Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Al-Hajj
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai sekalian manusia! Bertakwalah kepada Tuhan kalian dengan mengimplementasikan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangnya kepada kalian, sesungguhnya perkara dahsyat yang menyertai hari Kiamat berupa guncangan gempa bumi, dan hal lainnya merupakan suatu kejadian yang sangat besar, maka wajib bagi kalian untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangannya dengan mengerjakan segala yang diridai Allah. (1)

yāayyuhā l-nāsu ittaqū rabbakum inna zalzalata l-sāʿati shayon ʿaẓīmun


يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَـٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَـٰرَىٰ وَلَـٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu pada hari ketika kalian menyaksikannya, ketika perempuan yang sedang menyusui akan lalai dari anak yang disusuinya, setiap perempuan hamil akan menggugurkan janin dalam kandungannya lantaran dahsyatnya rasa takut pada hari itu. Dan kalian akan menyaksikan manusia seperti dalam keadaan mabuk karena tak lagi bisa berpikir lantaran dahsyatnya kondisi saat itu, padahal sebenarnya tidaklah mabuk seperti halnya peminum khamar, akan tetapi azab Allah itu sangat keras sehingga sanggup menghilangkan akal pikiran mereka. (2)

yawma tarawnahā tadhhalu kullu mur'ḍiʿatin ʿammā arḍaʿat wataḍaʿu kullu dhāti ḥamlin ḥamlahā watarā l-nāsa sukārā wamā hum bisukārā walākinna ʿadhāba l-lahi shadīdun


وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَـٰنٍ مَّرِيدٍ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Dan dikalangan manusia ada orang yang berbantahan tentang kekuasaan Allah dalam membangkitkan kembali orang-orang yang telah mati tanpa disertai ilmu dan bukti yang memiliki dasar sedikit pun, dan dalam keyakinan dan ucapannya hanya mengikuti para pembangkang terhadap Tuhannya dari kalangan setan, ataupun para pemimpin kesesatan." (3)

wamina l-nāsi man yujādilu fī l-lahi bighayri ʿil'min wayattabiʿu kulla shayṭānin marīdin


كُتِبَ عَلَيْهِ أَنَّهُۥ مَن تَوَلَّاهُ فَأَنَّهُۥ يُضِلُّهُۥ وَيَهْدِيهِ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Telah ditetapkan atas setiap pembangkang dari kalangan setan manusia dan jin itu bahwa barangsiapa yang mengikuti dan membenarkannya maka ia pasti menyesatkannya dari jalan kebenaran, dan mengantarnya ke azab Neraka disebabkan kekafiran dan maksiat yang dilakukannya. (4)

kutiba ʿalayhi annahu man tawallāhu fa-annahu yuḍilluhu wayahdīhi ilā ʿadhābi l-saʿīri


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّنَ ٱلْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَـٰكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِى ٱلْأَرْحَامِ مَا نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوٓا۟ أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ وَتَرَى ٱلْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنۢبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai sekalian manusia! Jika kalian memiliki keraguan terhadap kekuasaan Kami untuk membangkitkan kalian setelah kematian, maka perhatikanlah proses penciptaan kalian; Kami telah menciptakan nenek moyang kalian, Adam dari tanah, kemudian Kami menciptakan anak keturunannya dari tetesan air mani yang dimasukkan seorang laki-laki ke dalam rahim perempuan, lalu mani itu berubah menjadi gumpalan darah yang membeku, lalu gumpalan darah itu berubah menjadi gumpalan daging persis seperti potongan daging yang dikunyah, lalu potongan daging itu berubah menjadi satu makhluk sempurna yang tetap bertahan dalam rahim hingga keluar sebagai anak yang lahir dan hidup, atau bisa berubah menjadi makhluk tidak sempurna yang kemudian digugurkan oleh rahim; semua ini terjadi agar Kami jelaskan tentang kekuasaan Kami kepada kalian dalam menciptakan kalian dalam beberapa fase, dan Kami tetapkan dalam rahim itu janin-janin sesuai kehendak Kami sampai ia dilahirkan dalam kurun waktu tertentu yaitu sembilan bulan, lalu Kami keluarkan kalian dari rahim ibu kalian sebagai bayi, lalu dengan berangsur-angsur kalian sampai pada fase sempurnanya tenaga dan akal pikiran (dewasa), dan di antara kalian ada yang diwafatkan sebelum itu, dan ada yang terus hidup sampai mencapai usia renta dimana tenaga dan akal pikirannya melemah sehingga kondisinya menjadi lebih buruk daripada bayi yaitu tidak mengingat lagi apa yang dahulunya ia ketahui. Dan kalian menyaksikan bumi ini kering tanpa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan di atasnya, kemudian apabila Kami menurunkan air hujan di atasnya, bumi itu pun merekah dengan tumbuhnya tetumbuhan, bahkan menjadi tinggi lantaran suburnya tumbuh-tumbuhan tersebut, dan mengeluarkan dari setiap jenis tetumbuhan sesuatu yang indah dipandang. (5)

yāayyuhā l-nāsu in kuntum fī raybin mina l-baʿthi fa-innā khalaqnākum min turābin thumma min nuṭ'fatin thumma min ʿalaqatin thumma min muḍ'ghatin mukhallaqatin waghayri mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fī l-arḥāmi mā nashāu ilā ajalin musamman thumma nukh'rijukum ṭif'lan thumma litablughū ashuddakum waminkum man yutawaffā waminkum man yuraddu ilā ardhali l-ʿumuri likaylā yaʿlama min baʿdi ʿil'min shayan watarā l-arḍa hāmidatan fa-idhā anzalnā ʿalayhā l-māa ih'tazzat warabat wa-anbatat min kulli zawjin bahījin


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yang Kami sebutkan itu -berupa penciptaan kalian pertama kali, fasenya dan keadaan anak yang lahir dari kalian- agar kalian beriman bahwa Allah yang menciptakan kalian adalah yang hak, tidak ada keraguan tentang keberadaan-Nya, berbeda dengan patung-patung yang kalian sembah selain-Nya, dan agar kalian juga beriman bahwa Dia lah yang menghidupkan orang yang mati, dan bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak memiliki sifat lemah sedikit pun. (6)

dhālika bi-anna l-laha huwa l-ḥaqu wa-annahu yuḥ'yī l-mawtā wa-annahu ʿalā kulli shayin qadīrun


وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِى ٱلْقُبُورِ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan agar kalian beriman bahwa hari Kiamat itu pasti akan datang, tidak ada keraguan tentang kedatangannya, dan bahwasanya Allah akan membangkitkan setiap orang mati dari kubur mereka untuk diberikan balasan atas amal perbuatan yang telah mereka kerjakan. (7)

wa-anna l-sāʿata ātiyatun lā rayba fīhā wa-anna l-laha yabʿathu man fī l-qubūri


وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَـٰبٍ مُّنِيرٍ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara orang-orang kafir itu ada yang berbantahan tentang perkara tauhid kepada Allah tanpa didasari ilmu yang bisa mengantarkan mereka kepada kebenaran, tanpa mengikuti petunjuk yang bisa menuntun mereka, dan tanpa didasari kitab pemberi cahaya petunjuk yang turun dari sisi Allah yang bisa memberikan mereka petunjuk. (8)

wamina l-nāsi man yujādilu fī l-lahi bighayri ʿil'min walā hudan walā kitābin munīrin


ثَانِىَ عِطْفِهِۦ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ لَهُۥ فِى ٱلدُّنْيَا خِزْىٌ ۖ وَنُذِيقُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ عَذَابَ ٱلْحَرِيقِ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sambil memalingkan lehernya secara congkak agar memalingkan manusia dari keimanan kepada Allah dan masuk ke dalam agama Allah. Orang yang memiliki sifat seperti ini mendapat kehinaan di dunia dengan azab yang akan menimpanya, dan di akhirat kelak Kami akan berikan kepadanya rasa azab Neraka yang membakar. (9)

thāniya ʿiṭ'fihi liyuḍilla ʿan sabīli l-lahi lahu fī l-dun'yā khiz'yun wanudhīquhu yawma l-qiyāmati ʿadhāba l-ḥarīqi


ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّـٰمٍ لِّلْعَبِيدِ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan akan dikatakan kepadanya, "Azab yang engkau rasakan itu adalah disebabkan perbuatan kafir dan maksiat yang engkau lakukan dahulu, dan Allah tidak memberikan azab kepada satu makhluk pun kecuali dikarenakan dosa-dosanya." (10)

dhālika bimā qaddamat yadāka wa-anna l-laha laysa biẓallāmin lil'ʿabīdi


وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعْبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُۥ خَيْرٌ ٱطْمَأَنَّ بِهِۦ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang gamang, dia menyembah Allah dalam keadaan ragu. Apabila ia memperoleh kebaikan berupa kesehatan dan kekayaan, ia akan terus beriman dan beribadah kepada Allah, namun apabila ia memperoleh suatu cobaan berupa penyakit atau kemiskinan, ia akan putus asa dari agamanya hingga murtad. Sungguh dia rugi di dunia, kekafirannya tidak akan menambahnya dari bagian harta dunia yang tidak ditetapkan baginya, dan ia juga rugi di Akhirat kelak karena adanya azab Allah yang akan menimpanya, hal yang demikian ini merupakan kerugian yang nyata. (11)

wamina l-nāsi man yaʿbudu l-laha ʿalā ḥarfin fa-in aṣābahu khayrun iṭ'ma-anna bihi wa-in aṣābathu fit'natun inqalaba ʿalā wajhihi khasira l-dun'yā wal-ākhirata dhālika huwa l-khus'rānu l-mubīnu


يَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُۥ وَمَا لَا يَنفَعُهُۥ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَـٰلُ ٱلْبَعِيدُ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia menyembah patung-patung sebagai tuhan selain Allah yang tidak bisa memberikannya mudarat bila ia menentangnya, dan tidak kuasa mendatangkan baginya manfaat bila ia mentaatinya. Doa yang dipanjatkan kepada patung-patung yang tidak memberikan mudarat dan manfaat itu merupakan kesesatan yang jauh dari kebenaran. (12)

yadʿū min dūni l-lahi mā lā yaḍurruhu wamā lā yanfaʿuhu dhālika huwa l-ḍalālu l-baʿīdu


يَدْعُوا۟ لَمَن ضَرُّهُۥٓ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِۦ ۚ لَبِئْسَ ٱلْمَوْلَىٰ وَلَبِئْسَ ٱلْعَشِيرُ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang kafir yang menyembah patung-patung ini menyeru kepada sesuatu yang sebenarnya bencananya yang pasti ada lebih dekat daripada manfaatnya yang semu. Sungguh sesuatu yang mudaratnya lebih dekat daripada manfaatnya adalah seburuk-buruk sesembahan, juga seburuk-buruk penolong bagi yang meminta pertolongannya dan seburuk-buruk kawan bagi yang menemaninya. (13)

yadʿū laman ḍarruhu aqrabu min nafʿihi labi'sa l-mawlā walabi'sa l-ʿashīru


إِنَّ ٱللَّهَ يُدْخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga-surga yang mengalir di bawah istana-istananya sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki berupa curahan rahmat kepada orang yang Dia rahmati, dan pemberian azab bagi yang Dia berikan azab. Tidak ada sesuatu pun yang memaksanya untuk melakukan kehendak-Nya. (14)

inna l-laha yud'khilu alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru inna l-laha yafʿalu mā yurīdu


مَن كَانَ يَظُنُّ أَن لَّن يَنصُرَهُ ٱللَّهُ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ فَلْيَمْدُدْ بِسَبَبٍ إِلَى ٱلسَّمَآءِ ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنظُرْ هَلْ يُذْهِبَنَّ كَيْدُهُۥ مَا يَغِيظُ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolong nabi-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di dunia dan di Akhirat maka hendaknya ia merentangkan tali ke atap rumahnya, lalu ia menggantung diri dengan tidak menginjakkan kakinya di tanah, kemudian pikirkanlah apakah upaya itu melenyapkan rasa sakit, kesal dan amarah yang ada dalam dirinya?! Sungguh Allah pasti menolong Nabi-Nya, baik pembangkang itu setuju ataupun enggan. (15)

man kāna yaẓunnu an lan yanṣurahu l-lahu fī l-dun'yā wal-ākhirati falyamdud bisababin ilā l-samāi thumma l'yaqṭaʿ falyanẓur hal yudh'hibanna kayduhu mā yaghīẓu


وَكَذَٰلِكَ أَنزَلْنَـٰهُ ءَايَـٰتٍۭ بَيِّنَـٰتٍ وَأَنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يُرِيدُ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sebagaimana Kami telah jelaskan pada kalian tentang bukti nyata adanya hari Kebangkitan, maka Kami juga telah menurunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- Al-Qur`ān sebagai ayat-ayat yang nyata, dan bahwasanya Allah -dengan karunia-Nya- menuntun siapa yang Dia kehendaki ke jalan hidayah dan petunjuk. (16)

wakadhālika anzalnāhu āyātin bayyinātin wa-anna l-laha yahdī man yurīdu


إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلْمَجُوسَ وَٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dari kalangan umat ini, dan Kaum Yahudi, Sabiin (sekelompok pengikut Nabi-Nabi sebelumnya), Nasrani, para penyembah api, dan para penyembah patung, sungguh Allah akan memberikan keputusan di antara mereka semua hari Kiamat kelak, sehingga orang-orang beriman akan masuk Surga, dan selain mereka akan masuk neraka. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala ucapan dan amalan para hamba-Nya, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, dan Dia pasti memberikan balasan atas amal perbuatan mereka. (17)

inna alladhīna āmanū wa-alladhīna hādū wal-ṣābiīna wal-naṣārā wal-majūsa wa-alladhīna ashrakū inna l-laha yafṣilu baynahum yawma l-qiyāmati inna l-laha ʿalā kulli shayin shahīdun


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسْجُدُ لَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلْجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ ٱلْعَذَابُ ۗ وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكْرِمٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ ۩ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah engkau tahu -wahai Rasul-, bahwa seluruh makhluk yang ada di langit dari kalangan Malaikat dan di bumi dari orang-orang mukmin kalangan jin dan manusia bersujud kepada Allah dengan sujud ketaatan, juga matahari, bulan, bintang-bintang langit, gunung-gunung, pepohonan, dan binatang melata semuanya bersujud kepada Allah dengan sujud ketundukan, dan banyak diantara manusia yang bersujud kepadanya dengan sujud ketaatan, akan tetapi banyak pula diantara manusia yang enggan bersujud taat kepada-Nya, sehingga mereka berhak mendapatkan azab Allah lantaran kekafiran mereka, dan barangsiapa yang ditentukan oleh Allah agar hina dan tercela karena kekufurannya, maka tidak akan ada seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh Dia berbuat apa saja yang Dia kehendaki, tidak ada yang memaksanya untuk berbuat sesuatu. (18)

alam tara anna l-laha yasjudu lahu man fī l-samāwāti waman fī l-arḍi wal-shamsu wal-qamaru wal-nujūmu wal-jibālu wal-shajaru wal-dawābu wakathīrun mina l-nāsi wakathīrun ḥaqqa ʿalayhi l-ʿadhābu waman yuhini l-lahu famā lahu min muk'rimin inna l-laha yafʿalu mā yashāu


۞ هَـٰذَانِ خَصْمَانِ ٱخْتَصَمُوا۟ فِى رَبِّهِمْ ۖ فَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِّن نَّارٍ يُصَبُّ مِن فَوْقِ رُءُوسِهِمُ ٱلْحَمِيمُ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Inilah dua golongan yang berselisih mengenai Tuhan mereka, siapakah di antara keduanya yang benar; golongan yang beriman ataukah golongan yang kafir? Maka bagi golongan yang kafir niscaya kelak akan diselimuti api Neraka seperti pakaian yang menyelimuti orang yang memakainya, dan dari atas kepala mereka akan disiramkan air mendidih yang sangat panas. (19)

hādhāni khaṣmāni ikh'taṣamū fī rabbihim fa-alladhīna kafarū quṭṭiʿat lahum thiyābun min nārin yuṣabbu min fawqi ruūsihimu l-ḥamīmu


يُصْهَرُ بِهِۦ مَا فِى بُطُونِهِمْ وَٱلْجُلُودُ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dengan air mendidih itu akan dihancur luluhkan organ-organ yang ada dalam perut mereka karena panasnya, dan air itu akan sampai juga pada kulit mereka hingga melepuhkannya. (20)

yuṣ'haru bihi mā fī buṭūnihim wal-julūdu


وَلَهُم مَّقَـٰمِعُ مِنْ حَدِيدٍ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dalam Neraka itu ada palu-palu besi untuk mereka yang digunakan para Malaikat untuk memukul kepala mereka. (21)

walahum maqāmiʿu min ḥadīdin


كُلَّمَآ أَرَادُوٓا۟ أَن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا۟ فِيهَا وَذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلْحَرِيقِ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran dahsyatnya azab dan kesengsaraan yang mereka dapatkan, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya, dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah azab Neraka yang membakar ini." (22)

kullamā arādū an yakhrujū min'hā min ghammin uʿīdū fīhā wadhūqū ʿadhāba l-ḥarīqi


إِنَّ ٱللَّهَ يُدْخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Adapun golongan yang beriman maka mereka lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, Allah memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang dibawah istana dan pepohonannya mengalir sungai-sungai, Allah menghiasi mereka dengan dipakaikan gelang-gelang emas, perhiasan mutiara, dan pakaian yang mereka pakai di dalamnya adalah pakaian sutra." (23)

inna l-laha yud'khilu alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru yuḥallawna fīhā min asāwira min dhahabin walu'lu-an walibāsuhum fīhā ḥarīrun


وَهُدُوٓا۟ إِلَى ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلْقَوْلِ وَهُدُوٓا۟ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْحَمِيدِ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan mereka diberi petunjuk oleh Allah di kehidupan dunia ini kepada ucapan-ucapan yang baik seperti syahadat Lā ilāha illallāh, takbir (Allahu Akbar), dan tahmid (Alhamdulillah), dan Dia juga memberikan mereka petunjuk ke jalan Islam yang terpuji. (24)

wahudū ilā l-ṭayibi mina l-qawli wahudū ilā ṣirāṭi l-ḥamīdi


إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ٱلَّذِى جَعَلْنَـٰهُ لِلنَّاسِ سَوَآءً ٱلْعَـٰكِفُ فِيهِ وَٱلْبَادِ ۚ وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍۭ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah, yang menghalangi manusia agar tidak masuk ke dalam Islam, dan menghalangi mereka dari mendatangi Masjidil Haram seperti yang dilakukan orang-orang musyrik pada tahun peristiwa Hudaibiyah; niscaya akan Kami rasakan kepada mereka azab yang pedih. Masjid itu yang Kami jadikan sebagai kiblat bagi manusia dalam salat mereka, dan sebagai tempat tawaf mereka dalam ibadah haji atau umrah, sama-sama terbuka untuk penduduk Mekkah, dan bagi siapa saja yang datang dari luar Mekkah, maka barangsiapa sengaja bermaksud menyimpang dari kebenaran dengan melakukan maksiat di dalamnya, niscaya Kami akan rasakan padanya azab yang pedih. (25)

inna alladhīna kafarū wayaṣuddūna ʿan sabīli l-lahi wal-masjidi l-ḥarāmi alladhī jaʿalnāhu lilnnāsi sawāan l-ʿākifu fīhi wal-bādi waman yurid fīhi bi-il'ḥādin biẓul'min nudhiq'hu min ʿadhābin alīmin


وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَٰهِيمَ مَكَانَ ٱلْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِكْ بِى شَيْـًٔا وَطَهِّرْ بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْقَآئِمِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tatkala Kami menjelaskan kepada Ibrahim -'alaihissalām- tentang tempat Baitullah (Ka'bah), dan batasan-batasannya setelah sebelumnya tidak diketahui, dan Kami mewahyukan kepadanya, "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun dalam ibadah, tetapi beribadahlah kepada-Ku semata, dan sucikanlah rumah-Ku dari najis yang nampak dan yang tidak nampak untuk orang-orang yang tawaf, dan salat di dalamnya. (26)

wa-idh bawwanā li-ib'rāhīma makāna l-bayti an lā tush'rik bī shayan waṭahhir baytiya lilṭṭāifīna wal-qāimīna wal-rukaʿi l-sujūdi


وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan serulah manusia dengan menyuruh mereka untuk mengerjakan ibadah haji ke Baitullah yang Kami perintahkan padamu untuk membangunnya; niscaya mereka akan mendatangimu dengan berjalan kaki, atau mengendarai onta yang kurus lantaran kelelahan dalam perjalanan, mereka akan datang dengan mengendarai onta dari segenap penjuru yang jauh. (27)

wa-adhin fī l-nāsi bil-ḥaji yatūka rijālan waʿalā kulli ḍāmirin yatīna min kulli fajjin ʿamīqin


لِّيَشْهَدُوا۟ مَنَـٰفِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْلُومَـٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَـٰمِ ۖ فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Agar mereka bisa menyaksikan apa yang bermanfaat bagi mereka berupa pengampunan dosa, meraih pahala, penyatuan kalimat, ataupun manfaat lainnya. Hendaklah mereka menyebut nama Allah ketika menyembelih hadyu pada hari-hari tertentu yaitu; 10 Zulhijah dan 3 hari setelahnya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas karunia dan rezeki-Nya berupa onta, sapi dan kambing. Maka makanlah dari sebagian binatang hadyu ini, dan sebagian lainnya berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sangat miskin. (28)

liyashhadū manāfiʿa lahum wayadhkurū is'ma l-lahi fī ayyāmin maʿlūmātin ʿalā mā razaqahum min bahīmati l-anʿāmi fakulū min'hā wa-aṭʿimū l-bāisa l-faqīra


ثُمَّ لْيَقْضُوا۟ تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا۟ نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا۟ بِٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian hendaklah mereka menyelesaikan amalan manasik haji yang tersisa, dan bertahalul dengan mencukur rambut, memotong kuku, menghilangkan kotoran-kotoran badan mereka selama ihram. Juga hendaklah mereka menyempurnakan apa yang mereka wajibkan atas diri mereka berupa ibadah haji, umrah atau hadyu, dan melakukan tawaf ifaḍah di Baitullah yang diselamatkan oleh Allah dari cengkeraman para penguasa yang zalim." (29)

thumma l'yaqḍū tafathahum walyūfū nudhūrahum walyaṭṭawwafū bil-bayti l-ʿatīqi


ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَـٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ ۗ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ ٱلْأَنْعَـٰمُ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلرِّجْسَ مِنَ ٱلْأَوْثَـٰنِ وَٱجْتَنِبُوا۟ قَوْلَ ٱلزُّورِ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apa yang diperintahkan kepada kalian -berupa tahalul dengan mencukur rambut, memotong kuku, menghilangkan kotoran-kotoran badan, menunaikan nazar, dan tawaf di Baitullah- merupakan perkara yang Allah wajibkan atas kalian. Maka agungkanlah perkara yang diwajibkan-Nya tersebut. Barangsiapa yang menjauhi apa yang diperintahkan-Nya untuk dijauhi ketika berihram karena mengagungkan batasan-batasan Allah agar tidak terjatuh ke dalamnya, dan mengagungkan apa yang terhormat di sisi-Nya agar tidak melakukan maksiat padanya, maka hal itu di sisi Tuhannya lebih baik baginya di dunia dan di Akhirat. Dan dihalalkan bagi kalian -wahai manusia- hewan ternak berupa unta, sapi dan kambing. Dia tidak mengharamkan pada kalian jenis unta ḥām (unta jantan yang telah membuntingkan betina sebanyak 10 kali), baḥīrah (unta betina yang telah beranak lima kali, dan anak kelima itu jantan), atau jenis domba waṣīlah (domba jantan yang memiliki kembaran domba betina). Dia tidak mengharamkan apapun dari hewan tersebut kecuali apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur`ān berupa keharaman bangkai, darah dan lainnya. Maka jauhilah oleh kalian perkara-perkara najis dan menjijikkan itu yaitu berhala, dan jauhilah pula setiap ucapan batil dan kedustaan terhadap Allah atau makhluk-Nya. (30)

dhālika waman yuʿaẓẓim ḥurumāti l-lahi fahuwa khayrun lahu ʿinda rabbihi wa-uḥillat lakumu l-anʿāmu illā mā yut'lā ʿalaykum fa-ij'tanibū l-rij'sa mina l-awthāni wa-ij'tanibū qawla l-zūri


حُنَفَآءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِۦ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ ٱلطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ ٱلرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jauhilah oleh kalian hal tersebut dengan menyimpang dari seluruh ajaran agama kecuali agama yang diridai oleh-Nya, tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun dalam beribadah kepada-Nya, dan barangsiapa yang menyekutukan Allah maka seakan-akan ia terjatuh dari langit, lalu boleh jadi daging dan tulangnya akan disambar oleh burung-burung atau boleh jadi ia diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (31)

ḥunafāa lillahi ghayra mush'rikīna bihi waman yush'rik bil-lahi faka-annamā kharra mina l-samāi fatakhṭafuhu l-ṭayru aw tahwī bihi l-rīḥu fī makānin saḥīqin


ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَـٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Itulah yang Allah perintahkan berupa tauhid, memurnikan ibadah kepada-Nya, serta menjauhi berhala-berhala dan ucapan dusta. Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar agama ini -diantaranya; penyembelihan hadyu dan manasik haji- maka pengagungan tersebut merupakan bentuk ketakwaan hati terhadap Tuhannya. (32)

dhālika waman yuʿaẓẓim shaʿāira l-lahi fa-innahā min taqwā l-qulūbi


لَكُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ مَحِلُّهَآ إِلَى ٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dalam binatang hadyu yang kalian sembelih terdapat manfaat bagi kalian -seperti bisa menungganginya, mendapatkan kulit atau susunya, atau ia melahirkan anak keturunan- sampai tiba waktu penyembelihannya yang ditentukan di sekitar Baitullah yang Dia bebaskan dari kuasa para penguasa zalim. (33)

lakum fīhā manāfiʿu ilā ajalin musamman thumma maḥilluhā ilā l-bayti l-ʿatīqi


وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَـٰمِ ۗ فَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan bagi setiap umat yang telah berlalu Kami syariatkan pada mereka suatu ibadah dalam bentuk penyembelihan hewan sebagai kurban kepada Allah, dengan harapan agar mereka menyebut nama Allah atas hewan-hewan kurban yang disembelih tersebut tatkala menyembelihnya; sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang Dia limpahkan kepada mereka berupa onta, sapi dan kambing. Maka wahai manusia, Tuhan kalian yang berhak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, hanya kepada-Nya lah hendaknya kalian tunduk dan taat, dan sampaikanlah -wahai Rasul- kabar gembira kepada orang-orang yang khusyuk lagi ikhlas beribadah kepada Allah. (34)

walikulli ummatin jaʿalnā mansakan liyadhkurū is'ma l-lahi ʿalā mā razaqahum min bahīmati l-anʿāmi fa-ilāhukum ilāhun wāḥidun falahu aslimū wabashiri l-mukh'bitīna


ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَٱلصَّـٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَهُمْ وَٱلْمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah, mereka pun merasa takut akan azab-Nya, sehingga mereka pun menjauhi larangan-larangan-Nya, mendirikan salat secara sempurna, bersabar bila ditimpa musibah, dan menginfakkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah pada mereka dalam hal-hal yang baik. (35)

alladhīna idhā dhukira l-lahu wajilat qulūbuhum wal-ṣābirīna ʿalā mā aṣābahum wal-muqīmī l-ṣalati wamimmā razaqnāhum yunfiqūna


وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَـٰهَا لَكُم مِّن شَعَـٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَـٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Unta dan sapi yang dibawa ke Baitullah tersebut Kami jadikan sebagai syiar agama Allah bagi kalian. Di dalamnya kalian mendapati manfaat duniawi dan ukhrawi, maka bacalah "Bismillah" tatkala menyembelihnya, yaitu setelah kakinya dirapatkan dalam keadaan berdiri, dan salah satu tangannya diikat agar tidak berontak melarikan diri. Dan apabila onta itu telah rebah dan mati, maka makanlah sebagian darinya -wahai orang yang menjadikannya sebagai hadyu-, dan berikanlah sebagiannya kepada orang-orang miskin yang enggan mengemis, dan orang-orang miskin yang datang agar diberi. Sebagaimana Kami tundukkan hewan-hewan itu agar menjadi pembawa barang-barang dan kendaraan kalian, maka demikian pula lah Kami tundukkan hewan-hewan itu agar kalian mudah menyembelihnya; demi mendekatkan diri kepada Allah, agar kalian bersyukur kepada Allah atas karunia ditundukkannya hewan-hewan tersebut bagi kalian. (36)

wal-bud'na jaʿalnāhā lakum min shaʿāiri l-lahi lakum fīhā khayrun fa-udh'kurū is'ma l-lahi ʿalayhā ṣawāffa fa-idhā wajabat junūbuhā fakulū min'hā wa-aṭʿimū l-qāniʿa wal-muʿ'tara kadhālika sakharnāhā lakum laʿallakum tashkurūna


لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Daging atau darah hewan yang kalian kurbankan sebagai hadyu tersebut sekali-kali tidak akan pernah sampai kepada Allah, dan tidak pula akan diangkat kepada-Nya, tetapi yang akan sampai kepada-Nya hanyalah sifat takwa kalian kepada Allah di dalamnya; yaitu dengan memurnikan ketaatan dalam melakukan perintah-Nya agar dengannya kalian bisa mendekatkan diri kepada Allah. Demikian pula Dia menundukkan hewan tersebut agar kalian mengagungkan Allah sebagai ungkapan rasa syukur pada-Nya atas petunjuk kebenaran yang Dia karuniakan pada kalian. Dan sampaikanlah -wahai Rasul- kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Tuhan mereka dan dalam bergaul dengan makhluk-Nya. (37)

lan yanāla l-laha luḥūmuhā walā dimāuhā walākin yanāluhu l-taqwā minkum kadhālika sakharahā lakum litukabbirū l-laha ʿalā mā hadākum wabashiri l-muḥ'sinīna


۞ إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah melindungi orang-orang yang beriman kepada Allah dari kejahatan musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang mengkhianati amanat yang diembankan padanya, dan orang yang kufur terhadap nikmat Allah, yang tidak bersyukur kepada Allah, bahkan cenderung mendurhakai-Nya. (38)

inna l-laha yudāfiʿu ʿani alladhīna āmanū inna l-laha lā yuḥibbu kulla khawwānin kafūrin


أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَـٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Allah telah mengizinkan orang-orang beriman, yang diperangi orang-orang musyrik, untuk melakukan perlawanan perang, karena musuh-musuh mereka tersebut sudah sangat menzalimi mereka, dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk memenangkan orang-orang mukmin atas musuh-musuh mereka meskipun tanpa perang, namun konsekuensi hikmah-Nya mengharuskan Dia menguji orang-orang beriman dengan melakukan perang terhadap orang-orang kafir. (39)

udhina lilladhīna yuqātalūna bi-annahum ẓulimū wa-inna l-laha ʿalā naṣrihim laqadīrun


ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَـٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَـٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu orang-orang yang diusir oleh orang-orang kafir dari kampung halaman mereka secara zalim, tanpa memiliki dosa apapun, melainkan hanya karena menyatakan, "Tuhan kami adalah Allah, tiada Tuhan kami selain-Nya," Dan seandainya Allah tidak mensyariatkan kepada para Nabi dan orang-orang beriman syariat perang terhadap musuh-musuh mereka, niscaya mereka akan membinasakan tempat-tempat ibadah, mereka pasti akan merobohkan biara-biara para rahib, gereja-gereja Nasrani, rumah-rumah ibadah Yahudi, dan masjid-masjid umat islam yang dibangun untuk tempat ibadah, padahal di dalamnya kaum muslimin banyak menyebut nama Allah, dan Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama dan nabi-Nya, sungguh Dia Maha Kuat untuk menolong orang yang menolong agama-Nya, lagi Maha Perkasa yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun. (40)

alladhīna ukh'rijū min diyārihim bighayri ḥaqqin illā an yaqūlū rabbunā l-lahu walawlā dafʿu l-lahi l-nāsa baʿḍahum bibaʿḍin lahuddimat ṣawāmiʿu wabiyaʿun waṣalawātun wamasājidu yudh'karu fīhā us'mu l-lahi kathīran walayanṣuranna l-lahu man yanṣuruhu inna l-laha laqawiyyun ʿazīzun


ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّـٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُوا۟ بِٱلْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا۟ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلْأُمُورِ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang dijanjikan kemenangan itu adalah orang-orang yang apabila Kami beri kejayaan di muka bumi dengan mendapatkan kemenangan atas musuh-musuhnya, mereka senantiasa mendirikan salat secara sempurna, menunaikan zakat harta mereka, memerintahkan apa yang diperintahkan syariat, dan melarang dari apa yang dilarangnya. Dan hanya kepada Allah lah kembalinya segala urusan baik berupa pahala ataupun azab. (41)

alladhīna in makkannāhum fī l-arḍi aqāmū l-ṣalata waātawū l-zakata wa-amarū bil-maʿrūfi wanahaw ʿani l-munkari walillahi ʿāqibatu l-umūri


وَإِن يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَثَمُودُ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila kaummu -wahai Rasul- mendustakan engkau, maka bersabarlah, sebab engkau bukanlah Rasul pertama yang didustakan oleh kaumnya, sebelumnya kaum Nuh telah mendustakan Nuh, Kaum 'Ād telah mendustakan Hūd, dan Kaum Ṡamūd telah mendustakan Ṣāleḥ. (42)

wa-in yukadhibūka faqad kadhabat qablahum qawmu nūḥin waʿādun wathamūdu


وَقَوْمُ إِبْرَٰهِيمَ وَقَوْمُ لُوطٍ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kaum Ibrahim telah mendustakan Ibrahim, dan Kaum Lūṭ telah pula mendustakan Lūṭ. (43)

waqawmu ib'rāhīma waqawmu lūṭin


وَأَصْحَـٰبُ مَدْيَنَ ۖ وَكُذِّبَ مُوسَىٰ فَأَمْلَيْتُ لِلْكَـٰفِرِينَ ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ ۖ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan penduduk Madyan telah mendustakan Syu'aib. Dan Fir'aun beserta kaumnya telah mendustakan Musa. Namun Aku tunda penurunan azab kepada kaum-kaum tersebut sebagai bentuk istidrāj atas mereka, kemudian Aku mengazab mereka. Maka perhatikanlah, betapa besarnya pengingkaran-Ku terhadap kedustaan mereka, hingga Aku pun membinasakan mereka lantaran kekufuran mereka itu. (44)

wa-aṣḥābu madyana wakudhiba mūsā fa-amlaytu lil'kāfirīna thumma akhadhtuhum fakayfa kāna nakīri


فَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَـٰهَا وَهِىَ ظَالِمَةٌ فَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَّشِيدٍ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan dengan azab yang menyeluruh karena penduduknya berbuat zalim dengan melakukan kekafiran, sehingga tempat tinggal mereka runtuh bangunan-bangunannya, dan serasa kosong tanpa ada lagi penghuninya, dan betapa banyak pula sumur yang tidak ada lagi orang yang mengambil airnya lantaran mereka telah binasa, dan betapa banyak istana yang megah lagi penuh hiasan yang tidak bisa melindungi penghuninya dari datangnya azab. (45)

faka-ayyin min qaryatin ahlaknāhā wahiya ẓālimatun fahiya khāwiyatun ʿalā ʿurūshihā wabi'rin muʿaṭṭalatin waqaṣrin mashīdin


أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَآ أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka tidak pernahkah orang-orang yang mendustakan Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- itu berjalan di muka bumi agar mereka dapat menyaksikan jejak negeri-negeri yang telah dibinasakan, sehingga mereka bisa berpikir menggunakan akal sehat agar mengambil pelajaran darinya, dan mendengar kisah-kisah mereka dengan seksama supaya mengambil peringatan darinya, karena sesungguhnya kebutaan yang hakiki bukanlah buta mata, namun kebutaan hakiki yang membinasakan dan menghinakan adalah kebutaan baṣīrah (ilmu dan iman); di mana orang yang memiliki kebutaan seperti ini tidak akan mungkin mendapatkan pelajaran dan peringatan. (46)

afalam yasīrū fī l-arḍi fatakūna lahum qulūbun yaʿqilūna bihā aw ādhānun yasmaʿūna bihā fa-innahā lā taʿmā l-abṣāru walākin taʿmā l-qulūbu allatī fī l-ṣudūri


وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِٱلْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ ٱللَّهُ وَعْدَهُۥ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang kafir dari kaummu meminta kepadamu -wahai Rasul- agar segera diturunkan azab kepada mereka di dunia ini, dan disegerakan pula azab di akhirat kelak, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya kepada mereka berupa azab itu. Diantara azab yang disegerakan pada mereka adalah kekalahan mereka dalam perang Badar. Dan sesungguhnya satu hari masa azab di Akhirat seperti seribu tahun menurut perhitungan kalender tahunan kalian di dunia ini, lantaran kerasnya azab yang ditimpanya. (47)

wayastaʿjilūnaka bil-ʿadhābi walan yukh'lifa l-lahu waʿdahu wa-inna yawman ʿinda rabbika ka-alfi sanatin mimmā taʿuddūna


وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِىَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan betapa banyak negeri yang Aku tunda penurunan azab kepadanya karena penduduknya berbuat zalim dengan kafir kepada Allah, dan Aku tidak menyegerakan azab tersebut sebagai bentuk istidrāj (pemberian tenggang waktu agar azab mereka semakin berat) atas mereka, kemudian Aku mengazab mereka dengan azab yang menyeluruh, dan hanya kepada Aku lah tempat mereka kembali hari Kiamat kelak, lalu Aku memberikan balasan kekafiran mereka dengan azab yang kekal abadi. (48)

waka-ayyin min qaryatin amlaytu lahā wahiya ẓālimatun thumma akhadhtuhā wa-ilayya l-maṣīru


قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَآ أَنَا۠ لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku pemberi peringatan kepada kalian, aku menyampaikan pada kalian ajaran yang diwahyukan padaku secara jelas dan nyata. (49)

qul yāayyuhā l-nāsu innamā anā lakum nadhīrun mubīnun


فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa mereka dari Tuhan mereka, dan memperoleh rezeki yang mulia di dalam Surga, tanpa terputus sedikit pun. (50)

fa-alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti lahum maghfiratun wariz'qun karīmun


وَٱلَّذِينَ سَعَوْا۟ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا مُعَـٰجِزِينَ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَحِيمِ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang berusaha mendustakan ayat-ayat Kami dengan mengira bahwa mereka bisa melemahkan Allah dan melalaikan-Nya hingga Dia tidak mengazab mereka, maka mereka lah penghuni Neraka Jahim, mereka senantiasa berada di dalamnya lagi tak terpisakan bak dua teman sejati. (51)

wa-alladhīna saʿaw fī āyātinā muʿājizīna ulāika aṣḥābu l-jaḥīmi


وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلْقَى ٱلشَّيْطَـٰنُ فِىٓ أُمْنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَـٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ ٱللَّهُ ءَايَـٰتِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidaklah mengutus seorang rasul atau nabi sebelummu -wahai Rasul- melainkan apabila ia membaca Kitab Allah maka setan pun memasukkan dalam bacaannya itu tambahan kata-kata -yang membenarkan argumen orang-orang kafir- sehingga mereka pun menyangka bahwa itu bagian dari wahyu, namun Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu, dan menguatkan ayat-ayat-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya, dan pengaturan-Nya. (52)

wamā arsalnā min qablika min rasūlin walā nabiyyin illā idhā tamannā alqā l-shayṭānu fī um'niyyatihi fayansakhu l-lahu mā yul'qī l-shayṭānu thumma yuḥ'kimu l-lahu āyātihi wal-lahu ʿalīmun ḥakīmun


لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَـٰنُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ لَفِى شِقَاقٍۭ بَعِيدٍ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setan memasukkan dalam bacaan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tambahan kata-kata sebagai ujian bagi kaum munafik dan orang-orang musyrik yang keras hatinya. Dan sungguh orang-orang zalim dari kalangan kaum munafik dan musyrik benar-benar melakukan permusuhan dengan Allah dan rasul-Nya, dan mereka sungguh jauh dari kebenaran dan petunjuk. (53)

liyajʿala mā yul'qī l-shayṭānu fit'natan lilladhīna fī qulūbihim maraḍun wal-qāsiyati qulūbuhum wa-inna l-ẓālimīna lafī shiqāqin baʿīdin


وَلِيَعْلَمَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَيُؤْمِنُوا۟ بِهِۦ فَتُخْبِتَ لَهُۥ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan agar orang-orang yang telah dianugerahi Allah ilmu meyakini bahwa Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- merupakan suatu kebenaran yang diwahyukan Allah kepada engkau -wahai Rasul-, sehingga merekapun akan bertambah imannya, dan hati mereka akan tunduk dan takut kepada-Nya. Dan sesungguhnya Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang beriman pada-Nya ke jalan yang benar lagi lurus, sebagai balasan atas ketundukan dan ketaatan mereka. (54)

waliyaʿlama alladhīna ūtū l-ʿil'ma annahu l-ḥaqu min rabbika fayu'minū bihi fatukh'bita lahu qulūbuhum wa-inna l-laha lahādi alladhīna āmanū ilā ṣirāṭin mus'taqīmin


وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى مِرْيَةٍ مِّنْهُ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغْتَةً أَوْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَقِيمٍ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang kafir terhadap Allah dan mendustakan rasul-Nya itu senantiasa terus-menerus berada dalam keraguan terhadap ayat-ayat Al-Qur`ān yang diturunkan kepadamu, mereka terus berada dalam keraguan itu hingga datangnya hari Kiamat secara tiba-tiba, atau datangnya azab pada hari yang tidak ada rahmat dan kebaikan bagi mereka di dalamnya, sehingga seakan hari itu merupakan Kiamat bagi mereka. (55)

walā yazālu alladhīna kafarū fī mir'yatin min'hu ḥattā tatiyahumu l-sāʿatu baghtatan aw yatiyahum ʿadhābu yawmin ʿaqīmin


ٱلْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِّلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فِى جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kekuasaan pada hari Kiamat kelak hanya milik Allah, yaitu hari di mana azab yang dijanjikan ditimpakan kepada mereka, tidak ada yang menyaingi kekuasaan-Nya pada hari itu. Dia lah yang memberikan keputusan antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, Dia memberi masing-masing dari mereka keputusan yang pantas mereka dapatkan. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh mendapatkan pahala yang besar yaitu Surga yang penuh kenikmatan lagi kekal abadi. (56)

al-mul'ku yawma-idhin lillahi yaḥkumu baynahum fa-alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti fī jannāti l-naʿīmi


وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan adapun orang-orang yang kafir kepada Allah dan mendustakan ayat-ayat yang Kami turunkan kepada rasul Kami, maka akan merasakan azab yang menghinakan, dengannya Allah menghinakan mereka dalam Neraka Jahanam. (57)

wa-alladhīna kafarū wakadhabū biāyātinā fa-ulāika lahum ʿadhābun muhīnun


وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوٓا۟ أَوْ مَاتُوا۟ لَيَرْزُقَنَّهُمُ ٱللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang hijrah meninggalkan kampung halaman dan negeri mereka demi meraih rida Allah dan menegakkan agama-Nya, lalu mereka terbunuh dalam menjalani jihad di jalan-Nya, atau mereka mati, Allah pasti akan mengaruniakan mereka rezeki yang baik lagi kekal abadi di surga-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pemberi Rezeki yang paling baik. (58)

wa-alladhīna hājarū fī sabīli l-lahi thumma qutilū aw mātū layarzuqannahumu l-lahu riz'qan ḥasanan wa-inna l-laha lahuwa khayru l-rāziqīna


لَيُدْخِلَنَّهُم مُّدْخَلًا يَرْضَوْنَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh, Dia pasti akan memasukkan mereka ke dalam tempat yang mereka sukai yaitu Surga, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui amal perbuatan dan niat mereka, lagi Maha Penyantun, tidak menyegerakan kepada mereka azab atas kelalaian dan dosa-dosa mereka. (59)

layud'khilannahum mud'khalan yarḍawnahu wa-inna l-laha laʿalīmun ḥalīmun


۞ ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apa yang disebutkan sebelumnya berupa dimasukkannya orang-orang yang berhijrah ke dalam Surga, dan perintah-Nya tentang pemberian balasan kepada orang zalim sesuai kadar kezalimannya, dan apabila orang zalim itu kembali berbuat zalim maka Allah pasti akan menolong orang yang dizalimi, sungguh Allah Maha Pemaaf atas dosa-dosa orang beriman dan Maha Pengampun bagi mereka. (60)

dhālika waman ʿāqaba bimith'li mā ʿūqiba bihi thumma bughiya ʿalayhi layanṣurannahu l-lahu inna l-laha laʿafuwwun ghafūrun


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pertolongan itu diberikan kepada orang yang terzalimi karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Di antara kekuasaan-Nya adalah memasukkan malam ke dalam siang, dan memasukkan siang ke dalam malam; dengan menambah jangka waktu salah satunya dan mengurangi jangka waktu lainnya, dan sungguh Allah Maha Mendengar ucapan para hamba-Nya, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, dan Dia akan memberikan mereka balasan sesuai amal perbuatan mereka. (61)

dhālika bi-anna l-laha yūliju al-layla fī l-nahāri wayūliju l-nahāra fī al-layli wa-anna l-laha samīʿun baṣīrun


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلْبَـٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apa yang disebutkan sebelumnya berupa kekuasaan Allah memasukkan malam ke dalam siang dan sebaliknya; hal itu terjadi karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Benar, agama-Nya benar, janji-Nya benar, dan pertolongan-Nya kepada orang-orang beriman adalah benar adanya, dan bahwasanya apa yang disembah oleh orang-orang musyrik selain Allah berupa berhala dan patung-patung itu adalah perkara batil yang tidak berdasar sama sekali. Dan sesungguhnya Allah Maha Tinggi di atas hamba-hamba-Nya baik dari segi Żat, ataupun kekuasaan-Nya, juga Maha Besar yang hanya milik-Nya lah segala kebesaran, dan keagungan. (62)

dhālika bi-anna l-laha huwa l-ḥaqu wa-anna mā yadʿūna min dūnihi huwa l-bāṭilu wa-anna l-laha huwa l-ʿaliyu l-kabīru


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَتُصْبِحُ ٱلْأَرْضُ مُخْضَرَّةً ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah engkau memperhatikan -wahai Rasul- bahwasanya Allah menurunkan air hujan dari langit sehingga setelah hujan bumi menjadi hijau lantaran tumbuhnya tetumbuhan di atasnya, Sungguh Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya di mana Dia menurunkan untuk mereka air hujan, dan menghijaukan bumi bagi mereka, dan Dia Maha Mengetahui akan maslahat mereka, tidak ada yang tersembunyi sedikit pun bagi-Nya. (63)

alam tara anna l-laha anzala mina l-samāi māan fatuṣ'biḥu l-arḍu mukh'ḍarratan inna l-laha laṭīfun khabīrun


لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Milik-Nya lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan sesungguhnya Allah Maha Kaya yang tidak memerlukan bantuan seorang pun dari makhluk-Nya, lagi Maha Terpuji dalam segala keadaan. (64)

lahu mā fī l-samāwāti wamā fī l-arḍi wa-inna l-laha lahuwa l-ghaniyu l-ḥamīdu


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلْفُلْكَ تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِأَمْرِهِۦ وَيُمْسِكُ ٱلسَّمَآءَ أَن تَقَعَ عَلَى ٱلْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah engkau memperhatikan -wahai Rasul- bahwasanya Allah telah menundukkan bagimu dan bagi manusia segala apa yang ada di muka bumi berupa hewan, dan benda-benda agar kalian mendapatkan manfaat darinya dan memenuhi kebutuhan kalian. Dia juga menundukkan bagi kalian kapal-kapal yang berlayar di lautan dengan perintah dan pengaturan-Nya yang berpindah dari suatu negeri ke negeri lainnya. Dan Dia menahan benda-benda langit agar tidak jatuh ke bumi kecuali dengan izin-Nya, seandainya Dia mengizinkan langit untuk jatuh ke bumi niscaya ia akan jatuh seketika, sungguh Allah Maha Pengasih lagi Penyayang kepada manusia yang telah menundukkan segala apa yang ada di bumi ini bagi mereka meskipun mereka berbuat kezaliman. (65)

alam tara anna l-laha sakhara lakum mā fī l-arḍi wal-ful'ka tajrī fī l-baḥri bi-amrihi wayum'siku l-samāa an taqaʿa ʿalā l-arḍi illā bi-idh'nihi inna l-laha bil-nāsi laraūfun raḥīmun


وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَكَفُورٌ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Dia lah Allah yang menghidupkan kalian, menjadikan kalian setelah sebelumnya kalian tidak ada, kemudian mematikan kalian setelah ajal kalian tiba, kemudian menghidupkan kalian kembali setelah mati supaya Dia menghisab amal perbuatan kalian dan membalaskannya, namun sungguh manusia itu sangat ingkar terhadap nikmat Allah dengan menyekutukan-Nya padahal nikmat-nikmat itu sangat menampakkan kebesaran Allah. (66)

wahuwa alladhī aḥyākum thumma yumītukum thumma yuḥ'yīkum inna l-insāna lakafūrun


لِّكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ ۖ فَلَا يُنَـٰزِعُنَّكَ فِى ٱلْأَمْرِ ۚ وَٱدْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدًى مُّسْتَقِيمٍ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bagi setiap pemeluk agama telah Kami tetapkan syariat tertentu, mereka beramal sesuai syariat mereka masing-masing, maka janganlah orang-orang musyrik dan pemeluk agama lain itu berbantahan dengan dirimu wahai Rasul mengenai urusan syariatmu, sebab engkau lebih pantas berada di atas kebenaran dibanding mereka, karena mereka adalah pengusung kebatilan. Dan serulah manusia agar memurnikan tauhid kepada Allah, sungguh engkau berada di jalan lurus, yang tidak menyimpang. (67)

likulli ummatin jaʿalnā mansakan hum nāsikūhu falā yunāziʿunnaka fī l-amri wa-ud'ʿu ilā rabbika innaka laʿalā hudan mus'taqīmin


وَإِن جَـٰدَلُوكَ فَقُلِ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan jika mereka tetap saja membantahmu setelah nampaknya hujah atas mereka, maka serahkanlah urusan mereka kepada Allah sembari mengatakan pada mereka suatu ancaman, "Allah lebih tahu tentang amalan yang kalian kerjakan, tidak satu pun amalan kalian yang tersembunyi bagi-Nya, dan Dia pasti akan membalas kalian sesuai amal perbuatan tersebut." (68)

wa-in jādalūka faquli l-lahu aʿlamu bimā taʿmalūna


ٱللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah akan mengadili di antara semua hamba-Nya, baik orang mukmin ataupun orang kafir, pada hari Kiamat kelak tentang apa yang dahulu kalian perselisihkan dari perkara agama. (69)

al-lahu yaḥkumu baynakum yawma l-qiyāmati fīmā kuntum fīhi takhtalifūna


أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَـٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah engkau tahu -wahai Rasul- bahwasanya Allah mengetahui segala apa yang ada di langit dan di bumi? tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya segala sesuatu yang ada pada keduanya, ilmu tentang itu semua telah tertulis dalam Lauḥ Maḥfuẓ, dan untuk mengetahui semua itu sangat mudah bagi Allah. (70)

alam taʿlam anna l-laha yaʿlamu mā fī l-samāi wal-arḍi inna dhālika fī kitābin inna dhālika ʿalā l-lahi yasīrun


وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ سُلْطَـٰنًا وَمَا لَيْسَ لَهُم بِهِۦ عِلْمٌ ۗ وَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang musyrik itu menyembah patung-patung sebagai tuhan selain Allah, padahal Dia tidak pernah turunkan dalam kitab-Nya suatu hujah pun agar patung-patung itu disembah. Mereka sama sekali tidak memiliki dalil yang jelas dalam penyembahan patung itu, sebab dalil utama mereka hanyalah taklid buta terhadap nenek moyang mereka, dan bagi orang-orang zalim itu tidak ada seorang penolong pun yang bisa melindungi mereka dari turunnya azab Allah. (71)

wayaʿbudūna min dūni l-lahi mā lam yunazzil bihi sul'ṭānan wamā laysa lahum bihi ʿil'mun wamā lilẓẓālimīna min naṣīrin


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ تَعْرِفُ فِى وُجُوهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلْمُنكَرَ ۖ يَكَادُونَ يَسْطُونَ بِٱلَّذِينَ يَتْلُونَ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِنَا ۗ قُلْ أَفَأُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَٰلِكُمُ ۗ ٱلنَّارُ وَعَدَهَا ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila engkau membacakan pada mereka ayat-ayat Al-Qur`ān Kami yang jelas, niscaya engkau akan melihat tanda keingkaran pada wajah orang-orang kafir yaitu bermuka masam tatkala mendengarkannya, bahkan lantaran besarnya kedengkian dan amarah mereka maka hampir saja mereka memukul orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami pada mereka. Maka katakanlah pada mereka wahai Rasul, "Maukah kalian aku kabarkan mengenai sesuatu yang lebih buruk dari sikap dengki, amarah, dan sikap muka masam kalian?" Yaitu Neraka yang Allah janjikan untuk dimasuki oleh orang-orang kafir, dan sungguh seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka yang menjadi tempat kembali mereka. (72)

wa-idhā tut'lā ʿalayhim āyātunā bayyinātin taʿrifu fī wujūhi alladhīna kafarū l-munkara yakādūna yasṭūna bi-alladhīna yatlūna ʿalayhim āyātinā qul afa-unabbi-ukum bisharrin min dhālikumu l-nāru waʿadahā l-lahu alladhīna kafarū wabi'sa l-maṣīru


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلْمَطْلُوبُ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai sekalian manusia, telah dibuat suatu perumpamaan maka dengarkanlah secara seksama, dan ambillah pelajaran darinya. Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah berupa patung-patung atau lainnya tidak dapat menciptakan seekor lalat meskipun kecil lantaran kelemahan mereka, bahkan bila mereka semua berkumpul untuk menciptakan itu, mereka tidak akan dapat melakukannya, dan apabila lalat itu merampas sesuatu dari mereka berupa wewangian atau lainnya, niscaya mereka tidak akan dapat merebutnya kembali. Dengan ketidakmampuan mereka menciptakan lalat atau merebut kembali apa yang ia rampas, maka kelemahan mereka pun jelas nampak dalam menciptakan makhluk yang lebih besar dari lalat. Lalu kenapa kalian masih menyembah mereka sebagai tuhan selain Allah padahal mereka tidak kuasa menciptakan sesuatu?! Sungguh betapa lemahnya yang ingin merebut rampasan lalat itu yaitu patung yang tidak kuasa merebut kembali apa yang telah dirampas lalat, dan betapa lemah pula yang dituntut untuk mengembalikan hasil rampasannya yaitu lalat. (73)

yāayyuhā l-nāsu ḍuriba mathalun fa-is'tamiʿū lahu inna alladhīna tadʿūna min dūni l-lahi lan yakhluqū dhubāban walawi ij'tamaʿū lahu wa-in yaslub'humu l-dhubābu shayan lā yastanqidhūhu min'hu ḍaʿufa l-ṭālibu wal-maṭlūbu


مَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya pengagungan tatkala menyembah sebagian makhluk disamping Allah. Sungguh Allah Maha Kuat. Di antara bentuk kekuatan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi beserta segala apa yang ada pada keduanya, juga Maha Perkasa yang tidak dikalahkan oleh seorang pun, berbeda dengan patung-patung orang-orang musyrik itu yang lemah lagi hina karena tidak bisa menciptakan sesuatu pun. (74)

mā qadarū l-laha ḥaqqa qadrihi inna l-laha laqawiyyun ʿazīzun


ٱللَّهُ يَصْطَفِى مِنَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ ٱلنَّاسِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- memilih para utusan-Nya dari kalangan malaikat, dan juga dari kalangan manusia, Dia mengutus sebagian malaikat kepada para Nabi seperti Jibril yang diutus kepada rasul-rasul dari kalangan manusia, lalu Dia mengutus para Rasul dari kalangan manusia kepada umat manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar tentang apa yang dikatakan orang-orang musyrik mengenai Rasul-Nya, dan Maha Melihat lagi Mengetahui orang-orang yang dipilih-Nya untuk mengemban risalah-Nya. (75)

al-lahu yaṣṭafī mina l-malāikati rusulan wamina l-nāsi inna l-laha samīʿun baṣīrun


يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ ( ٧٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia mengetahui segala yang berkaitan dengan utusannya dari kalangan Malaikat dan manusia, baik sebelum mereka diciptakan atau pun setelah mereka diwafatkan. Dan hanya kepada Allah lah segala urusan dikembalikan pada hari Kiamat kelak, di mana Dia membangkitkan seluruh hamba-Nya lalu membalas amal perbuatan yang telah mereka kerjakan. (76)

yaʿlamu mā bayna aydīhim wamā khalfahum wa-ilā l-lahi tur'jaʿu l-umūru


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱرْكَعُوا۟ وَٱسْجُدُوا۟ وَٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱفْعَلُوا۟ ٱلْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩ ( ٧٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan syariat-Nya, rukuk dan sujudlah kepada Allah semata dalam salat kalian, dan berbuatlah kebajikan semisal sedekah atau silaturrahim, agar kalian beruntung mendapatkan apa yang kalian inginkan dan selamat dari yang kalian takuti. (77)

yāayyuhā alladhīna āmanū ir'kaʿū wa-us'judū wa-uʿ'budū rabbakum wa-if'ʿalū l-khayra laʿallakum tuf'liḥūna


وَجَـٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ ( ٧٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan berjihadlah di jalan Allah dengan jihad yang ikhlas karena mengharap rida-Nya. Dia memilih kalian dan menjadikan agama kalian sebagai agama yang mudah, tidak ada kesukaran dan pemaksaan di dalamnya. Agama yang mudah ini adalah agama nenek moyang kalian, Ibrahim -'alaihissalām-, dan Allah telah menamai kalian dalam kitab-kitab terdahulu dan dalam Al-Qur`ān sebagai orang-orang muslim, agar rasul menjadi saksi atas kalian bahwa ia telah menyampaikan pada kalian apa yang diperintahkan padanya untuk disampaikan, dan agar kalian menjadi saksi atas segenap umat-umat terdahulu bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan wahyu Allah tersebut. Maka bersyukurlah kalian kepada Allah atas nikmat itu dengan mendirikan salat secara sempurna, tunaikanlah zakat harta kalian, kembalilah kepada Allah, dan berpegang teguhlah kepada-Nya dalam segala urusan, sungguh Dia sebaik-baik pelindung bagi orang-orang mukmin yang dilindungi-Nya, dan sebaik-baik penolong bagi orang-orang mukmin yang ditolong-Nya, maka mintalah perlindungan dan pertolongan kepada-Nya niscaya Dia pasti melindungi dan menolong kalian. (78)

wajāhidū fī l-lahi ḥaqqa jihādihi huwa ij'tabākum wamā jaʿala ʿalaykum fī l-dīni min ḥarajin millata abīkum ib'rāhīma huwa sammākumu l-mus'limīna min qablu wafī hādhā liyakūna l-rasūlu shahīdan ʿalaykum watakūnū shuhadāa ʿalā l-nāsi fa-aqīmū l-ṣalata waātū l-zakata wa-iʿ'taṣimū bil-lahi huwa mawlākum faniʿ'ma l-mawlā waniʿ'ma l-naṣīru