بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
حمٓ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ḥā Mīm. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. (1)
hha-meem
تَنزِيلُ ٱلْكِتَـٰبِ مِنَ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kitab ini diturunkan dari Allah Yang Maha Perkasa, tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan-Nya, dan Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan syariat-Nya. (2)
tanzīlu l-kitābi mina l-lahi l-ʿazīzi l-ḥakīmi
مَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ عَمَّآ أُنذِرُوا۟ مُعْرِضُونَ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidaklah Kami menciptakan langit dan tidaklah Kami menciptakan bumi dan tidak pulalah Kami menciptakan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Akan tetapi Kami menciptakan semua itu dengan tujuan yang benar, untuk hikmah yang tinggi, di antaranya agar para hamba memahaminya sehingga mereka menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan agar mereka melaksanakan kewajiban mereka sebagai khalifah di bumi sampai batas yang telah ditentukan yang hanya diketahui oleh Allah semata. Adapun orang-orang kafir kepada Allah, mereka berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka di dalam kitab Allah, mereka tidak memperhatikannya. (3)
mā khalaqnā l-samāwāti wal-arḍa wamā baynahumā illā bil-ḥaqi wa-ajalin musamman wa-alladhīna kafarū ʿammā undhirū muʿ'riḍūna
قُلْ أَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَرُونِى مَاذَا خَلَقُوا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ ۖ ٱئْتُونِى بِكِتَـٰبٍ مِّن قَبْلِ هَـٰذَآ أَوْ أَثَـٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang kafir yang berpaling dari kebenaran, “Katakan kepadaku tentang berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, apa yang telah mereka ciptakan dari bagian-bagian bumi ini? Adakah mereka menciptakan gunung? Adakah mereka menciptakan sungai? Ataukah mereka mempunyai peran dan bagian bersama Allah dalam menciptakan langit? Datangkan kepadaku satu kitab yang diturunkan dari sisi Allah sebelum Al-Qur`ān atau sisa dari pengetahuan yang ditinggalkan oleh orang-orang terdahulu jika kalian jujur dalam pengakuan kalian bahwa berhala-berhala kalian berhak untuk disembah.” (4)
qul ara-aytum mā tadʿūna min dūni l-lahi arūnī mādhā khalaqū mina l-arḍi am lahum shir'kun fī l-samāwāti i'tūnī bikitābin min qabli hādhā aw athāratin min ʿil'min in kuntum ṣādiqīna
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُۥٓ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَهُمْ عَن دُعَآئِهِمْ غَـٰفِلُونَ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada seorangpun yang lebih sesat daripada orang yang menyembah berhala di samping menyembah Allah, yang tidak mampu menjawab doa mereka hingga hari Kiamat, dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah ini lalai dari doa orang-orang yang menyembahnya, karena ia adalah benda mati, tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak berakal. (5)
waman aḍallu mimman yadʿū min dūni l-lahi man lā yastajību lahu ilā yawmi l-qiyāmati wahum ʿan duʿāihim ghāfilūna
وَإِذَا حُشِرَ ٱلنَّاسُ كَانُوا۟ لَهُمْ أَعْدَآءً وَكَانُوا۟ بِعِبَادَتِهِمْ كَـٰفِرِينَ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Meski berhala-berhala itu tidak memberi manfaat kepada mereka saat di dunia, pada saat mereka dikumpulkan pada hari Kiamat berhala-berhala itu menjadi musuh bagi orang-orang yang pernah menyembahnya sebelumnya, berlepas diri dari mereka dan berhala-berhala itu mengingkari bahwa ia mengetahui telah disembah oleh mereka. (6)
wa-idhā ḥushira l-nāsu kānū lahum aʿdāan wakānū biʿibādatihim kāfirīna
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلْحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمْ هَـٰذَا سِحْرٌ مُّبِينٌ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang diturunkan kepada Rasul Kami, orang-orang yang kafir berkata tentang Al-Qur`ān saat datang kepada mereka melalui tangan Rasul mereka, “Ini adalah sihir yang nyata, bukan wahyu dari Allah.” (7)
wa-idhā tut'lā ʿalayhim āyātunā bayyinātin qāla alladhīna kafarū lil'ḥaqqi lammā jāahum hādhā siḥ'run mubīnun
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ إِنِ ٱفْتَرَيْتُهُۥ فَلَا تَمْلِكُونَ لِى مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ ۖ كَفَىٰ بِهِۦ شَهِيدًۢا بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ ۖ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apakah orang-orang musyrik itu mengatakan bahwa Muhammad membuat-buat Al-Qur`ān ini dan menisbahkannya kepada Allah? Katakan -wahai Rasul- kepada mereka, “Jika aku membuat-buatnya dari diriku sendiri, maka kalian tidak punya alasan untukku jika Allah ingin menyiksaku, maka bagaimana mungkin aku menyediakan diriku untuk disiksa karena sengaja membuat-buatnya? Allah Maha tahu akan apa yang kalian bicarakan tentang hinaan kalian terhadap Al-Qur`ān dan celaan kalian terhadapku. Cukuplah Allah sebagai saksi antara diriku dan kalian, Dia Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang bertobat dari hamba-hamba-Nya, Maha Penyayang terhadap mereka.” (8)
am yaqūlūna if'tarāhu qul ini if'taraytuhu falā tamlikūna lī mina l-lahi shayan huwa aʿlamu bimā tufīḍūna fīhi kafā bihi shahīdan baynī wabaynakum wahuwa l-ghafūru l-raḥīmu
قُلْ مَا كُنتُ بِدْعًا مِّنَ ٱلرُّسُلِ وَمَآ أَدْرِى مَا يُفْعَلُ بِى وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ وَمَآ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٌ مُّبِينٌ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik yang mendustakan kenabianmu, “Aku bukanlah utusan pertama yang diutus oleh Allah, telah banyak para rasul yang mendahuluiku. Aku tidak tahu apa yang akan diperbuat oleh Allah terhadap diriku dan apa yang akan diperbuat oleh Allah terhadap diri kalian di dunia, aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan oleh Allah kepadaku, maka aku tidak berbicara dan berbuat kecuali yang sesuai dengan yang diwahyukan, aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan, yang memberi peringatan kepada kalian akan siksa dari Allah dengan peringatan yang sejelas-jelasnya.” (9)
qul mā kuntu bid'ʿan mina l-rusuli wamā adrī mā yuf'ʿalu bī walā bikum in attabiʿu illā mā yūḥā ilayya wamā anā illā nadhīrun mubīnun
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ وَكَفَرْتُم بِهِۦ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِۦ فَـَٔامَنَ وَٱسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang mendustakan, “Beritahukan kepadaku jika Al-Qur`ān dari sisi Allah dan kalian mengingkarinya dan seseorang dari Bani Israil telah bersaksi bahwa Al-Qur`ān ini dari sisi Allah berdasarkan apa yang disebutkan di dalam kitab Taurat tentangnya kemudian dia mengimaninya sementara kalian menyombongkan diri dari mengimaninya, bukankah berarti kalian saat itu adalah orang-orang yang zalim? Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan taufik bagi orang-orang yang zalim untuk mendapatkan kebenaran.” (10)
qul ara-aytum in kāna min ʿindi l-lahi wakafartum bihi washahida shāhidun min banī is'rāīla ʿalā mith'lihi faāmana wa-is'takbartum inna l-laha lā yahdī l-qawma l-ẓālimīna
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُونَآ إِلَيْهِ ۚ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا۟ بِهِۦ فَسَيَقُولُونَ هَـٰذَآ إِفْكٌ قَدِيمٌ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang mendustakan Al-Qur`ān dan apa yang dibawa oleh rasul mereka berkata, “Jika apa yang dibawa Muhammad adalah kebenaran yang memberi petunjuk kepada kebaikan, maka tentulah orang-orang fakir, para hamba sahaya dan orang-orang duafa tidak akan mendahului kami kepadanya.” Dan karena mereka belum mendapat petunjuk dengan apa yang dibawa oleh Rasul mereka maka mereka berkata, “Apa yang dibawanya kepada kami adalah kebohongan yang lama dan kami tidak akan mengikuti kebohongan.” (11)
waqāla alladhīna kafarū lilladhīna āmanū law kāna khayran mā sabaqūnā ilayhi wa-idh lam yahtadū bihi fasayaqūlūna hādhā if'kun qadīmun
وَمِن قَبْلِهِۦ كِتَـٰبُ مُوسَىٰٓ إِمَامًا وَرَحْمَةً ۚ وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنذِرَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَبُشْرَىٰ لِلْمُحْسِنِينَ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sebelum munculnya Al-Qur`ān ini ada Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Musa -'alaihissalām- sebagai imam yang dijadikan sebagai petunjuk menuju kebenaran dan menjadi rahmat bagi orang yang mengimaninya dan mengikutinya dari kalangan Bani Israil. Dan Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad ini adalah kitab yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, dengan bahasa Arab untuk memperingatkan orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri dengan melakukan syirik terhadap Allah dan mengerjakan maksiat, dan dia adalah kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik yang memperbaiki hubungan mereka dengan Pencipta mereka dan hubungan mereka dengan makhluk-Nya. (12)
wamin qablihi kitābu mūsā imāman waraḥmatan wahādhā kitābun muṣaddiqun lisānan ʿarabiyyan liyundhira alladhīna ẓalamū wabush'rā lil'muḥ'sinīna
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah, kami tidak mempunyai Rabb lagi selain-Nya.” Kemudian mereka istikamah dalam keimanan dan amal saleh, maka tidak ada ketakutan bagi mereka pada apa yang akan mereka hadapi nanti di Akhirat, dan tidak pula mereka bersedih atas kekayaan dunia yang tidak mereka dapatkan ataupun kekayaan dunia yang mereka tinggalkan. (13)
inna alladhīna qālū rabbunā l-lahu thumma is'taqāmū falā khawfun ʿalayhim walā hum yaḥzanūna
أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَنَّةِ خَـٰلِدِينَ فِيهَا جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat itu adalah para penghuni Surga, mereka tinggal di dalamnya selamanya sebagai balasan bagi mereka atas amal saleh mereka yang telah mereka lakukan di dunia. (14)
ulāika aṣḥābu l-janati khālidīna fīhā jazāan bimā kānū yaʿmalūna
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَـٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصَـٰلُهُۥ ثَلَـٰثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَـٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami telah memerintahkan kepada manusia suatu perintah yang kuat agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya dengan berbakti kepada keduanya dalam kehidupan mereka dan setelah kematian mereka dengan cara yang tidak menyalahi syariat, lebih khusus lagi kepada ibunya yang telah mengandungnya dengan penderitaan dan melahirkannya dengan penderitaan. Jarak antara mengandungnya hingga mulai menyapihnya tiga puluh bulan, hingga jika ia telah mencapai kesempurnaan kekuatan akalnya dan tubuhnya, ia berkata, “Wahai Rabb! Berilah aku petunjuk untuk mensyukuri kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan berilah aku petunjuk untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai dan terimalah dariku, serta perbaikilah untukku anak-anakku, sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu atas dosa-dosaku dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang tunduk kepada ketaatan-Mu dan pasrah kepada perintah-perintah-Mu.” (15)
wawaṣṣaynā l-insāna biwālidayhi iḥ'sānan ḥamalathu ummuhu kur'han wawaḍaʿathu kur'han waḥamluhu wafiṣāluhu thalāthūna shahran ḥattā idhā balagha ashuddahu wabalagha arbaʿīna sanatan qāla rabbi awziʿ'nī an ashkura niʿ'mataka allatī anʿamta ʿalayya waʿalā wālidayya wa-an aʿmala ṣāliḥan tarḍāhu wa-aṣliḥ lī fī dhurriyyatī innī tub'tu ilayka wa-innī mina l-mus'limīna
أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا۟ وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِهِمْ فِىٓ أَصْحَـٰبِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ ٱلصِّدْقِ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يُوعَدُونَ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang sedemikian inilah yang Kami terima dari mereka sebaik-baik amal saleh yang telah mereka kerjakan dan Kami maafkan keburukan amal perbuatan mereka, sehingga Kami tidak membalasnya dan mereka termasuk dalam golongan penghuni Surga. Janji yang dijanjikan kepada mereka ini adalah janji yang benar, pasti akan terjadi, tidak ada keraguan. (16)
ulāika alladhīna nataqabbalu ʿanhum aḥsana mā ʿamilū wanatajāwazu ʿan sayyiātihim fī aṣḥābi l-janati waʿda l-ṣid'qi alladhī kānū yūʿadūna
وَٱلَّذِى قَالَ لِوَٰلِدَيْهِ أُفٍّ لَّكُمَآ أَتَعِدَانِنِىٓ أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ ٱلْقُرُونُ مِن قَبْلِى وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ ٱللَّهَ وَيْلَكَ ءَامِنْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Celaka kalian berdua, apakah kalian menjanjikan kepadaku bahwa aku akan dikeluarkan dari kuburku dalam keadaan hidup setelah kematianku, padahal telah berlalu berabad-abad dan manusia meninggal dalam abad itu dan tidak ada seorangpun dari mereka yang dibangkitkan dalam keadaan hidup?!” Dan kedua orang tuanya meminta pertolongan kepada Allah agar memberikan petunjuk pada anaknya kepada iman dan keduanya berkata kepada anaknya, “Celaka bagimu apabila engkau tidak beriman kepada hari Kebangkitan, maka berimanlah kepadanya, sesungguhnya janji Allah tentang kebangkitan itu benar adanya, tidak ada keraguan padanya.” Lalu anaknya menjawab mengulangi pengingkarannya terhadap hari kebangkitan, “Apa yang dikatakan tentang kebangkitan tidak lain hanyalah warisan dari kitab-kitab orang-orang terdahulu dan yang mereka tuliskan, tidak berasal dari Allah.” (17)
wa-alladhī qāla liwālidayhi uffin lakumā ataʿidāninī an ukh'raja waqad khalati l-qurūnu min qablī wahumā yastaghīthāni l-laha waylaka āmin inna waʿda l-lahi ḥaqqun fayaqūlu mā hādhā illā asāṭīru l-awalīna
أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ فِىٓ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِم مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ خَـٰسِرِينَ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka adalah orang-orang yang pasti mendapat siksa bersama dengan golongan dari umat-umat sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi karena telah merugikan diri mereka dan keluarga mereka dengan masuk ke dalam Neraka. (18)
ulāika alladhīna ḥaqqa ʿalayhimu l-qawlu fī umamin qad khalat min qablihim mina l-jini wal-insi innahum kānū khāsirīna
وَلِكُلٍّ دَرَجَـٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۖ وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَـٰلَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan masing-masing dari kedua kelompok ini -kelompok penghuni Surga dan penghuni Neraka- mempunyai tingkatan-tingkatan sesuai dengan amal perbuatan mereka. Tingkatan-tingkatan para penghuni Surga adalah tingkatan ke atas, dan tingkatan-tingkatan penghuni Neraka adalah tingkatan ke bawah. Dan agar Allah mencukupkan bagi mereka balasan dari amal perbuatan mereka, dan mereka tidak dianiaya pada hari Kiamat dengan dikurangi amal kebaikannya atau ditambah amal keburukannya. (19)
walikullin darajātun mimmā ʿamilū waliyuwaffiyahum aʿmālahum wahum lā yuẓ'lamūna
وَيَوْمَ يُعْرَضُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ عَلَى ٱلنَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَـٰتِكُمْ فِى حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنْيَا وَٱسْتَمْتَعْتُم بِهَا فَٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَبِمَا كُنتُمْ تَفْسُقُونَ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan pada hari orang-orang yang kafir kepada Allah dan mendustakan para rasul-Nya dihadapkan ke Neraka untuk mendapatkan siksa di dalamnya, dan dikatakan kepada mereka sebagai bentuk penghinaan dan ancaman pada mereka, “Kalian telah menghabiskan rezeki kalian yang baik di kehidupan dunia kalian dan kalian telah menikmati segala kenikmatan yang ada padanya. Adapun hari ini kalian mendapat balasan siksa yang menghinakan dan merendahkan kalian karena kesombongan kalian di dunia dengan tidak benar dan karena tidak taatnya kalian kepada Allah dengan melakukan kekufuran dan kemaksiatan.” (20)
wayawma yuʿ'raḍu alladhīna kafarū ʿalā l-nāri adhhabtum ṭayyibātikum fī ḥayātikumu l-dun'yā wa-is'tamtaʿtum bihā fal-yawma tuj'zawna ʿadhāba l-hūni bimā kuntum tastakbirūna fī l-arḍi bighayri l-ḥaqi wabimā kuntum tafsuqūna
۞ وَٱذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنذَرَ قَوْمَهُۥ بِٱلْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ ٱلنُّذُرُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦٓ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang Hūd saudara kaum 'Ād secara nasab ketika ia mengingatkan kaumnya tentang turunnya siksa Allah atas mereka, dan mereka berada di tempat tinggal mereka di Al-Ahqāf, sebelah selatan dari Jazirah Arab. Dan telah berlalu para rasul yang mengingatkan kaum mereka sebelum Hūd dan sesudahnya, mereka berkata kepada kaumnya, “Janganlah kalian menyembah kecuali Allah semata dan janganlah kalian menyembah selain-Nya bersama-Nya, sesungguhnya aku khawatir atas kalian -wahai kaumku- diturunkannya siksa pada hari yang agung, yaitu hari Kiamat.” (21)
wa-udh'kur akhā ʿādin idh andhara qawmahu bil-aḥqāfi waqad khalati l-nudhuru min bayni yadayhi wamin khalfihi allā taʿbudū illā l-laha innī akhāfu ʿalaykum ʿadhāba yawmin ʿaẓīmin
قَالُوٓا۟ أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ ءَالِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kaumnya berkata kepadanya, “Apakah engkau datang untuk memalingkan kami dari menyembah tuhan-tuhan kami? Sekali-kali tidak mungkin hal itu terjadi padamu. Maka datangkanlah siksa yang engkau janjikan jika engkau adalah orang yang benar seperti yang engkau nyatakan (klaim).” (22)
qālū aji'tanā litafikanā ʿan ālihatinā fatinā bimā taʿidunā in kunta mina l-ṣādiqīna
قَالَ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ عِندَ ٱللَّهِ وَأُبَلِّغُكُم مَّآ أُرْسِلْتُ بِهِۦ وَلَـٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia menjawab, “Sesungguhnya waktu datangnya siksa hanya ada di sisi Allah dan aku tidak mengetahui tentang hal itu. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan yang menyampaikan kepada kalian apa yang dengannya aku diutus kepada kalian, akan tetapi aku melihat kalian adalah kaum yang tidak mengetahui apa yang bermanfaat bagi kalian sehingga kalian meninggalkannya dan tidak mengetahui apa yang bahaya bagi kalian sehingga kalian mendatanginya.” (23)
qāla innamā l-ʿil'mu ʿinda l-lahi wa-uballighukum mā ur'sil'tu bihi walākinnī arākum qawman tajhalūna
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُّسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا۟ هَـٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا ۚ بَلْ هُوَ مَا ٱسْتَعْجَلْتُم بِهِۦ ۖ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika datang kepada mereka siksa yang mereka minta untuk dipercepat datangnya, maka mereka melihat awan yang datang dari arah langit menuju lembah mereka, mereka berkata, “Inikah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami?” Maka Hūd berkata kepada mereka, “Perkaranya bukan seperti yang kalian duga bahwa itu adalah awan yang akan menurunkan hujan atas kalian, akan tetapi itu adalah siksa yang kalian minta untuk disegerakan, yaitu angin yang di dalamnya terdapat siksa yang menyakitkan.” (24)
falammā ra-awhu ʿāriḍan mus'taqbila awdiyatihim qālū hādhā ʿāriḍun mum'ṭirunā bal huwa mā is'taʿjaltum bihi rīḥun fīhā ʿadhābun alīmun
تُدَمِّرُ كُلَّ شَىْءٍۭ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا۟ لَا يُرَىٰٓ إِلَّا مَسَـٰكِنُهُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْقَوْمَ ٱلْمُجْرِمِينَ ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya yang diperintahkan Allah untuk dihancurkan maka jadilah mereka hancur lebur, tidak terlihat kecuali rumah-rumah yang sebelumnya mereka tempati sebagai bukti bahwa mereka ada sebelum peristiwa ini. Dengan balasan menyakitkan yang seperti inilah Kami membalas orang-orang berdosa yang tetap kukuh dalam kekufuran dan kemaksiatan. (25)
tudammiru kulla shayin bi-amri rabbihā fa-aṣbaḥū lā yurā illā masākinuhum kadhālika najzī l-qawma l-muj'rimīna
وَلَقَدْ مَكَّنَّـٰهُمْ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّـٰكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَـٰرًا وَأَفْـِٔدَةً فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ أَبْصَـٰرُهُمْ وَلَآ أَفْـِٔدَتُهُم مِّن شَىْءٍ إِذْ كَانُوا۟ يَجْحَدُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan telah Kami berikan kepada kaum Hūd hal-hal yang meneguhkan kedudukan mereka yang tidak Kami berikan kepada kalian dan telah kami berikan kepada mereka pendengaran yang dengannya mereka bisa mendengar, mata yang dengannya mereka bisa melihat, hati yang dengannya mereka bisa memikirkan, akan tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak bisa menghalangi mereka dari siksa Allah tatkala telah datang kepada mereka, karena mereka telah kafir dengan ayat-ayat Allah dan turunlah apa yang tadinya mereka olok-olokkan berupa siksa yang sebelumnya nabi mereka Hūd -'alaihissalām- telah menakuti mereka dengannya. (26)
walaqad makkannāhum fīmā in makkannākum fīhi wajaʿalnā lahum samʿan wa-abṣāran wa-afidatan famā aghnā ʿanhum samʿuhum walā abṣāruhum walā afidatuhum min shayin idh kānū yajḥadūna biāyāti l-lahi waḥāqa bihim mā kānū bihi yastahziūna
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُم مِّنَ ٱلْقُرَىٰ وَصَرَّفْنَا ٱلْـَٔايَـٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah menghancurkan negeri-negeri di sekitar kalian -wahai penduduk Makkah- dan telah Kami hancurkan kaum 'Ād, Ṡamūd, kaum Lūṭ, penduduk Madyan dan Kami telah memberikan bermacam-macam hujah dan petunjuk kepada mereka dengan harapan agar mereka bertobat dari kekufuran mereka. (27)
walaqad ahlaknā mā ḥawlakum mina l-qurā waṣarrafnā l-āyāti laʿallahum yarjiʿūna
فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرْبَانًا ءَالِهَةًۢ ۖ بَلْ ضَلُّوا۟ عَنْهُمْ ۚ وَذَٰلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka kenapa berhala-berhala yang mereka jadikan sebagai sesembahan selain Allah, dimana mereka mendekatkan diri kepadanya dengan ibadah dan sembelihan, tidak bisa menolong mereka? Berhala-berhala itu sama sekali tidak bisa menolong mereka, justru menghilang pada saat sedang sangat dibutuhkan. Itulah kedustaan mereka yang dengannya mereka berangan-angan pada diri mereka bahwa berhala-berhala itu bermanfaat bagi mereka dan bisa memberi syafaat di sisi Allah. (28)
falawlā naṣarahumu alladhīna ittakhadhū min dūni l-lahi qur'bānan ālihatan bal ḍallū ʿanhum wadhālika if'kuhum wamā kānū yaftarūna
وَإِذْ صَرَفْنَآ إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓا۟ أَنصِتُوا۟ ۖ فَلَمَّا قُضِىَ وَلَّوْا۟ إِلَىٰ قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- saat Kami mengirimkan sekelompok jin yang mendengarkan Al-Qur`ān yang diturunkan kepadamu. Ketika mereka hadir untuk mendengarnya, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Diamlah sehingga kita bisa menyimaknya dengan baik.” Ketika Rasul telah selesai membacanya, mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada kaumnya dari siksa Allah jika mereka tidak beriman kepada Al-Qur`ān. (29)
wa-idh ṣarafnā ilayka nafaran mina l-jini yastamiʿūna l-qur'āna falammā ḥaḍarūhu qālū anṣitū falammā quḍiya wallaw ilā qawmihim mundhirīna
قَالُوا۟ يَـٰقَوْمَنَآ إِنَّا سَمِعْنَا كِتَـٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُّسْتَقِيمٍ ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata kepada kaumnya, “Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar kitab yang diturunkan Allah setelah Musa, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dari sisi Allah. Kitab yang kami dengar ini menuntun kepada kebenaran dan menunjukkan kepada jalan yang lurus, yaitu jalan Islam. (30)
qālū yāqawmanā innā samiʿ'nā kitāban unzila min baʿdi mūsā muṣaddiqan limā bayna yadayhi yahdī ilā l-ḥaqi wa-ilā ṭarīqin mus'taqīmin
يَـٰقَوْمَنَآ أَجِيبُوا۟ دَاعِىَ ٱللَّهِ وَءَامِنُوا۟ بِهِۦ يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai kaum kami! Terimalah seruan Muhammad menuju kebenaran yang diserukannya kepada kalian dan berimanlah bahwa dia adalah utusan dari Rabbnya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan menyelamatkan kalian dari siksa menyakitkan yang menunggu kalian jika kalian tidak menerima seruannya menuju kebenaran yang diserukannya dan tidak beriman bahwa ia adalah utusan dari Rabbnya.” (31)
yāqawmanā ajībū dāʿiya l-lahi waāminū bihi yaghfir lakum min dhunūbikum wayujir'kum min ʿadhābin alīmin
وَمَن لَّا يُجِبْ دَاعِىَ ٱللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُۥ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءُ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa tidak mau menerima seruan Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kepada kebenaran yang dia serukan maka dia sama sekali tidak akan bisa mengalahkan Allah dengan melarikan diri di bumi dan tidak bisa meninggalkan-Nya, dan dia tidak mempunyai penolong-penolong selain Allah yang menolong mereka dari siksa. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata dari kebenaran. (32)
waman lā yujib dāʿiya l-lahi falaysa bimuʿ'jizin fī l-arḍi walaysa lahu min dūnihi awliyāu ulāika fī ḍalālin mubīnin
أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَلَمْ يَعْىَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحْـِۧىَ ٱلْمَوْتَىٰ ۚ بَلَىٰٓ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidakkah orang-orang musyrik yang mendustakan hari kebangkitan itu melihat bahwa Allah yang telah menciptakan langit dan menciptakan bumi serta tidak payah dalam menciptakan keduanya dengan segala kebesarannya dan keluasannya, juga kuasa untuk membangkitkan orang yang sudah mati untuk perhitungan amal dan pembalasan? Ya, Dia benar-benar Mahakuasa untuk menghidupkan mereka, dan sesungguhnya Dia -Subḥānahu- Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak sulit bagi-Nya untuk menghidupkan orang-orang yang sudah mati. (33)
awalam yaraw anna l-laha alladhī khalaqa l-samāwāti wal-arḍa walam yaʿya bikhalqihinna biqādirin ʿalā an yuḥ'yiya l-mawtā balā innahu ʿalā kulli shayin qadīrun
وَيَوْمَ يُعْرَضُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ عَلَى ٱلنَّارِ أَلَيْسَ هَـٰذَا بِٱلْحَقِّ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَرَبِّنَا ۚ قَالَ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan pada hari orang-orang yang kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya dihadapkan ke Neraka untuk disiksa di dalamnya, dan dikatakan kepada mereka sebagai hinaan terhadap mereka, “Bukankah siksa yang kalian saksikan ini adalah benar? Ataukah itu hanya dusta sebagaimana yang kalian katakan di dunia?” Mereka menjawab, “Ya benar, demi Rabb kami.” Lalu dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksa yang disebabkan oleh kekafiran kalian terhadap Allah.” (34)
wayawma yuʿ'raḍu alladhīna kafarū ʿalā l-nāri alaysa hādhā bil-ḥaqi qālū balā warabbinā qāla fadhūqū l-ʿadhāba bimā kuntum takfurūna
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَـٰغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka bersabarlah -wahai Rasul- atas pendustaan kaummu kepadamu sebagaimana kesabaran para Rasul yang mempunyai keteguhan hati. Mereka -selain Rasul kita -'alaihiṣ ṣalātu was salām- adalah Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa -'alaihissalām-. Dan janganlah engkau minta disegerakan siksa untuk mereka. Pada hari di mana para pendusta dari kaummu melihat siksa yang dijanjikan kepada mereka di Akhirat, seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia melainkan hanya sesaat dari siang hari dikarenakan panjangnya masa siksaan mereka. Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ini merupakan pelajaran untuk seluruh manusia dan jin. Dan sesungguhnya tidaklah dibinasakan dengan siksa melainkan kaum yang keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melakukan kekufuran dan maksiat. (35)
fa-iṣ'bir kamā ṣabara ulū l-ʿazmi mina l-rusuli walā tastaʿjil lahum ka-annahum yawma yarawna mā yūʿadūna lam yalbathū illā sāʿatan min nahārin balāghun fahal yuh'laku illā l-qawmu l-fāsiqūna