بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ أَحَلَّ ٱللَّهُ لَكَ ۖ تَبْتَغِى مَرْضَاتَ أَزْوَٰجِكَ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai Rasul! Kenapa engkau mengharamkan apa yang dibolehkan oleh Allah untukmu seperti bersenang-senang dengan budak wanitamu, yaitu Mariyah? Dengan itu kamu ingin mencari kerelaan istri-istrimu karena mereka cemburu padanya. Sedang Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang padamu. (1)
yāayyuhā l-nabiyu lima tuḥarrimu mā aḥalla l-lahu laka tabtaghī marḍāta azwājika wal-lahu ghafūrun raḥīmun
قَدْ فَرَضَ ٱللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَـٰنِكُمْ ۚ وَٱللَّهُ مَوْلَىٰكُمْ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah telah mensyariatkan untuk kalian cara untuk membebaskan diri dari sumpah-sumpah kalian jika kalian melanggarnya atau ada yang lebih baik daripadanya dengan membayar kafarat. Sungguh Allah adalah Penolong kalian, dan Dia Maha Mengetahui tentang kondisi kalian dan apa yang baik bagi kalian. Dia Maha Bijaksana dalam syariat dan takdir-Nya. (2)
qad faraḍa l-lahu lakum taḥillata aymānikum wal-lahu mawlākum wahuwa l-ʿalīmu l-ḥakīmu
وَإِذْ أَسَرَّ ٱلنَّبِىُّ إِلَىٰ بَعْضِ أَزْوَٰجِهِۦ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِۦ وَأَظْهَرَهُ ٱللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُۥ وَأَعْرَضَ عَنۢ بَعْضٍ ۖ فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِۦ قَالَتْ مَنْ أَنۢبَأَكَ هَـٰذَا ۖ قَالَ نَبَّأَنِىَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْخَبِيرُ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ingatlah ketika Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyampaikan berita secara khusus kepada Hafṣah, istrinya, diantaranya bahwa ia tidak akan mendekati istrinya, Mariyah. Maka ketika Hafṣah mengabarkannya kepada Aisyah dan Allah memberi tahu Nabi-Nya tentang penyebaran rahasia tersebut maka Nabi mencela Hafṣah, lalu beliau menyebutkan sebagian yang dibicarakan Hafṣah dan mendiamkan sebagiannya. Lalu Hafṣah bertanya, “Siapa yang memberitahumu?” Maka Nabi menjawab, “Allah yang Mahatinggi dan Mahatahu atas segala yang tersembunyi.” (3)
wa-idh asarra l-nabiyu ilā baʿḍi azwājihi ḥadīthan falammā nabba-at bihi wa-aẓharahu l-lahu ʿalayhi ʿarrafa baʿḍahu wa-aʿraḍa ʿan baʿḍin falammā nabba-ahā bihi qālat man anba-aka hādhā qāla nabba-aniya l-ʿalīmu l-khabīru
إِن تَتُوبَآ إِلَى ٱللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا ۖ وَإِن تَظَـٰهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ مَوْلَىٰهُ وَجِبْرِيلُ وَصَـٰلِحُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ بَعْدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kalian berdua harus bertobat, sebab hati kalian telah cenderung mencintai sesuatu yang dibenci Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, yaitu menjauhi dan mengharamkan budak wanitanya atas dirinya. Jika kalian berdua masih bersikeras untuk kembali kepada perbuatan tersebut maka sesunguhnya Allah adalah pelindung dan penolongnya, demikian pula dengan Jibril dan orang-orang mukmin yang pilihan. Dan setelah Allah menolongnya, sesungguhnya para Malaikat adalah penolongnya atas orang-orang yang menyakitinya. (4)
in tatūbā ilā l-lahi faqad ṣaghat qulūbukumā wa-in taẓāharā ʿalayhi fa-inna l-laha huwa mawlāhu wajib'rīlu waṣāliḥu l-mu'minīna wal-malāikatu baʿda dhālika ẓahīrun
عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُۥٓ أَزْوَٰجًا خَيْرًا مِّنكُنَّ مُسْلِمَـٰتٍ مُّؤْمِنَـٰتٍ قَـٰنِتَـٰتٍ تَـٰٓئِبَـٰتٍ عَـٰبِدَٰتٍ سَـٰٓئِحَـٰتٍ ثَيِّبَـٰتٍ وَأَبْكَارًا ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika Nabi menceraikan kalian boleh jadi Rabbnya akan memberikan ganti dengan istri-istri yang lebih baik dari kalian, wanita-wanita yang patuh kepada perintah-Nya, yang beriman kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, yang taat kepada Allah, yang bertobat atas dosa-dosa mereka, yang beribadah kepada Rabb mereka, yang berpuasa, yang janda maupun yang perawan. Akan tetapi beliau tidak menceraikan mereka. (5)
ʿasā rabbuhu in ṭallaqakunna an yub'dilahu azwājan khayran minkunna mus'limātin mu'minātin qānitātin tāibātin ʿābidātin sāiḥātin thayyibātin wa-abkāran
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan kepada mereka, buatlah perisai untuk diri dan keluarga kalian dari api besar (Neraka) yang dinyalakan dengan manusia dan bebatuan. Di atas Neraka ada Malaikat yang kasar terhadap orang-orang yang memasukinya dan keras, mereka tidak mendurhakai perintah Allah jika diperintahkan dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya tanpa malas dan enggan. (6)
yāayyuhā alladhīna āmanū qū anfusakum wa-ahlīkum nāran waqūduhā l-nāsu wal-ḥijāratu ʿalayhā malāikatun ghilāẓun shidādun lā yaʿṣūna l-laha mā amarahum wayafʿalūna mā yu'marūna
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَعْتَذِرُوا۟ ٱلْيَوْمَ ۖ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan dikatakan kepada orang-orang kafir pada hari Kiamat, “Wahai orang-orang yang kafir kepada Allah, janganlah kalian mengemukakan alasan pada hari ini terhadap kekufuran dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan, karena sekali-kali alasan kalian tidak akan diterima. Sesungguhnya pada hari ini kalian hanyalah diberi balasan karena kekufuran kalian kepada Allah dan pendustaan kalian terhadap Rasul-Rasul-Nya yang pernah kalian lakukan di dunia. (7)
yāayyuhā alladhīna kafarū lā taʿtadhirū l-yawma innamā tuj'zawna mā kuntum taʿmalūna
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَـٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan untuk mereka, bertobatlah kalian kepada Allah dari dosa-dosa kalian dengan tobat yang jujur, semoga Rabb kalian menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga-surga yang di bawah istana-istananya dan pepohonannya mengalir sungai-sungai pada hari Kiamat, yaitu hari di mana Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan memasukkan mereka ke dalam Neraka. Cahaya mereka memandu di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka di atas Ṣiraṭ (titian di atas Neraka). Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, sempurnakan bagi kami cahaya kami hingga kami masuk Surga, sehingga kami tidak seperti orang-orang munafik yang mana cahaya mereka padam di atas Ṣiraṭ. Dan ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak lemah dalam menyempurnakan cahaya kami dan menghapus dosa-dosa kami.” (8)
yāayyuhā alladhīna āmanū tūbū ilā l-lahi tawbatan naṣūḥan ʿasā rabbukum an yukaffira ʿankum sayyiātikum wayud'khilakum jannātin tajrī min taḥtihā l-anhāru yawma lā yukh'zī l-lahu l-nabiya wa-alladhīna āmanū maʿahu nūruhum yasʿā bayna aydīhim wabi-aymānihim yaqūlūna rabbanā atmim lanā nūranā wa-igh'fir lanā innaka ʿalā kulli shayin qadīrun
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ جَـٰهِدِ ٱلْكُفَّارَ وَٱلْمُنَـٰفِقِينَ وَٱغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai Rasul! Perangilah orang-orang kafir dengan pedang, dan perangilah orang-orang munafik dengan lisan dan menegakkan hukum, dan bersikaplah keras terhadap mereka sehingga mereka takut kepadamu. Tempat kembali yang akan mereka datangi pada hari Kiamat adalah Jahanam. Seburuk-buruk tempat kembali adalah tempat kembali mereka, yang kepadanya mereka akan kembali. (9)
yāayyuhā l-nabiyu jāhidi l-kufāra wal-munāfiqīna wa-ugh'luẓ ʿalayhim wamawāhum jahannamu wabi'sa l-maṣīru
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَـٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya -bahwa hubungan mereka dengan orang-orang yang beriman tidak bermanfaat sedikitpun- dengan dua istri Nabi, yaitu Nuh dan Lūṭ. Kedua wanita itu adalah dua istri bagi dua hamba yang saleh, lalu mereka mengkhianati suami mereka dengan menghalang-halangi dari jalan Allah dan menolong orang-orang kafir dari kaum mereka berdua. Maka kedudukan mereka sebagai istri dari hamba yang saleh ini tidak bermanfaat bagi mereka, dan dikatakan kepada keduanya, “Masuklah ke dalam Neraka bersama sejumlah orang-orang yang masuk ke dalamnya dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang fasik.” (10)
ḍaraba l-lahu mathalan lilladhīna kafarū im'ra-ata nūḥin wa-im'ra-ata lūṭin kānatā taḥta ʿabdayni min ʿibādinā ṣāliḥayni fakhānatāhumā falam yugh'niyā ʿanhumā mina l-lahi shayan waqīla ud'khulā l-nāra maʿa l-dākhilīna
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya -bahwa hubungan mereka dengan orang-orang kafir tidak membawa mudarat bagi mereka dan tidak berpengaruh pada mereka selama mereka tetap istikamah dalam kebenaran- dengan kondisi istri Fir’aun ketika ia berkata, “Wahai Rabb, bangunlah bagiku satu rumah di sisi-Mu di Surga dan selamatkan aku dari kekejaman Fir'aun, kekuasaannya dan dari perbuatan jahatnya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang menganiaya diri mereka sendiri dengan mengikuti Fir'aun dalam kejahatan dan kezalimannya.” (11)
waḍaraba l-lahu mathalan lilladhīna āmanū im'ra-ata fir'ʿawna idh qālat rabbi ib'ni lī ʿindaka baytan fī l-janati wanajjinī min fir'ʿawna waʿamalihi wanajjinī mina l-qawmi l-ẓālimīna
وَمَرْيَمَ ٱبْنَتَ عِمْرَٰنَ ٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَـٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ وَكَانَتْ مِنَ ٱلْقَـٰنِتِينَ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan kondisi Maryam binti Imran yang telah menjaga kemaluannya dari zina, lalu Allah memerintahkan kepada Jibril untuk meniupkan ke dalam rahimnya lalu ia hamil dengan takdir Allah dan melahirkan Isa bin Maryam tanpa seorang ayah. Dia membenarkan syariat-syariat Allah dan kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para rasul-Nya, dan dia termasuk hamba yang taat kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menahan diri dari yang dilarang oleh-Nya. (12)
wamaryama ib'nata ʿim'rāna allatī aḥṣanat farjahā fanafakhnā fīhi min rūḥinā waṣaddaqat bikalimāti rabbihā wakutubihi wakānat mina l-qānitīna