Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah An-Naml
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


طسٓ ۚ تِلْكَ ءَايَـٰتُ ٱلْقُرْءَانِ وَكِتَابٍ مُّبِينٍ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ṭā Sīn. Pembahasan tentang huruf-huruf seperti ini telah dijelaskan dalam permulaan surah Al-baqarah. Ayat-ayat yang diturunkan kepadamu ini adalah ayat-ayat Al-Qur`ān, yaitu kitab yang jelas lagi nyata, tidak ada kesamaran padanya, barangsiapa yang menghayati dan memperhatikannya, niscaya ia akan yakin bahwa ia berasal dari sisi Allah. (1)

tta-seen til'ka āyātu l-qur'āni wakitābin mubīnin


هُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ayat-ayat ini menjadi petunjuk ke jalan kebenaran, dan menjadi berita gembira untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, (2)

hudan wabush'rā lil'mu'minīna


ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : yaitu orang-orang yang mendirikan salat secara sempurna, dan menunaikan zakat harta mereka dengan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, dan mereka yakin akan adanya pahala dan azab di Akhirat kelak. (3)

alladhīna yuqīmūna l-ṣalata wayu'tūna l-zakata wahum bil-ākhirati hum yūqinūna


إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْـَٔاخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَـٰلَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir yang tidak beriman kepada negeri Akhirat beserta apa yang ada didalamnya berupa pahala dan azab, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan buruk mereka, maka merekapun terus menerus melakukan keburukan itu, sebab mereka berada dalam kebimbangan; tidak mendapatkan hidayah kepada kebenaran dan tidak pula kepada petunjuk. (4)

inna alladhīna lā yu'minūna bil-ākhirati zayyannā lahum aʿmālahum fahum yaʿmahūna


أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَهُمْ سُوٓءُ ٱلْعَذَابِ وَهُمْ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ هُمُ ٱلْأَخْسَرُونَ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang memiliki karakter yang disebutkan di atas, mereka itulah orang-orang yang mendapat azab buruk di dunia yaitu dibunuh atau ditawan, dan di Akhirat kelak mereka adalah orang-orang yang paling merugi di mana pada hari Kiamat kelak mereka merugikan diri mereka sendiri, dan juga keluarga mereka dengan dikekalkan dalam Neraka. (5)

ulāika alladhīna lahum sūu l-ʿadhābi wahum fī l-ākhirati humu l-akhsarūna


وَإِنَّكَ لَتُلَقَّى ٱلْقُرْءَانَ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ عَلِيمٍ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sesungguhnya engkau -wahai Rasul- benar-benar menerima Al-Qur`ān yang diturunkan padamu ini dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana dalam menentukan penciptaan, pengaturan dan syariat-Nya, lagi Maha Mengetahui, tidak ada satu maslahat hamba-Nya pun yang luput dari-Nya. (6)

wa-innaka latulaqqā l-qur'āna min ladun ḥakīmin ʿalīmin


إِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِأَهْلِهِۦٓ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا سَـَٔاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ ءَاتِيكُم بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَّعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- ketika Musa berkata kepada keluarganya, "Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepadamu kabar dari tempat nyalanya yang akan memberi petunjuk ke arah perjalanan kita, atau aku membawa kepadamu suluh api yang bersumber darinya supaya kamu dapat berdiang dengannya dari suhu dingin". (7)

idh qāla mūsā li-ahlihi innī ānastu nāran saātīkum min'hā bikhabarin aw ātīkum bishihābin qabasin laʿallakum taṣṭalūna


فَلَمَّا جَآءَهَا نُودِىَ أَنۢ بُورِكَ مَن فِى ٱلنَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَا وَسُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka tatkala dia tiba di tempat api yang ia lihat itu, Allah pun menyerunya, "Bahwa telah disucikan orang-orang yang berada di dekat api itu, dan siapa saja yang berada di sekitarnya dari kalangan para Malaikat, dan sebagai bentuk pengagungan terhadap Tuhan segala makhluk serta penyucian-Nya dari segala sifat yang tidak pantas bagi-Nya yang disandarkan pada-Nya oleh orang-orang yang sesat ". (8)

falammā jāahā nūdiya an būrika man fī l-nāri waman ḥawlahā wasub'ḥāna l-lahi rabbi l-ʿālamīna


يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّهُۥٓ أَنَا ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu Allah berfirman padanya, "Wahai Musa, sesungguhnya Aku lah Allah Yang Maha Perkasa, yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun, lagi Maha Bijaksana dalam penentuan ciptaan, takdir, dan syariat-Ku. (9)

yāmūsā innahu anā l-lahu l-ʿazīzu l-ḥakīmu


وَأَلْقِ عَصَاكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنٌّ وَلَّىٰ مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ ۚ يَـٰمُوسَىٰ لَا تَخَفْ إِنِّى لَا يَخَافُ لَدَىَّ ٱلْمُرْسَلُونَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan lemparkanlah tongkatmu". Maka Musa pun melakukannya. Tatkala Musa melihatnya bergerak seperti seekor ular yang gesit, ia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh. Allah berfirman kepada Musa, "Hai Musa! Janganlah kamu takut terhadapnya. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul tidak takut di hadapan-Ku, baik dari ular ataupun lainnya. (10)

wa-alqi ʿaṣāka falammā raāhā tahtazzu ka-annahā jānnun wallā mud'biran walam yuʿaqqib yāmūsā lā takhaf innī lā yakhāfu ladayya l-mur'salūna


إِلَّا مَن ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًۢا بَعْدَ سُوٓءٍ فَإِنِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi orang yang berlaku zalim terhadap dirinya sendiri dengan melakukan dosa, kemudian ia bertobat setelah itu, maka sungguh Aku Maha Pengampun atas dosa-dosanya, lagi Maha Penyayang terhadapnya. (11)

illā man ẓalama thumma baddala ḥus'nan baʿda sūin fa-innī ghafūrun raḥīmun


وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ۖ فِى تِسْعِ ءَايَـٰتٍ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَـٰسِقِينَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan masukkanlah tanganmu ke bajumu di bawah leher, niscaya ketika keluar ia akan menjadi putih seperti salju, bukan putih pucat karena penyakit. Mukjizat ini termasuk dalam sembilan mukjizat yang membuktikan kebenaranmu di hadapan Fir'aun dan kaumnya -yaitu (beserta mukjizat tangan) berupa tongkat, tahun-tahun yang kering, kekurangan buah-buahan, angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah-. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah dengan berbuat kekafiran terhadap-Nya". (12)

wa-adkhil yadaka fī jaybika takhruj bayḍāa min ghayri sūin fī tis'ʿi āyātin ilā fir'ʿawna waqawmihi innahum kānū qawman fāsiqīna


فَلَمَّا جَآءَتْهُمْ ءَايَـٰتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوا۟ هَـٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami itu sampai kepada mereka dalam keadaan jelas nan nyata, mereka berkata, "Apa yang dibawa oleh Musa berupa mukjizat-mukjizat ini hanyalah sihir yang nyata". (13)

falammā jāathum āyātunā mub'ṣiratan qālū hādhā siḥ'run mubīnun


وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan mereka pun mengingkari adanya mukjizat-mukjizat yang nyata ini dan sama sekali tidak mengakuinya, padahal hati mereka meyakini kebenarannya dari sisi Allah; ini dikarenakan kezaliman dan kesombongan mereka terhadap kebenaran. Maka perhatikanlah -wahai Rasul- bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan dimuka bumi ini dengan berbagai kekafiran dan maksiat mereka, sungguh Kami telah binasakan dan hancurkan mereka seluruhnya. (14)

wajaḥadū bihā wa-is'tayqanathā anfusuhum ẓul'man waʿuluwwan fa-unẓur kayfa kāna ʿāqibatu l-muf'sidīna


وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَـٰنَ عِلْمًا ۖ وَقَالَا ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan ilmu kepada Daud dan putranya Sulaiman, di antaranya pemahaman terhadap bahasa burung, dan keduanya mengucapkan ungkapan rasa syukur kepada Allah, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman dengan menganugerahkan kami darajat kenabian, dan menjadikan jin dan setan tunduk kepada kami ". (15)

walaqad ātaynā dāwūda wasulaymāna ʿil'man waqālā l-ḥamdu lillahi alladhī faḍḍalanā ʿalā kathīrin min ʿibādihi l-mu'minīna


وَوَرِثَ سُلَيْمَـٰنُ دَاوُۥدَ ۖ وَقَالَ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِينُ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Sulaiman telah mewarisi ayahnya Daud dalam perkara kenabian, ilmu, dan kerajaan, dan dia berkata mengungkapkan nikmat Allah atas dirinya dan juga atas ayahnya, "Wahai sekalian manusia, Allah telah mengajarkan kami pemahaman tentang suara dan bahasa burung, dan Dia telah memberi kami segala sesuatu yang diberikan kepada para Nabi dan raja-raja. Sesungguhnya semua anugerah dan pemberian ini benar-benar suatu karunia yang nyata lagi jelas". (16)

wawaritha sulaymānu dāwūda waqāla yāayyuhā l-nāsu ʿullim'nā manṭiqa l-ṭayri waūtīnā min kulli shayin inna hādhā lahuwa l-faḍlu l-mubīnu


وَحُشِرَ لِسُلَيْمَـٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan dihimpunkan untuk Sulaiman bala tentaranya dari kalangan jin, manusia dan burung-burung, lalu mereka itu digiring dengan tertib dalam barisan. (17)

waḥushira lisulaymāna junūduhu mina l-jini wal-insi wal-ṭayri fahum yūzaʿūna


حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka terus digiring hingga ketika mereka sampai di lembah semut (salah satu tempat di negeri Syam), seekor semut berkata, "Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari keberadaan kalian, sebab bila mereka mengetahuinya niscaya mereka tidak akan menginjak-injak kalian." (18)

ḥattā idhā ataw ʿalā wādi l-namli qālat namlatun yāayyuhā l-namlu ud'khulū masākinakum lā yaḥṭimannakum sulaymānu wajunūduhu wahum lā yashʿurūna


فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika Sulaiman mendengar ucapan semut itu, ia pun tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Lalu dia berdoa memohon kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Bimbinglah aku dan ilhamkan padaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan berilah aku taufik untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; serta masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (19)

fatabassama ḍāḥikan min qawlihā waqāla rabbi awziʿ'nī an ashkura niʿ'mataka allatī anʿamta ʿalayya waʿalā wālidayya wa-an aʿmala ṣāliḥan tarḍāhu wa-adkhil'nī biraḥmatika fī ʿibādika l-ṣāliḥīna


وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِىَ لَآ أَرَى ٱلْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ ٱلْغَآئِبِينَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu Sulaiman memeriksa burung-burung itu, namun dia tidak melihat burung Hudhud, ia pun berkata, "Mengapa aku tidak melihat Hudhud, apakah ada yang menghalangi pandanganku dari melihatnya, ataukah dia termasuk yang absen? (20)

watafaqqada l-ṭayra faqāla mā liya lā arā l-hud'huda am kāna mina l-ghāibīna


لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَا۟ذْبَحَنَّهُۥٓ أَوْ لَيَأْتِيَنِّى بِسُلْطَـٰنٍ مُّبِينٍ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika yakin bahwa burung Hudhud tersebut memang absen, ia berujar, "Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya sebagai hukuman atas ketidak hadirannya, kecuali jika ia datang kepadaku dengan membawa alasan yang benar-benar menjelaskan ketidak hadirannya". (21)

la-uʿadhibannahu ʿadhāban shadīdan aw laādh'baḥannahu aw layatiyannī bisul'ṭānin mubīnin


فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِۦ وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍۭ بِنَبَإٍ يَقِينٍ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Hudhud menghilang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ketika dia datang, ia berkata kepada Sulaiman -'alaihissalām-, "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari penduduk negeri Saba' suatu berita penting lagi benar yang tidak ada keraguan padanya. (22)

famakatha ghayra baʿīdin faqāla aḥaṭtu bimā lam tuḥiṭ bihi waji'tuka min saba-in binaba-in yaqīnin


إِنِّى وَجَدتُّ ٱمْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِن كُلِّ شَىْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan wanita tersebut dianugerahi segala sesuatu berupa sarana kekuasaan, dan kerajaan, dan ia mempunyai singgasana besar yang dari atasnya ia mengatur seluruh perkara rakyatnya. (23)

innī wajadttu im'ra-atan tamlikuhum waūtiyat min kulli shayin walahā ʿarshun ʿaẓīmun


وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ أَعْمَـٰلَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Aku mendapati wanita ini dan kaumnya menyembah matahari tanpa (menyembah) Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan syirik dan maksiat itu, lalu memalingkan mereka dari jalan kebenaran, sehingga mereka tidak mendapatkan jalan petunjuk kepadanya. (24)

wajadttuhā waqawmahā yasjudūna lilshamsi min dūni l-lahi wazayyana lahumu l-shayṭānu aʿmālahum faṣaddahum ʿani l-sabīli fahum lā yahtadūna


أَلَّا يَسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى يُخْرِجُ ٱلْخَبْءَ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan syirik dan maksiat mereka; agar mereka tidak menyembah Allah semata, Żat Yang mengeluarkan apa yang tersimpan di langit berupa air hujan, dan yang Dia pendam di bumi berupa tetumbuhan, dan Dia mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan nampakkan berupa amal perbuatan, serta tidak ada satu amal pun yang luput dari-Nya. (25)

allā yasjudū lillahi alladhī yukh'riju l-khaba-a fī l-samāwāti wal-arḍi wayaʿlamu mā tukh'fūna wamā tuʿ'linūna


ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ۩ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar". (26)

al-lahu lā ilāha illā huwa rabbu l-ʿarshi l-ʿaẓīmi


۞ قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ ٱلْكَـٰذِبِينَ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sulaiman -'alaihissalām- berkata kepada Hudhud, "Akan kami lihat, apakah engkau memang benar tentang kabar yang engkau klaim, ataukah engkau termasuk makhluk yang berdusta. (27)

qāla sananẓuru aṣadaqta am kunta mina l-kādhibīna


ٱذْهَب بِّكِتَـٰبِى هَـٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَٱنظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Sulaiman pun menulis sepucuk surat dan menyerahkannya kepada Hudhud, dan ia mewasiatkannya, "Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkan dan serahkanlah kepada mereka, kemudian beralihlah ke tempat yang tidak jauh dari mereka sehingga kamu bisa mendengar apa yang mereka bicarakan tentang isi surat ini." (28)

idh'hab bikitābī hādhā fa-alqih ilayhim thumma tawalla ʿanhum fa-unẓur mādhā yarjiʿūna


قَالَتْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ إِنِّىٓ أُلْقِىَ إِلَىَّ كِتَـٰبٌ كَرِيمٌ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu surat itu diterima oleh sang ratu. Dia berkata, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sepucuk surat yang mulia lagi agung. (29)

qālat yāayyuhā l-mala-u innī ul'qiya ilayya kitābun karīmun


إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَـٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kandungan surat yang dikirimkan Sulaiman kepadaku ini dibuka dengan ungkapan, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30)

innahu min sulaymāna wa-innahu bis'mi l-lahi l-raḥmāni l-raḥīmi


أَلَّا تَعْلُوا۟ عَلَىَّ وَأْتُونِى مُسْلِمِينَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bahwa janganlah kalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang taat lagi berserah diri terhadap apa yang aku dakwahkan kepada kalian berupa pengesaan Allah, dan meninggalkan kesyirikan kepada-Nya yang kalian lakukan, sebab kalian telah menyembah matahari sebagai tuhan disamping Allah". (31)

allā taʿlū ʿalayya watūnī mus'limīna


قَالَتْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ أَفْتُونِى فِىٓ أَمْرِى مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّىٰ تَشْهَدُونِ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ratu itu berkata, "Wahai para pembesar dan pemuka kaumku! Berilah aku saran yang benar dalam urusanku ini, sebab aku tidak pernah memutuskan suatu persoalan hingga kalian berkumpul di majelisku dan memberiku saran dan pendapat kalian". (32)

qālat yāayyuhā l-mala-u aftūnī fī amrī mā kuntu qāṭiʿatan amran ḥattā tashhadūni


قَالُوا۟ نَحْنُ أُو۟لُوا۟ قُوَّةٍ وَأُو۟لُوا۟ بَأْسٍ شَدِيدٍ وَٱلْأَمْرُ إِلَيْكِ فَٱنظُرِى مَاذَا تَأْمُرِينَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para pemuka kaumnya tersebut menjawab, "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan yang dahsyat, dan juga memiliki keberanian yang sangat dalam peperangan, sedang keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan pada kami, sebab kami pasti kuasa untuk melaksanakannya". (33)

qālū naḥnu ulū quwwatin wa-ulū basin shadīdin wal-amru ilayki fa-unẓurī mādhā tamurīna


قَالَتْ إِنَّ ٱلْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا۟ قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوٓا۟ أَعِزَّةَ أَهْلِهَآ أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri di antara negeri-negeri yang ada, niscaya mereka membinasakannya dengan melakukan pembunuhan, kerusakan, dan perampasan, dan menjadikan para pembesar dan pemukanya jadi hina setelah sebelumnya mereka memiliki kemuliaan dan kekuatan. Demikian lah yang dilakukan para raja itu apabila mereka menaklukkan penduduk suatu negeri; dengan tujuan menanamkan rasa takut dan keseganan dalam hati orang-orang yang mereka taklukkan. (34)

qālat inna l-mulūka idhā dakhalū qaryatan afsadūhā wajaʿalū aʿizzata ahlihā adhillatan wakadhālika yafʿalūna


وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sesungguhnya aku akan mengirim hadiah kepada penulis surat ini dan kaumnya, dan aku akan menunggu jawaban yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu setelah hadiah itu diserahkan kepada mereka". (35)

wa-innī mur'silatun ilayhim bihadiyyatin fanāẓiratun bima yarjiʿu l-mur'salūna


فَلَمَّا جَآءَ سُلَيْمَـٰنَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَآ ءَاتَىٰنِۦَ ٱللَّهُ خَيْرٌ مِّمَّآ ءَاتَىٰكُم بَلْ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka tatkala para utusan yang membawa hadiah itu sampai kepada Sulaiman, maka Sulaiman mengingkari pengiriman hadiah tersebut sembari berkata, "Apakah kalian mengirimkan kepadaku harta agar kalian mengalihkanku dari mendakwahi kalian? Sungguh, apa yang diberikan Allah kepadaku berupa kenabian, kerajaan dan harta tentu lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian; akan tetapi kalian malah merasa bangga dengan hadiah duniawi yang diberikan kepada kalian." (36)

falammā jāa sulaymāna qāla atumiddūnani bimālin famā ātāniya l-lahu khayrun mimmā ātākum bal antum bihadiyyatikum tafraḥūna


ٱرْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُم بِجُنُودٍ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُم مِّنْهَآ أَذِلَّةً وَهُمْ صَـٰغِرُونَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sulaiman -'alaihissalām- lalu berkata kepada utusan sang ratu tersebut, "Kembalilah kepada mereka (pembesar kaummu) dengan hadiah yang engkau bawa itu, sungguh kami akan mendatanginya (Ratu) dan kaumnya dengan balatentara yang tidak akan bisa mereka hadapi, dan kami pasti akan mengusir mereka dari negeri Saba' sedang mereka dalam keadaan rendah dan terhina setelah sebelumnya mereka memiliki kekuatan dan kemuliaan, jikalau mereka tidak datang kepadaku dengan menyerahkan diri". (37)

ir'jiʿ ilayhim falanatiyannahum bijunūdin lā qibala lahum bihā walanukh'rijannahum min'hā adhillatan wahum ṣāghirūna


قَالَ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ أَيُّكُمْ يَأْتِينِى بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِى مُسْلِمِينَ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu Sulaiman -'alaihissalām- berkata memerintahkan para pemuka kerajaannya, "Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasana kerajaannya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". (38)

qāla yāayyuhā l-mala-u ayyukum yatīnī biʿarshihā qabla an yatūnī mus'limīna


قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّى عَلَيْهِ لَقَوِىٌّ أَمِينٌ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : 'Ifrit (Jin besar) dari golongan jin berkata, "Aku akan datang dengan membawa singgasananya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat duduk yang engkau duduki sekarang; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya untuk menjaganya, dan aku akan mendatangkannya dengan utuh". (39)

qāla ʿif'rītun mina l-jini anā ātīka bihi qabla an taqūma min maqāmika wa-innī ʿalayhi laqawiyyun amīnun


قَالَ ٱلَّذِى عِندَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ ٱلْكِتَـٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَـٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seorang saleh lagi alim yang berada di sisi Sulaiman, yang memiliki ilmu dari Al-Kitab, di antaranya ilmu tentang nama Allah teragung yang apabila seseorang bertawassul dengannya niscaya akan dikabulkan, berkata "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip, dengan cara berdoa kepada Allah sehingga Dia-pun akan mendatangkannya". Lalu ia pun berdoa, dan Allah langsung mengabulkan doanya. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasananya telah terletak di hadapannya, ia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku yang Maha Suci, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan nikmat-Nya?. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka manfaat dan kebaikan bersyukur tersebut akan kembali pada dirinya sendiri, sebab Allah Maha Kaya, dan syukurnya para hamba tidak memberi-Nya manfaat sama sekali, sebaliknya barangsiapa yang mengingkari nikmat Allah dan tidak mensyukurinya, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya dan tidak memerlukan sikap syukurnya, lagi Maha Mulia yang mana di antara kemuliaan-Nya adalah tetap memberikan karunia terhadap orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya". (40)

qāla alladhī ʿindahu ʿil'mun mina l-kitābi anā ātīka bihi qabla an yartadda ilayka ṭarfuka falammā raāhu mus'taqirran ʿindahu qāla hādhā min faḍli rabbī liyabluwanī a-ashkuru am akfuru waman shakara fa-innamā yashkuru linafsihi waman kafara fa-inna rabbī ghaniyyun karīmun


قَالَ نَكِّرُوا۟ لَهَا عَرْشَهَا نَنظُرْ أَتَهْتَدِىٓ أَمْ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sulaiman -'alaihissalām- berkata, "Ubahlah bentuk singgasana kerajaannya dari bentuk aslinya; kita lihat apakah dia mengenal bahwa itu merupakan singgasananya, ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal barang-barang yang dimilikinya." (41)

qāla nakkirū lahā ʿarshahā nanẓur atahtadī am takūnu mina alladhīna lā yahtadūna


فَلَمَّا جَآءَتْ قِيلَ أَهَـٰكَذَا عَرْشُكِ ۖ قَالَتْ كَأَنَّهُۥ هُوَ ۚ وَأُوتِينَا ٱلْعِلْمَ مِن قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka ketika Ratu Saba` tersebut datang kepada Sulaiman, ditanyakanlah kepadanya untuk mengujinya, "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab, "Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku. Sulaiman lalu berkata, "Allah telah memberi kami pengetahuan tentangnya sebelumnya karena Dia Maha Kuasa untuk hal ini, dan kami adalah orang-orang yang berserah diri lagi taat kepada perintah-Nya". (42)

falammā jāat qīla ahākadhā ʿarshuki qālat ka-annahu huwa waūtīnā l-ʿil'ma min qablihā wakunnā mus'limīna


وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعْبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهَا كَانَتْ مِن قَوْمٍ كَـٰفِرِينَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ia (Ratu Saba`) dijauhkan dari tauhid oleh apa yang disembahnya selain Allah karena mengikuti kaumnya, sesungguhnya dia dahulunya berasal dari orang-orang yang kafir terhadap Allah, sehingga ia pun kafir seperti mereka. (43)

waṣaddahā mā kānat taʿbudu min dūni l-lahi innahā kānat min qawmin kāfirīna


قِيلَ لَهَا ٱدْخُلِى ٱلصَّرْحَ ۖ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَن سَاقَيْهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّن قَوَارِيرَ ۗ قَالَتْ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَـٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu dikatakan kepadanya, "Masuklah ke dalam istana". Istana tersebut lantainya seperti bentuk kolam. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya itu adalah genangan air, maka dia menyingkapkan kedua betisnya agar bisa melewatinya. Sulaiman -'alaihissalām- berkata, "Sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Lalu ia pun menyerunya masuk Islam, dan Ratu Balqis langsung menerima seruannya seraya berkata, "Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri ketika menyembah tuhan lain disamping-Mu, dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh makhluk". (44)

qīla lahā ud'khulī l-ṣarḥa falammā ra-athu ḥasibathu lujjatan wakashafat ʿan sāqayhā qāla innahu ṣarḥun mumarradun min qawārīra qālat rabbi innī ẓalamtu nafsī wa-aslamtu maʿa sulaymāna lillahi rabbi l-ʿālamīna


وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَـٰلِحًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kaum Ṡamūd saudara mereka yang senasab yaitu Ṣāleḥ -'alaihissalām- yang berseru, "Sembahlah Allah semata". Tetapi tiba-tiba setelah didakwahi, mereka pun terbagi menjadi dua golongan; golongan mukmin dan golongan kafir, keduanya saling berselisih siapakah di antara mereka yang berada diatas ke benaran. (45)

walaqad arsalnā ilā thamūda akhāhum ṣāliḥan ani uʿ'budū l-laha fa-idhā hum farīqāni yakhtaṣimūna


قَالَ يَـٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِٱلسَّيِّئَةِ قَبْلَ ٱلْحَسَنَةِ ۖ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ṡāleh -'alaihissalām- berkata kepada mereka, "Mengapa kalian meminta agar disegerakan turunnya azab sebelum kalian memohon rahmat? Alangkah baiknya kalian meminta ampun atas dosa-dosa kalian kepada Allah, agar Dia mencurahkan kalian rahmat-Nya". (46)

qāla yāqawmi lima tastaʿjilūna bil-sayi-ati qabla l-ḥasanati lawlā tastaghfirūna l-laha laʿallakum tur'ḥamūna


قَالُوا۟ ٱطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَن مَّعَكَ ۚ قَالَ طَـٰٓئِرُكُمْ عِندَ ٱللَّهِ ۖ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kaumnya menjawab sembari tetap ngotot menentang kebenaran, "Kami mendapat nasib yang malang disebabkan dirimu dan orang-orang mukmin yang besertamu". Ṣāleḥ berkata -'alaihissalām- kepada mereka, "Perbuatan kalian dalam menggunakan burung ketika kalian ditimpa kesusahan, semuanya ada dalam pengetahuan Allah, tidak ada yang luput dari-Nya sedikitpun, akan tetapi kalian adalah kaum yang diuji dengan berbagai kelapangan perkara baik dan hal yang buruk". (47)

qālū iṭṭayyarnā bika wabiman maʿaka qāla ṭāirukum ʿinda l-lahi bal antum qawmun tuf'tanūna


وَكَانَ فِى ٱلْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan dahulu di kota Hijr itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan kekufuran dan maksiat, dan mereka tidak berbuat kebaikan di dalamnya dengan iman dan amal saleh. (48)

wakāna fī l-madīnati tis'ʿatu rahṭin yuf'sidūna fī l-arḍi walā yuṣ'liḥūna


قَالُوا۟ تَقَاسَمُوا۟ بِٱللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُۥ وَأَهْلَهُۥ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِۦ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِۦ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka saling berkata, "Bersumpahlah setiap dari kalian kepada Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan mendatanginya dengan tiba-tiba di malam hari, lalu kita membunuh mereka, kemudian kita katakan kepada ahli warisnya bahwa kita tidak menyaksikan kematian Ṣāleḥ dan keluarganya, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar dalam berkata-kata". (49)

qālū taqāsamū bil-lahi lanubayyitannahu wa-ahlahu thumma lanaqūlanna liwaliyyihi mā shahid'nā mahlika ahlihi wa-innā laṣādiqūna


وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan merekapun merencanakan makar tersembunyi untuk membinasakan Ṣāleḥ dan pengikutnya dari kalangan orang-orang mukmin, dan Kamipun merencanakan makar pula untuk menolong dan menyelamatkannya dari makar mereka serta untuk membinasakan orang-orang kafir dari kaumnya, sedang mereka tidak menyadari hal itu. (50)

wamakarū makran wamakarnā makran wahum lā yashʿurūna


فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَـٰهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka perhatikanlah -wahai Rasul- bagaimana akibat makar dan tipu daya mereka itu? Bahwasanya Kami membinasakan mereka dengan azab Kami, sehingga mereka semua pun binasa dan tidak tersisa seorang pun. (51)

fa-unẓur kayfa kāna ʿāqibatu makrihim annā dammarnāhum waqawmahum ajmaʿīna


فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةًۢ بِمَا ظَلَمُوٓا۟ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَةً لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka itulah rumah-rumah mereka yang dinding-dindingnya telah runtuh dari atap-atapnya dan telah ditinggalkan penghuninya disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya dalam azab yang ditimpakan kepada mereka akibat kezaliman mereka tersebut terdapat pelajaran bagi kaum yang beriman, sebab merekalah yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah. (52)

fatil'ka buyūtuhum khāwiyatan bimā ẓalamū inna fī dhālika laāyatan liqawmin yaʿlamūna


وَأَنجَيْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami telah menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada Allah dari kalangan kaum Ṣāleḥ, sebab mereka dahulu selalu bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. (53)

wa-anjaynā alladhīna āmanū wakānū yattaqūna


وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَـٰحِشَةَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- kisah Lūṭ, ketika dia berkata kepada kaumnya mengingkari dan mencela mereka, "Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji -yaitu homoseksual- ditempat-tempat berkumpul kalian secara terang-terangan yang mana sebagian kalian bisa melihat perbuatan keji sebagian lainnya?! (54)

walūṭan idh qāla liqawmihi atatūna l-fāḥishata wa-antum tub'ṣirūna


أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsu, bukan mendatangi wanita? Sungguh kalian tidak menginginkan adanya kehormatan dan anak, namun hanya ingin melampiaskan hawa nafsu binatang, bahkan kalian adalah kaum yang jahil terhadap kewajiban kalian berupa iman, kesucian dan sikap jauh dari maksiat.” (55)

a-innakum latatūna l-rijāla shahwatan min dūni l-nisāi bal antum qawmun tajhalūna


۞ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَخْرِجُوٓا۟ ءَالَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka kaumnya tidak mempunyai jawaban kecuali ucapan mereka, “Usirlah keluarga Lūṭ dari negerimu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang senantiasa menjaga diri dari kotoran-kotoran dan najis-najis.” Mereka mengucapkan hal itu sebagai bentuk olok-olok terhadap keluarga Lūṭ -'alaihissalām- yang tidak mau ikut serta bersama mereka dalam perbuatan nista yang mereka lakukan, tapi justru keluarga Lūṭ -'alaihissalām- mengingkari perbuatan yang mereka lakukan itu. (56)

famā kāna jawāba qawmihi illā an qālū akhrijū āla lūṭin min qaryatikum innahum unāsun yataṭahharūna


فَأَنجَيْنَـٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ إِلَّا ٱمْرَأَتَهُۥ قَدَّرْنَـٰهَا مِنَ ٱلْغَـٰبِرِينَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Maka Kami menyelamatkannya dan menyelamatkan keluarganya kecuali istrinya, Kami memutuskan baginya untuk tetap bersama orang-orang yang menetap dalam siksaan agar ia termasuk dalam golongan orang-orang yang binasa. (57)

fa-anjaynāhu wa-ahlahu illā im'ra-atahu qaddarnāhā mina l-ghābirīna


وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًا ۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلْمُنذَرِينَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami hujani kaum Lūṭ -'alaihissalām- dengan batu dari langit. Maka itu merupakan hujan yang buruk lagi mencelakakan bagi orang-orang yang sudah diberi peringatan dengan azab, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. (58)

wa-amṭarnā ʿalayhim maṭaran fasāa maṭaru l-mundharīna


قُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَـٰمٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَىٰٓ ۗ ءَآللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan -wahai Rasul- “Segala puji bagi Allah atas segala nikmat-nikmat-Nya dan amanat dari-Nya atas para Rasul-Nya yang telah dipilih-Nya untuk menyampaikan agama-Nya. Apakah Allah yang berhak disembah, yang di Tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu yang lebih baik ataukah sesembahan-sesembahan yang disembah oleh orang-orang musyrik yang tidak mampu memberikan manfaat maupun mudarat?” (59)

quli l-ḥamdu lillahi wasalāmun ʿalā ʿibādihi alladhīna iṣ'ṭafā āllahu khayrun ammā yush'rikūna


أَمَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَنۢبَتْنَا بِهِۦ حَدَآئِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَّا كَانَ لَكُمْ أَن تُنۢبِتُوا۟ شَجَرَهَآ ۗ أَءِلَـٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau siapakah yang telah menciptakan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dan menurunkan atas kalian -wahai manusia- air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan bagi kalian dengan air itu kebun-kebun yang bagus nan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu untuk menumbuhkan pohon di kebun-kebun itu karena kelemahan kalian atas hal itu, lalu Allah lah yang menumbuhkannya, maka adakah sesembahan lain selain Allah? Tidak, bahkan mereka adalah kaum yang menyimpang dari kebenaran dengan menyamakan antara Żat Pencipta dan makhluk secara zalim. (60)

amman khalaqa l-samāwāti wal-arḍa wa-anzala lakum mina l-samāi māan fa-anbatnā bihi ḥadāiqa dhāta bahjatin mā kāna lakum an tunbitū shajarahā a-ilāhun maʿa l-lahi bal hum qawmun yaʿdilūna


أَمَّن جَعَلَ ٱلْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَـٰلَهَآ أَنْهَـٰرًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِىَ وَجَعَلَ بَيْنَ ٱلْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَءِلَـٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau siapakah yang telah menjadikan bumi stabil dan kokoh tak bergoncang bersama yang ada di atasnya, dan menjadikan di dalamnya sungai-sungai yang mengalir, menjadikan gunung-gunung yang teguh dan menjadikan antara dua lautan yang asin dan yang tawar pembatas yang mencegah tercampurnya laut asin dengan laut tawar sehingga tidak merusaknya yang tidak layak untuk diminum. Adakah sesembahan lagi selain Allah yang menjalankan semua itu? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak mengetahui, seandainya mereka mengetahuinya niscaya mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan salah satu dari para makhluk-Nya. (61)

amman jaʿala l-arḍa qarāran wajaʿala khilālahā anhāran wajaʿala lahā rawāsiya wajaʿala bayna l-baḥrayni ḥājizan a-ilāhun maʿa l-lahi bal aktharuhum lā yaʿlamūna


أَمَّن يُجِيبُ ٱلْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ ٱلْأَرْضِ ۗ أَءِلَـٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang sedang kesusahan apabila berdoa kepada-Nya, memohon agar dilepaskan dari kesusahannya dan menghindarkan penyakit dan kemiskinan yang menyusahkan manusia serta menjadikan kalian khalifah di bumi, sebagian dari kalian menggantikan sebagian yang lain, generasi ke generasi, adakah yang berhak di sembah bersama Allah yang menjalankan itu semua? Tidak, sedikit dari kalian yang menerima nasihat dan mengambil pelajaran. (62)

amman yujību l-muḍ'ṭara idhā daʿāhu wayakshifu l-sūa wayajʿalukum khulafāa l-arḍi a-ilāhun maʿa l-lahi qalīlan mā tadhakkarūna


أَمَّن يَهْدِيكُمْ فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَمَن يُرْسِلُ ٱلرِّيَـٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦٓ ۗ أَءِلَـٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ تَعَـٰلَى ٱللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau siapakah yang memberi kalian petunjuk dalam kegelapan di daratan dan kegelapan di lautan dengan tanda-tanda dan bintang-bintang yang dipasang untuk kalian, dan siapa yang mengirimkan angin sebagai kabar gembira menjelang turunnya hujan yang dengannya Allah memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya? Adakah sesembahan yang berhak disembah bersama Allah yang menjalankan dan menakdirkan itu semua? Mahasuci Allah dan Mahabersih dari para makhluk yang mereka persekutukan dengan-Nya. (63)

amman yahdīkum fī ẓulumāti l-bari wal-baḥri waman yur'silu l-riyāḥa bush'ran bayna yaday raḥmatihi a-ilāhun maʿa l-lahi taʿālā l-lahu ʿammā yush'rikūna


أَمَّن يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَمَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ أَءِلَـٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ هَاتُوا۟ بُرْهَـٰنَكُمْ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Atau siapakah yang memulai penciptaan di dalam rahim, fase demi fase, kemudian menghidupkannya setelah sebelumnya mematikannya, dan siapakah yang memberi kalian rezeki dari langit dengan hujan yang diturunkan dari arah langit dan memberi kalian rezeki dari bumi dengan tumbuh-tumbuhan yang ditumbuhkan padanya? Adakah sesembahan yang berhak di sembah bersama Allah yang menjalankan dan menakdirkan itu semua? Katakan -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik, “Tunjukkan hujah-hujah kalian atas kesyirikan yang kalian perbuat jika kalian adalah orang-orang yang benar berdasarkan pengakuan kalian bahwa kalian berada dalam kebenaran.” (64)

amman yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu waman yarzuqukum mina l-samāi wal-arḍi a-ilāhun maʿa l-lahi qul hātū bur'hānakum in kuntum ṣādiqīna


قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan -wahai Rasul-, “Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib, dari para Malaikat yang ada di langit maupun manusia yang ada di bumi, akan tetapi hanya Allah semata yang mengetahuinya. Dan semua yang ada di langit dan yang ada di bumi tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan untuk menerima pembalasan, kecuali Allah. (65)

qul lā yaʿlamu man fī l-samāwāti wal-arḍi l-ghayba illā l-lahu wamā yashʿurūna ayyāna yub'ʿathūna


بَلِ ٱدَّٰرَكَ عِلْمُهُمْ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ ۚ بَلْ هُمْ فِى شَكٍّ مِّنْهَا ۖ بَلْ هُم مِّنْهَا عَمُونَ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi pengetahuan mereka tentang Akhirat menjadi sempurna setelah mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri setelah sebelumnya para Rasul mengabarkan kepada mereka tentang Akhirat, dan Akhirat itu adalah gaib, sehingga mereka mengingkarinya karena mereka tidak melihatnya. Mereka berada dalam keraguan dan kebimbangan terhadap kehidupan Akhirat saat hidup mereka di dunia. Mata dan hati mereka telah buta terhadap Akhirat. (66)

bali iddāraka ʿil'muhum fī l-ākhirati bal hum fī shakkin min'hā bal hum min'hā ʿamūna


وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَءِذَا كُنَّا تُرَٰبًا وَءَابَآؤُنَآ أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Dan orang-orang yang kafir berkata dengan penuh pengingkaran, “Apakah bila kami telah mati dan telah menjadi debu, mungkinkah kami dibangkitkan kembali?” (67)

waqāla alladhīna kafarū a-idhā kunnā turāban waābāunā a-innā lamukh'rajūna


لَقَدْ وُعِدْنَا هَـٰذَا نَحْنُ وَءَابَآؤُنَا مِن قَبْلُ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :  Dan sungguh kami pernah diancam dengan hal ini dan bapak-bapak kami pun pernah diancam sebelumnya bahwa kami akan dibangkitkan dalam keadaan hidup semua, akan tetapi kami tidak melihat kenyataan dari ancaman yang diancamkan kepada kami itu, melainkan hanya sekedar kedustaan orang-orang terdahulu yang mereka tuliskan di dalam kitab-kitab mereka. (68)

laqad wuʿid'nā hādhā naḥnu waābāunā min qablu in hādhā illā asāṭīru l-awalīna


قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُجْرِمِينَ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan -Wahai Rasul- kepada orang-orang yang ingkar terhadap kebangkitan itu, “Berjalankah kalian ke berbagai arah di bumi dan perhatikanlah bagaimana kondisi akhir dari para pendosa yang ingkar dengan kebangkitan.” Kami telah binasakan mereka karena pengingkaran mereka terhadap kebangkitan. (69)

qul sīrū fī l-arḍi fa-unẓurū kayfa kāna ʿāqibatu l-muj'rimīna


وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُن فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Janganlah kamu sedih karena berpalingnya orang-orang musyrik dari dakwahmu, janganlah hatimu merasa sempit karena memperhatikan apa yang mereka perbuat dalam rangka mempedayamu, karena Allah bersamamu dan akan menolongmu menghadapi mereka. (70)

walā taḥzan ʿalayhim walā takun fī ḍayqin mimmā yamkurūna


وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang kafir yang mengingkari kebangkitan dari kaummu berkata, “Kapan datangnya siksa yang telah engkau dan orang-orang beriman ancamkan kepada kami, jika kalian memang benar dalam apa yang kalian klaim itu?” (71)

wayaqūlūna matā hādhā l-waʿdu in kuntum ṣādiqīna


قُلْ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ رَدِفَ لَكُم بَعْضُ ٱلَّذِى تَسْتَعْجِلُونَ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :       Katakan kepada mereka -wahai Rasul- "Mungkin telah dekat kepada kalian sebagian dari siksa yang kalian minta supaya disegerakan itu.” (72)

qul ʿasā an yakūna radifa lakum baʿḍu alladhī tastaʿjilūna


وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Rabbmu itu -wahai Rasul- benar-benar mempunyai karunia yang besar kepada manusia dengan tidak menghiraukan permintaan mereka untuk disegerakan siksa atas mereka meski mereka berada dalam kekafiran dan kemaksiatan, akan tetapi sebagian besar manusia tidak bersyukur atas kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka. (73)

wa-inna rabbaka ladhū faḍlin ʿalā l-nāsi walākinna aktharahum lā yashkurūna


وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan oleh hati hamba-hamba-Nya dan apa yang ditampakkannya, tidak ada sedikitpun yang tersembunyi bagi Allah dari hal itu dan Dia akan memberikan balasan kepada mereka karenanya. (74)

wa-inna rabbaka layaʿlamu mā tukinnu ṣudūruhum wamā yuʿ'linūna


وَمَا مِنْ غَآئِبَةٍ فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ مُّبِينٍ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidak ada suatu perkara yang gaib atas manusia baik berada di langit maupun di bumi kecuali hal itu tentu telah tercatat di dalam kitab yang nyata, yaitu Al-Lauḥul Maḥfūẓ. (75)

wamā min ghāibatin fī l-samāi wal-arḍi illā fī kitābin mubīnin


إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَقُصُّ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَكْثَرَ ٱلَّذِى هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ( ٧٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Al-Qur`ān yang diturunkan atas Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari perkara-perkara yang mereka perselisihkan dan membuka kesesatan-kesesatan mereka. (76)

inna hādhā l-qur'āna yaquṣṣu ʿalā banī is'rāīla akthara alladhī hum fīhi yakhtalifūna


وَإِنَّهُۥ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ( ٧٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya hal itu merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman yang menjalankan apa yang ada di dalam Al-Qur`ān. (77)

wa-innahu lahudan waraḥmatun lil'mu'minīna


إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِى بَيْنَهُم بِحُكْمِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَلِيمُ ( ٧٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Rabbmu -wahai Rasul- akan mengadili di antara manusia -baik yang beriman maupun yang kafir- pada hari Kiamat dengan hukum-Nya yang adil, maka Dia merahmati orang yang beriman dan menyiksa orang yang kafir, dan Dia Maha Perkasa yang membalas setiap musuh-musuh-Nya dan tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan-Nya, Maha Mengetahui yang tidak kabur bagi-Nya mana yang benar dan mana yang batil. (78)

inna rabbaka yaqḍī baynahum biḥuk'mihi wahuwa l-ʿazīzu l-ʿalīmu


فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۖ إِنَّكَ عَلَى ٱلْحَقِّ ٱلْمُبِينِ ( ٧٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka bertawakallah kepada Allah dan bersandarlah kepada-Nya di segala urusanmu, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran yang jelas. (79)

fatawakkal ʿalā l-lahi innaka ʿalā l-ḥaqi l-mubīni


إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ ٱلْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ ٱلدُّعَآءَ إِذَا وَلَّوْا۟ مُدْبِرِينَ ( ٨٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya engkau -wahai Rasul- tidak mampu menjadikan orang-orang mati, yang hati mereka telah mati karena kekufurannya kepada Allah, bisa mendengar dan engkau juga tidak mampu menjadikan orang yang kehilangan pendengarannya untuk bisa mendengarkan seruanmu kepada mereka, apabila mereka berpaling darimu. (80)

innaka lā tus'miʿu l-mawtā walā tus'miʿu l-ṣuma l-duʿāa idhā wallaw mud'birīna


وَمَآ أَنتَ بِهَـٰدِى ٱلْعُمْىِ عَن ضَلَـٰلَتِهِمْ ۖ إِن تُسْمِعُ إِلَّا مَن يُؤْمِنُ بِـَٔايَـٰتِنَا فَهُم مُّسْلِمُونَ ( ٨١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Engkau bukanlah pemberi petunjuk bagi orang yang hatinya telah buta dari kebenaran, maka janganlah engkau bersedih atas mereka sehingga jiwamu mejadi lelah, Engkau tidak bisa membuat dakwahmu didengarkan kecuali oleh orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka tunduk kepada perintah-perintah Allah. (81)

wamā anta bihādī l-ʿum'yi ʿan ḍalālatihim in tus'miʿu illā man yu'minu biāyātinā fahum mus'limūna


۞ وَإِذَا وَقَعَ ٱلْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَآبَّةً مِّنَ ٱلْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ ( ٨٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika siksa telah pasti dan telah tetap atas mereka karena pendirian mereka atas kekufuran dan kemaksiatan lalu yang tersisa hanya manusia-manusia jahat, maka ketika Kiamat sudah dekat, Kami keluarkan untuk mereka suatu tanda dari tanda-tanda besar Kiamat, yaitu seekor binatang melata dari bumi yang berbicara kepada mereka dengan bahasa yang mereka pahami, bahwa manusia sudah tidak percaya dengan ayat-ayat Kami yang diturunkan kepada Nabi Kami. (82)

wa-idhā waqaʿa l-qawlu ʿalayhim akhrajnā lahum dābbatan mina l-arḍi tukallimuhum anna l-nāsa kānū biāyātinā lā yūqinūna


وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّن يُكَذِّبُ بِـَٔايَـٰتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ ( ٨٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- suatu hari saat Kami mengumpulkan dari setiap umat sekelompok dari pembesar-pembesar mereka yang telah mendustakan ayat-ayat Kami, dari mulai awal hingga akhir dari mereka yang membantah, kemudian mereka digiring menuju perhitungan amal. (83)

wayawma naḥshuru min kulli ummatin fawjan mimman yukadhibu biāyātinā fahum yūzaʿūna


حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُو قَالَ أَكَذَّبْتُم بِـَٔايَـٰتِى وَلَمْ تُحِيطُوا۟ بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٨٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka terus digiring hingga sampai kepada tempat untuk menimbang amal mereka, Allah berfirman kepada mereka sebagai bentuk hinaan atas mereka, “Kalian telah mendustakan ayat-ayat-Ku yang menunjukkan keesaan-Ku dan mencakup syariat-syariat-Ku, kalian tidak mau tahu dan menganggap itu sebagai kebatilan hingga kalian cepat mendustakannya, atau adakah hal lain yang kalian lakukan terhadapnya dalam hal membenarkan dan mendustakannya?” (84)

ḥattā idhā jāū qāla akadhabtum biāyātī walam tuḥīṭū bihā ʿil'man ammādhā kuntum taʿmalūna


وَوَقَعَ ٱلْقَوْلُ عَلَيْهِم بِمَا ظَلَمُوا۟ فَهُمْ لَا يَنطِقُونَ ( ٨٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka mereka pun tertimpa siksa karena kezaliman mereka dengan berbuat kekufuran terhadap Allah dan pendustaan terhadap ayat-ayat-Nya, dan mereka tidak bisa berbicara untuk membela diri mereka masing-masing karena ketidakmampuan mereka dan Ketidakabsahan argumen mereka. (85)

wawaqaʿa l-qawlu ʿalayhim bimā ẓalamū fahum lā yanṭiqūna


أَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا جَعَلْنَا ٱلَّيْلَ لِيَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ( ٨٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : “Tidakkah orang-orang yang mendustakan kebangkitan itu melihat bahwa Kami telah menjadikan malam sebagai tempat untuk mereka beristirahat dengan tidur dan Kami jadikan siang itu terang agar mereka bisa melihat dan mulai bekerja. Sesungguhnya di dalam kematian yang berulang-ulang dan di dalam kebangkitan setelahnya itu benar-benar terdapat tanda-tanda adanya kebangkitan setelah kematian.” (86)

alam yaraw annā jaʿalnā al-layla liyaskunū fīhi wal-nahāra mub'ṣiran inna fī dhālika laāyātin liqawmin yu'minūna


وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ ( ٨٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- pada suatu hari ketika Malaikat yang ditugaskan untuk meniup terompet meniupnya pada tiupan kedua, maka semua yang berada di langit dan di bumi terkejut, selain yang dikecualikan oleh Allah untuk tidak terkejut, sebagai bentuk anugerah dari-Nya. Dan setiap makhluk Allah mendatangi-Nya pada Hari itu dengan taat dan hina. (87)

wayawma yunfakhu fī l-ṣūri fafaziʿa man fī l-samāwāti waman fī l-arḍi illā man shāa l-lahu wakullun atawhu dākhirīna


وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ ( ٨٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan engkau lihat gunung-gunung pada hari itu, engkau mengiranya diam tidak bergerak, padahal sesungguhnya gunung-gunung itu berjalan kencang sebagaimana jalannya awan. Itulah ciptaan Allah, dan Dia lah yang telah menggerakkannya, sesungguhnya Dia Maha Mengerti atas apa yang kalian kerjakan, tidak ada sesuatu pun dari perbuatan kalian yang tersembunyi dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian. (88)

watarā l-jibāla taḥsabuhā jāmidatan wahiya tamurru marra l-saḥābi ṣun'ʿa l-lahi alladhī atqana kulla shayin innahu khabīrun bimā tafʿalūna


مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا وَهُم مِّن فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ ءَامِنُونَ ( ٨٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa pada hari Kiamat nanti datang dengan membawa iman dan amal saleh maka baginya Surga, dan mereka merasa tenteram karena ditenteramkan oleh Allah dari kejutan yang dahsyat hari Kiamat. (89)

man jāa bil-ḥasanati falahu khayrun min'hā wahum min fazaʿin yawma-idhin āminūna


وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِى ٱلنَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٩٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan barangsiapa yang datang dengan membawa kekufuran dan kemaksiatan maka bagi mereka Neraka, wajah mereka diceburkan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka sebagai bentuk hinaan dan celaan, “Tidaklah kalian mendapatkan balasan melainkan atas apa yang telah kalian lakukan di dunia berupa kekufuran dan kemaksiatan.” (90)

waman jāa bil-sayi-ati fakubbat wujūhuhum fī l-nāri hal tuj'zawna illā mā kuntum taʿmalūna


إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَـٰذِهِ ٱلْبَلْدَةِ ٱلَّذِى حَرَّمَهَا وَلَهُۥ كُلُّ شَىْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ٩١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan kepada mereka, -wahai Rasul- “Sesungguhnya aku hanyalah diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini (Makkah) yang telah disucikan, maka tidak boleh menumpahkan darah di dalamnya, tidak boleh menzalimi orang lain di dalamnya, binatang buruannya tidak boleh dibunuh, pepohonannya tidak boleh ditebang, dan milik Allah lah segala kerajaan, dan aku diperintahkan untuk menjadi orang-orang yang berserah diri kepada Allah dan tunduk pada-Nya dengan taat. (91)

innamā umir'tu an aʿbuda rabba hādhihi l-baldati alladhī ḥarramahā walahu kullu shayin wa-umir'tu an akūna mina l-mus'limīna


وَأَنْ أَتْلُوَا۟ ٱلْقُرْءَانَ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُنذِرِينَ ( ٩٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan aku diperintahkan untuk membacakan Al-Qur`ān kepada manusia, maka barangsiapa mendapatkan petunjuk dengannya dan menjalankan apa yang ada di dalamnya maka petunjuknya itu bermanfaat untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa tersesat dan menyimpang dari apa yang ada di dalamnya serta mengingkarinya dan tidak menjalankan apa yang ada di dalamnya, maka katakan, “Sesungguhnya aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan, aku mengingatkan kalian dari siksa Allah dan aku tidak memiliki hak untuk memberi kalian hidayah.” (92)

wa-an atluwā l-qur'āna famani ih'tadā fa-innamā yahtadī linafsihi waman ḍalla faqul innamā anā mina l-mundhirīna


وَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ ءَايَـٰتِهِۦ فَتَعْرِفُونَهَا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ( ٩٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakan -wahai Rasul- “Segala puji bagi Allah atas semua nikmat-Nya yang tak terhitung, Allah akan menampakkan kepada kalian tanda-tanda kebesaran-Nya di jagat dan pada jiwa-jiwa kalian, di langit dan bumi serta rezeki sehingga kalian akan mengetahuinya dengan pengetahuan yang membimbing kalian untuk tunduk kepada kebenaran, dan tidaklah Rabbmu itu lalai atas apa yang kalian lakukan, justru Dia mengetahuinya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya dan Dia akan membalas perbuatan kalian.” (93)

waquli l-ḥamdu lillahi sayurīkum āyātihi fataʿrifūnahā wamā rabbuka bighāfilin ʿammā taʿmalūna