Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Saba
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Segala puji bagi Allah Pemilik segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dia lah yang menciptakan, menguasai dan mengaturnya. Bagi-Nya semata sanjungan di Akhirat. Dia Maha Bijaksana dalam penciptaan dan pengaturan-Nya, Maha mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya, tidak ada sesuatu pun darinya yang tersembunyi bagi-Nya. (1)

al-ḥamdu lillahi alladhī lahu mā fī l-samāwāti wamā fī l-arḍi walahu l-ḥamdu fī l-ākhirati wahuwa l-ḥakīmu l-khabīru


يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۚ وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ ٱلْغَفُورُ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam tanah berupa air dan tumbuhan, mengetahui apa yang keluar darinya berupa tumbuh-tumbuhan dan lainnya. Dia Mengetahui apa yang turun dari langit berupa hujan, Malaikat dan rezeki, mengetahui apa yang naik ke langit berupa Malaikat, amalan para hamba-Nya dan arwah mereka. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, Maha Pengampun terhadap dosa-dosa hamba yang bertobat kepada-Nya. (2)

yaʿlamu mā yaliju fī l-arḍi wamā yakhruju min'hā wamā yanzilu mina l-samāi wamā yaʿruju fīhā wahuwa l-raḥīmu l-ghafūru


وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَأْتِينَا ٱلسَّاعَةُ ۖ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ ۖ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَآ أَصْغَرُ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرُ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ مُّبِينٍ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang kafir kepada Allah berkata, “Hari Kiamat tidak akan pernah datang.” Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, Demi Allah tidak demikian, hari Kiamat yang kalian dustakan pasti akan datang kepada kalian, namun tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali Allah saja, Dia lah yang mengetahui apa yang gaib, yaitu hari Kiamat dan lainnya, tidak ada yang tersembunyi dari ilmu Allah, sekalipun ia lebih kecil dari seekor semut di langit dan di bumi, tidak ada yang lebih kecil dari itu atau lebih besar yang luput dari ilmu Allah, karena ia telah tertulis di dalam kitab yang nyata, yaitu Lauḥul maḥfūẓ yang mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga hari Kiamat. (3)

waqāla alladhīna kafarū lā tatīnā l-sāʿatu qul balā warabbī latatiyannakum ʿālimi l-ghaybi lā yaʿzubu ʿanhu mith'qālu dharratin fī l-samāwāti walā fī l-arḍi walā aṣgharu min dhālika walā akbaru illā fī kitābin mubīnin


لِّيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah menulis apa yang Dia tulis di Lauḥul Maḥfūẓ untuk membalas orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut adalah orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka, Allah tidak menyiksa mereka karenanya, bagi mereka rezeki yang baik, yaitu Surga pada hari Kiamat. (4)

liyajziya alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti ulāika lahum maghfiratun wariz'qun karīmun


وَٱلَّذِينَ سَعَوْ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا مُعَـٰجِزِينَ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّن رِّجْزٍ أَلِيمٌ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang berusaha keras untuk memadamkan ayat-ayat yang Allah turunkan, mereka berkata tentangnya bahwa ia adalah sihir, mereka berkata tentang Rasul kami bahwa dia adalah kahin (dukun), penyihir, dan penyair. Orang-orang yang demikian akan mendapatkan azab yang paling buruk dan paling keras pada hari Kiamat. (5)

wa-alladhīna saʿaw fī āyātinā muʿājizīna ulāika lahum ʿadhābun min rij'zin alīmun


وَيَرَى ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ هُوَ ٱلْحَقَّ وَيَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَمِيدِ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ulama dari kalangan sahabat dan orang-orang yang beriman dari ulama ahli kitab mengakui bahwa wahyu yang Allah turunkan kepadamu adalah benar, tidak ada keraguan padanya, membimbing ke jalan Allah yang Maha Perkasa yang tidak dikalahkan oleh siapa pun, yang Maha Terpuji di dunia dan di Akhirat. (6)

wayarā alladhīna ūtū l-ʿil'ma alladhī unzila ilayka min rabbika huwa l-ḥaqa wayahdī ilā ṣirāṭi l-ʿazīzi l-ḥamīdi


وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :      Sebagian orang-orang kafir berkata kepada sebagian lainnya dalam konteks menghina dan melecehkan apa yang dibawah oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, “Apakah kalian mau kami tunjukkan seorang laki-laki yang menyatakan bahwa bila kalian sudah mati dan jasad kalian hancur, kalian tetap akan dibangkitkan sesudahnya dalam keadaan hidup? (7)

waqāla alladhīna kafarū hal nadullukum ʿalā rajulin yunabbi-ukum idhā muzziq'tum kulla mumazzaqin innakum lafī khalqin jadīdin


أَفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَم بِهِۦ جِنَّةٌۢ ۗ بَلِ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْـَٔاخِرَةِ فِى ٱلْعَذَابِ وَٱلضَّلَـٰلِ ٱلْبَعِيدِ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan mereka berkata, “Apakah laki-laki ini membuat kebohongan atas nama Allah lalu dia menyatakan bahwa kita akan dibangkitkan sesudah kematian atau orang ini adalah orang gila yang berkata dan meracau dengan kata-kata yang tak bermakna? Perkaranya tidak sebagaimana yang mereka kira, yang terjadi adalah bahwa orang-orang yang tidak mempercayai kehidupan Akhirat adalah orang-orang yang berada di dalam azab yang berat pada hari Kiamat, di dalam kesesatan yang jauh dari kebenaran di dunia. (8)

aftarā ʿalā l-lahi kadhiban am bihi jinnatun bali alladhīna lā yu'minūna bil-ākhirati fī l-ʿadhābi wal-ḍalāli l-baʿīdi


أَفَلَمْ يَرَوْا۟ إِلَىٰ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۚ إِن نَّشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ ٱلْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَةً لِّكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang-orang yang mendustakan kebangkitan itu tidak melihat bumi yang ada di depan mereka dan langit yang ada di atas mereka? Jika Kami berkehendak, maka Kami akan menenggelamkan mereka ke dalam tanah, dan jika Kami berkehendak untuk menurunkan kepingan langit, niscaya Kami melakukannya. Sesungguhnya di dalam yang demikian itu benar-benar mengandung tanda yang kongkrit atas kekuasaan Allah. Yang kuasa melakukan hal itu pasti kuasa untuk membangkitkan kalian sesudah kematian dan sesudah jasad-jasad kalian hancur lebur. (9)

afalam yaraw ilā mā bayna aydīhim wamā khalfahum mina l-samāi wal-arḍi in nasha nakhsif bihimu l-arḍa aw nus'qiṭ ʿalayhim kisafan mina l-samāi inna fī dhālika laāyatan likulli ʿabdin munībin


۞ وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَـٰجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُۥ وَٱلطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ ٱلْحَدِيدَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Kami telah memberi kepada Daud -'alaihissalām- kenabian dan kerajaan dari sisi Kami. Kami berfirman kepada gunung-gunung, “Wahai gunung-gunung! Ulangilah bertasbih bersama Daud. Kami juga berfirman demikian kepada burung-burung. Dan Kami menjadikan besi lunak di tangan Daud agar dia membuat perlengkapan yang dibutuhkannya. (10)

walaqad ātaynā dāwūda minnā faḍlan yājibālu awwibī maʿahu wal-ṭayra wa-alannā lahu l-ḥadīda


أَنِ ٱعْمَلْ سَـٰبِغَـٰتٍ وَقَدِّرْ فِى ٱلسَّرْدِ ۖ وَٱعْمَلُوا۟ صَـٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai Daud! Buatlah baju-baju perang yang longgar untuk melindungi pasukanmu dari senjata musuh, buatlah kait-kait yang sesuai untuk lingkaran-lingkarannya, tidak pipih sehingga lingkaran-lingkaran itu ringkih, tidak pula tebal sehingga ia tidak masuk ke dalamnya. Kerjakanlah amal saleh, sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang kalian lakukan, tidak ada sedikit pun dari amal-amal kalian yang tersembunyi bagi-Ku, dan Aku akan membalas kalian karenanya. (11)

ani iʿ'mal sābighātin waqaddir fī l-sardi wa-iʿ'malū ṣāliḥan innī bimā taʿmalūna baṣīrun


وَلِسُلَيْمَـٰنَ ٱلرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ ۖ وَأَسَلْنَا لَهُۥ عَيْنَ ٱلْقِطْرِ ۖ وَمِنَ ٱلْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِۦ ۖ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami menundukkan angin untuk Sulaiman bin Daud -'alaihimassalām-, ia bergerak di pagi hari sejauh perjalanan sebulan, ia bergerak di sore hari sejauh perjalanan sebulan, Kami mencairkan tembaga baginya sehingga dia membuat apa yang dia kehendaki dari tembaga, Kami menundukkan jin yang bekerja untuknya dengan perintah Tuhannya. Dan jin mana pun yang menyimpang dari apa yang telah kami perintahkan, maka Kami akan membuatnya merasakan azab api Neraka yang berkobar-kobar. (12)

walisulaymāna l-rīḥa ghuduwwuhā shahrun warawāḥuhā shahrun wa-asalnā lahu ʿayna l-qiṭ'ri wamina l-jini man yaʿmalu bayna yadayhi bi-idh'ni rabbihi waman yazigh min'hum ʿan amrinā nudhiq'hu min ʿadhābi l-saʿīri


يَعْمَلُونَ لَهُۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَـٰرِيبَ وَتَمَـٰثِيلَ وَجِفَانٍ كَٱلْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَـٰتٍ ۚ ٱعْمَلُوٓا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para jin itu bekerja untuk Sulaiman, mereka membuat apa yang Sulaiman kehendaki berupa tempat-tempat ibadah untuk salat, istana-istana, gambar-gambar, mangkuk-mangkuk yang seperti telaga karena daya tampungnya dan bejana-bejana yang kokoh di tempatnya. Kami berfirman kepada mereka, "Wahai keluarga Daud! beramallah sebagai bukti syukur kepada Allah atas apa yang Dia nikmatkan kepada kalian, dan hanya sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur kepada-Ku atas nikmat yang Aku berikan kepada mereka." (13)

yaʿmalūna lahu mā yashāu min maḥārība watamāthīla wajifānin kal-jawābi waqudūrin rāsiyātin iʿ'malū āla dāwūda shuk'ran waqalīlun min ʿibādiya l-shakūru


فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُۥ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ٱلْغَيْبَ مَا لَبِثُوا۟ فِى ٱلْعَذَابِ ٱلْمُهِينِ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika Kami mewafatkan Sulaiman, para jin tidak ada yang mengetahui kematiannya kecuali setelah rayap memakan tongkatnya yang dia pakai bersandar. Ketika Sulaiman jatuh, para jin menyadari bahwa mereka tidak mengetahui yang gaib, karena seandainya mereka mengetahuinya, niscaya mereka tidak berdiam di dalam azab yang merendahkan mereka, yaitu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan berat yang mereka kerjakan untuk Sulaiman karena mereka menyangkanya masih hidup dan mengawasi mereka. (14)

falammā qaḍaynā ʿalayhi l-mawta mā dallahum ʿalā mawtihi illā dābbatu l-arḍi takulu minsa-atahu falammā kharra tabayyanati l-jinu an law kānū yaʿlamūna l-ghayba mā labithū fī l-ʿadhābi l-muhīni


لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pada kabilah Saba` di negeri mereka bertempat tinggal terdapat bukti yang nyata tentang kekuasaan Allah dan nikmat-Nya kepada mereka, yaitu dua kebun, salah satunya di sisi kanan dan yang kedua di sisi kiri. Kami berfirman kepada mereka, "Makanlah rezeki Tuhan kalian dan syukurilah nikmat-nikmat-Nya. Ini adalah negeri yang baik, dan ini Allah Tuhan yang Maha Pengampun yang mengampuni dosa-dosa siapa saja yang bertobat kepada-Nya." (15)

laqad kāna lisaba-in fī maskanihim āyatun jannatāni ʿan yamīnin washimālin kulū min riz'qi rabbikum wa-ush'kurū lahu baldatun ṭayyibatun warabbun ghafūrun


فَأَعْرَضُوا۟ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ ٱلْعَرِمِ وَبَدَّلْنَـٰهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka berpaling dari mensyukuri Allah dan dari beriman kepada para rasul-Nya. Maka Kami menghukum mereka dengan merubah kenikmatan menjadi malapetaka. Kami mengirimkan kepada mereka banjir bandang yang menjebol bendungan mereka dan menenggelamkan kebun-kebun mereka, dan Kami mengganti sepasang kebun mereka dengan dua kebun yang menghasilkan buah-buahan yang pahit dan pohon tamariska yang tidak berbuah dan sedikit dari pohon bidara. (16)

fa-aʿraḍū fa-arsalnā ʿalayhim sayla l-ʿarimi wabaddalnāhum bijannatayhim jannatayni dhawātay ukulin khamṭin wa-athlin washayin min sid'rin qalīlin


ذَٰلِكَ جَزَيْنَـٰهُم بِمَا كَفَرُوا۟ ۖ وَهَلْ نُجَـٰزِىٓ إِلَّا ٱلْكَفُورَ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Perubahan yang terjadi pada mereka, dari kenikmatan menjadi malapetaka, adalah karena kekufuran mereka dan pengingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat Allah. Dan Kami tidak menghukum dengan azab yang berat ini kecuali orang yang mengingkari dan memungkiri nikmat Allah -Subḥānahu-. (17)

dhālika jazaynāhum bimā kafarū wahal nujāzī illā l-kafūra


وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ ٱلْقُرَى ٱلَّتِى بَـٰرَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَـٰهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا ٱلسَّيْرَ ۖ سِيرُوا۟ فِيهَا لَيَالِىَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Dan Kami menjadikan antara penduduk Saba` di Yaman dengan negeri-negeri Syam yang Kami berkahi negeri-negeri yang berdekatan. Kami mengukur perjalanan di antaranya, di sana mereka berjalan dari satu negeri ke negeri lainnya tanpa beban berat sehingga mereka bisa tiba di Syam. Kami berkata kepada mereka, berjalanlah di sana sesuka kalian siang atau malam dalam keadaan aman dari musuh, rasa lapar dan rasa haus. (18)

wajaʿalnā baynahum wabayna l-qurā allatī bāraknā fīhā quran ẓāhiratan waqaddarnā fīhā l-sayra sīrū fīhā layāliya wa-ayyāman āminīna


فَقَالُوا۟ رَبَّنَا بَـٰعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَجَعَلْنَـٰهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَـٰهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Namun mereka malah menyombongkan diri dengan nikmat Allah yang telah mendekatkan jarak perjalanan mereka. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami! Jauhkanlah jarak perjalanan kami dengan menghilangkan negeri-negeri itu agar kami merasakan beban lelah perjalanan dan nampak keistimewaan tunggangan kami. Mereka menzalimi diri mereka dengan menyombongkan diri atas nikmat Allah, berpaling dari kewajiban syukur, dan hasad mereka kepada orang-orang miskin dari mereka. Maka Kami menjadikan mereka bahan cerita di kalangan orang-orang sesudah mereka, Kami mencerai beraikan mereka di beberapa negeri, sehingga sebagian dari mereka tidak bisa berhubungan dengan yang lain. Sesungguhnya dalam cerita yang disebutkan di atas, yaitu nikmat Allah kepada penduduk Saba` dan hukuman terhadap mereka terdapat pelajaran bagi setiap orang yang sangat bersabar di atas ketaatan kepada Allah dan dari kemaksiatan kepada-Nya serta atas ujian-Nya, pandai bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. (19)

faqālū rabbanā bāʿid bayna asfārinā waẓalamū anfusahum fajaʿalnāhum aḥādītha wamazzaqnāhum kulla mumazzaqin inna fī dhālika laāyātin likulli ṣabbārin shakūrin


وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُۥ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقًا مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Sungguh Iblis telah mewujudkan tujuannya pada mereka bahwa ia mampu menyesatkan mereka dan memalingkan mereka dari kebenaran, maka mereka mengikuti Iblis dalam kekufuran dan kesesatan kecuali sekelompok dari orang-orang beriman, mereka ini menggagalkan tujuan Iblis karena mereka menolak mengikutinya. (20)

walaqad ṣaddaqa ʿalayhim ib'līsu ẓannahu fa-ittabaʿūhu illā farīqan mina l-mu'minīna


وَمَا كَانَ لَهُۥ عَلَيْهِم مِّن سُلْطَـٰنٍ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يُؤْمِنُ بِٱلْـَٔاخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِى شَكٍّ ۗ وَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Iblis tidak memiliki kekuasaan terhadap manusia yang membuatnya mampu menyesatkan mereka, akan tetapi ia hanya menggoda dan menghiasi. Kami mengizinkan Iblis melakukan hal itu agar Kami mengetahui secara nyata siapa yang beriman dengan Akhirat dan balasan yang disiapkan di sana, dan siapa yang meragukan Akhirat. Tuhanmu -wahai Rasul- menjaga segala sesuatu, menjaga amalan para hamba-Nya dan membalas mereka atasnya. (21)

wamā kāna lahu ʿalayhim min sul'ṭānin illā linaʿlama man yu'minu bil-ākhirati mimman huwa min'hā fī shakkin warabbuka ʿalā kulli shayin ḥafīẓun


قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱلَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍ وَمَا لَهُۥ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin, “Panggillah orang-orang yang kalian anggap sebagai tuhan-tuhan kalian selain Allah agar mereka mendatangkan manfaat bagi kalian atau mengangkat mudarat dari kalian. Mereka tidak memiliki apa pun walau seberat biji sawi di langit dan di bumi, mereka tidak mempunyai sekutu dengan Allah pada keduanya. Allah tidak memiliki penolong yang membantu-Nya, Allah Mahakaya sehingga tidak memerlukan para pembantu. (22)

quli id'ʿū alladhīna zaʿamtum min dūni l-lahi lā yamlikūna mith'qāla dharratin fī l-samāwāti walā fī l-arḍi wamā lahum fīhimā min shir'kin wamā lahu min'hum min ẓahīrin


وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُۥ ۚ حَتَّىٰٓ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا۟ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ۖ قَالُوا۟ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Syafaat di sisi Allah -Subḥānahu- tidak berguna kecuali bagi siapa yang Allah izinkan untuk memberikannya, dan Allah tidak mengizinkan kecuali siapa yang Dia ridai, hal ini karena keagungan-Nya. Dan di antara keagungan Allah adalah bahwa bila Dia berfirman di langit, maka para Malaikat mengepakkan sayap mereka sebagai wujud dari ketakutan dan ketundukan mereka kepada firman-Nya, hingga ketika rasa takut itu hilang, mereka berkata, “Apa yang Tuhan kalian firmankan?” Mereka menjawab, “Kebenaran, dan Dia Mahatinggi dengan Żat dan kekuasaan-Nya, lagi Mahabesar, di mana selain-Nya lebih kecil. (23)

walā tanfaʿu l-shafāʿatu ʿindahu illā liman adhina lahu ḥattā idhā fuzziʿa ʿan qulūbihim qālū mādhā qāla rabbukum qālū l-ḥaqa wahuwa l-ʿaliyu l-kabīru


۞ قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ قُلِ ٱللَّهُ ۖ وَإِنَّآ أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَىٰ هُدًى أَوْ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Katakanlah -wahai Rasul- kepada kaum musyrikin, "Siapa yang memberi kalian rezeki dari langit dengan menurunkan hujan dan dari bumi dengan menumbuhkan tanaman dan pepohonan yang menghasilkan buah-buahan bagi kalian?" Katakanlah, "Allah, Dia lah yang memberi kalian rezeki darinya." Siapa di antara kita -wahai kaum musyrikin-, kami atau kalian yang berada di atas hidayah atau kesesatan yang nyata dari jalan yang benar, salah seorang dari kita pasti demikian dan bahwa orang-orang yang tersesat adalah orang-orang yang musyrik. (24)

qul man yarzuqukum mina l-samāwāti wal-arḍi quli l-lahu wa-innā aw iyyākum laʿalā hudan aw fī ḍalālin mubīnin


قُل لَّا تُسْـَٔلُونَ عَمَّآ أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, “Kalian tidak ditanya tentang dosa-dosa yang kami lakukan, kami juga tidak ditanya tentang apa yang kalian perbuat.” (25)

qul lā tus'alūna ʿammā ajramnā walā nus'alu ʿammā taʿmalūna


قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِٱلْحَقِّ وَهُوَ ٱلْفَتَّاحُ ٱلْعَلِيمُ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, “Allah akan mengumpulkan antara kami dengan kalian pada hari Kiamat, kemudian Allah memberikan keputusan-Nya di antara kita dengan keadilan. Allah menjelaskan siapa yang benar dan siapa yang salah, Dia lah Hakim yang menetapkan hukum dengan keadilan, maha mengetahui apa yang Dia putuskan.” (26)

qul yajmaʿu baynanā rabbunā thumma yaftaḥu baynanā bil-ḥaqi wahuwa l-fatāḥu l-ʿalīmu


قُلْ أَرُونِىَ ٱلَّذِينَ أَلْحَقْتُم بِهِۦ شُرَكَآءَ ۖ كَلَّا ۚ بَلْ هُوَ ٱللَّهُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, “Tunjukkanlah kepadaku orang-orang yang kalian angkat sebagai sekutu-sekutu bagi Allah yang kalian persekutukan mereka dengan Allah dalam ibadah. Dan demikian, perkaranya tidak sebagaimana yang kalian bayangkan bahwa Allah memiliki sekutu-sekutu, karena Allah adalah Maha Perkasa yang tidak sesuatu pun yang bisa mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan, takdir dan pengaturan-Nya. (27)

qul arūniya alladhīna alḥaqtum bihi shurakāa kallā bal huwa l-lahu l-ʿazīzu l-ḥakīmu


وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Kami tidak mengutusmu -wahai Rasul- kecuali kepada manusia seluruhnya untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa bahwa mereka akan mendapatkan Surga, dan memperingatkan orang-orang kafir serta para pendosa bahwa mereka akan mendapatkan siksa Neraka, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal itu, seandainya mereka mengetahui niscaya mereka tidak mendustakanmu. (28)

wamā arsalnāka illā kāffatan lilnnāsi bashīran wanadhīran walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna


وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang musyrikin berkata, menuntut disegerakannya azab yang diancamkan terhadap mereka, “Kapan janji azab ini akan terwujud jika kalian adalah orang-orang yang benar terkait apa yang kalian nyatakan bahwa itu hak?” (29)

wayaqūlūna matā hādhā l-waʿdu in kuntum ṣādiqīna


قُل لَّكُم مِّيعَادُ يَوْمٍ لَّا تَسْتَـْٔخِرُونَ عَنْهُ سَاعَةً وَلَا تَسْتَقْدِمُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang menuntut disegerakannya azab, “Kalian mempunyai batas waktu yang sudah ditetapkan, tidak akan terlambat sesaat pun dan tidak akan maju sesaat pun, hari itu adalah hari Kiamat.” (30)

qul lakum mīʿādu yawmin lā tastakhirūna ʿanhu sāʿatan walā tastaqdimūna


وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن نُّؤْمِنَ بِهَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ وَلَا بِٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِندَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ ٱلْقَوْلَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ لَوْلَآ أَنتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang kafir kepada Allah berkata, “Kami tidak akan beriman kepada Al-Qur`ān ini yang menurut Muhammad ia diturunkan kepadanya, kami tidak akan beriman kepada kitab-kitab langit sebelumnya.” Seandainya kamu -wahai Rasul- melihat ketika orang-orang zalim itu tertahan di sisi Tuhan mereka pada hari Kiamat untuk menghadapi hisab, mereka saling bertengkar, sebagian dari mereka melemparkan tanggung jawab dan celaan kepada sebagian lainnya, orang-orang yang mengikuti lagi tertindas berkata kepada para pemimpin yang menindas mereka di dunia, 'seandainya kalian tidak menyesatkan kami, niscaya kami adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya.'” (31)

waqāla alladhīna kafarū lan nu'mina bihādhā l-qur'āni walā bi-alladhī bayna yadayhi walaw tarā idhi l-ẓālimūna mawqūfūna ʿinda rabbihim yarjiʿu baʿḍuhum ilā baʿḍin l-qawla yaqūlu alladhīna us'tuḍ'ʿifū lilladhīna is'takbarū lawlā antum lakunnā mu'minīna


قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوٓا۟ أَنَحْنُ صَدَدْنَـٰكُمْ عَنِ ٱلْهُدَىٰ بَعْدَ إِذْ جَآءَكُم ۖ بَلْ كُنتُم مُّجْرِمِينَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang diikuti yang menyombongkan diri dari kebenaran berkata kepada orang-orang yang mengikuti yang mereka tindas di dunia, “Apakah kami yang menghalang-halangi kalian dari hidayah yang telah datang kepada kalian melalui Muhammad? Tidak, akan tetapi kalian sendiri adalah orang-orang yang zalim, orang-orang yang rusak dan para pembuat kerusakan.” (32)

qāla alladhīna is'takbarū lilladhīna us'tuḍ'ʿifū anaḥnu ṣadadnākum ʿani l-hudā baʿda idh jāakum bal kuntum muj'rimīna


وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوا۟ بَلْ مَكْرُ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَآ أَن نَّكْفُرَ بِٱللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُۥٓ أَندَادًا ۚ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ وَجَعَلْنَا ٱلْأَغْلَـٰلَ فِىٓ أَعْنَاقِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para pengekor yang ditindas oleh para pemimpin mereka berkata kepada orang-orang yang mereka ikuti yang menyombongkan diri dari kebenaran, “Justru tipu muslihat kalian terhadap kami siang dan malam yang menghalang-halangi kami dari petunjuk, manakala kalian memerintahkan kami agar kami kafir kepada Allah dan menyembah makhluk-makhluk selain Allah.” Mereka menyembunyikan penyesalan atas kekufuran yang mereka pegang di dunia manakala mereka menyaksikan azab, mereka yakin bahwa mereka akan diazab. Dan Kami menjadikan belenggu-belenggu di leher orang-orang kafir, dan mereka tidak mendapatkan balasan ini kecuali sesuai dengan apa yang mereka lakukan di dunia berupa penyembahan kepada selain Allah dan kemaksiatan yang mereka praktikkan. (33)

waqāla alladhīna us'tuḍ'ʿifū lilladhīna is'takbarū bal makru al-layli wal-nahāri idh tamurūnanā an nakfura bil-lahi wanajʿala lahu andādan wa-asarrū l-nadāmata lammā ra-awū l-ʿadhāba wajaʿalnā l-aghlāla fī aʿnāqi alladhīna kafarū hal yuj'zawna illā mā kānū yaʿmalūna


وَمَآ أَرْسَلْنَا فِى قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَآ إِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ كَـٰفِرُونَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Tidaklah Kami mengutus ke salah satu negeri seorang Rasul yang memperingatkan mereka dari azab Allah kecuali orang-orang yang hidup bergelimang kenikmatan di sana dari para pemegang kekuasaan, kedudukan dan harta kekayaan berkata, “Sesungguhnya kami kafir (ingkar) kepada apa yang kalian bawa -wahai para Rasul-.” (34)

wamā arsalnā fī qaryatin min nadhīrin illā qāla mut'rafūhā innā bimā ur'sil'tum bihi kāfirūna


وَقَالُوا۟ نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَٰلًا وَأَوْلَـٰدًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para pemilik kedudukan itu mengajukan alasan dengan penuh kebanggaan dan kesombongan, "Kami memiliki harta dan anak-anak yang lebih banyak, sedangkan apa yang kalian katakan bahwa kami akan diazab adalah dusta. Kami tidak akan diazab di dunia dan di Akhirat." (35)

waqālū naḥnu aktharu amwālan wa-awlādan wamā naḥnu bimuʿadhabīna


قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang tertipu oleh kenikmatan yang mereka dapatkan, "Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian baginya, apakah dia bersyukur atau kufur, dan menyempitkan rezeki atas siapa yang Dia kehendaki untuk mengujinya apakah dia sabar atau tidak. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa Allah Maha Bijaksana, tidak menakdirkan sesuatu kecuali karena hikmah mendalam yang diketahui oleh siapa yang mengetahuinya dan tersembunyi bagi siapa yang tidak mengetahui." (36)

qul inna rabbī yabsuṭu l-riz'qa liman yashāu wayaqdiru walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna


وَمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُم بِٱلَّتِى تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَىٰٓ إِلَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحًا فَأُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ جَزَآءُ ٱلضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا۟ وَهُمْ فِى ٱلْغُرُفَـٰتِ ءَامِنُونَ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Harta dan anak-anak yang kalian banggakan bukanlah wasilah yang bisa mendekatkan kalian kepada rida Allah, akan tetapi siapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, dialah yang merengkuh pahala yang berlipat. Harta bisa mendekatkan pemiliknya kepada Allah bila dia menginfakkannya di jalan Allah, sedangkan anak-anak dengan mereka mendoakannya. Mereka orang-orang Mukmin yang beramal saleh mendapatkan pahala berlipat ganda dari kebaikan-kebaikan yang mereka kerjakan, karena kebaikan-kebaikan dilipatgandakan bagi mereka, mereka berada di dalam tempat-tempat yang tinggi di Surga dalam keadaan aman dari segala yang mereka khawatirkan berupa azab, kematian dan terputusnya kenikmatan. (37)

wamā amwālukum walā awlādukum bi-allatī tuqarribukum ʿindanā zul'fā illā man āmana waʿamila ṣāliḥan fa-ulāika lahum jazāu l-ḍiʿ'fi bimā ʿamilū wahum fī l-ghurufāti āminūna


وَٱلَّذِينَ يَسْعَوْنَ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا مُعَـٰجِزِينَ أُو۟لَـٰٓئِكَ فِى ٱلْعَذَابِ مُحْضَرُونَ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang kafir yang mengerahkan segala daya dan upaya mereka demi memalingkan manusia dari ayat-ayat Kami dan berusaha mewujudkan tujuan-tujuannya, mereka itu merugi di dunia dan bakal diazab di akhirat. (38)

wa-alladhīna yasʿawna fī āyātinā muʿājizīna ulāika fī l-ʿadhābi muḥ'ḍarūna


قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya atas siapa yang Dia kehendaki dari mereka. Apa pun yang kalian infakkan di jalan Allah, maka Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- akan menggantinya untuk kalian di dunia dengan memberikan sesuatu yang lebih baik darinya kepada kalian, dan di Akhirat Allah memberi kalian pahala yang besar. Dan Allah -Subḥānahu- adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Siapa mencari rezeki maka hendaknya memintanya kepada Allah. (39)

qul inna rabbī yabsuṭu l-riz'qa liman yashāu min ʿibādihi wayaqdiru lahu wamā anfaqtum min shayin fahuwa yukh'lifuhu wahuwa khayru l-rāziqīna


وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ أَهَـٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- pada hari di saat Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada para Malaikat dalam rangka menetapkan kesalahan kaum musyrikin dan mencela mereka, “Apakah orang-orang itu menyembah kalian selain Allah di dunia?” (40)

wayawma yaḥshuruhum jamīʿan thumma yaqūlu lil'malāikati ahāulāi iyyākum kānū yaʿbudūna


قَالُوا۟ سُبْحَـٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِم ۖ بَلْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ٱلْجِنَّ ۖ أَكْثَرُهُم بِهِم مُّؤْمِنُونَ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Para Malaikat menjawab, “Mahasuci Engkau dan Mahatinggi. Engkau adalah pelindung kami bukan mereka, tidak ada hubungan apa pun antara kami dengan mereka, sebaliknya orang-orang musyrikin itu menyembah setan-setan. Setan-setan menampakkan diri mereka di depan kaum musyrikin sebagai malaikat, maka mereka menyembah setan-setan tersebut selain Allah, kebanyakan dari manusia beriman kepada mereka. (41)

qālū sub'ḥānaka anta waliyyunā min dūnihim bal kānū yaʿbudūna l-jina aktharuhum bihim mu'minūna


فَٱلْيَوْمَ لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَّفْعًا وَلَا ضَرًّا وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّتِى كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pada hari Kebangkitan dan Hisab, apa-apa yang disembah selain Allah di dunia tidak memiliki manfaat apa pun bagi penyembahnya, mereka juga tidak memiliki mudarat apa pun bagi pemuja mereka. Kami berfirman kepada orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kekufuran dan kemaksiatan, "Rasakanlah azab api Neraka yang kalian dustakan ketika di dunia." (42)

fal-yawma lā yamliku baʿḍukum libaʿḍin nafʿan walā ḍarran wanaqūlu lilladhīna ẓalamū dhūqū ʿadhāba l-nāri allatī kuntum bihā tukadhibūna


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُنَا بَيِّنَـٰتٍ قَالُوا۟ مَا هَـٰذَآ إِلَّا رَجُلٌ يُرِيدُ أَن يَصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ ءَابَآؤُكُمْ وَقَالُوا۟ مَا هَـٰذَآ إِلَّآ إِفْكٌ مُّفْتَرًى ۚ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلْحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمْ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila Kami membacakan kepada kaum musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Kami yang Kami turunkan kepada utusan Kami, jelas tidak ada kesamaran padanya, mereka berkata, “Laki-laki yang datang membawanya tidak lain kecuali seorang laki-laki yang hendak memalingkan kalian dari ajaran nenek moyang kalian.” Mereka berkata, “Al-Qur`ān ini hanyalah dusta yang dia rekayasa atas nama Allah.” Orang-orang kafir berkata tentang Al-Qur`ān manakala ia datang kepada mereka dari sisi Tuhan mereka, “Ini hanyalah sihir yang nyata karena ia memisahkan suami dari istrinya, anak dari bapaknya.” (43)

wa-idhā tut'lā ʿalayhim āyātunā bayyinātin qālū mā hādhā illā rajulun yurīdu an yaṣuddakum ʿammā kāna yaʿbudu ābāukum waqālū mā hādhā illā if'kun muf'taran waqāla alladhīna kafarū lil'ḥaqqi lammā jāahum in hādhā illā siḥ'run mubīnun


وَمَآ ءَاتَيْنَـٰهُم مِّن كُتُبٍ يَدْرُسُونَهَا ۖ وَمَآ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمْ قَبْلَكَ مِن نَّذِيرٍ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami tidak memberi mereka kitab-kitab yang mereka baca sehingga kitab-kitab tersebut menunjukkan pada mereka bahwa Al-Qur`ān ini adalah dusta yang dibuat-buat oleh Muhammad. Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelummu -wahai Rasul- kepada mereka kecuali Rasul tersebut menakut-nakuti mereka dari azab Allah. (44)

wamā ātaynāhum min kutubin yadrusūnahā wamā arsalnā ilayhim qablaka min nadhīrin


وَكَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَمَا بَلَغُوا۟ مِعْشَارَ مَآ ءَاتَيْنَـٰهُمْ فَكَذَّبُوا۟ رُسُلِى ۖ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Umat-umat terdahulu telah mendustakan, seperti kaum 'Ād, Ṡamūd, kaum Lūṭ. Dan orang-orang musyrikin dari kaummu tidak mampu mencapai sepersepuluh apa yang dicapai oleh umat-umat terdahulu dalam hal kekuatan, perlengkapan, harta dan jumlah orang. Tiap-tiap umat dari mereka mendustakan utusannya. Maka kekuatan, harta dan jumlah orang tidak berguna bagi mereka, azab-Ku turun menimpa mereka. Maka perhatikanlah -wahai Rasul- bagaimana pengingkaran-Ku atas mereka, bagaimana azab-Ku atas mereka. (45)

wakadhaba alladhīna min qablihim wamā balaghū miʿ'shāra mā ātaynāhum fakadhabū rusulī fakayfa kāna nakīri


۞ قُلْ إِنَّمَآ أَعِظُكُم بِوَٰحِدَةٍ ۖ أَن تَقُومُوا۟ لِلَّهِ مَثْنَىٰ وَفُرَٰدَىٰ ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا۟ ۚ مَا بِصَاحِبِكُم مِّن جِنَّةٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَّكُم بَيْنَ يَدَىْ عَذَابٍ شَدِيدٍ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin, "Aku hanya mengisyaratkan kepada kalian dan menasihati kalian dengan satu perkara, yaitu hendaknya kalian berdiri karena Allah dengan melepaskan diri dari hawa nafsu, bisa dua dua, bisa juga sendiri-sendiri, kemudian renungkanlah perjalanan Nabi kalian, apa yang sudah kalian ketahui tentangnya, akalnya, kejujuran dan amanahnya, agar kalian bisa memastikan bahwa beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak gila, karena beliau hanya memperingatkan kalian dari azab yang berat bila kalian tidak bertobat kepada Allah dari menyekutukan-Nya. (46)

qul innamā aʿiẓukum biwāḥidatin an taqūmū lillahi mathnā wafurādā thumma tatafakkarū mā biṣāḥibikum min jinnatin in huwa illā nadhīrun lakum bayna yaday ʿadhābin shadīdin


قُلْ مَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin yang mendustakan, “Aku tidak meminta upah atau bayaran atas apa yang aku bawa kepada kalian berupa petunjuk dan kebaikan -kalaupun seandainya ia ada- maka ia adalah untuk kalian. Bayaranku sudah dijamin oleh Allah semata. Allah Maha menyaksikan segala sesuatu, Dia bersaksi bahwa aku sudah menyampaikan kepada kalian, menyaksikan amalan kalian lalu Dia membalasnya untuk kalian.” (47)

qul mā sa-altukum min ajrin fahuwa lakum in ajriya illā ʿalā l-lahi wahuwa ʿalā kulli shayin shahīdun


قُلْ إِنَّ رَبِّى يَقْذِفُ بِٱلْحَقِّ عَلَّـٰمُ ٱلْغُيُوبِ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, “Sesungguhnya Tuhanku menjadikan kebenaran menguasai kebatilan, maka kebenaran menghancurkan kebatilan. Allah Maha mengetahui perkara gaib, tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya di langit dan di bumi, tidak ada amalan hamba-Nya yang samar bagi-Nya. (48)

qul inna rabbī yaqdhifu bil-ḥaqi ʿallāmu l-ghuyūbi


قُلْ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ ٱلْبَـٰطِلُ وَمَا يُعِيدُ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin yang mendustakan itu, “Kebenaran telah datang, yaitu Islam, dan kebatilan telah sirna tanpa meninggalkan bekas dan kekuatan apa pun, tidak memiliki pengaruh lagi.” (49)

qul jāa l-ḥaqu wamā yub'di-u l-bāṭilu wamā yuʿīdu


قُلْ إِن ضَلَلْتُ فَإِنَّمَآ أَضِلُّ عَلَىٰ نَفْسِى ۖ وَإِنِ ٱهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِىٓ إِلَىَّ رَبِّىٓ ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin yang mendustakan , “Bila aku tersesat dari kebenaran dalam apa yang aku sampaikan kepada kalian, maka bencana kesesatanku hanya menimpa diriku, kalian tidak terkena sedikit pun dampaknya, tetapi bila aku di atas petunjuk, maka sebabnya adalah apa yang Rabbku wahyukan kepadaku, sesungguhnya Dia Maha mendengar perkataan hamba-hamba-Nya, Maha dekat sehingga mudah saja bagi-Nya untuk mendengar apa yang aku katakan.” (50)

qul in ḍalaltu fa-innamā aḍillu ʿalā nafsī wa-ini ih'tadaytu fabimā yūḥī ilayya rabbī innahu samīʿun qarībun


وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذْ فَزِعُوا۟ فَلَا فَوْتَ وَأُخِذُوا۟ مِن مَّكَانٍ قَرِيبٍ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya kamu -wahai Rasul- melihat saat orang-orang yang mendustakan itu ketakutan ketika mereka melihat azab dengan mata kepala mereka di hari Kiamat, tidak ada tempat berlari bagi mereka darinya, tidak ada tempat berlindung bagi mereka darinya, mereka ditangkap dari tempat yang dekat yang mudah menciduk mereka sejak pertama kali, seandainya kamu melihat hal itu niscaya kamu melihat sesuatu yang ajaib. (51)

walaw tarā idh faziʿū falā fawta wa-ukhidhū min makānin qarībin


وَقَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِهِۦ وَأَنَّىٰ لَهُمُ ٱلتَّنَاوُشُ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Mereka berkata manakala mereka melihat tempat kembali mereka, “Kami beriman kepada hari Kiamat.” Bagaimana iman mereka diterima sementara mereka beriman di waktu yang jauh dari waktu diterimanya iman dengan keluarnya mereka dari alam kehidupan dunia yang merupakan alam amal bukan alam pembalasan, menuju alam Akhirat yang merupakan alam pembalasan bukan alam amal? (52)

waqālū āmannā bihi wa-annā lahumu l-tanāwushu min makānin baʿīdin


وَقَدْ كَفَرُوا۟ بِهِۦ مِن قَبْلُ ۖ وَيَقْذِفُونَ بِٱلْغَيْبِ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Bagaimana iman mereka bisa diterima sementara sebelumnya mereka telah kafir semasa hidup di dunia, mereka melemparkan sangkaan dari arah yang jauh dari titik kebenaran, mereka berkata tentang Rasul bahwa dia adalah penyihir, dukun dan penyair. (53)

waqad kafarū bihi min qablu wayaqdhifūna bil-ghaybi min makānin baʿīdin


وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِم مِّن قَبْلُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ فِى شَكٍّ مُّرِيبٍۭ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang mendustakan itu dihalangi untuk mendapatkan apa yang mereka idam-idamkan berupa kesenangan hidup, mereka dihalangi dari tobat dari kekufuran dan keselamatan dari api Neraka, dihalangi dari kembali ke kehidupan dunia, sebagaimana dilakukan terhadap orang-orang yang seperti mereka dari kalangan umat-umat sebelum mereka yang mendustakan. Sesungguhnya mereka dalam keraguan terhadap apa yang dibawa oleh para tasul, yaitu mengesakan Allah dan iman kepada Kebangkitan, keraguan yang mendorong kepada kekufuran. (54)

waḥīla baynahum wabayna mā yashtahūna kamā fuʿila bi-ashyāʿihim min qablu innahum kānū fī shakkin murībin