Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Az-Zumar
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


تَنزِيلُ ٱلْكِتَـٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Al-Qur`ān ini diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa, yang tidak seorang pun mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan, pengaturan dan syariat-Nya, bukan diturunkan dari selain-Nya. (1)

tanzīlu l-kitābi mina l-lahi l-ʿazīzi l-ḥakīmi


إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu -wahai Rasul- Al-Qur`ān yang berisi kebenaran, semua beritanya benar dan hukum-hukumnya adil. Maka sembahlah Allah dengan mentauhidkan-Nya, membersihkan tauhid tauhid tersebut dari kemusyrikan. (2)

innā anzalnā ilayka l-kitāba bil-ḥaqi fa-uʿ'budi l-laha mukh'liṣan lahu l-dīna


أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِى مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَنْ هُوَ كَـٰذِبٌ كَفَّارٌ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah bahwa hanya milik Allah agama yang bersih dari noda-noda syirik. Orang-orang yang mengangkat wali selain Allah berupa berhala dan ṭagut yang mereka sembah selain Allah, mereka beralasan ketika menyembah berhala-berhala itu dengan mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka melainkan karena mereka mendekatkan kedudukan kami di sisi Allah, menyampaikan hajat kami kepada Allah, membantu kami di sisi Allah. Sesungguhnya Allah menetapkan keputusan-Nya di antara orang-orang Mukmin yang bertauhid dengan orang-orang kafir yang musyrik pada hari Kiamat dalam perkara yang mereka perselisihkan, yaitu Tauhid. Sesungguhnya Allah tidak membimbing pada kebenaran orang yang berdusta atas nama Allah dengan menisbahkan sekutu bagi-Nya, mengingkari nikmat-nikmat Allah atasnya. (3)

alā lillahi l-dīnu l-khāliṣu wa-alladhīna ittakhadhū min dūnihi awliyāa mā naʿbuduhum illā liyuqarribūnā ilā l-lahi zul'fā inna l-laha yaḥkumu baynahum fī mā hum fīhi yakhtalifūna inna l-laha lā yahdī man huwa kādhibun kaffārun


لَّوْ أَرَادَ ٱللَّهُ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا لَّٱصْطَفَىٰ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya Allah hendak mengangkat anak, niscaya Allah akan memilih siapa yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya, lalu menjadikannya seperti anak. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari perkataan kaum musyrikin. Allah Maha Esa pada Żat, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, tidak ada sekutu bagi Allah, Mahakuat atas segala makhluk-Nya. (4)

law arāda l-lahu an yattakhidha waladan la-iṣ'ṭafā mimmā yakhluqu mā yashāu sub'ḥānahu huwa l-lahu l-wāḥidu l-qahāru


خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّـٰرُ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah menciptakan langit dan bumi untuk suatu hikmah yang mendalam, bukan main-main sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang zalim. Allah memasukkan malam ke siang dan sebaliknya. Bila salah satunya datang, maka yang lain pergi. Allah menundukkan matahari dan rembulan, keduanya beredar sampai waktu yang ditentukan, yaitu akhir kehidupan dunia ini. Ingatlah bahwa Allah -Subḥānahu- Maha Perkasa yang mengalahkan musuh-musuh-Nya, tidak seorang pun bisa mengalahkan-Nya, Maha Pengampun terhadap dosa-dosa orang yang bertobat dari hamba-hamba-Nya. (5)

khalaqa l-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqi yukawwiru al-layla ʿalā l-nahāri wayukawwiru l-nahāra ʿalā al-layli wasakhara l-shamsa wal-qamara kullun yajrī li-ajalin musamman alā huwa l-ʿazīzu l-ghafāru


خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْأَنْعَـٰمِ ثَمَـٰنِيَةَ أَزْوَٰجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِى ظُلُمَـٰتٍ ثَلَـٰثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tuhan kalian -wahai manusia- menciptakan kalian dari satu jiwa, yaitu Adam, kemudian Dia menciptakan dari Adam pasangannya Hawa. Allah menciptakan untuk kalian dari unta, sapi, kambing, domba delapan macam, dari setiap macamnya Allah menciptakan jantan dan betina. Allah -Subḥānahu- menumbuhkan kalian di dalam rahim ibu kalian fase demi fase dalam kegelapan perut, rahim dan selaput ari. Yang menciptakan semua itu adalah Allah Rabb kalian, hanya bagi-Nya semata kerajaan, tidak ada sesembahan yang hak selain Dia. Bagaimana kalian dipalingkan dari ibadah kepada Allah beralih menuju ibadah pada selain Allah yang tidak menciptakan sesuatu pun dan justru mereka yang diciptakan? (6)

khalaqakum min nafsin wāḥidatin thumma jaʿala min'hā zawjahā wa-anzala lakum mina l-anʿāmi thamāniyata azwājin yakhluqukum fī buṭūni ummahātikum khalqan min baʿdi khalqin fī ẓulumātin thalāthin dhālikumu l-lahu rabbukum lahu l-mul'ku lā ilāha illā huwa fa-annā tuṣ'rafūna


إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika kalian -wahai manusia- kafir kepada Rabb kalian, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan iman kalian, dan kekufuran kalian tidak merugikan-Nya, sebaliknya dampak negatif dari kekufuran kalian berpulang kepada kalian sendiri, dan Allah tidak meridai hamba-hamba-Nya bila mereka kafir dan tidak memerintahkan mereka agar menjadi kafir, karena Allah tidak memerintahkan perbuatan keji dan mungkar. Jika kalian bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya dan beriman kepada-Nya, maka akan meridai syukur kalian dan membalasnya. Jiwa yang berdosa tidak memikul dosa jiwa yang lain, akan tetapi setiap jiwa bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kemudian kepada Rabb kalian tempat kembali kalian pada hari Kiamat, lalu Rabb kalian memberitahu kalian tentang apa yang kalian perbuat di dunia dan membalas amal-amal kalian. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang ada di dalam hati hamba-hamba-Nya, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya. (7)

in takfurū fa-inna l-laha ghaniyyun ʿankum walā yarḍā liʿibādihi l-kuf'ra wa-in tashkurū yarḍahu lakum walā taziru wāziratun wiz'ra ukh'rā thumma ilā rabbikum marjiʿukum fayunabbi-ukum bimā kuntum taʿmalūna innahu ʿalīmun bidhāti l-ṣudūri


۞ وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَـٰنَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُۥ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُۥ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِىَ مَا كَانَ يَدْعُوٓا۟ إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلنَّارِ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika orang kafir ditimpa kemalangan berupa penyakit, kehilangan harta atau takut tenggelam, maka dia berdoa kepada Rabbnyaagar Rabbnya -Subḥānahu- untuk mengangkat kemalangan yang menimpanya, dia kembali kepada Rabb semata. Kemudian bila Rabbnya memberinya nikmat dengan mengangkat kemalangan yang menimpanya, dia meninggalkan Allah yang sebelumnya dia berdoa kepada-Nya, dan mengangkat sekutu-sekutu yang dia sembah selain-Nya. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang yang hidupnya seperti itu, “Silakan kamu menikmati kekufuranmu selama sisa umurmu yang tidak lama, sesungguhnya kamu termasuk penghuni api Neraka yang tinggal di dalamnya pada hari Kiamat, kamu terus bersama Neraka seperti seorang teman selalu bersama temannya.” (8)

wa-idhā massa l-insāna ḍurrun daʿā rabbahu munīban ilayhi thumma idhā khawwalahu niʿ'matan min'hu nasiya mā kāna yadʿū ilayhi min qablu wajaʿala lillahi andādan liyuḍilla ʿan sabīlihi qul tamattaʿ bikuf'rika qalīlan innaka min aṣḥābi l-nāri


أَمَّنْ هُوَ قَـٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْـَٔاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang yang menaati Allah, dia menghabiskan malamnya untuk sujud kepada Rabbnya dan berdiri untuk-Nya, dia takut kepada azab Akhirat, berharap rahmat dari Rabbnya, lebih baik daripada orang kafir yang menyembah Allah dalam kesulitan kemudian kafir kepada-Nya dalam kemudahan dan mengangkat sekutu-sekutu bagi-Nya? Katakanlah -wahai Rasul-“Apakah sama orang-orang yang mengetahui apa yang Allah wajibkan atas mereka karena mereka mengetahui Allah dengan orang-orang yang tidak mengetahui apapun tentang hal itu?” Yang mengetahui perbedaan di antara dua golongan hanyalah orang-orang yang berakal lurus. (9)

amman huwa qānitun ānāa al-layli sājidan waqāiman yaḥdharu l-ākhirata wayarjū raḥmata rabbihi qul hal yastawī alladhīna yaʿlamūna wa-alladhīna lā yaʿlamūna innamā yatadhakkaru ulū l-albābi


قُلْ يَـٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan kepada rasul-rasul-Ku, “Bertakwalah kalian kepada Rabb kalian dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Orang-orang yang membaguskan amal perbuatan di dunia akan mendapat balasan kebaikan di dunia berupa kemenangan, keselamatan dan harta kekayaan, dan di akhirat berupa surga. Bumi Allah itu luas, maka silahkan kalian berhijrah di sana sehingga kalian menemukan tempat yang baik untuk beribadah kepada Allah, tidak ada yang mengganggu kalian. Dan orang-orang yang sabar diberi balasan mereka pada hari Kiamat tanpa hitungan dan kadar, karena banyak dan bermacam-macam.” (10)

qul yāʿibādi alladhīna āmanū ittaqū rabbakum lilladhīna aḥsanū fī hādhihi l-dun'yā ḥasanatun wa-arḍu l-lahi wāsiʿatun innamā yuwaffā l-ṣābirūna ajrahum bighayri ḥisābin


قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- “Sesungguhnya Allah memerintahkanku agar menyembah-Nya semata dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya. (11)

qul innī umir'tu an aʿbuda l-laha mukh'liṣan lahu l-dīna


وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah juga memerintahkanku agar menjadi orang pertama yang berserah diri kepada-Nya dan tunduk dari kalangan umat ini.” (12)

wa-umir'tu li-an akūna awwala l-mus'limīna


قُلْ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- “Sesungguhnya aku takut terhadap azab hari yang besar, yaitu hari Kiamat, jika aku mendurhakai Allah dan tidak menaati-Nya .” (13)

qul innī akhāfu in ʿaṣaytu rabbī ʿadhāba yawmin ʿaẓīmin


قُلِ ٱللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهُۥ دِينِى ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- “Sesungguhnya aku menyembah Allah semata dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya, aku tidak menyembah selain-Nya.” (14)

quli l-laha aʿbudu mukh'liṣan lahu dīnī


فَٱعْبُدُوا۟ مَا شِئْتُم مِّن دُونِهِۦ ۗ قُلْ إِنَّ ٱلْخَـٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kalian -wahai kaum musyrikin- silahkan menyembah apa yang kalian kehendaki selain Allah berupa berhala-berhala. (Ini adalah perintah ancaman) Katakanlah -wahai Rasul- “Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar merugi adalah orang-orang yang kehilangan dirinya dan kehilangan keluarganya, Mereka tidak akan saling bertemu selamanya, karena keluarganya meninggalkannya dengan masuk Surga atau keluarganya ikut dengannya masuk Neraka, mereka tidak akan bertemu selamanya. Ketahuilah bahwa hal itu adalah kerugian sejati yang nyata yang tidak ada kesamaran padanya. (15)

fa-uʿ'budū mā shi'tum min dūnihi qul inna l-khāsirīna alladhīna khasirū anfusahum wa-ahlīhim yawma l-qiyāmati alā dhālika huwa l-khus'rānu l-mubīnu


لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ۚ ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥ ۚ يَـٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dari atas mereka ada asap, kobaran api dan panas yang membara, sedangkan dari bawah mereka ada asap, kobaran api dan panas yang membara. Dengan azab seperti inilah Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Wahai hamba-hamba-Ku, bertakwalah kalian kepada-Ku dengan melaksanakan perintah-perintah-Ku dan meninggalkan larangan-larangan-Ku. (16)

lahum min fawqihim ẓulalun mina l-nāri wamin taḥtihim ẓulalun dhālika yukhawwifu l-lahu bihi ʿibādahu yāʿibādi fa-ittaqūni


وَٱلَّذِينَ ٱجْتَنَبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang menjauhi penyembahan berhala-berhala dan segala yang disembah selain Allah, serta mereka kembali kepada Allah dengan bertobat, ,maka bagi mereka berita gembira Surga saat kematian, di alam kubur dan pada hari Kiamat. Kabarkanlah -wahai Rasul- berita gembira ini kepada hamba-hamba-Ku. (17)

wa-alladhīna ij'tanabū l-ṭāghūta an yaʿbudūhā wa-anābū ilā l-lahi lahumu l-bush'rā fabashir ʿibādi


ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Orang-orang yang mendengar perkataan dan memilah-milah antara yang baik dan yang buruk, lalu mereka mengikuti yang terbaik karena ia yang bermanfaat. Mereka yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah orang-orang yang Allah bimbing kepada hidayah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki akal yang lurus. (18)

alladhīna yastamiʿūna l-qawla fayattabiʿūna aḥsanahu ulāika alladhīna hadāhumu l-lahu wa-ulāika hum ulū l-albābi


أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِى ٱلنَّارِ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Siapa yang pasti mendapat azab karena dia bersikukuh dalam kekufuran dan kesesatannya, maka kamu -wahai Rasul- tidak mampu untuk memberinya hidayah dan membimbingnya. Apakah kamu -wahai Rasul- mampu menyelamatkan orang yang sifatnya demikian dari siksa Neraka? (19)

afaman ḥaqqa ʿalayhi kalimatu l-ʿadhābi afa-anta tunqidhu man fī l-nāri


لَـٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ ٱللَّهُ ٱلْمِيعَادَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, bagi mereka derajat-derajat yang tinggi, sebagian darinya di atas sebagian yang lain, di bawah mereka mengalir sungai-sungai. Allah menjanjikan hal itu sebagai janji yang pasti dan Allah tidak menyelisihi janji. (20)

lākini alladhīna ittaqaw rabbahum lahum ghurafun min fawqihā ghurafun mabniyyatun tajrī min taḥtihā l-anhāru waʿda l-lahi lā yukh'lifu l-lahu l-mīʿāda


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَلَكَهُۥ يَنَـٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطَـٰمًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya kalian tahu melalui apa yang kalian saksikan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu memasukkannya ke dalam mata air dan aliran sungai. Kemudian dengan air ini Allah menumbuhkan tanaman-tanaman yang beraneka ragam. Kemudian tanaman-tanaman itu mengering. Kamu -wahai orang yang menyaksikan- melihatnya berwarna kuning setelah sebelumnya hijau. Kemudian Allah menjadikannya patah dan lapuk setelah kering. Sesungguhnya dalam kisah yang disebutkan itu terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki hati yang hidup. (21)

alam tara anna l-laha anzala mina l-samāi māan fasalakahu yanābīʿa fī l-arḍi thumma yukh'riju bihi zarʿan mukh'talifan alwānuhu thumma yahīju fatarāhu muṣ'farran thumma yajʿaluhu ḥuṭāman inna fī dhālika ladhik'rā li-ulī l-albābi


أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَـٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang yang Allah lapangkan dadanya untuk Islam, dia terbimbing kepada Islam, dia di atas cahaya dari Rabbnya, apakah dia seperti orang yang hatinya keras untuk mengingat Allah? Keduanya tidak sama selama-lamanya. Keselamatan bagi orang yang mendapat petunjuk, sedangkan kerugian bagi orang yang hatinya keras untuk mengingat Allah. Orang kedua itu berada di atas kesesatan yang nyata dari kebenaran. (22)

afaman sharaḥa l-lahu ṣadrahu lil'is'lāmi fahuwa ʿalā nūrin min rabbihi fawaylun lil'qāsiyati qulūbuhum min dhik'ri l-lahi ulāika fī ḍalālin mubīnin


ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَـٰبًا مُّتَشَـٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah menurunkan kepada rasul-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- Al-Qur`ān yang merupakan pembicaraan paling bagus. Allah menurunkannya setara, sebagian darinya menyerupai sebagian yang lain dalam kebenaran, kebaikan, keserasian dan tanpa kontradiksi. Di dalamnya terdapat beragam kisah dan hukum, janji pahala dan ancaman siksa, sifat-sifat pengikut kebenaran dan sifat-sifat pengikut kebatilan, dan lainya. Kulit orang-orang yang takut kepada Rabb mereka menjadi merinding manakala mereka mendengar ancaman dan peringatan di dalamnya, kemudian kulit dan hati mereka melunak untuk mengingat Allah manakala mereka mendengar harapan dan kabar gembira. Al-Qur`ān yang demikian pengaruhnya adalah hidayah Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa Allah biarkan dan tidak bimbing kepada hidayah, maka tidak ada pemberi hidayah baginya. (23)

al-lahu nazzala aḥsana l-ḥadīthi kitāban mutashābihan mathāniya taqshaʿirru min'hu julūdu alladhīna yakhshawna rabbahum thumma talīnu julūduhum waqulūbuhum ilā dhik'ri l-lahi dhālika hudā l-lahi yahdī bihi man yashāu waman yuḍ'lili l-lahu famā lahu min hādin


أَفَمَن يَتَّقِى بِوَجْهِهِۦ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۚ وَقِيلَ لِلظَّـٰلِمِينَ ذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Apakah orang yang Kami beri petunjuk dan taufik di dunia serta Kami masukkan dia ke dalam Surga pada hari Kiamat seperti orang yang kafir dan mati di atas kekufurannya, lalu Kami memasukkannya ke dalam Neraka dengan kedua tangan dan kedua kaki terbelenggu sehingga dia tidak bisa melindungi dirinya dari Neraka kecuali dengan wajahnya yang dia terjungkir di atasnya? Dikatakan kepada orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kekufuran dan kemaksiatan sebagai celaan terhadap mereka, “Rasakanlah akibat dari perbuatan kalian, yaitu kekufuran dan kemaksiatan, ini adalah balasan untuk kalian.” (24)

afaman yattaqī biwajhihi sūa l-ʿadhābi yawma l-qiyāmati waqīla lilẓẓālimīna dhūqū mā kuntum taksibūna


كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَأَتَىٰهُمُ ٱلْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Umat-umat sebelum kaum musyrikin itu telah mendustakan, maka azab datang kepada mereka secara tiba-tiba di mana mereka tidak menyadarinya sehingga mereka bisa menghadapinya dengan bertobat. (25)

kadhaba alladhīna min qablihim fa-atāhumu l-ʿadhābu min ḥaythu lā yashʿurūna


فَأَذَاقَهُمُ ٱللَّهُ ٱلْخِزْىَ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْـَٔاخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Allah menimpakan kepada mereka azab yang menghinakan dan memalukan di kehidupan dunia ini, dan azab Akhirat yang menanti mereka lebih besar dan lebih berat seandainya mereka mengetahui. (26)

fa-adhāqahumu l-lahu l-khiz'ya fī l-ḥayati l-dun'yā walaʿadhābu l-ākhirati akbaru law kānū yaʿlamūna


وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِى هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Kami telah membuat di dalam Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berbagai macam perumpamaan dalam kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, keimanan dan kekufuran, dan sebagainya, dengan harapan mereka akan mengambil pelajaran dari perumpamaan tersebut, lalu mereka mangamalkan kebenaran dan menjauhi kebatilan. (27)

walaqad ḍarabnā lilnnāsi fī hādhā l-qur'āni min kulli mathalin laʿallahum yatadhakkarūna


قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِى عِوَجٍ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami menjadikan Al-Qur`ān dengan bahasa Arab, tidak ada penyelewengan, penyimpangan dan kesamaran padanya, dengan harapan mereka akan bertakwa kepada Allah dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (28)

qur'ānan ʿarabiyyan ghayra dhī ʿiwajin laʿallahum yattaqūna


ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا رَّجُلًا فِيهِ شُرَكَآءُ مُتَشَـٰكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِّرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah membuat perumpamaan bagi orang musyrik dan orang yang bertauhid seorang hamba sahaya yang dimiliki oleh dua majikan yang berbeda kepentingan, bila dia mencari kerelaan sebagian dari mereka, maka dia membuat marah sebagian yang lainnya, hamba sahaya ini dalam kebingungan dan kegoncangan. Dan seorang hamba sahaya yang dimiliki oleh satu orang majikan saja, dia adalah pemilik tunggalnya, dia mengetahui keingiannya, maka dia tenang dan tenteram. Tentu saja kedua hamba sahaya tersebut tidak sama. Segala puji bagi Allah, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya, karena itu mereka menyekutukan Allah dengan selain-Nya. (29)

ḍaraba l-lahu mathalan rajulan fīhi shurakāu mutashākisūna warajulan salaman lirajulin hal yastawiyāni mathalan l-ḥamdu lillahi bal aktharuhum lā yaʿlamūna


إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Sesungguhnya kamu -wahai Rasul- pasti mati tidak bisa tidak. (30)

innaka mayyitun wa-innahum mayyitūna


ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Kemudian kalian -wahai manusia- pada hari Kiamat di sisi Rabb kalian akan bertikai dalam urusan yang kalian perselisihkan, kemudian akan kelihatan siapa yang benar dan siapa yang salah. (31)

thumma innakum yawma l-qiyāmati ʿinda rabbikum takhtaṣimūna


۞ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ بِٱلصِّدْقِ إِذْ جَآءَهُۥٓ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكَـٰفِرِينَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak ada seorang pun yang lebih zalim daripada orang yang menuduhkan kepada Allah sesuatuyang tidak layak bagi-Nya, seperti sekutu, istri dan anak, dan mendustakan Al-Qur`ān. Tidak seorang pun yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan wahyu yang dibawa oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Bukankah di Neraka tersedia tempat kembali dan tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan tidak membenarkan risalah yang dibawa oleh Rasulullah? Ya, sesungguhnya tempat kembali dan tempat tinggal bagi mereka di Neraka. (32)

faman aẓlamu mimman kadhaba ʿalā l-lahi wakadhaba bil-ṣid'qi idh jāahu alaysa fī jahannama mathwan lil'kāfirīna


وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ۙ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang yang datang membawa kebenaran dalam perkataan dan perbuatan, baik dia dari kalangan para Nabi atau selain mereka, membenarkannya dan beriman kepadanya, mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya, mereka adalah orang-orang bertakwa yang sebenarnya, yang melaksanakan perintah Rabb mereka dan menjauhi larangan-Nya. (33)

wa-alladhī jāa bil-ṣid'qi waṣaddaqa bihi ulāika humu l-mutaqūna


لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Mereka akan mendapatkan apa yang mereka kehendaki di sisi Rabb mereka berupa kesenangan yang abadi. Itulah balasan orang-orang yang berbuat baik dalam amal-amal mereka kepada Rabb mereka dan kepada hamba-hamba-Nya. (34)

lahum mā yashāūna ʿinda rabbihim dhālika jazāu l-muḥ'sinīna


لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah hendak menghapus dari mereka kemaksiatan terburuk yang mereka kerjakan semasa hidup di dunia, karena mereka telah bertobat darinya dan kembali kepada Rabb mereka, membalas mereka dengan memberikan pahala terbaik atas amal-amal saleh yang telah mereka lakukan. (35)

liyukaffira l-lahu ʿanhum aswa-a alladhī ʿamilū wayajziyahum ajrahum bi-aḥsani alladhī kānū yaʿmalūna


أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُۥ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bukankah Allah telah mencukupkan urusan agama dan dunia bagi hamba-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan melindunginya dari musuhnya? Benar, Dia telah mencukupkannya. Mereka menakut-nakutimu -wahai Rasul-, karena kebodohan dan kedunguan mereka, dari berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah, bahwa berhala-berhala tersebut akan marah dan menimpakan keburukan kepadamu. Barangsiapa yang Allah hinakan dan tidak Dia bimbing kepada hidayah, maka tidak ada baginya orang yang menuntun dan membimbingnya kepada kebenaran. (36)

alaysa l-lahu bikāfin ʿabdahu wayukhawwifūnaka bi-alladhīna min dūnihi waman yuḍ'lili l-lahu famā lahu min hādin


وَمَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّضِلٍّ ۗ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِى ٱنتِقَامٍ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa yang Allah bimbing kepada hidayah, maka tidak ada yang mampu menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa, tidak seorang pun bisa mengalahkan-Nya, Maha membalas siapa yang kafir dan mendurhakai-Nya? Benar, Dia Maha Perkasa dan membalas siapa yang durhaka. (37)

waman yahdi l-lahu famā lahu min muḍillin alaysa l-lahu biʿazīzin dhī intiqāmin


وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَنِىَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَـٰشِفَـٰتُ ضُرِّهِۦٓ أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَـٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ قُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila kamu -wahai Rasul- bertanya kepada kaum musyrikin, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” Maka mereka akan menjawab, “Allah yang menciptakannya.” Katakanlah kepada mereka untuk menunjukkan kelemahan tuhan-tuhan mereka, “Katakanlah kepadaku tentang berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, jika Allah hendak menimpakan malapetaka kepadaku apakah berhala-berhala itu sanggup mengangkatnya dariku, atau Allah hendak memberiku kebaikan sebagai rahmat dari-Nya, apakah berhala-berhala itu mampu menghalang-halanginya dariku?” Katakanlah kepada mereka, “Allah yang mencukupiku, hanya kepada Allah aku bersandar dalam segala urusanku seluruhnya, hanya kepada Allah semata orang-orang yang bertawakal bersandar.” (38)

wala-in sa-altahum man khalaqa l-samāwāti wal-arḍa layaqūlunna l-lahu qul afara-aytum mā tadʿūna min dūni l-lahi in arādaniya l-lahu biḍurrin hal hunna kāshifātu ḍurrihi aw arādanī biraḥmatin hal hunna mum'sikātu raḥmatihi qul ḥasbiya l-lahu ʿalayhi yatawakkalu l-mutawakilūna


قُلْ يَـٰقَوْمِ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّى عَـٰمِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, “Wahai kaumku! Beramallah di atas kesyirikan yang kalian ridai untuk diri kalian, sesungguhnya aku juga beramal di atas perintah dari Rabbku, aku berdakwah kepada Tauhid, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, kalian pasti akan mengetahui akhir dari setiap pilihan. (39)

qul yāqawmi iʿ'malū ʿalā makānatikum innī ʿāmilun fasawfa taʿlamūna


مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kalian pasti akan mengetahui siapa yang ditimpa oleh azab yang merendahkan dan menghinakannya di dunia, sedangkan di Akhirat ditimpa azab yang abadi, yang tidak terputus dan tidak berakhir.“ (40)

man yatīhi ʿadhābun yukh'zīhi wayaḥillu ʿalayhi ʿadhābun muqīmun


إِنَّآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ لِلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيْهِم بِوَكِيلٍ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu -wahai Rasul- Al-Qur`ān untuk manusia dengan kebenaran agar kamu memperingatkan mereka. Barangsiapa yang mendapat hidayah maka faedah hidayah itu kembali kepada dirinya sendiri. Petunjuk itu tidak bermanfaat bagi Allah, karena Dia tidak memerlukannya. Sebaliknya barangsiapa tersesat, maka bahaya kesesatan itu berpulang kepada dirinya, kesesatannya tidak merugikan Allah sedikit pun. Kamu juga bukan pengawas mereka sehingga kamu bisa memaksa mereka untuk mendapatkan hidayah, kamu hanya sebatas menyampaikan kepada mereka apa yang diperintahkan kepadamu untuk kamu sampaikan. (41)

innā anzalnā ʿalayka l-kitāba lilnnāsi bil-ḥaqi famani ih'tadā falinafsihi waman ḍalla fa-innamā yaḍillu ʿalayhā wamā anta ʿalayhim biwakīlin


ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلْأُخْرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah mengambil arwah saat ajalnya tiba dan mengambil arwah yang ajalnya belum tiba saat ia tidur. Lalu Allah menahan arwah orang yang Allah tetapkan kematiannya dan melepaskan arwah yang belum Dia tetapkan kematiannya hingga masa tertentu yang Allah ketahui dalam ilmu-Nya. Sesungguhnya dalam tindakan menahan, melepaskan, mematian dan menghidupkan itu terdapat bukti-bukti bagi kaum yang memikirkan bahwa yang melakukan semua itu kuasa untuk membangkitkan manusia dari alam kubur mereka untuk menghadapi hisab dan menerima pembalasan. (42)

al-lahu yatawaffā l-anfusa ḥīna mawtihā wa-allatī lam tamut fī manāmihā fayum'siku allatī qaḍā ʿalayhā l-mawta wayur'silu l-ukh'rā ilā ajalin musamman inna fī dhālika laāyātin liqawmin yatafakkarūna


أَمِ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُفَعَآءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا۟ لَا يَمْلِكُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَعْقِلُونَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kaum musyrikin menjadikan berhala-berhala mereka sebagai pemberi syafaat, mereka mengharapkan manfaat dari berhala-berhala itu selain Allah. Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, “Apakah kalian akan tetap mengangkat mereka sebagai para pemberi syafaat sekalipun mereka itu tidak berkuasa apa pun atas diri kalian dan atas diri mereka, dan mereka juga tidak berakal, karena mereka adalah benda mati murni yang tidak berbicara, tidak mendengar, tidak melihat, tidak mendatangkan manfaat dan mudarat?” (43)

ami ittakhadhū min dūni l-lahi shufaʿāa qul awalaw kānū lā yamlikūna shayan walā yaʿqilūna


قُل لِّلَّهِ ٱلشَّفَـٰعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin, “Hanya Allah semata pemilik syafaat seluruhnya, tidak seorang pun memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya, dan syafaat hanya diberikan kepada siapa yang Allah ridai. Bagi-Nya semata kerajaan langit dan bumi, kemudian hanya kepada Allah semata kalian akan kembali pada hari Kiamat untuk menghadapi hisab dan menerima balasan. Allah memberi balasan kalian atas amal perbuatan kalian.” (44)

qul lillahi l-shafāʿatu jamīʿan lahu mul'ku l-samāwāti wal-arḍi thumma ilayhi tur'jaʿūna


وَإِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَحْدَهُ ٱشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ وَإِذَا ذُكِرَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Bila nama Allah semata disebut, maka berontaklah hati kaum musyrikin yang tidak beriman kepada Akhirat dan apa yang ada padanya berupa kebangkitan, hisab dan pembalasan amal perbuatan. Namun bila nama berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah disebut, maka mereka bersuka cita dan bergembira. (45)

wa-idhā dhukira l-lahu waḥdahu ish'ma-azzat qulūbu alladhīna lā yu'minūna bil-ākhirati wa-idhā dhukira alladhīna min dūnihi idhā hum yastabshirūna


قُلِ ٱللَّهُمَّ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ عَـٰلِمَ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ أَنتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِى مَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-,“Ya Allah Pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya, Yang mengetahui apa yang gaib dan apa yang hadir, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya, Engkau menetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Mu pada hari Kiamat terkait apa yang mereka perselisihkan di dunia, sehingga jelaslah siapa yang benar dan siapa yang batil, siapa yang berbahagia dan siapa yang sengsara.” (46)

quli l-lahuma fāṭira l-samāwāti wal-arḍi ʿālima l-ghaybi wal-shahādati anta taḥkumu bayna ʿibādika fī mā kānū fīhi yakhtalifūna


وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفْتَدَوْا۟ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلْعَذَابِ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kesyirikan dan kemaksiatan mempunyai apa yang ada di jagad raya ini berupa harta kekayaan yang berharga, niscaya mereka akan menggunakannya untuk menebus diri mereka dari azab keras yang mereka saksikan sesudah mereka dibangkitkan, namun tidak ada kesempatan bagi mereka untuk itu, seandainya bisa pun, tetap tertolak, dan mereka melihat berbagai macam-macam azab yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. (47)

walaw anna lilladhīna ẓalamū mā fī l-arḍi jamīʿan wamith'lahu maʿahu la-if'tadaw bihi min sūi l-ʿadhābi yawma l-qiyāmati wabadā lahum mina l-lahi mā lam yakūnū yaḥtasibūna


وَبَدَا لَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Keburukan-keburukan yang mereka lakukan berupa kesyirikan dan kemaksiatan menjadi kelihatan. Azab yang mereka telah diperingatkan darinya di dunia dan mereka melecehkannya meliputi mereka. (48)

wabadā lahum sayyiātu mā kasabū waḥāqa bihim mā kānū bihi yastahziūna


فَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَـٰنَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَـٰهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍۭ ۚ بَلْ هِىَ فِتْنَةٌ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila orang kafir tertimpa sakit, kemiskinan atau sejenisnya, ia berdoa kepada Kami agar Kami menghilangkan apa yang menimpanya itu. Namun ketika Kami memberinya nikmat berupa kesehatan atau harta, maka orang kafir itu berkata, “Allah memberiku ini karena Dia mengetahui bahwa aku memang berhak mendapatkannya.” Padahal sebenarnya itu hanyalah ujian dan istidraj, akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir tidak mengetahui hal itu, maka mereka tertipu dengan nikmat yang Allah berikan kepada mereka. (49)

fa-idhā massa l-insāna ḍurrun daʿānā thumma idhā khawwalnāhu niʿ'matan minnā qāla innamā ūtītuhu ʿalā ʿil'min bal hiya fit'natun walākinna aktharahum lā yaʿlamūna


قَدْ قَالَهَا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Perkataan yang sama telah diucapkan oleh orang-orang kafir sebelum mereka, maka harta dan kedudukan yang mereka miliki tidak berguna sedikit pun bagi mereka. (50)

qad qālahā alladhīna min qablihim famā aghnā ʿanhum mā kānū yaksibūna


فَأَصَابَهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ ۚ وَٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنْ هَـٰٓؤُلَآءِ سَيُصِيبُهُمْ سَيِّـَٔاتُ مَا كَسَبُوا۟ وَمَا هُم بِمُعْجِزِينَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka mereka menerima balasan keburukan-keburukan yang mereka kerjakan, berupa kesyirikan dan kemaksiatan. Dan orang-orang yang menzalimi diri mereka dengan kesyirikan dan kemaksiatan dari orang-orang yang masih hidup akan menerima balasan dari keburukan-keburukan yang mereka kerjakan seperti orang-orang yang telah berlalu, mereka tidak akan pernah bisa lolos dan luput dari Allah. (51)

fa-aṣābahum sayyiātu mā kasabū wa-alladhīna ẓalamū min hāulāi sayuṣībuhum sayyiātu mā kasabū wamā hum bimuʿ'jizīna


أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang-orang musyrikin itu mengucapkan apa yang diucapkan oleh orang-orang kafir sebelum mereka, dan mereka tidak mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian dari-Nya, apakah ia bersyukur atau kufur? Dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki untuk mengujinya apakah ia sabar atau murka terhadap keputusan Allah? Sesungguhnya yang demikian itu, yaitu dilapangkannya rezeki oleh Allah dan disempitkannya, mengandung petunjuk tentang pengaturan Allah bagi kaum yang beriman. Karena mereka adalah orang-orang yang mengambil faedah dari petunjuk. Adapun orang-orang kafir, maka petunjuk tersebut datang kepada mereka sementara mereka berpaling darinya. (52)

awalam yaʿlamū anna l-laha yabsuṭu l-riz'qa liman yashāu wayaqdiru inna fī dhālika laāyātin liqawmin yu'minūna


۞ قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas atas diri mereka dengan kesyirikan kepada Allah dan kemaksiatan, “Jangan berputus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya terhadap dosa-dosa kalian, karena sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang bertobat kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi dosa-dosa siapa yang bertobat, Maha Penyayang kepada mereka. (53)

qul yāʿibādiya alladhīna asrafū ʿalā anfusihim lā taqnaṭū min raḥmati l-lahi inna l-laha yaghfiru l-dhunūba jamīʿan innahu huwa l-ghafūru l-raḥīmu


وَأَنِيبُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا۟ لَهُۥ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kembalilah kepada Tuhan kalian dengan bertobat dan amal saleh, tunduklah kepada-Nya sebelum azab pada hari Kiamat datang kepada kalian, kemudian kalian tidak memperoleh pertolongan dari berhala dan keluarga kalian dengan mengentaskan kalian dari azab Allah. (54)

wa-anībū ilā rabbikum wa-aslimū lahu min qabli an yatiyakumu l-ʿadhābu thumma lā tunṣarūna


وَٱتَّبِعُوٓا۟ أَحْسَنَ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ikutilah Al-Qur`ān yang merupakan hal terbaik yang Rabb kalian turunkan kepada utusan-Nya, amalkanlah perintah-perintah-Nya dan jauhilah larangan-larangan-Nya sebelum azab datang kepada kalian secara tiba-tiba saat kalian lengah, sehingga kalian tidak bisa menghindarinya dengan bertobat. (55)

wa-ittabiʿū aḥsana mā unzila ilaykum min rabbikum min qabli an yatiyakumu l-ʿadhābu baghtatan wa-antum lā tashʿurūna


أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَـٰحَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِى جَنۢبِ ٱللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ ٱلسَّـٰخِرِينَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Lakukanlah hal itu agar jangan sampai seseorang berkata karena penyesalan yang mendalam pada hari Kiamat, ‘Aduhai betapa menyesalnya diriku atas kelalaianku dengan terus menerus melakukan kekufuran dan kemaksiatan dan penghinaanku terhadap orang-orang yang beriman dan menaati Rabb mereka’.” (56)

an taqūla nafsun yāḥasratā ʿalā mā farraṭtu fī janbi l-lahi wa-in kuntu lamina l-sākhirīna


أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ ٱللَّهَ هَدَىٰنِى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau berdalil kepada takdir dengan berkata, “Seandainya Allah membimbingku, niscaya aku termasuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.” (57)

aw taqūla law anna l-laha hadānī lakuntu mina l-mutaqīna


أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى ٱلْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِى كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Aku berangan-angan saat melihat azab, “Seandainya aku punya kesempatan untuk kembali ke dunia maka aku akan bertobat kepada Allah dan aku akan menjadi orang baik dalam melakukan amalannya.” (58)

aw taqūla ḥīna tarā l-ʿadhāba law anna lī karratan fa-akūna mina l-muḥ'sinīna


بَلَىٰ قَدْ جَآءَتْكَ ءَايَـٰتِى فَكَذَّبْتَ بِهَا وَٱسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Perkaranya bukan sebagaimana yang ia kira berupa angan-angan mendapatkan hidayah, karena ayat-ayat-Ku telah datang kepadamu lalu kamu mendustakan dan menyombongkan diri di depannya, sedangkan kamu termasuk orang-orang kafir kepada Allah, kepada ayat-ayat dan para rasul-Nya. (59)

balā qad jāatka āyātī fakadhabta bihā wa-is'takbarta wakunta mina l-kāfirīna


وَيَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pada hari Kiamat kamu menyaksikan orang-orang yang berdusta atas nama Allah dengan menisbahkan sekutu dan anak kepada-Nya, wajah mereka menghitam sebagai tanda kesengsaraan mereka. Bukankah Jahanam adalah tempat tinggal bagi orang-orang yang sombong terhadap iman kepada Allah dan para rasul-Nya? Benar, sesungguhnya ia adalah tempat tinggal mereka. (60)

wayawma l-qiyāmati tarā alladhīna kadhabū ʿalā l-lahi wujūhuhum mus'waddatun alaysa fī jahannama mathwan lil'mutakabbirīna


وَيُنَجِّى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ ٱلسُّوٓءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya dari azab dengan memasukkan mereka ke tempat kemenangan, yaitu Surga. Azab tidak menyentuh mereka, dan mereka juga tidak bersedih karena tidak mendapatkan kenikmatan dunia. (61)

wayunajjī l-lahu alladhīna ittaqaw bimafāzatihim lā yamassuhumu l-sūu walā hum yaḥzanūna


ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah adalah Pencipta segala sesuatu, tidak ada Pencipta selain Dia. Allah adalah Penjaga segala sesuatu, mengatur segala urusan-Nya, menatanya sesuai kehendak-Nya. (62)

al-lahu khāliqu kulli shayin wahuwa ʿalā kulli shayin wakīlun


لَّهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Hanya milik-Nya semata kunci-kunci perbendaharaan kebaikan di langit dan di bumi. Allah memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menghalanginya dari siapa yang Dia kehendaki. Dan orang-orang yang kafir kepada Allah adalah orang-orang yang merugi, karena mereka gagal meraih iman di kehidupan dunia, dan saat di Akhirat mereka masuk ke dalam Neraka serta kekali di dalamnya. (63)

lahu maqālīdu l-samāwāti wal-arḍi wa-alladhīna kafarū biāyāti l-lahi ulāika humu l-khāsirūna


قُلْ أَفَغَيْرَ ٱللَّهِ تَأْمُرُوٓنِّىٓ أَعْبُدُ أَيُّهَا ٱلْجَـٰهِلُونَ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin yang terus menggodamu agar menyembah berhala-berhala mereka, “Apakah kalian -wahai orang-orang bodoh tentang Rabb kalian- memerintahkanku agar menyembah selain Allah? Tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah semata, maka aku tidak menyembah selain-Nya.” (64)

qul afaghayra l-lahi tamurūnnī aʿbudu ayyuhā l-jāhilūna


وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Allah telah mewahyukan kepadamu -wahai Rasul- dan juga kepada rasul-rasul sebelummu bahwa seandainya kamu menyembah selain Allah bersama Allah niscaya pahala amal salehmu akan batal, dan kamu pasti termasuk orang-orang yang merugi di dunia dengan kerugian dalam agamamu, dan di akhirat karena kamu mendapatkan azab. (65)

walaqad ūḥiya ilayka wa-ilā alladhīna min qablika la-in ashrakta layaḥbaṭanna ʿamaluka walatakūnanna mina l-khāsirīna


بَلِ ٱللَّهَ فَٱعْبُدْ وَكُن مِّنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sembahlah Allah semata, jangan menyekutukan-Nya dengan siapapun, jadilah kamu bagian dari orang-orang yang bersyukur atas nikmat-nikmat yang Dia karuniakan kepadamu. (66)

bali l-laha fa-uʿ'bud wakun mina l-shākirīna


وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَٱلسَّمَـٰوَٰتُ مَطْوِيَّـٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kaum musyrikin itu tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sepatutnya manakala mereka menyekutukan-Nya dengan selain-Nya dari makhluk-makhluk-Nya yang lemah dan tidak berkuasa. Mereka lalai dari kodrat Allah yang sebagian dari buktinya adalah bumi dengan isinya berupa gunung-gunung, sungai-sungai, lautan pada Hari Kiamat semua itu ada dalam genggaman-Nya, dan bahwasanya langit yang tujuh seluruhnya tergulung di tangan kanan-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan dan diyakini oleh kaum musyrikin. (67)

wamā qadarū l-laha ḥaqqa qadrihi wal-arḍu jamīʿan qabḍatuhu yawma l-qiyāmati wal-samāwātu maṭwiyyātun biyamīnihi sub'ḥānahu wataʿālā ʿammā yush'rikūna


وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Pada hari malaikat yang bertugas meniup sangkakala meniupnya, maka semua makhluk yang ada di langit dan di bumi mati, kemudian malaikat meniup kedua kalinya untuk kebangkitan, maka semua makhluk hidup berdiri menantikan apa yang akan Allah lakukan terhadap mereka. (68)

wanufikha fī l-ṣūri faṣaʿiqa man fī l-samāwāti waman fī l-arḍi illā man shāa l-lahu thumma nufikha fīhi ukh'rā fa-idhā hum qiyāmun yanẓurūna


وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَـٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bumi bersinar manakala Rabbul Izzah menampakkan diri-Nya untuk memberikan keputusan final di antara hamba-hamba-Nya, buku-buku catatan amal manusia disebarkan, para Nabi dihadirkan, para Malaikat hafaẓah yang mencatat amal manusia didatangkan, Allah memberikan keputusan di antara mereka dengan adil, mereka tidak dizalimi pada hari itu, tidak ada yang ditambah satu keburukan pun dan tidak ada yang dikurangi kebaikannya sedikitpun. (69)

wa-ashraqati l-arḍu binūri rabbihā wawuḍiʿa l-kitābu wajīa bil-nabiyīna wal-shuhadāi waquḍiya baynahum bil-ḥaqi wahum lā yuẓ'lamūna


وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah menyempurnakan balasan setiap jiwa, apakah amalnya baik atau buruk. Allah lebih mengetahui apa yang mereka perbuat, tidak ada sedikit pun dari amal-amal mereka yang samar bagi Allah, baik atau buruk. Dan pada hari itu Allah akan membalas mereka atas amal-amal mereka. (70)

wawuffiyat kullu nafsin mā ʿamilat wahuwa aʿlamu bimā yafʿalūna


وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَـٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَـٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para Malaikat menggiring orang-orang yang kafir kepada Allah ke neraka Jahanam secara berombongan dalam keadaan hina dina. Ketika mereka tiba di sana, para malaikat yang bertugas di sana membuka pintu-pintunya, para malaikat itu menyambut mereka dengan celaan seraya berkata kepada mereka, “Bukankah telah datang kepada kalian para rasul dari kalangan kalian sendiri, yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian yang diturunkan kepada mereka, dan memperingatkan kalian dengan perjumpaan hari Kiamat dan juga azab yang keras ketika itu?" Orang-orang kafir menjawab dengan pengakuan atas diri mereka, “Benar, semua itu benar, akan tetapi kalimat azab telah wajib atas orang-orang kafir dan kami adalah orang-orang kafir.” (71)

wasīqa alladhīna kafarū ilā jahannama zumaran ḥattā idhā jāūhā futiḥat abwābuhā waqāla lahum khazanatuhā alam yatikum rusulun minkum yatlūna ʿalaykum āyāti rabbikum wayundhirūnakum liqāa yawmikum hādhā qālū balā walākin ḥaqqat kalimatu l-ʿadhābi ʿalā l-kāfirīna


قِيلَ ٱدْخُلُوٓا۟ أَبْوَٰبَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى ٱلْمُتَكَبِّرِينَ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Kepada mereka dikatakan sebagai bentuk penghinaan, pemutus harapan dari rahmat Allah dan dari peluang keluar dari Neraka, “Masuklah ke pintu-pintu Jahanam untuk tinggal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh buruk dan hina tempat tinggal orang-orang yang menyombongkan diri dan tinggi hati melawan kebenaran. (72)

qīla ud'khulū abwāba jahannama khālidīna fīhā fabi'sa mathwā l-mutakabirīna


وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَـٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَـٰلِدِينَ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para malaikat menuntun dengan lemah lembut orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya ke Surga dengan berkelompok-kelompok seraya dihormati, hingga saat mereka datang di depan pintu-pintunya, ia dibuka bagi mereka, dan para malaikat yang menjaganya menyambut mereka dengan mengatakan, “Selamat atas kalian dari segala bencana dan segala perkara yang tidak kalian harapkan, hati dan amal kalian baik, silakan kalian masuk Surga untuk tinggal di dalamnya selama-lamanya.” (73)

wasīqa alladhīna ittaqaw rabbahum ilā l-janati zumaran ḥattā idhā jāūhā wafutiḥat abwābuhā waqāla lahum khazanatuhā salāmun ʿalaykum ṭib'tum fa-ud'khulūhā khālidīna


وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى صَدَقَنَا وَعْدَهُۥ وَأَوْرَثَنَا ٱلْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ ٱلْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَآءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ ٱلْعَـٰمِلِينَ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang Mukmin berkata manakala mereka telah masuk Surga, “Segala puji bagi Allah yang telah mewujudkan janji-Nya kepada kami melalui lisan para Rasul-Nya. Dia menjanjikan kami masuk Surga, Dia memberikan bumi Surga kepada kami. Kami tinggal di bagian mana darinya yang kami kehendaki. Ini adalah sebaik-baik balasan bagi orang-orang beramal, yang melakukan amal saleh dalam rangka mencari Wajah Rabb mereka.” (74)

waqālū l-ḥamdu lillahi alladhī ṣadaqanā waʿdahu wa-awrathanā l-arḍa natabawwa-u mina l-janati ḥaythu nashāu faniʿ'ma ajru l-ʿāmilīna


وَتَرَى ٱلْمَلَـٰٓئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ حَوْلِ ٱلْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ ۖ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَقِيلَ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para malaikat pada hari yang disaksikan itu mengelilingi Arasy, mereka menyucikan Allah dari apa yang tidak layak bagi-Nya yang diucapkan oleh orang-orang kafir. Allah memutuskan di antara semua makhluk dengan adil. Allah memuliakan siapa yang layak dimuliakan dan menyiksa siapa yang layak disiksa, dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh makhluk atas keputusan-Nya yang Dia tetapkan pada hari itu berupa memuliakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan menyiksa orang-orang yang kafir.” (75)

watarā l-malāikata ḥāffīna min ḥawli l-ʿarshi yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim waquḍiya baynahum bil-ḥaqi waqīla l-ḥamdu lillahi rabbi l-ʿālamīna