Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Muhammad
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Orang-orang yang kafir terhadap Allah dan mengalihkan manusia dari agama Allah, Allah membatalkan perbuatan mereka. (1)

alladhīna kafarū waṣaddū ʿan sabīli l-lahi aḍalla aʿmālahum


وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَءَامَنُوا۟ بِمَا نُزِّلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۙ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta beriman kepada apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya Muhammad -dan itu benar dari Rabb mereka-, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka sehingga tidak membalas mereka karenanya dan memperbaiki urusan dunia dan Akhirat mereka. (2)

wa-alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti waāmanū bimā nuzzila ʿalā muḥammadin wahuwa l-ḥaqu min rabbihim kaffara ʿanhum sayyiātihim wa-aṣlaḥa bālahum


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱتَّبَعُوا۟ ٱلْبَـٰطِلَ وَأَنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّبَعُوا۟ ٱلْحَقَّ مِن رَّبِّهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَـٰلَهُمْ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Balasan yang disebutkan untuk dua golongan itu disebabkan karena orang-orang yang kafir kepada Allah mengikuti kebatilan dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mengikuti kebenaran dari Rabb mereka. Maka balasan bagi mereka berbeda karena perbedaan perbuatan mereka, sebagaimana Allah telah menerangkan hukum-Nya pada dua golongan ini; golongan orang-orang yang beriman dan golongan orang-orang yang kafir, Allah menjadikan mereka sebagai permisalan untuk manusia sehingga satu golongan berhadapan dengan lawannya. (3)

dhālika bi-anna alladhīna kafarū ittabaʿū l-bāṭila wa-anna alladhīna āmanū ittabaʿū l-ḥaqa min rabbihim kadhālika yaḍribu l-lahu lilnnāsi amthālahum


فَإِذَا لَقِيتُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَضَرْبَ ٱلرِّقَابِ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَثْخَنتُمُوهُمْ فَشُدُّوا۟ ٱلْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّۢا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَآءً حَتَّىٰ تَضَعَ ٱلْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ۚ ذَٰلِكَ وَلَوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَٱنتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَـٰكِن لِّيَبْلُوَا۟ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ ۗ وَٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Jika kalian -wahai orang-orang yang beriman- bertemu dengan orang-orang kafir yang memerangi kalian, maka tebaslah leher mereka dengan pedang kalian, dan teruslah perangi mereka sehingga kalian memperbanyak kematian di antara mereka (mengalahkan mereka) lalu kalian menundukkan kekuatan senjata mereka. Jika kalian telah memperbanyak kematian di antara mereka maka kencangkan tali ikatan para tawanan. Jika kalian telah menawan mereka, maka kalian mempunyai pilihan yang sesuai dengan maslahat, antara membebaskan mereka tanpa tebusan, menuntut tebusan dengan harta atau lainnya, membunuh mereka atau menjadikan mereka budak. Teruslah memerangi dan menawan mereka sehingga perang berhenti dengan keislaman orang-orang kafir atau adanya perjanjian dengan mereka. Yang telah disebutkan itu -dari cobaan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir dan pergantian hari-hari serta kemenangan sebagian atas sebagian yang lain- adalah hukum Allah. Jika Allah menghendaki kemenangan melawan orang-orang kafir tanpa peperangan, niscaya terjadilah kemenangan melawan mereka, akan tetapi Allah mensyariatkan jihad untuk menguji sebagian dengan sebagian yang lain; orang yang berperang dari kalangan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak ikut berperang diuji, orang-orang kafir diuji dengan orang-orang yang beriman, jika seorang mukmin terbunuh maka ia masuk Surga, dan jika orang kafir dibunuh oleh orang mukmin maka ia masuk Neraka. Dan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah maka Allah tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan mereka. (4)

fa-idhā laqītumu alladhīna kafarū faḍarba l-riqābi ḥattā idhā athkhantumūhum fashuddū l-wathāqa fa-immā mannan baʿdu wa-immā fidāan ḥattā taḍaʿa l-ḥarbu awzārahā dhālika walaw yashāu l-lahu la-intaṣara min'hum walākin liyabluwā baʿḍakum bibaʿḍin wa-alladhīna qutilū fī sabīli l-lahi falan yuḍilla aʿmālahum


سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Allah akan memberikan taufik kepada mereka untuk mengikuti kebenaran di kehidupan dunia mereka dan memperbaiki kondisi mereka. (5)

sayahdīhim wayuṣ'liḥu bālahum


وَيُدْخِلُهُمُ ٱلْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Dan memasukkan mereka ke dalam Surga pada hari Kiamat, yang telah Allah terangkan sifat-sifat Surga itu bagi mereka di dunia sehingga mereka mengetahuinya, dan Allah mengenalkan kediaman mereka di dalam Surga di Akhirat. (6)

wayud'khiluhumu l-janata ʿarrafahā lahum


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan apa yang telah Allah syariatkan bagi mereka, jika kalian menolong Allah dengan cara menolong Nabi-Nya dan agama-Nya serta dengan memerangi orang-orang kafir, niscaya Allah akan menolong kalian dengan memberikan kemenangan kepada kalian atas mereka dan meneguhkan kaki-kaki kalian dalam peperangan saat menghadapi mereka. (7)

yāayyuhā alladhīna āmanū in tanṣurū l-laha yanṣur'kum wayuthabbit aqdāmakum


وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَتَعْسًا لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Dan orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya, maka bagi mereka kerugian dan kehancuran, dan Allah membatalkan pahala perbuatan mereka. (8)

wa-alladhīna kafarū fataʿsan lahum wa-aḍalla aʿmālahum


ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Siksa yang terjadi pada mereka itu disebabkan karena mereka membenci Al-Qur`ān yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya karena di dalamnya terdapat tauhid kepada Allah, maka Allah menyia-nyiakan amal perbuatan mereka, lalu mereka menjadi orang yang merugi di dunia dan di Akhirat. (9)

dhālika bi-annahum karihū mā anzala l-lahu fa-aḥbaṭa aʿmālahum


۞ أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ دَمَّرَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۖ وَلِلْكَـٰفِرِينَ أَمْثَـٰلُهَا ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak berjalan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan sebelum mereka. Kesudahan mereka adalah kesudahan yang menyakitkan, Allah membinasakan tempat-tempat tinggal mereka, menghancurkan mereka dan menghancurkan anak-anak dan harta benda mereka. Dan pada tiap jaman dan tempat terdapat contoh dari pembalasan itu bagi orang-orang yang kafir. (10)

afalam yasīrū fī l-arḍi fayanẓurū kayfa kāna ʿāqibatu alladhīna min qablihim dammara l-lahu ʿalayhim walil'kāfirīna amthāluhā


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ مَوْلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَأَنَّ ٱلْكَـٰفِرِينَ لَا مَوْلَىٰ لَهُمْ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Balasan yang telah disebutkan untuk kedua golongan itu karena Allah menolong orang-orang yang beriman kepada-Nya sementara orang-orang kafir tidak mempunyai penolong. (11)

dhālika bi-anna l-laha mawlā alladhīna āmanū wa-anna l-kāfirīna lā mawlā lahum


إِنَّ ٱللَّهَ يُدْخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ ٱلْأَنْعَـٰمُ وَٱلنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta melakukan amal saleh ke dalam Surga yang di bawah istana-istana dan pepohonannya mengalir sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya, mereka bersenang-senang di kehidupan dunia dengan mengikuti syahwat mereka, dan mereka makan sebagaimana makannya binatang. Tidak ada tujuan bagi mereka selain perut dan kemaluan mereka, dan pada hari Kiamat, neraka merupakan tempat tinggal mereka yang mereka huni. (12)

inna l-laha yud'khilu alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru wa-alladhīna kafarū yatamattaʿūna wayakulūna kamā takulu l-anʿāmu wal-nāru mathwan lahum


وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ هِىَ أَشَدُّ قُوَّةً مِّن قَرْيَتِكَ ٱلَّتِىٓ أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَـٰهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Berapa banyak negeri dari negeri-negeri umat yang terdahulu, lebih kuat dan mempunyai lebih banyak harta dan anak dibanding negeri Makkah yang penduduknya mengusirmu darinya, Kami menghancurkan mereka tatkala mereka mendustakan para rasul mereka, lalu mereka tidak mempunyai penolong yang menyelamatkan mereka dari siksa Allah ketika datang kepada mereka. Maka Kami tidak sulit untuk menghancurkan penduduk Makkah jika Kami menghendaki. (13)

waka-ayyin min qaryatin hiya ashaddu quwwatan min qaryatika allatī akhrajatka ahlaknāhum falā nāṣira lahum


أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِۦ كَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُم ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Apakah orang yang mempunyai bukti yang jelas dan hujah yang nyata dari Rabbnya, dan dia menyembah Rabbnya berdasarkan alasan yang nyata, sama dengan orang yang dijadikan setan memandang baik perbuatannya yang buruk dan mengikuti apa yang menjadi kecondongan hawa nafsunya dari penyembahan kepada berhala-berhala, melakukan dosa dan mendustakan para rasul? (14)

afaman kāna ʿalā bayyinatin min rabbihi kaman zuyyina lahu sūu ʿamalihi wa-ittabaʿū ahwāahum


مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَآ أَنْهَـٰرٌ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَـٰرٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَـٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّـٰرِبِينَ وَأَنْهَـٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَـٰلِدٌ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Kriteria Surga yang dijanjikan oleh Allah untuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya -dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segalalarangan-Nya- untuk memasukkan mereka ke dalamnya. Di dalamnya terdapat sungai-sungai yang tidak berubah aroma dan rasanya karena lamanya menetap, ada sungai-sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, ada sungai-sungai dari arak yang sangat nikmat bagi peminumnya dan ada sungai-sungai dari madu yang telah dibersihkan dari berbagai kotoran. Dan bagi mereka di dalamnya segala apa yang mereka inginkan dari buah-buahan serta bagi mereka apa yang lebih dari itu semua, penghapusan dosa-dosa mereka oleh Allah sehingga Allah tidak menghukum mereka. Samakah orang yang mendapat balasan seperti ini dengan orang yang tinggal di Neraka, tidak bisa keluar darinya selamanya diberi minuman dari air yang sangat panas sehingga usus-usus perut mereka putus karena air yang sangat panas itu? (15)

mathalu l-janati allatī wuʿida l-mutaqūna fīhā anhārun min māin ghayri āsinin wa-anhārun min labanin lam yataghayyar ṭaʿmuhu wa-anhārun min khamrin ladhatin lilshāribīna wa-anhārun min ʿasalin muṣaffan walahum fīhā min kulli l-thamarāti wamaghfiratun min rabbihim kaman huwa khālidun fī l-nāri wasuqū māan ḥamīman faqaṭṭaʿa amʿāahum


وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ حَتَّىٰٓ إِذَا خَرَجُوا۟ مِنْ عِندِكَ قَالُوا۟ لِلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ مَاذَا قَالَ ءَانِفًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ طَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَٱتَّبَعُوٓا۟ أَهْوَآءَهُمْ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Di antara orang-orang munafik ada yang mendengarkan ucapanmu -wahai Rasul- mendengar tanpa diikuti dengan penerimaan, justru diikuti dengan penolakan, sehingga jika mereka telah keluar dari sisimu, mereka berkata kepada orang-orang yang diberi ilmu oleh Allah, “Apa yang dikatakan Rasul dalam ucapannya barusan?” Sebagai bentuk pura-pura bodoh dan penolakan dari mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah kunci mati hati-hati mereka sehingga kebaikan tidak sampai kepadanya dan mengikuti hawa nafsu mereka sehingga membutakan mereka dari kebenaran. (16)

wamin'hum man yastamiʿu ilayka ḥattā idhā kharajū min ʿindika qālū lilladhīna ūtū l-ʿil'ma mādhā qāla ānifan ulāika alladhīna ṭabaʿa l-lahu ʿalā qulūbihim wa-ittabaʿū ahwāahum


وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan orang-orang yang mendapat petunjuk kepada kebenaran dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, Rabb mereka menambahkan bagi mereka petunjuk dan taufik untuk kebaikan dan memberikan mereka pemahaman untuk beramal yang menjaga mereka dari Neraka. (17)

wa-alladhīna ih'tadaw zādahum hudan waātāhum taqwāhum


فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأْتِيَهُم بَغْتَةً ۖ فَقَدْ جَآءَ أَشْرَاطُهَا ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَآءَتْهُمْ ذِكْرَىٰهُمْ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Maka adakah yang ditunggu oleh orang-orang kafir itu kecuali tibanya hari Kiamat yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka ketahui sebelumnya? Tanda-tanda Kiamat sudah datang, di antaranya diutusnya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan terbelahnya bulan. Maka bagaimana mereka akan mengambil pelajaran apabila Kiamat sudah datang kepada mereka? Tidak mungkin mereka mendapat manfaat dari kesadaran mereka saat itu. (18)

fahal yanẓurūna illā l-sāʿata an tatiyahum baghtatan faqad jāa ashrāṭuhā fa-annā lahum idhā jāathum dhik'rāhum


فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَـٰتِ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَىٰكُمْ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Maka yakinilah -wahai Rasul- bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah, maka mohonkan ampunan kepada Allah untuk dosa-dosamu dan mohonkan ampunan untuk dosa-dosa orang-orang yang beriman laki-laki maupun perempuan. Allah mengetahui tingkah laku kalian pada siang hari dan tempat tinggal kalian di malam hari, tidak ada sesuatu pun bagi Allah yang luput. (19)

fa-iʿ'lam annahu lā ilāha illā l-lahu wa-is'taghfir lidhanbika walil'mu'minīna wal-mu'mināti wal-lahu yaʿlamu mutaqallabakum wamathwākum


وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَتْ سُورَةٌ ۖ فَإِذَآ أُنزِلَتْ سُورَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا ٱلْقِتَالُ ۙ رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ ٱلْمَغْشِىِّ عَلَيْهِ مِنَ ٱلْمَوْتِ ۖ فَأَوْلَىٰ لَهُمْ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Orang-orang yang beriman kepada Allah berkata dengan harapan Allah akan menurunkan kepada Rasul-Nya satu surah yang mengandung hukum perang, “Kenapa Allah tidak menurunkan surah yang menyebutkan tentang peperangan?” Jika Allah telah menurunkan surah yang muhkamah, yang tidak bisa dihapus, yang menyebutkan tentang peperangan, maka engkau -wahai Rasul- melihat orang-orang yang di dalam hatinya terdapat keraguan dari kalangan orang-orang munafik, melihat kepadamu dengan pandangan seperti orang yang pingsan karena besarnya rasa takut dan khawatir. Maka Allah pun memastikan bahwa siksa mereka sudah menghampiri mereka dikarenakan mereka lari dari peperangan dan takut terhadap peperangan. (20)

wayaqūlu alladhīna āmanū lawlā nuzzilat sūratun fa-idhā unzilat sūratun muḥ'kamatun wadhukira fīhā l-qitālu ra-ayta alladhīna fī qulūbihim maraḍun yanẓurūna ilayka naẓara l-maghshiyi ʿalayhi mina l-mawti fa-awlā lahum


طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَّعْرُوفٌ ۚ فَإِذَا عَزَمَ ٱلْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا۟ ٱللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Mereka menaati perintah Allah dan mengucapkan perkataan baik yang tidak mengandung kemungkaran itu lebih baik bagi mereka. Maka jika peperangan telah diwajibkan atas mereka dan kesungguhan telah dibebankan (niscaya mereka tidak menyukainya). Seandainya mereka benar dalam keimanan mereka kepada Allah dan ketaatan mereka kepada-Nya, niscaya itu lebih baik bagi mereka daripada kemunafikan dan kemaksiatan terhadap perintah-perintah Allah. (21)

ṭāʿatun waqawlun maʿrūfun fa-idhā ʿazama l-amru falaw ṣadaqū l-laha lakāna khayran lahum


فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا۟ أَرْحَامَكُمْ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Dan seringkali kondisi kalian apabila kalian berpaling dari keimanan terhadap Allah dan ketaatan kepada-Nya bahwa kalian membuat kerusakan di bumi dengan kekufuran dan kemaksiatan serta kalian memutuskan hubungan silaturahmi, sebagaimana kondisi kalian pada jaman jahiliyah. (22)

fahal ʿasaytum in tawallaytum an tuf'sidū fī l-arḍi watuqaṭṭiʿū arḥāmakum


أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَـٰرَهُمْ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Orang-orang yang disebutkan mempunyai sifat-sifat merusak di bumi dan memutus tali silaturahmi adalah orang-orang yang dijauhkan Allah dari rahmat-Nya, telinga-telinga mereka ditulikan Allah dari mendengar kebenaran dengan pendengaran yang menerima dan pasrah, dan penglihatan mereka dibutakan Allah dari melihat kebenaran dengan penglihatan yang mengambil pelajaran (23)

ulāika alladhīna laʿanahumu l-lahu fa-aṣammahum wa-aʿmā abṣārahum


أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Maka kenapa orang-orang yang berpaling itu tidak memperhatikan Al-Qur`ān dan menelaah apa yang ada di dalamnya, kalau seandainya mereka memperhatikannya niscaya Al-Qur`ān itu akan menunjukkan kepada mereka segala kebaikan dan menjauhkan mereka dari segala keburukan, ataukah di hati mereka ada gembok-gembok yang telah memastikan tertutupnya hati sehingga nasihat tidak sampai kepadanya dan peringatan tidak bermanfaat baginya? (24)

afalā yatadabbarūna l-qur'āna am ʿalā qulūbin aqfāluhā


إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَـٰرِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْهُدَى ۙ ٱلشَّيْطَـٰنُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَىٰ لَهُمْ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Sesungguhnya orang-orang yang berpaling dari keimanan mereka kepada kekufuran dan kemunafikan, setelah tegaknya hujah atas mereka dan jelas bagi mereka kebenaran Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, setan lah yang menjadikan mereka memandang baik kekufuran dan kemunafikan dan memberi mereka angan-angan yang panjang. (25)

inna alladhīna ir'taddū ʿalā adbārihim min baʿdi mā tabayyana lahumu l-hudā l-shayṭānu sawwala lahum wa-amlā lahum


ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا۟ لِلَّذِينَ كَرِهُوا۟ مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِى بَعْضِ ٱلْأَمْرِ ۖ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Penyesatan yang terjadi pada mereka itu disebabkan karena mereka berkata secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang musyrik yang benci terhadap wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya, “Kami akan menaati kalian dalam beberapa hal seperti keengganan untuk berperang.” Dan Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya, lalu Dia menunjukkan yang dikehendaki-Nya kepada Rasul-Nya. (26)

dhālika bi-annahum qālū lilladhīna karihū mā nazzala l-lahu sanuṭīʿukum fī baʿḍi l-amri wal-lahu yaʿlamu is'rārahum


فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَـٰرَهُمْ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bagaimana engkau lihat siksa yang mereka rasakan dan kondisi mengenaskan yang menimpa mereka jika nyawa mereka dicabut oleh malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa mereka sambil memukul wajah mereka punggung mereka dengan cambuk-cambuk besi. (27)

fakayfa idhā tawaffathumu l-malāikatu yaḍribūna wujūhahum wa-adbārahum


ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ ٱتَّبَعُوا۟ مَآ أَسْخَطَ ٱللَّهَ وَكَرِهُوا۟ رِضْوَٰنَهُۥ فَأَحْبَطَ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Siksa pedih yang menimpa mereka ketika nyawa mereka dicabut itu karena mereka mengikuti segala apa yang menjadikan Allah murka kepada mereka berupa kekufuran, kemunafikan dan permusuhan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka membenci apa yang bisa mendekatkan mereka kepada Rabb mereka dan mendapatkan rida-Nya berupa keimanan kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya, sehingga Allah membatalkan amal perbuatan mereka. (28)

dhālika bi-annahumu ittabaʿū mā askhaṭa l-laha wakarihū riḍ'wānahu fa-aḥbaṭa aʿmālahum


أَمْ حَسِبَ ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ ٱللَّهُ أَضْغَـٰنَهُمْ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Apakah orang-orang yang di dalam hati mereka terdapat keraguan dari kalangan orang-orang munafik mengira bahwa Allah tidak akan mengeluarkan kedengkian mereka dan menampakkannya? niscaya Allah mengeluarkannya dengan cara memberi cobaan dengan ujian-ujian, untuk membedakan antara orang-orang yang benar-benar beriman dengan orang yang dusta dan jelaslah orang-orang yang beriman serta tampaklah orang-orang munafik. (29)

am ḥasiba alladhīna fī qulūbihim maraḍun an lan yukh'rija l-lahu aḍghānahum


وَلَوْ نَشَآءُ لَأَرَيْنَـٰكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَـٰهُمْ ۚ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِى لَحْنِ ٱلْقَوْلِ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ أَعْمَـٰلَكُمْ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Dan jika Kami menghendaki untuk memberitahumu -wahai Rasul- tentang orang-orang munafik, niscaya Kami menunjukkan kepadamu sehingga kamu tahu mereka dari tanda-tanda mereka dan tentu kamu mengetahui mereka dari gaya bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan kalian, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya dan Dia akan membalas kalian atas perbuatan-perbuatan itu. (30)

walaw nashāu la-araynākahum falaʿaraftahum bisīmāhum walataʿrifannahum fī laḥni l-qawli wal-lahu yaʿlamu aʿmālakum


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ ٱلْمُجَـٰهِدِينَ مِنكُمْ وَٱلصَّـٰبِرِينَ وَنَبْلُوَا۟ أَخْبَارَكُمْ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Dan sungguh Kami akan menguji kalian -wahai orang-orang yang beriman- dengan jihad, peperangan melawan musuh dan kematian sehingga Kami mengetahui dengan sebenar-benarnya -dengan menunjukkan kepada para hamba- orang-orang yang berjuang dari kalian di jalan Allah dan orang-orang yang sabar dari kalian dalam memerangi musuh-musuh-Nya dan Kami akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui siapa orang yang benar di antara kalian dari orang yang dusta. (31)

walanabluwannakum ḥattā naʿlama l-mujāhidīna minkum wal-ṣābirīna wanabluwā akhbārakum


إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَشَآقُّوا۟ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْهُدَىٰ لَن يَضُرُّوا۟ ٱللَّهَ شَيْـًٔا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَـٰلَهُمْ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya, menghalangi diri mereka dari agama Allah dan menghalangi orang lain darinya serta mengingkari Rasul-Nya dan memusuhinya setelah jelas bagi mereka bahwa dia adalah Nabi, sekali-kali mereka tidak bisa memberi mudarat kepada Allah, akan tetapi mereka justru memberi mudarat kepada diri mereka sendiri, dan Allah akan membatalkan amal perbuatan mereka. (32)

inna alladhīna kafarū waṣaddū ʿan sabīli l-lahi washāqqū l-rasūla min baʿdi mā tabayyana lahumu l-hudā lan yaḍurrū l-laha shayan wasayuḥ'biṭu aʿmālahum


۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوٓا۟ أَعْمَـٰلَكُمْ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengamalkan apa yang disyariatkan untuknya, taatilah Allah dan taatilah Rasul dengan mengerjakan segala perintah-perintah keduanya dan menjauhi larangan-larangan keduanya dan janganlah kalian batalkan amal perbuatan kalian dengan kekufuran dan riya`. (33)

yāayyuhā alladhīna āmanū aṭīʿū l-laha wa-aṭīʿū l-rasūla walā tub'ṭilū aʿmālakum


إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَصَدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ مَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَهُمْ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Sesungguhnya orang yang kafir terhadap Allah, memalingkan diri mereka dan memalingkan orang lain dari agama Allah kemudian mereka meninggal dalam kekufuran mereka sebelum bertobat, sekali-kali Allah tidak akan memaafkan dosa-dosa mereka dengan menutupinya, akan tetapi Allah akan membalas mereka karenanya dan memasukkan mereka ke dalam Neraka, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (34)

inna alladhīna kafarū waṣaddū ʿan sabīli l-lahi thumma mātū wahum kuffārun falan yaghfira l-lahu lahum


فَلَا تَهِنُوا۟ وَتَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱلسَّلْمِ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ وَٱللَّهُ مَعَكُمْ وَلَن يَتِرَكُمْ أَعْمَـٰلَكُمْ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Maka jangalah kalian -wahai orang-orang yang beriman- lemah dalam menghadapi musuh kalian dan kalian mengajak mereka berdamai sebelum mereka mengajak kalian berdamai, sementara kalian adalah orang-orang yang berkuasa dan mengalahkan mereka, dan Allah bersama kalian dengan pertolongan-Nya dan penguatan-Nya dan sekali-kali Dia tidak mengurangi pahala amal perbuatan kalian sedikitpun, justru Dia menambahkan untuk kalian sebagai pemberian dan anugerah dari-Nya. (35)

falā tahinū watadʿū ilā l-salmi wa-antumu l-aʿlawna wal-lahu maʿakum walan yatirakum aʿmālakum


إِنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ أَمْوَٰلَكُمْ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka, maka janganlah seorang yang berakal itu lalai dari amal Akhiratnya karena kehidupan dunia. Jika kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan bertakwa kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, niscaya Allah memberi kalian pahala amal perbuatan kalian secara sempurna, tidak dikurangi, dan Allah tidak meminta seluruh harta kalian, akan tetapi Dia meminta dari kalian yang wajib dari zakat. (36)

innamā l-ḥayatu l-dun'yā laʿibun walahwun wa-in tu'minū watattaqū yu'tikum ujūrakum walā yasalkum amwālakum


إِن يَسْـَٔلْكُمُوهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوا۟ وَيُخْرِجْ أَضْغَـٰنَكُمْ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Jika Allah minta dari kalian seluruh harta kalian dan terus menerus dalam memintanya dari kalian niscaya kalian akan kikir dengannya, dan Allah mengeluarkan sifat tamak dan kikir yang ada dalam hati kalian, maka Allah membiarkan tidak memintanya dari kalian sebagai bentuk kelemah-lembutan-Nya terhadap kalian. (37)

in yasalkumūhā fayuḥ'fikum tabkhalū wayukh'rij aḍghānakum


هَـٰٓأَنتُمْ هَـٰٓؤُلَآءِ تُدْعَوْنَ لِتُنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَمِنكُم مَّن يَبْخَلُ ۖ وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ وَٱللَّهُ ٱلْغَنِىُّ وَأَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ ۚ وَإِن تَتَوَلَّوْا۟ يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوٓا۟ أَمْثَـٰلَكُم ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Kalian adalah orang-orang yang diminta untuk menginfakkan sebagian dari harta kalian di jalan Allah, dan tidaklah diminta dari kalian untuk menginfakkan seluruh harta kalian, maka di antara kalian ada yang tidak mau berinfak sesuai aturan karena kikir dengan hartanya. Dan barangsiapa kikir dalam menginfakkan hartanya di jalan Allah sebenarnya ia hanya kikir terhadap dirinya sendiri dengan mengharamkan bagi dirinya pahala infak, dan Allah Mahakaya, tidak memerlukan infak kalian, sementara kalian butuh kepada-Nya. Jika kalian kembali dari Islam menuju pada kekufuran niscaya Dia akan menghancurkan kalian dan mendatangkan kaum selain kalian dan mereka tidak seperti kalian, akan tetapi mereka taat kepada-Nya. (38)

hāantum hāulāi tud'ʿawna litunfiqū fī sabīli l-lahi faminkum man yabkhalu waman yabkhal fa-innamā yabkhalu ʿan nafsihi wal-lahu l-ghaniyu wa-antumu l-fuqarāu wa-in tatawallaw yastabdil qawman ghayrakum thumma lā yakūnū amthālakum