nikmat-nikmat Allah -di antaranya nikmat dihindarkan dari kesusahan- dan bersenang-senang dengan segala kenikmatan yang mereka punyai di kehidupan ini, maka pada hari Kiamat nanti niscaya mereka akan melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa mereka dalam kesesatan yang nyata. (34)

liyakfurū bimā ātaynāhum fatamattaʿū fasawfa taʿlamūna


أَمْ أَنزَلْنَا عَلَيْهِمْ سُلْطَـٰنًا فَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِمَا كَانُوا۟ بِهِۦ يُشْرِكُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Apa yang mendorong mereka kembali berbuat syirik terhadap Allah padahal mereka tidak punya hujah? Dan tidaklah Kami menurunkan hujah bagi mereka dari kitab yang bisa mereka gunakan untuk membenarkan kesyirikan mereka terhadap Allah, dan mereka pun tidak mempunyai kitab yang menyebutkan kesyirikan mereka dan mengakui kebenaran kekafiran yang mereka lakukan. (35)

am anzalnā ʿalayhim sul'ṭānan fahuwa yatakallamu bimā kānū bihi yush'rikūna


وَإِذَآ أَذَقْنَا ٱلنَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا۟ بِهَا ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan jika Kami memberikan suatu nikmat dari kenikmatan-kenikmatan Kami seperti nikmat kesehatan dan kekayaan, mereka bergembira karenanya dengan kegembiraan yang dipenuhi kesombongan dan takabur. Dan jika mereka mendapatkan musibah yang tidak mereka suka seperti penyakit dan kemiskinan karena kemaksiatan yang mereka lakukan dengan tangan-tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka merasa putus asa dari rahmat Allah dan pesimis akan perginya musibah yang tidak mereka sukai itu. (36)

wa-idhā adhaqnā l-nāsa raḥmatan fariḥū bihā wa-in tuṣib'hum sayyi-atun bimā qaddamat aydīhim idhā hum yaqnaṭūna


أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya sebagai bentuk ujian baginya, apakah ia akan bersyukur atau kufur? Dan Dia menyempitkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya sebagai bentuk cobaan baginya apakah ia akan bersabar atau murka? Sesungguhnya di dalam perluasan rezeki untuk sebagian dan penyempitan rezeki untuk sebagian yang lain terdapat petunjuk-petunjuk bagi orang-orang yang beriman atas kelemahlembutan Allah dan rahmat-Nya. (37)

awalam yaraw anna l-laha yabsuṭu l-riz'qa liman yashāu wayaqdiru inna fī dhālika laāyātin liqawmin yu'minūna


فَـَٔاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka berikanlah -wahai orang Islam- kepada kerabat yang terdekat hak-hak mereka berupa kebaikan dan silaturrahmi. Berikanlah kepada orang-orang yang membutuhkan apa yang bisa digunakan untuk menutup kebutuhan mereka. Berilah orang asing yang sedang kehabisan bekal dan tidak bisa kembali pulang ke negerinya. Pemberian di jalur-jalur tersebut adalah baik bagi orang-orang yang menginginkan wajah Allah. Orang-orang yang memberikan pertolongan dan hak-hak ini, mereka adalah orang-orang yang beruntung dengan mendapatkan Surga yang mereka inginkan dan terhindar dari siksa yang mereka takutkan. (38)

faāti dhā l-qur'bā ḥaqqahu wal-mis'kīna wa-ib'na l-sabīli dhālika khayrun lilladhīna yurīdūna wajha l-lahi wa-ulāika humu l-muf'liḥūna


وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِىٓ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ فَلَا يَرْبُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن زَكَوٰةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُضْعِفُونَ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan harta apa saja yang kalian berikan kepada salah satu dari manusia dengan maksud agar dia mengembalikan kepada kalian dengan tambahan, maka pahalanya tidak berkembang di sisi Allah. Dan harta apa saja yang kalian berikan kepada orang yang membutuhkan yang kalian gunakan untuk mengharap wajah Allah, bukan karena menginginkan kedudukan atau balasan dari manusia, maka mereka inilah yang pahalanya akan digandakan di sisi Allah. (39)

wamā ātaytum min riban liyarbuwā fī amwāli l-nāsi falā yarbū ʿinda l-lahi wamā ātaytum min zakatin turīdūna wajha l-lahi fa-ulāika humu l-muḍ'ʿifūna


ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَٰلِكُم مِّن شَىْءٍ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Hanya Allah semata yang telah menciptakan kalian kemudian memberi rezeki kepada kalian, lalu mematikan kalian dan menghidupkan kalian untuk dibangkitkan. Maka adakah dari berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah yang melakukan sebagian dari hal itu? Allah Yang Mahasuci terhindar dan bersih dari apa yang diyakini oleh orang-orang musyrik. (40)

al-lahu alladhī khalaqakum thumma razaqakum thumma yumītukum thumma yuḥ'yīkum hal min shurakāikum man yafʿalu min dhālikum min shayin sub'ḥānahu wataʿālā ʿammā yush'rikūna


ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Telah nampak kerusakan di daratan maupun di lautan dalam kehidupan manusia dengan berkurangnya penghasilan dan di dalam diri mereka dengan timbulnya berbagai penyakit dan wabah, disebabkan karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Hal itu timbul agar Allah merasakan kepada mereka balasan dari perbuatan buruk mereka di kehidupan dunia dengan harapan agar mereka kembali kepada-Nya dengan bertobat. (41)

ẓahara l-fasādu fī l-bari wal-baḥri bimā kasabat aydī l-nāsi liyudhīqahum baʿḍa alladhī ʿamilū laʿallahum yarjiʿūna


قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik, "Berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan umat-umat yang mendustakan sebelum kalian?" Kesudahan mereka adalah kesudahan yang buruk. Kebanyakan dari mereka menyekutukan Allah dengan menyembah selain Allah bergandeng dengan menyembah Allah. Maka mereka dibinasakan karena kesyirikan mereka tehadap Allah. (42)

qul sīrū fī l-arḍi fa-unẓurū kayfa kāna ʿāqibatu alladhīna min qablu kāna aktharuhum mush'rikīna


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ ٱلْقَيِّمِ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ ۖ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Maka hadapkanlah wajahmu -wahai Rasul- menuju agama Islam yang lurus yang tidak bengkok di dalamnya, sebelum datangnya hari Kiamat yang apabila telah datang tidak ada yang bisa menolaknya. Pada hari itu manusia terpecah, satu golongan di Surga dengan mendapat kenikmatan dan satu golongan di Neraka dengan mendapat siksa. (43)

fa-aqim wajhaka lilddīni l-qayimi min qabli an yatiya yawmun lā maradda lahu mina l-lahi yawma-idhin yaṣṣaddaʿūna


مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُۥ ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَـٰلِحًا فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa kafir kepada Allah, maka bahaya kekafirannya -yaitu kekal di Neraka- kembali kepada dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan amal saleh demi mengharapkan wajah Allah, maka manfaatnya kembali kepada diri mereka sendiri, mereka mempersiapkan diri untuk masuk ke Surga dan mendapat kenikmatan yang ada di dalamnya, kekal di dalamnya selama-lamanya. (44)

man kafara faʿalayhi kuf'ruhu waman ʿamila ṣāliḥan fali-anfusihim yamhadūna


لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah akan membalas orang-orang yang beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh yang menjadikan Rabb mereka meridainya. Sesungguhnya Allah Yang Mahasuci tidak menyukai orang-orang kafir, bahkan memurkai mereka dengan kemurkaan yang besar serta akan menyiksa mereka pada hari Kiamat. (45)

liyajziya alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti min faḍlihi innahu lā yuḥibbu l-kāfirīna


وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَن يُرْسِلَ ٱلرِّيَاحَ مُبَشِّرَٰتٍ وَلِيُذِيقَكُم مِّن رَّحْمَتِهِۦ وَلِتَجْرِىَ ٱلْفُلْكُ بِأَمْرِهِۦ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara tanda-tanda-Nya yang agung, yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, bahwa Dia mengirimkan angin untuk memberi kabar gembira kepada hamba-hamba-Nya akan datangnya hujan, agar merasakan kepada kalian -wahai manusia- sebagian dari rahmat-Nya dengan kesuburan dan kegembiraan yang muncul setelah hujan, agar kapal-kapal bisa berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, agar kalian mencari dari karunia Allah dengan berniaga di lautan serta agar kalian mensyukuri nikmat-nikmat Allah atas kalian sehingga Allah menambahkan kepada kalian dari nikmat-nikmat itu. (46)

wamin āyātihi an yur'sila l-riyāḥa mubashirātin waliyudhīqakum min raḥmatihi walitajriya l-ful'ku bi-amrihi walitabtaghū min faḍlihi walaʿallakum tashkurūna


وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَآءُوهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ فَٱنتَقَمْنَا مِنَ ٱلَّذِينَ أَجْرَمُوا۟ ۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan telah Kami utus sebelummu -wahai Rasul- para rasul kepada umat-umat mereka, dengan membawa mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka, akan tetapi umat-umat itu mendustakan apa yang dibawa oleh para rasul mereka, maka Kami balas orang-orang yang melakukan keburukan tersebut; Kami binasakan mereka dengan siksa Kami dan Kami selamatkan para rasul bersama orang-orang yang beriman dari kebinasaan. Penyelamatan orang-orang yang beriman dan pertolongan kepada mereka merupakan kepastian dari Kami. (47)

walaqad arsalnā min qablika rusulan ilā qawmihim fajāūhum bil-bayināti fa-intaqamnā mina alladhīna ajramū wakāna ḥaqqan ʿalaynā naṣru l-mu'minīna


ٱللَّهُ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَـٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُۥ فِى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَـٰلِهِۦ ۖ فَإِذَآ أَصَابَ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah Yang Mahasuci yang mengendalikan angin dan menggerakkannya, lalu angin itu menggerakkan awan dan Dia membentangkannya di langit dengan sekehendak-Nya baik sedikit maupun banyak dan menjadikannya gumpalan-gumpalan, maka engkau lihat -wahai orang yang melihat- hujan turun dari sela-selanya. Maka jika hujan telah turun atas hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira karena rahmat Allah kepada mereka dengan diturunkannya hujan yang menumbuhkan tumbuhan di bumi yang dibutuhkan oleh diri mereka dan hewan ternak mereka. (48)

al-lahu alladhī yur'silu l-riyāḥa fatuthīru saḥāban fayabsuṭuhu fī l-samāi kayfa yashāu wayajʿaluhu kisafan fatarā l-wadqa yakhruju min khilālihi fa-idhā aṣāba bihi man yashāu min ʿibādihi idhā hum yastabshirūna


وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلِ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْهِم مِّن قَبْلِهِۦ لَمُبْلِسِينَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sebelum Allah menurunkan hujan atas mereka, mereka benar-benar telah putus asa dari turunnya hujan itu atas mereka. (49)

wa-in kānū min qabli an yunazzala ʿalayhim min qablihi lamub'lisīna


فَٱنظُرْ إِلَىٰٓ ءَاثَـٰرِ رَحْمَتِ ٱللَّهِ كَيْفَ يُحْىِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka lihatlah -wahai Rasul- kepada pengaruh hujan yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya itu, bagaimana dengannya Allah menghidupkan bumi dengan menumbuhkan di atasnya berbagai jenis tanaman yang sebelumnya kering dan gersang. Sesungguhnya Żat yang menghidupkan bumi yang kering itu benar-benar akan membangkitkan orang-orang yang mati kembali hidup dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang dapat melemahkan-Nya. (50)

fa-unẓur ilā āthāri raḥmati l-lahi kayfa yuḥ'yī l-arḍa baʿda mawtihā inna dhālika lamuḥ'yī l-mawtā wahuwa ʿalā kulli shayin qadīrun


وَلَئِنْ أَرْسَلْنَا رِيحًا فَرَأَوْهُ مُصْفَرًّا لَّظَلُّوا۟ مِنۢ بَعْدِهِۦ يَكْفُرُونَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan jika Kami kirimkan kepada ladang dan tumbuh-tumbuhan mereka angin yang menghancurkannya, lalu mereka melihat ladang mereka berwarna kekuningan padahal sebelumnya berwarna kehijauan, maka setelah menyaksikan hal itu pastilah mereka akan tetap mengingkari nikmat-nikmat Allah yang telah lalu meski banyak. (51)

wala-in arsalnā rīḥan fara-awhu muṣ'farran laẓallū min baʿdihi yakfurūna


فَإِنَّكَ لَا تُسْمِعُ ٱلْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ ٱلدُّعَآءَ إِذَا وَلَّوْا۟ مُدْبِرِينَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan sebagaimana kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang sudah meninggal itu mendengar, kamu tidak bisa menjadikan orang tuli mendengar, bahkan mereka menjauh darimu untuk memastikan bahwa mereka memang tidak bisa mendengar; demikian pula engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang yang semisal mereka, karena mereka menghindar dan tidak mengambil manfaat. (52)

fa-innaka lā tus'miʿu l-mawtā walā tus'miʿu l-ṣuma l-duʿāa idhā wallaw mud'birīna


وَمَآ أَنتَ بِهَـٰدِ ٱلْعُمْىِ عَن ضَلَـٰلَتِهِمْ ۖ إِن تُسْمِعُ إِلَّا مَن يُؤْمِنُ بِـَٔايَـٰتِنَا فَهُم مُّسْلِمُونَ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan engkau bukanlah orang yang mampu memberi petunjuk kepada orang yang sesat dari jalan yang lurus agar melangkah pada jalan yang benar, engkau tidak mampu menjadikan mereka mendengar sesuatu yang bermanfaat bagi mereka kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, karena merekalah yang bisa mengambil manfaat dari apa yang engkau ucapkan, dan mereka itu patuh kepada perintah Kami serta tunduk padanya. (53)

wamā anta bihādi l-ʿum'yi ʿan ḍalālatihim in tus'miʿu illā man yu'minu biāyātinā fahum mus'limūna


۞ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah lah yang menciptakan kalian -wahai manusia- dari air yang hina, kemudian Dia merubah masa kecil kalian yang lemah menjadi orang dewasa yang kuat, lalu mengembalikan masa dewasa kalian yang kuat itu menjadi masa tua yang lemah. Allah menciptakan lemah dan kuat sekehendak-Nya dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya dan Dia Mahakuasa, tidak ada sesuatu pun yang melemahkan-Nya. (54)

al-lahu alladhī khalaqakum min ḍaʿfin thumma jaʿala min baʿdi ḍaʿfin quwwatan thumma jaʿala min baʿdi quwwatin ḍaʿfan washaybatan yakhluqu mā yashāu wahuwa l-ʿalīmu l-qadīru


وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يُقْسِمُ ٱلْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا۟ غَيْرَ سَاعَةٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَانُوا۟ يُؤْفَكُونَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan pada saat terjadinya hari Kiamat, para pendosa itu bersumpah bahwa mereka tidaklah tinggal di dalam kuburan mereka kecuali hanya sesaat saja. Sebagaimana mereka dipalingkan dari pengetahuan tentang berapa lama mereka tinggal di alam kubur, demikian pula mereka dipalingkan dari kebenaran saat di dunia. (55)

wayawma taqūmu l-sāʿatu yuq'simu l-muj'rimūna mā labithū ghayra sāʿatin kadhālika kānū yu'fakūna


وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ وَٱلْإِيمَـٰنَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِى كِتَـٰبِ ٱللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْبَعْثِ ۖ فَهَـٰذَا يَوْمُ ٱلْبَعْثِ وَلَـٰكِنَّكُمْ كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara para Nabi dan Malaikat yang telah diberi ilmu oleh Allah berkata, “Dan sungguh kalian telah tinggal (di alam kubur) selama masa yang telah ditentukan oleh Allah dalam ilmu-Nya yang telah ada sebelumnya, dari mulai penciptaan kalian hingga kebangkitan kalian yang telah kalian ingkari, akan tetapi kalian tidak mengetahui bahwa kebangkitan itu benar-benar terjadi, sehingga kalian mengingkarinya.” (56)

waqāla alladhīna ūtū l-ʿil'ma wal-īmāna laqad labith'tum fī kitābi l-lahi ilā yawmi l-baʿthi fahādhā yawmu l-baʿthi walākinnakum kuntum lā taʿlamūna


فَيَوْمَئِذٍ لَّا يَنفَعُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan pada hari di saat Allah membangkitkan para makhluk untuk perhitungan amal dan pembalasan, alasan-alasan yang dibuat-buat oleh orang-orang zalim tidak lagi bermanfaat bagi mereka, dan mereka tidak lagi dituntut untuk mencari keridaan Allah dengan cara bertobat dan kembali kepada-Nya, karena kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya sudah habis. (57)

fayawma-idhin lā yanfaʿu alladhīna ẓalamū maʿdhiratuhum walā hum yus'taʿtabūna


وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِى هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ ۚ وَلَئِن جِئْتَهُم بِـَٔايَةٍ لَّيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُبْطِلُونَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami telah memberi berbagai permisalan untuk manusia di dalam Al-Qur`ān ini -sebagai bentuk perhatian atas mereka- agar jelas bagi mereka kebenaran daripada kebatilan. Jika engkau -wahai Rasul- mendatangi mereka dengan bukti-bukti atas kebenaranmu, niscaya orang-orang yang ingkar terhadap Allah akan berkata, “Engkau tidak lain hanyalah seorang yang membuat kepalsuan belaka dengan apa yang engkau bawa itu.” (58)

walaqad ḍarabnā lilnnāsi fī hādhā l-qur'āni min kulli mathalin wala-in ji'tahum biāyatin layaqūlanna alladhīna kafarū in antum illā mub'ṭilūna


كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Sebagaimana terkuncinya hati orang-orang yang tidak mengimaninya apabila engkau membawa ayat kepada mereka, maka demikian juga Allah mengunci hati orang-orang yang tidak mengetahui bahwa apa yang engkau bawa itu adalah kebenaran. (59)

kadhālika yaṭbaʿu l-lahu ʿalā qulūbi alladhīna lā yaʿlamūna


فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ ٱلَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka bersabarlah- wahai Rasul- atas pengingkaran kaummu terhadapmu, sesungguhnya janji Allah kepadamu untuk menolongmu dan membuatmu jaya adalah suatu hal yang pasti, tidak ada keraguan padanya. Dan janganlah perilaku orang-orang yang tidak percaya bahwa mereka itu akan dibangkitkan mendorongmu untuk tergesa-gesa dan meninggalkan kesabaran. (60)

fa-iṣ'bir inna waʿda l-lahi ḥaqqun walā yastakhiffannaka alladhīna lā yūqinūna