بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَـٰتُ ٱلْكِتَـٰبِ ٱلْمُبِينِ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Alif Lām Rā. Pembahasan tentang huruf-huruf ini dan yang semacam dengannya sudah ada di awal surah Al-Baqarah. Ayat-ayat yang diturunkan dalam surah ini termasuk ayat-ayat Al-Qur`ān yang jelas isi kandungannya. (1)
alif-lam-ra til'ka āyātu l-kitābi l-mubīni
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur`ān dengan menggunakan bahasa Arab supaya kalian -wahai orang-orang Arab- bisa memahami maknanya. (2)
innā anzalnāhu qur'ānan ʿarabiyyan laʿallakum taʿqilūna
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ ٱلْقَصَصِ بِمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلْغَـٰفِلِينَ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- kisah-kisah terbaik karena kebenarannya dan keindahan kata-katanya dengan cara menurunkan Al-Qur`ān ini kepadamu. Padahal sebelum turunnya Al-Qur`ān ini engkau termasuk di antara orang-orang yang tidak mengetahui kisah-kisah itu. (3)
naḥnu naquṣṣu ʿalayka aḥsana l-qaṣaṣi bimā awḥaynā ilayka hādhā l-qur'āna wa-in kunta min qablihi lamina l-ghāfilīna
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَـٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَـٰجِدِينَ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- tatkala Yusuf berkata kepada ayahnya Ya'qūb, "Wahai Ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang. Dan aku juga melihat matahari dan bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku." Mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk Yusuf -'alaihissalām-. (4)
idh qāla yūsufu li-abīhi yāabati innī ra-aytu aḥada ʿashara kawkaban wal-shamsa wal-qamara ra-aytuhum lī sājidīna
قَالَ يَـٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لِلْإِنسَـٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ya'qūb berkata kepada putranya, Yusuf, "Wahai Anakku! Jangan engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu! Karena mereka bisa memahaminya kemudian merasa iri hati kepadamu. Lalu mereka akan membuat rencana jahat terhadapmu karena terdorong rasa iri dan dengki. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (5)
qāla yābunayya lā taqṣuṣ ru'yāka ʿalā ikh'watika fayakīdū laka kaydan inna l-shayṭāna lil'insāni ʿaduwwun mubīnun
وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَـٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sebagaimana engkau telah melihat mimpi itu, Tuhanmu pun akan memilihmu -wahai Yusuf- dan mengajarkan ilmu tabir mimpi kepadamu. Dan Dia akan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dengan kenabian, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua leluhurmu sebelum dirimu, Ibrahim dan Isḥāq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui perihal makhluk-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam mengurus makhluk-Nya. (6)
wakadhālika yajtabīka rabbuka wayuʿallimuka min tawīli l-aḥādīthi wayutimmu niʿ'matahu ʿalayka waʿalā āli yaʿqūba kamā atammahā ʿalā abawayka min qablu ib'rāhīma wa-is'ḥāqa inna rabbaka ʿalīmun ḥakīmun
۞ لَّقَدْ كَانَ فِى يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِۦٓ ءَايَـٰتٌ لِّلسَّآئِلِينَ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh kisah Yusuf dan kisah saudara-saudaranya benar-benar mengandung banyak pelajaran dan nasihat bagi orang-orang yang bertanya tentang kisah mereka. (7)
laqad kāna fī yūsufa wa-ikh'watihi āyātun lilssāilīna
إِذْ قَالُوا۟ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tatkala saudara-saudaranya (seayah) berbicara satu sama lain, "Sungguh Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita. Padahal kita mayoritas. Jadi, bagaimana mungkin ayah kita lebih mengutamakan mereka berdua daripada kita?! Sesungguhnya kita benar-benar melihat ayah kita melakukan kesalahan yang nyata ketika dia lebih mengutamakan keduanya daripada kita tanpa didasari alasan yang jelas bagi kita. (8)
idh qālū layūsufu wa-akhūhu aḥabbu ilā abīnā minnā wanaḥnu ʿuṣ'batun inna abānā lafī ḍalālin mubīnin
ٱقْتُلُوا۟ يُوسُفَ أَوِ ٱطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا۟ مِنۢ بَعْدِهِۦ قَوْمًا صَـٰلِحِينَ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bunuhlah Yusuf! Atau buanglah dia ke tempat yang jauh agar perhatian ayah kalian tercurah kepada kalian, sehingga dia mencintai kalian secara utuh. Dan setelah kalian membunuhnya atau membuangnya kalian bisa menjadi orang-orang yang saleh setelah kalian bertobat dari dosa-dosa kalian." (9)
uq'tulū yūsufa awi iṭ'raḥūhu arḍan yakhlu lakum wajhu abīkum watakūnū min baʿdihi qawman ṣāliḥīna
قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا۟ يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِى غَيَـٰبَتِ ٱلْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ ٱلسَّيَّارَةِ إِن كُنتُمْ فَـٰعِلِينَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Salah satu dari mereka berkata, "Jangan bunuh Yusuf! Tetapi buanglah dia ke dalam sumur agar dipungut oleh para musafir yang menemukannya. Ini lebih kecil resikonya daripada membunuhnya, jika kalian benar-benar mantap untuk menjalankan apa yang kalian rencanakan tentang Yusuf." (10)
qāla qāilun min'hum lā taqtulū yūsufa wa-alqūhu fī ghayābati l-jubi yaltaqiṭ'hu baʿḍu l-sayārati in kuntum fāʿilīna
قَالُوا۟ يَـٰٓأَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَ۫نَّا عَلَىٰ يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُۥ لَنَـٰصِحُونَ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah sepakat untuk membuang Yusuf mereka berkata kepada ayah mereka, Ya'qūb , "Wahai Ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayakan Yusuf kepada kami? Sesungguhnya kami benar-benar menyayanginya. Kami siap menjaganya dari setiap bahaya yang mengancamnya. Kami siap menjaga dan melindunginya sampai dia kembali kepadamu dengan selamat. Jadi, mengapa engkau tidak mau melepasnya untuk pergi bersama kami?! (11)
qālū yāabānā mā laka lā tamannā ʿalā yūsufa wa-innā lahu lanāṣiḥūna
أَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Izinkanlah kami mengajaknya pergi esok hari untuk bersenang-senang dan bermain. Sesungguhnya kami benar-benar siap menjaganya dari segala hal yang bisa membahayakan keselamatannya." (12)
arsil'hu maʿanā ghadan yartaʿ wayalʿab wa-innā lahu laḥāfiẓūna
قَالَ إِنِّى لَيَحْزُنُنِىٓ أَن تَذْهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَخَافُ أَن يَأْكُلَهُ ٱلذِّئْبُ وَأَنتُمْ عَنْهُ غَـٰفِلُونَ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ya'qūb -'alaihissalām- berkata kepada anak-anaknya, "Sesungguhnya kepergian kalian bersamanya benar-benar membuatku sedih. Karena aku tak sanggup berpisah dengannya. Aku khawatir dia akan diterkam serigala sementara kalian lalai menjaganya karena terlalu asyik bersenang-senang dan bermain." (13)
qāla innī layaḥzununī an tadhhabū bihi wa-akhāfu an yakulahu l-dhi'bu wa-antum ʿanhu ghāfilūna
قَالُوا۟ لَئِنْ أَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّآ إِذًا لَّخَـٰسِرُونَ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata kepada ayah mereka, "Sungguh, jikalau Yusuf diterkam serigala sedangkan kami adalah satu kelompok, maka dalam hal ini kami tidak punya kebaikan sama sekali. Dan kami benar-benar merugi jika kami tidak melindunginya dari serigala." (14)
qālū la-in akalahu l-dhi'bu wanaḥnu ʿuṣ'batun innā idhan lakhāsirūna
فَلَمَّا ذَهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَجْمَعُوٓا۟ أَن يَجْعَلُوهُ فِى غَيَـٰبَتِ ٱلْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمْرِهِمْ هَـٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Akhirnya Ya'qūb melepas Yusuf untuk pergi bersama saudara-saudaranya. Setelah mereka membawa Yusuf pergi ke tempat yang jauh dan berniat membuangnya ke dalam sumur, Kami wahyukan kepada Yusuf dalam keadaan seperti itu, "Sungguh engkau benar-benar akan menceritakan kepada mereka perihal perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak menyadari siapa dirimu ketika engkau menceritakan hal itu kepada mereka." (15)
falammā dhahabū bihi wa-ajmaʿū an yajʿalūhu fī ghayābati l-jubi wa-awḥaynā ilayhi latunabbi-annahum bi-amrihim hādhā wahum lā yashʿurūna
وَجَآءُوٓ أَبَاهُمْ عِشَآءً يَبْكُونَ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf datang kepada ayah mereka di waktu Isya sambil berpura-pura menangis agar tipu daya mereka berhasil. (16)
wajāū abāhum ʿishāan yabkūna
قَالُوا۟ يَـٰٓأَبَانَآ إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَـٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ ۖ وَمَآ أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صَـٰدِقِينَ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata, "Wahai Ayah kami! Sesungguhnya kami pergi untuk berlomba lari dan berlomba memanah, sementara Yusuf kami tinggalkan di tempat baju-baju dan perbekalan kami agar dia menjaganya. Kemudian dia dimakan serigala. Engkau pasti tidak percaya kepada kami meskipun pada kenyataannya kami jujur dengan apa yang kami ceritakan kepadamu." (17)
qālū yāabānā innā dhahabnā nastabiqu wataraknā yūsufa ʿinda matāʿinā fa-akalahu l-dhi'bu wamā anta bimu'minin lanā walaw kunnā ṣādiqīna
وَجَآءُو عَلَىٰ قَمِيصِهِۦ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَٱللَّهُ ٱلْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan mereka memperkuat cerita mereka dengan rekayasa. Mereka membawa baju Yusuf dengan dilumuri darah yang bukan berasal dari darah Yusuf. Mereka ingin mengesankan bahwa darah itu adalah bekas gigitan serigala yang memakan tubuh Yusuf. Tetapi Ya'qūb mengetahui kebohongan mereka karena melihat baju itu tidak robek sedikitpun. Maka Ya'qūb berkata kepada mereka, "Masalahnya tidak seperti yang kalian ceritakan. Hawa nafsu kalian lah yang membuat perbuatan jahat kalian itu terlihat baik di mata kalian. Maka kesabaran yang indah dan tanpa keluh kesah adalah pilihanku. Dan hanya Allah-lah tempat meminta pertolongan untuk menghadapi perkara Yusuf seperti yang kalian ceritakan." (18)
wajāū ʿalā qamīṣihi bidamin kadhibin qāla bal sawwalat lakum anfusukum amran faṣabrun jamīlun wal-lahu l-mus'taʿānu ʿalā mā taṣifūna
وَجَآءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا۟ وَارِدَهُمْ فَأَدْلَىٰ دَلْوَهُۥ ۖ قَالَ يَـٰبُشْرَىٰ هَـٰذَا غُلَـٰمٌ ۚ وَأَسَرُّوهُ بِضَـٰعَةً ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِمَا يَعْمَلُونَ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian datanglah sekelompok musafir yang melintas. Lalu mereka menyuruh seseorang mengambil air minum untuk mereka. Lalu ia mengulurkan timbanya ke dalam sumur. Dan tiba-tiba Yusuf bergelantungan pada tali timba tersebut. Maka tatkala orang yang mengulurkan timba itu melihatnya ia langsung berkata dengan suka cita, "Oh, kabar gembira! Ini ada anak lelaki (budak)!" Lalu si pencari air itu bersama beberapa temannya menyembunyikan perihal penemuan Yusuf itu dari para musafir lainnya. Mereka mengaku bahwa Yusuf adalah budak yang mereka beli. Dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka lakukan terhadap Yusuf yang telah mereka hinakan dan mereka perdagangkan. Tidak ada satupun perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. (19)
wajāat sayyāratun fa-arsalū wāridahum fa-adlā dalwahu qāla yābush'rā hādhā ghulāmun wa-asarrūhu biḍāʿatan wal-lahu ʿalīmun bimā yaʿmalūna
وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍۭ بَخْسٍ دَرَٰهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُوا۟ فِيهِ مِنَ ٱلزَّٰهِدِينَ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Si pencari air dan teman-temannya menjual Yusuf di Mesir dengan harga murah. Hanya senilai beberapa dirham saja. Hal itu karena mereka merasa segan terhadapnya dan ingin segera terbebas darinya. Karena mereka tahu bahwa Yusuf itu sebenarnya bukanlah seorang budak belian. Mereka khawatir perbuatan mereka diketahui oleh keluarga Yusuf. Dan ini merupakan bentuk kasih sayang Allah yang sempurna kepada Yusuf agar dia tidak terlalu lama bersama mereka. (20)
washarawhu bithamanin bakhsin darāhima maʿdūdatin wakānū fīhi mina l-zāhidīna
وَقَالَ ٱلَّذِى ٱشْتَرَىٰهُ مِن مِّصْرَ لِٱمْرَأَتِهِۦٓ أَكْرِمِى مَثْوَىٰهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا ۚ وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُۥ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ وَٱللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰٓ أَمْرِهِۦ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya, "Perlakukanlah dia dengan baik! Dan berilah dia tempat tinggal yang baik bersama kita! Mudah-mudahan dia berguna bagi kita untuk melakukan sesuatu yang kita perlukan. Atau kita bisa menjadikannya sebagai anak angkat." Setelah Kami menyelamatkan Yusuf dari pembunuhan, mengeluarkannya dari dalam sumur dan membuat hati Al-Aziz (petinggi kerajaan Mesir) menaruh belas kasihan kepadanya, Kami pun memberinya kedudukan yang baik di negeri Mesir. Dan Kami hendak mengajarkan ilmu takwil mimpi kepadanya. Allah Maha Perkasa untuk memaksakan perintah-Nya. Maka perintah-Nya pasti terlaksana. Tidak ada seorangpun yang dapat memaksakan kehendaknya kepada Dia. Akan tetapi kebanyakan manusia -yaitu orang-orang kafir- tidak mengetahui hal itu. (21)
waqāla alladhī ish'tarāhu min miṣ'ra li-im'ra-atihi akrimī mathwāhu ʿasā an yanfaʿanā aw nattakhidhahu waladan wakadhālika makkannā liyūsufa fī l-arḍi walinuʿallimahu min tawīli l-aḥādīthi wal-lahu ghālibun ʿalā amrihi walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُۥٓ ءَاتَيْنَـٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah Yusuf mencapai kesempurnaannya secara fisik dan mental, Kami memberinya pemahaman dan ilmu pengetahuan. Balasan semacam itulah yang Kami berikan kepada orang-orang yang berbuat baik dalam melaksanakan ketaatannya kepada Allah. (22)
walammā balagha ashuddahu ātaynāhu ḥuk'man waʿil'man wakadhālika najzī l-muḥ'sinīna
وَرَٰوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Isteri Al-Azīz meminta kepada Yusuf -'alaihissalām- secara halus disertai dengan jebakan agar dia mau berbuat mesum dengannya. Dia menutup pintu-pintu agar situasi benar-benar sepi. Dan dia berkata kepada Yusuf, "Ayo! Kemarilah!" Yusuf menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari ajakanmu. Sesungguhnya tuanku telah berbuat baik kepadaku dengan memberikan tempat yang baik di sisinya, maka aku tidak akan mengkhianatinya. Karena jika aku mengkhianatinya berarti aku menjadi orang yang zalim. Padahal sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung." (23)
warāwadathu allatī huwa fī baytihā ʿan nafsihi waghallaqati l-abwāba waqālat hayta laka qāla maʿādha l-lahi innahu rabbī aḥsana mathwāya innahu lā yuf'liḥu l-ẓālimūna
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَـٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wanita itu sangat bernafsu untuk berbuat mesum dengan Yusuf. Dan Yusuf-pun sempat tergoda untuk melakukan hal itu sekiranya dia tidak melihat tanda dari Allah yang berhasil mencegahnya dan menjauhkannya dari perbuatan itu. Kami memperlihatkan tanda itu kepadanya untuk menghindarkannya dari perbuatan yang buruk dan menjauhkannya dari perbuatan zina dan pengkhianatan. Sesungguhnya Yusuf adalah salah satu dari hamba-hamba Kami yang terpilih untuk menjadi Rasul dan Nabi. (24)
walaqad hammat bihi wahamma bihā lawlā an raā bur'hāna rabbihi kadhālika linaṣrifa ʿanhu l-sūa wal-faḥshāa innahu min ʿibādinā l-mukh'laṣīna
وَٱسْتَبَقَا ٱلْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُۥ مِن دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا ٱلْبَابِ ۚ قَالَتْ مَا جَزَآءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوٓءًا إِلَّآ أَن يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Keduanya beradu cepat menuju pintu. Yusuf ingin menyelamatkan diri. Sedangkan wanita itu hendak mencegahnya keluar. Kemudian wanita itu memegang baju Yusuf untuk mencegahnya keluar. Lalu terkoyaklah baju Yusuf dari arah belakang. Dan keduanya mendapati sang suami, Al-Azīz tepat di depan pintu. Isteri Al-Azīz dengan licik mengatakan, "Tidak ada hukuman yang tepat bagi orang yang hendak melakukan perbuatan keji dengan isterimu -wahai Al-Azīz- selain dijebloskan ke dalam penjara atau dijatuhi siksa yang sangat menyakitkan." (25)
wa-is'tabaqā l-bāba waqaddat qamīṣahu min duburin wa-alfayā sayyidahā ladā l-bābi qālat mā jazāu man arāda bi-ahlika sūan illā an yus'jana aw ʿadhābun alīmun
قَالَ هِىَ رَٰوَدَتْنِى عَن نَّفْسِى ۚ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ أَهْلِهَآ إِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلْكَـٰذِبِينَ ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf -'alaihissalām- berkata, "Dialah yang merayuku untuk berbuat mesum dengannya, dan aku tidak mau melakukannya." Tiba-tiba Allah membuat seorang bayi dari keluarga wanita itu berbicara. Lalu bayi itu bersaksi dengan mengatakan, "Jika baju Yusuf terkoyak di bagian depan itu menandakan bahwa wanita itulah yang benar, karena dia tengah mempertahankan dirinya, dan Yusuf lah yang berdusta. (26)
qāla hiya rāwadatnī ʿan nafsī washahida shāhidun min ahlihā in kāna qamīṣuhu qudda min qubulin faṣadaqat wahuwa mina l-kādhibīna
وَإِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jika bajunya terkoyak di bagian belakang itu menandakan bahwa Yusuf lah yang benar, karena wanita itu tadi merayunya dan Yusuf berusaha melarikan diri darinya, maka wanita itulah yang berdusta. (27)
wa-in kāna qamīṣuhu qudda min duburin fakadhabat wahuwa mina l-ṣādiqīna
فَلَمَّا رَءَا قَمِيصَهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُۥ مِن كَيْدِكُنَّ ۖ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian tatkala Al-Azīz menyaksikan bahwa baju Yusuf -'alaihissalām- terkoyak di bagian belakang, maka dapat dipastikan bahwa Yusuf lah yang benar. Dan Al-Azīz pun berkata, "Sesungguhnya tuduhan yang kamu lancarkan kepada Yusuf -'alaihissalām- itu adalah bagian dari tipu muslihatmu, wahai kaum wanita. Sesungguhnya tipu muslihat kalian amat sangat kuat." (28)
falammā raā qamīṣahu qudda min duburin qāla innahu min kaydikunna inna kaydakunna ʿaẓīmun
يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَـٰذَا ۚ وَٱسْتَغْفِرِى لِذَنۢبِكِ ۖ إِنَّكِ كُنتِ مِنَ ٱلْخَاطِـِٔينَ ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Al-Azīz berkata kepada Yusuf, "Wahai Yusuf! Lupakanlah masalah ini! Dan jangan menceritakannya kepada siapapun!" Dan ia berkata kepada isterinya, "Mohonlah ampun untuk dosamu! Kamu benar-benar berdosa karena telah merayu Yusuf untuk berbuat mesum denganmu." (29)
yūsufu aʿriḍ ʿan hādhā wa-is'taghfirī lidhanbiki innaki kunti mina l-khāṭiīna
۞ وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى ٱلْمَدِينَةِ ٱمْرَأَتُ ٱلْعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفْسِهِۦ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Cerita tentang wanita itu menyebar ke seluruh kota. Dan sejumlah wanita berkomentar dengan nada sinis, "Isteri Al-Azīz (petinggi kerajaan) merayu budaknya untuk berbuat mesum dengan dirinya. Cintanya benar-benar merasuk ke dalam hatinya. Sungguh kami melihat wanita itu -karena telah merayu dan mencintai budaknya- berada dalam kesesatan yang nyata." (30)
waqāla nis'watun fī l-madīnati im'ra-atu l-ʿazīzi turāwidu fatāhā ʿan nafsihi qad shaghafahā ḥubban innā lanarāhā fī ḍalālin mubīnin
فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَـٰشَ لِلَّهِ مَا هَـٰذَا بَشَرًا إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika isteri Al-Azīz mendengar kabar bahwa para wanita itu memberikan komentar sinis tentang dirinya dan menggunjingnya, ia langsung mengutus seseorang untuk mengundang mereka. Ia hendak memperlihatkan Yusuf kepada mereka agar mereka bisa memaklumi keadaannya. Ia menyiapkan tempat untuk mereka dengan permadani dan bantal-bantal. Setiap undangan diberi sebilah pisau untuk memotong makanan. Dan ia berkata kepada Yusuf , "Keluarlah ke hadapan mereka!" Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka terkagum-kagum dan takjub dengan ketampanannya. Mereka semua terpesona oleh ketampanannya. Dan tanpa sadar mereka telah melukai tangan mereka sendiri dengan pisau yang disediakan untuk memotong makanan. Mereka berkata, "Maha Suci Allah! Pemuda ini bukan manusia biasa. Karena belum pernah ada manusia setampan dia. Dia pasti seorang Malaikat yang mulia." (31)
falammā samiʿat bimakrihinna arsalat ilayhinna wa-aʿtadat lahunna muttaka-an waātat kulla wāḥidatin min'hunna sikkīnan waqālati ukh'ruj ʿalayhinna falammā ra-aynahu akbarnahu waqaṭṭaʿna aydiyahunna waqul'na ḥāsha lillahi mā hādhā basharan in hādhā illā malakun karīmun
قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ ٱلَّذِى لُمْتُنَّنِى فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفْسِهِۦ فَٱسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَآ ءَامُرُهُۥ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ ٱلصَّـٰغِرِينَ ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Isteri Al-Azīz berkata kepada para wanita yang diundangnya -setelah mereka mengalami kejadian tersebut-, "Inilah pemuda yang telah membuat kalian mencaci maki aku karena jatuh cinta kepadanya. Aku memang telah merayunya. Bahkan aku telah berusaha menjebaknya. Tetapi dia menolak. Sungguh, jika di kemudian hari dia tetap tidak mau menuruti permintaanku dia pasti akan dijebloskan ke dalam penjara dan bergabung dengan orang-orang yang hina." (32)
qālat fadhālikunna alladhī lum'tunnanī fīhi walaqad rāwadttuhu ʿan nafsihi fa-is'taʿṣama wala-in lam yafʿal mā āmuruhu layus'jananna walayakūnan mina l-ṣāghirīna
قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَـٰهِلِينَ ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf -'alaihissalām- berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya Tuhanku! Aku lebih suka dijebloskan ke dalam penjara seperti ancamannya daripada melayani keinginannya berbuat mesum. Jika Engkau tidak menghindarkan aku dari tipu daya mereka, niscaya aku akan terpikat oleh mereka. Dan jika aku terpikat oleh mereka dan menuruti apa yang mereka inginkan, niscaya aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bodoh." (33)
qāla rabbi l-sij'nu aḥabbu ilayya mimmā yadʿūnanī ilayhi wa-illā taṣrif ʿannī kaydahunna aṣbu ilayhinna wa-akun mina l-jāhilīna
فَٱسْتَجَابَ لَهُۥ رَبُّهُۥ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Allah mengabulkan doa Yusuf dan menghindarkannya dari tipu daya isteri Al-Azīz dan wanita-wanita lain yang ada di kota itu. Sesungguhnya Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- Maha Mendengar doa yang dipanjatkan oleh Yusuf dan do'a-do'a selainnya, lagi Maha Mengetahui keadaan Yusuf dan orang-orang lainnya. (34)
fa-is'tajāba lahu rabbuhu faṣarafa ʿanhu kaydahunna innahu huwa l-samīʿu l-ʿalīmu
ثُمَّ بَدَا لَهُم مِّنۢ بَعْدِ مَا رَأَوُا۟ ٱلْـَٔايَـٰتِ لَيَسْجُنُنَّهُۥ حَتَّىٰ حِينٍ ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah Al-Azīz dan kaumnya menyaksikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Yusuf tidak bersalah maka mereka memutuskan untuk menahan Yusuf di dalam penjara sampai batas waktu yang tidak ditentukan agar aib mereka tidak terbongkar. (35)
thumma badā lahum min baʿdi mā ra-awū l-āyāti layasjununnahu ḥattā ḥīnin
وَدَخَلَ مَعَهُ ٱلسِّجْنَ فَتَيَانِ ۖ قَالَ أَحَدُهُمَآ إِنِّىٓ أَرَىٰنِىٓ أَعْصِرُ خَمْرًا ۖ وَقَالَ ٱلْـَٔاخَرُ إِنِّىٓ أَرَىٰنِىٓ أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِى خُبْزًا تَأْكُلُ ٱلطَّيْرُ مِنْهُ ۖ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِۦٓ ۖ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka merekapun menjebloskan Yusuf ke dalam penjara. Dan bersama Yusuf ada dua orang pemuda yang juga masuk ke dalam penjara itu. Salah satu dari mereka berkata kepada Yusuf, "Aku bermimpi memeras anggur untuk dibuat menjadi khamr." Dan yang satu lagi berkata, "Aku bermimpi membawa roti di atas kepalaku. Lalu burung-burung memakan roti itu. Ceritakanlah -wahai Yusuf- kepada kami apa takwil dari mimpi kami itu. Sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang yang suka berbuat baik." (36)
wadakhala maʿahu l-sij'na fatayāni qāla aḥaduhumā innī arānī aʿṣiru khamran waqāla l-ākharu innī arānī aḥmilu fawqa rasī khub'zan takulu l-ṭayru min'hu nabbi'nā bitawīlihi innā narāka mina l-muḥ'sinīna
قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقَانِهِۦٓ إِلَّا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيلِهِۦ قَبْلَ أَن يَأْتِيَكُمَا ۚ ذَٰلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِى رَبِّىٓ ۚ إِنِّى تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَهُم بِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ كَـٰفِرُونَ ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf -'alaihissalām- berkata, "Setiap ada makanan yang diberikan kepada kalian berdua, baik dari raja atau lainnya aku pasti bisa menjelaskan kepada kalian berdua bagaimana sejatinya makanan itu sebelum diberikan kepada kalian berdua. Takwil yang kuketahui itu adalah bagian dari ilmu yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku, bukan bagian dari ilmu perdukunan atau ramalan. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan yang mengingkari adanya kehidupan Akhirat, kendati mereka sebenarnya mengakuinya di dalam hati mereka. (37)
qāla lā yatīkumā ṭaʿāmun tur'zaqānihi illā nabbatukumā bitawīlihi qabla an yatiyakumā dhālikumā mimmā ʿallamanī rabbī innī taraktu millata qawmin lā yu'minūna bil-lahi wahum bil-ākhirati hum kāfirūna
وَٱتَّبَعْتُ مِلَّةَ ءَابَآءِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَـٰقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَآ أَن نُّشْرِكَ بِٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى ٱلنَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan aku mengikuti agama leluhurku, Ibrahim, Isḥāq dan Ya'qūb, yaitu agama Tauhid. Kita tidak boleh menyekutukan Allah dengan yang lain. Dia lah satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran tauhid dan iman yang kuyakini dan diyakini oleh leluhurku itu adalah anugerah yang Allah berikan kepada kami. Dan itu adalah bagian dari anugerah yang Allah berikan kepada seluruh umat manusia ketika Dia mengutus para Nabi kepada mereka membawa ajaran tauhid ini. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas anugerah-anugerah yang diberikan-Nya. Mereka justru mengingkarinya." (38)
wa-ittabaʿtu millata ābāī ib'rāhīma wa-is'ḥāqa wayaʿqūba mā kāna lanā an nush'rika bil-lahi min shayin dhālika min faḍli l-lahi ʿalaynā waʿalā l-nāsi walākinna akthara l-nāsi lā yashkurūna
يَـٰصَـٰحِبَىِ ٱلسِّجْنِ ءَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّارُ ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Yusuf bertanya kepada kedua pemuda yang ada dipenjara itu, "Apakah beribadah kepada beberapa tuhan itu lebih baik ataukah beribadah kepada Allah Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, yang bisa memaksakan kehendak-Nya kepada lainnya, dan tidak bisa dipaksa oleh siapapun? (39)
yāṣāḥibayi l-sij'ni a-arbābun mutafarriqūna khayrun ami l-lahu l-wāḥidu l-qahāru
مَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسْمَآءً سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَـٰنٍ ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah itu sesungguhnya hanyalah nama-nama yang tidak sesuai dengan penyandang nama. Kalian sendiri dan leluhur kalianlah yang memberikan nama-nama itu kepada mereka. Mereka sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan. Allah tidak pernah menurunkan hujah yang membenarkan tindakan kalian memberikan nama-nama tersebut. Sesungguhnya wewenang untuk memberikan keputusan hukum bagi semua makhluk ada di tangan Allah saja. Bukan di tangan tuhan-tuhan yang nama-namanya kalian buat sendiri dan dibuat oleh leluhur kalian. Allah telah memerintahkan agar kalian menyembah kepada Dia saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Ajaran Tauhid itu adalah agama yang lurus dan tidak bengkok. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Oleh karena itulah mereka menyekutukan Allah dan menyembah sebagian makhluk-Nya. (40)
mā taʿbudūna min dūnihi illā asmāan sammaytumūhā antum waābāukum mā anzala l-lahu bihā min sul'ṭānin ini l-ḥuk'mu illā lillahi amara allā taʿbudū illā iyyāhu dhālika l-dīnu l-qayimu walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna
يَـٰصَـٰحِبَىِ ٱلسِّجْنِ أَمَّآ أَحَدُكُمَا فَيَسْقِى رَبَّهُۥ خَمْرًا ۖ وَأَمَّا ٱلْـَٔاخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ ٱلطَّيْرُ مِن رَّأْسِهِۦ ۚ قُضِىَ ٱلْأَمْرُ ٱلَّذِى فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai dua kawanku di dalam penjara, “Adapun yang bermimpi memeras anggur untuk dibuat menjadi khamar, ia akan keluar dari penjara dan kembali ke pekerjaannya. Ia akan menyediakan minuman untuk raja. Dan yang bermimpi membawa roti di atas kepalanya kemudian dimakan oleh burung-burung, dia akan dibunuh dan disalib. Kemudian daging kepalanya akan dimakan oleh burung-burung. Perkara yang kalian berdua tanyakan itu telah selesai dan sempurna. Dan perkara itu pasti terjadi, tidak mungkin terhindar" (41)
yāṣāḥibayi l-sij'ni ammā aḥadukumā fayasqī rabbahu khamran wa-ammā l-ākharu fayuṣ'labu fatakulu l-ṭayru min rasihi quḍiya l-amru alladhī fīhi tastaftiyāni
وَقَالَ لِلَّذِى ظَنَّ أَنَّهُۥ نَاجٍ مِّنْهُمَا ٱذْكُرْنِى عِندَ رَبِّكَ فَأَنسَىٰهُ ٱلشَّيْطَـٰنُ ذِكْرَ رَبِّهِۦ فَلَبِثَ فِى ٱلسِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf berkata kepada orang yang diyakininya akan selamat di antara kedua orang tersebut -yaitu si penyedia minuman untuk raja-, "Ceritakanlah kisahku dan perihal diriku ini kepada raja. Mudah-mudahan dia berkenan mengeluarkan aku dari penjara." Ternyata setan membuat orang tersebut lupa menceritakan kisah Yusuf -'alaihissalām- kepada raja, sehingga Yusuf tetap tinggal di dalam penjara selama beberapa tahun sesudah kejadian itu. (42)
waqāla lilladhī ẓanna annahu nājin min'humā udh'kur'nī ʿinda rabbika fa-ansāhu l-shayṭānu dhik'ra rabbihi falabitha fī l-sij'ni biḍ'ʿa sinīna
وَقَالَ ٱلْمَلِكُ إِنِّىٓ أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنۢبُلَـٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَـٰتٍ ۖ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ أَفْتُونِى فِى رُءْيَـٰىَ إِن كُنتُمْ لِلرُّءْيَا تَعْبُرُونَ ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Raja berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus. Dan aku juga melihat tujuh tangkai gandum hijau (basah) dan tujuh tangkai gandum kering. Wahai para pemimpin dan para pembesar yang terhormat! Berilah aku penjelasan tentang takwil mimpiku itu, jika kalian memiliki pengetahuan tentang takwil mimpi." (43)
waqāla l-maliku innī arā sabʿa baqarātin simānin yakuluhunna sabʿun ʿijāfun wasabʿa sunbulātin khuḍ'rin wa-ukhara yābisātin yāayyuhā l-mala-u aftūnī fī ru'yāya in kuntum lilrru'yā taʿburūna
قَالُوٓا۟ أَضْغَـٰثُ أَحْلَـٰمٍ ۖ وَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيلِ ٱلْأَحْلَـٰمِ بِعَـٰلِمِينَ ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka menjawab, "Mimpimu itu adalah mimpi yang kacau. Dan mimpi seperti itu tidak punya arti. Kami tidak memiliki pengetahuan tentang takwil mimpi yang kacau." (44)
qālū aḍghāthu aḥlāmin wamā naḥnu bitawīli l-aḥlāmi biʿālimīna
وَقَالَ ٱلَّذِى نَجَا مِنْهُمَا وَٱدَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا۠ أُنَبِّئُكُم بِتَأْوِيلِهِۦ فَأَرْسِلُونِ ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tiba-tiba si penyedia minuman raja yang selamat dari hukuman mati, yang termasuk salah satu dari dua orang yang dipenjara, teringat akan Yusuf -'alaihissalām- dan ilmu takwil mimpi yang dimilikinya setelah sekian lama dan berkata, "Aku bisa memberitahu kalian tentang takwil mimpi yang dilihat oleh raja setelah aku bertanya kepada orang yang mengetahui takwilnya. Oleh karena itu -wahai tuan raja- kirimlah aku ke tempat Yusuf agar dia menakwilkan mimpi anda." (45)
waqāla alladhī najā min'humā wa-iddakara baʿda ummatin anā unabbi-ukum bitawīlihi fa-arsilūni
يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِى سَبْعِ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنۢبُلَـٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَـٰتٍ لَّعَلِّىٓ أَرْجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesampainya di tempat Yusuf, ia berkata kepadanya, "Wahai Yusuf! Wahai orang yang sangat jujur! Jelaskan padaku tentang takwil dari mimpi orang yang melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus, dan melihat tujuh tangkai gandum hijau (basah) dan tujuh tangkai gandum kering. Mudah-mudahan aku bisa kembali kepada raja dan orang-orang yang ada di sisinya supaya mereka mengetahui takwil mimpi raja dan mengetahui kelebihan Anda dan kedudukan Anda." (46)
yūsufu ayyuhā l-ṣidīqu aftinā fī sabʿi baqarātin simānin yakuluhunna sabʿun ʿijāfun wasabʿi sunbulātin khuḍ'rin wa-ukhara yābisātin laʿallī arjiʿu ilā l-nāsi laʿallahum yaʿlamūna
قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدتُّمْ فَذَرُوهُ فِى سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تَأْكُلُونَ ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf -'alaihissalām- menakwilkan mimpi itu dengan mengatakan, "Kalian harus bercocok tanam dengan sungguh-sungguh selama tujuh tahun berturut-turut. Kemudian hasil panen yang kalian dapatkan setiap tahunnya selama tujuh tahun itu biarkan tetap melekat pada tangkainya agar tidak rusak oleh ngengat. Kecuali sedikit saja yang kalian butuhkan untuk dimakan. (47)
qāla tazraʿūna sabʿa sinīna da-aban famā ḥaṣadttum fadharūhu fī sunbulihi illā qalīlan mimmā takulūna
ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تُحْصِنُونَ ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah tujuh tahun yang subur di saat kalian bisa bercocok tanam dengan baik itu akan datang tujuh tahun yang kering di saat manusia akan memakan semua hasil panen yang terkumpul selama tujuh tahun yang subur itu, kecuali sedikit saja yang kalian simpan untuk persediaan bibit. (48)
thumma yatī min baʿdi dhālika sabʿun shidādun yakul'na mā qaddamtum lahunna illā qalīlan mimmā tuḥ'ṣinūna
ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah tahun-tahun yang kering itu akan datang satu tahun di saat hujan turun dengan baik dan tanam-tanaman bisa tumbuh subur. Dan pada tahun itu manusia bisa memeras hasil pertanian yang perlu mereka peras, seperti anggur, zaitun dan tebu." (49)
thumma yatī min baʿdi dhālika ʿāmun fīhi yughāthu l-nāsu wafīhi yaʿṣirūna
وَقَالَ ٱلْمَلِكُ ٱئْتُونِى بِهِۦ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُ ٱلرَّسُولُ قَالَ ٱرْجِعْ إِلَىٰ رَبِّكَ فَسْـَٔلْهُ مَا بَالُ ٱلنِّسْوَةِ ٱلَّـٰتِى قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ ۚ إِنَّ رَبِّى بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mendengar takwil mimpi yang disampaikan oleh Yusuf itu raja berkata kepada para pembantunya, "Keluarkan dia dari penjara dan bawalah dia kepadaku!" Dan ketika bertemu dengan utusan raja, Yusuf berkata, "Kembalilah kepada tuan rajamu! Dan tanyakan padanya tentang wanita-wanita yang melukai tangan mereka masing-masing." Yusuf ingin nama baiknya dipulihkan sebelum dia keluar dari penjara. "Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui apa yang telah mereka perbuat terhadapku. Tidak ada sesuatupun dari peristiwa yang luput dari pengetahuan-Nya". (50)
waqāla l-maliku i'tūnī bihi falammā jāahu l-rasūlu qāla ir'jiʿ ilā rabbika fasalhu mā bālu l-nis'wati allātī qaṭṭaʿna aydiyahunna inna rabbī bikaydihinna ʿalīmun
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَٰوَدتُّنَّ يُوسُفَ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ قُلْنَ حَـٰشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِن سُوٓءٍ ۚ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْـَٔـٰنَ حَصْحَصَ ٱلْحَقُّ أَنَا۠ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفْسِهِۦ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلصَّـٰدِقِينَ ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Raja bertanya kepada para wanita itu, "Apa yang terjadi pada diri kalian ketika kalian merayu Yusuf agar mau berbuat mesum dengan kalian?" Isteri Al-Azīz mengakui perbuatannya seraya berkata, "Sekarang kebenaran sudah tampak terang benderang. Akulah yang berusaha merayunya. Dan dia tidak pernah merayuku. Sesungguhnya dia jujur dengan pengakuannya bahwa dirinya bersih dari apa yang kutuduhkan padanya." (51)
qāla mā khaṭbukunna idh rāwadttunna yūsufa ʿan nafsihi qul'na ḥāsha lillahi mā ʿalim'nā ʿalayhi min sūin qālati im'ra-atu l-ʿazīzi l-āna ḥaṣḥaṣa l-ḥaqu anā rāwadttuhu ʿan nafsihi wa-innahu lamina l-ṣādiqīna
ذَٰلِكَ لِيَعْلَمَ أَنِّى لَمْ أَخُنْهُ بِٱلْغَيْبِ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى كَيْدَ ٱلْخَآئِنِينَ ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Isteri Al-Azīz berkata, "Hendaknya Yusuf tahu ketika aku mengakui bahwa akulah yang merayunya. Dan hendaknya dia tahu bahwa dia jujur dengan mengatakan bahwa aku tidak membuat cerita palsu di belakangnya. Dari apa yang telah terjadi jelaslah bagiku bahwa Allah tidak akan menolong orang yang berdusta dan membuat tipu daya." (52)
dhālika liyaʿlama annī lam akhun'hu bil-ghaybi wa-anna l-laha lā yahdī kayda l-khāinīna
۞ وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Isteri Al-Azīz melanjutkan pembicaraannya dengan mengatakan, "Aku tidak merasa bahwa diriku bersih dari keinginan untuk berbuat buruk. Dan dengan pernyataan itu aku tidak bermaksud menyucikan diriku sendiri. Karena watak nafsu manusia ialah gemar menyuruh berbuat buruk. Karena nafsu manusia selalu cenderung untuk mengikuti apa yang disukainya dan sulit dicegah. Kecuali nafsu-nafsu yang dirahmati oleh Allah, sehingga terlindung dari kebiasaan menyuruh berbuat buruk. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat." (53)
wamā ubarri-u nafsī inna l-nafsa la-ammāratun bil-sūi illā mā raḥima rabbī inna rabbī ghafūrun raḥīmun
وَقَالَ ٱلْمَلِكُ ٱئْتُونِى بِهِۦٓ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِى ۖ فَلَمَّا كَلَّمَهُۥ قَالَ إِنَّكَ ٱلْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mengetahui bahwa Yusuf tidak bersalah dan memiliki ilmu yang sangat baik, raja berkata kepada para pembantunya, "Bawalah dia (Yusuf -'alaihissalām-) kepadaku! Aku akan menunjuknya menjadi asisten pribadiku." Kemudian mereka membawa Yusuf ke hadapan raja. Setelah berbicara langsung dengan Yusuf dan merasa yakin dengan keilmuan dan kecerdasannya, raja berkata, "Hari ini engkau -wahai Yusuf- menjadi orang yang mempunyai kedudukan, jabatan dan kepercayaan di sisi kami." (54)
waqāla l-maliku i'tūnī bihi astakhliṣ'hu linafsī falammā kallamahu qāla innaka l-yawma ladaynā makīnun amīnun
قَالَ ٱجْعَلْنِى عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلْأَرْضِ ۖ إِنِّى حَفِيظٌ عَلِيمٌ ( ٥٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf berkata kepada raja, "Berilah aku tugas sebagai penjaga gudang-gudang kekayaan dan makanan di negeri Mesir. Karena aku adalah penjaga yang terpercaya, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik tentang tugas dan wewenangku." (55)
qāla ij'ʿalnī ʿalā khazāini l-arḍi innī ḥafīẓun ʿalīmun
وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِى ٱلْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَآءُ ۚ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَن نَّشَآءُ ۖ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٥٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagaimana Kami menganugerahi Yusuf pemulihan nama baiknya dan terbebasnya dari penjara, Kami juga menganugerahinya kedudukan yang tinggi di negeri Mesir. Dia bisa tinggal dan menetap di mana saja sesuka hatinya. Kami memberikan sebagian rahmat Kami di dunia kepada hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki. Dan Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Bahkan Kami akan memberikan pahala itu kepada mereka secara lengkap tanpa dikurangi sedikitpun. (56)
wakadhālika makkannā liyūsufa fī l-arḍi yatabawwa-u min'hā ḥaythu yashāu nuṣību biraḥmatinā man nashāu walā nuḍīʿu ajra l-muḥ'sinīna
وَلَأَجْرُ ٱلْـَٔاخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ( ٥٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh pahala yang Allah siapkan di Akhirat akan lebih baik daripada pahala dunia yang Dia berikan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (57)
wala-ajru l-ākhirati khayrun lilladhīna āmanū wakānū yattaqūna
وَجَآءَ إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ ( ٥٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf datang ke negeri Mesir dengan membawa barang dagangan mereka. Kemudian mereka menemuinya. Yusuf tahu bahwa mereka adalah saudara-saudaranya. Tetapi mereka tidak tahu bahwa Yusuf adalah saudara mereka. Karena mereka sudah lama tidak berjumpa dan keadaan tubuh Yusuf pun sudah berubah. Sebab, Yusuf masih kecil ketika mereka membuangnya ke dalam sumur. (58)
wajāa ikh'watu yūsufa fadakhalū ʿalayhi faʿarafahum wahum lahu munkirūna
وَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ قَالَ ٱئْتُونِى بِأَخٍ لَّكُم مِّنْ أَبِيكُمْ ۚ أَلَا تَرَوْنَ أَنِّىٓ أُوفِى ٱلْكَيْلَ وَأَنَا۠ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ ( ٥٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah memberikan bahan makanan dan perbekalan yang mereka butuhkan, dan setelah mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka mempunyai saudara seayah yang mereka tinggal bersama ayahnya, Yusuf pun berkata, "Bawalah kepadaku saudara kalian yang seayah itu, aku akan memberi kalian tambahan perbekalan sebanyak muatan seekor unta. Tidakkah kalian melihat bahwa aku memberikan takaran penuh dan tidak menguranginya sedikitpun, dan aku adalah tuan rumah yang baik?! (59)
walammā jahhazahum bijahāzihim qāla i'tūnī bi-akhin lakum min abīkum alā tarawna annī ūfī l-kayla wa-anā khayru l-munzilīna
فَإِن لَّمْ تَأْتُونِى بِهِۦ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِندِى وَلَا تَقْرَبُونِ ( ٦٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika kalian tidak membawanya kepadaku berarti kalian berdusta dengan pengakuan kalian bahwa kalian mempunyai saudara seayah. Oleh karena itu aku tidak akan memberikan bahan makanan kepada kalian. Dan jangan pernah mendekati negeriku." (60)
fa-in lam tatūnī bihi falā kayla lakum ʿindī walā taqrabūni
قَالُوا۟ سَنُرَٰوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَـٰعِلُونَ ( ٦١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudaranya menjawab, "Kami akan memintanya kepada ayahnya. Dan kami akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk itu. Sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakan perintah anda dengan sungguh-sungguh." (61)
qālū sanurāwidu ʿanhu abāhu wa-innā lafāʿilūna
وَقَالَ لِفِتْيَـٰنِهِ ٱجْعَلُوا۟ بِضَـٰعَتَهُمْ فِى رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُونَهَآ إِذَا ٱنقَلَبُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ( ٦٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf berkata kepada para pekerjanya, "Kembalikan barang dagangan mereka itu kepada mereka. Agar ketika kembali ke rumah mereka mengetahui bahwa kita belum mengambil barang dagangan mereka." Hal itu akan memaksa mereka untuk kembali lagi (ke negeri Mesir) bersama saudara mereka guna membuktikan kebenaran ucapan mereka kepada Yusuf dan menyerahkan barang dagangan mereka kepadanya. (62)
waqāla lifit'yānihi ij'ʿalū biḍāʿatahum fī riḥālihim laʿallahum yaʿrifūnahā idhā inqalabū ilā ahlihim laʿallahum yarjiʿūna
فَلَمَّا رَجَعُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَبِيهِمْ قَالُوا۟ يَـٰٓأَبَانَا مُنِعَ مِنَّا ٱلْكَيْلُ فَأَرْسِلْ مَعَنَآ أَخَانَا نَكْتَلْ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ ( ٦٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mereka kembali ke tempat ayah mereka dan menceritakan perihal kebaikan yang mereka terima dari Yusuf mereka berkata, "Wahai Ayah kami! Kami tidak akan mendapatkan bahan makanan jika kami tidak membawa saudara kami. Maka biarkanlah dia pergi bersama kami. Karena jika ayah membiarkan dia pergi bersama kami niscaya kami bisa mendapatkan bahan makanan. Sungguh, kami berjanji kepada Anda untuk menjaganya dengan baik agar dia bisa kembali kepada Anda dengan selamat." (63)
falammā rajaʿū ilā abīhim qālū yāabānā muniʿa minnā l-kaylu fa-arsil maʿanā akhānā naktal wa-innā lahu laḥāfiẓūna
قَالَ هَلْ ءَامَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلَّا كَمَآ أَمِنتُكُمْ عَلَىٰٓ أَخِيهِ مِن قَبْلُ ۖ فَٱللَّهُ خَيْرٌ حَـٰفِظًا ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ( ٦٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah berkata kepada mereka, "Apakah aku akan mempercayakan dia kepada kalian sebagaimana aku telah mempercayakan saudara kandungnya, Yusuf kepada kalian?! Aku sudah mempercayakan dia kepada kalian dan kalian telah berjanji untuk menjaganya. Tetapi kalian tidak memenuhi janji kalian. Oleh karena itu, aku tidak percaya lagi dengan janji kalian untuk menjaganya. Aku hanya percaya kepada Allah, karena Dia adalah sebaik-baik penjaga bagi orang yang hendak dijaga-Nya dan sebaik-baik penyayang bagi orang hendak disayangi-Nya." (64)
qāla hal āmanukum ʿalayhi illā kamā amintukum ʿalā akhīhi min qablu fal-lahu khayrun ḥāfiẓan wahuwa arḥamu l-rāḥimīna
وَلَمَّا فَتَحُوا۟ مَتَـٰعَهُمْ وَجَدُوا۟ بِضَـٰعَتَهُمْ رُدَّتْ إِلَيْهِمْ ۖ قَالُوا۟ يَـٰٓأَبَانَا مَا نَبْغِى ۖ هَـٰذِهِۦ بِضَـٰعَتُنَا رُدَّتْ إِلَيْنَا ۖ وَنَمِيرُ أَهْلَنَا وَنَحْفَظُ أَخَانَا وَنَزْدَادُ كَيْلَ بَعِيرٍ ۖ ذَٰلِكَ كَيْلٌ يَسِيرٌ ( ٦٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tatkala mereka membuka wadah bahan makanan yang mereka bawa ternyata mereka mendapati barang dagangan mereka dikembalikan kepada mereka. Lalu mereka berkata kepada ayah mereka, "Apa lagi yang kita inginkan dari Raja itu setelah kebaikannya ini? Ini barang yang seharusnya ditukar dengan bahan makanan kita ternyata dikembalikan oleh Sang Raja untuk menunjukkan kemurahannya kepada kita, dan kita bisa mendapatkan bahan makanan untuk keluarga kita (secara cuma-cuma). Kita akan menjaga saudara kita dari apa yang Anda takutkan. Dan kita akan mendapat tambahan satu muatan unta dengan membawa dia. Tambahan satu muatan unta adalah perkara mudah bagi Sang Raja." (65)
walammā fataḥū matāʿahum wajadū biḍāʿatahum ruddat ilayhim qālū yāabānā mā nabghī hādhihi biḍāʿatunā ruddat ilaynā wanamīru ahlanā wanaḥfaẓu akhānā wanazdādu kayla baʿīrin dhālika kaylun yasīrun
قَالَ لَنْ أُرْسِلَهُۥ مَعَكُمْ حَتَّىٰ تُؤْتُونِ مَوْثِقًا مِّنَ ٱللَّهِ لَتَأْتُنَّنِى بِهِۦٓ إِلَّآ أَن يُحَاطَ بِكُمْ ۖ فَلَمَّآ ءَاتَوْهُ مَوْثِقَهُمْ قَالَ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ ( ٦٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah berkata kepada mereka, "Aku tidak akan membiarkan dia pergi bersama kalian sebelum kalian memberiku janji yang kuat atas nama Allah, bahwa kalian benar-benar akan mengembalikan dia kepadaku. Kecuali jika kalian semua terkepung dan tidak menyisakan satupun dari kalian, sedangkan kalian tidak sanggup melawannya dan tidak bisa pulang ke rumah." Setelah mereka memberikan janji yang kuat atas nama Allah, bahwa mereka akan melakukan hal itu ayah mereka berkata, "Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan. Dan cukuplah kesaksian Allah bagi kita." (66)
qāla lan ur'silahu maʿakum ḥattā tu'tūni mawthiqan mina l-lahi latatunnanī bihi illā an yuḥāṭa bikum falammā ātawhu mawthiqahum qāla l-lahu ʿalā mā naqūlu wakīlun
وَقَالَ يَـٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ ( ٦٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ayah mereka berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian memasuki negeri Mesir dari satu pintu secara bersamaan. Tetapi masuklah dari beberapa pintu yang berbeda. Itu akan lebih aman bagi kalian jika ada seseorang yang hendak berniat jahat kepada kalian. Aku mengatakan hal itu kepada kalian bukan untuk menghindarkan kalian dari hal buruk yang Allah kehendaki bagi kalian, atau mendatangkan keuntungan untuk kalian yang tidak Allah kehendaki untuk kalian. Karena semua keputusan ada di tangan Allah dan semua urusan terserah kepada-Nya. Hanya kepada Dia lah aku berserah diri dalam segala urusanku. Dan hanya kepada Dia lah hendaknya semua orang berserah diri dalam segala urusan mereka." (67)
waqāla yābaniyya lā tadkhulū min bābin wāḥidin wa-ud'khulū min abwābin mutafarriqatin wamā ugh'nī ʿankum mina l-lahi min shayin ini l-ḥuk'mu illā lillahi ʿalayhi tawakkaltu waʿalayhi falyatawakkali l-mutawakilūna
وَلَمَّا دَخَلُوا۟ مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُم مَّا كَانَ يُغْنِى عَنْهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ إِلَّا حَاجَةً فِى نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَىٰهَا ۚ وَإِنَّهُۥ لَذُو عِلْمٍ لِّمَا عَلَّمْنَـٰهُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ( ٦٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian mereka pergi bersama saudara kandung Yusuf. Tatkala mereka masuk dari beberapa pintu yang berbeda seperti yang diperintahkan oleh ayah mereka, ternyata tindakan mereka untuk masuk dari beberapa pintu yang berbeda itu sama sekali tidak menghindarkan mereka dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mereka. Sesungguhnya itu tidak lebih dari kasih sayang Ya'qūb kepada anak-anaknya yang dia ungkapkan dan dia pesankan kepada mereka. Sedangkan dia tahu bahwasanya tidak ada keputusan lain yang berlaku selain keputusan Allah. Sedangkan dia mengetahui apa yang Kami ajarkan kepadanya tentang keharusan beriman kepada takdir dan keharusan melakukan ikhtiar. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal itu. (68)
walammā dakhalū min ḥaythu amarahum abūhum mā kāna yugh'nī ʿanhum mina l-lahi min shayin illā ḥājatan fī nafsi yaʿqūba qaḍāhā wa-innahu ladhū ʿil'min limā ʿallamnāhu walākinna akthara l-nāsi lā yaʿlamūna
وَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيْهِ أَخَاهُ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَنَا۠ أَخُوكَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٦٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan tatkala saudara-saudara Yusuf menghadap kepada Yusuf bersama saudara kandungnya, Yusuf langsung memeluk saudara kandungnya itu. Lalu dia berbisik kepadanya, "Sesungguhnya aku adalah saudara kandungmu, Yusuf. Jadi janganlah engkau bersedih atas perbuatan saudara-saudaramu di masa lalu yang telah menyakiti kita, menaruh dendam kepada kita, dan membuangku ke dalam sumur." (69)
walammā dakhalū ʿalā yūsufa āwā ilayhi akhāhu qāla innī anā akhūka falā tabta-is bimā kānū yaʿmalūna
فَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ ٱلسِّقَايَةَ فِى رَحْلِ أَخِيهِ ثُمَّ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ أَيَّتُهَا ٱلْعِيرُ إِنَّكُمْ لَسَـٰرِقُونَ ( ٧٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian tatkala Yusuf memerintahkan para pembantunya untuk menaikkan bahan makanan ke atas unta-unta milik saudara-saudaranya, dia menaruh penakar milik Raja yang biasa digunakan untuk menakar bahan makanan buat masyarakat di dalam wadah milik saudara kandungnya tanpa sepengetahuan mereka. Hal itu dilakukannya untuk membuat saudaranya itu tinggal bersamanya. Lalu setelah mereka bergerak untuk pulang ke rumah keluarga mereka tiba-tiba ada seseorang yang berteriak di belakang mereka, "Wahai para pemilik unta yang mengangkut bahan makanan! Kalian adalah pencuri!" (70)
falammā jahhazahum bijahāzihim jaʿala l-siqāyata fī raḥli akhīhi thumma adhana mu-adhinun ayyatuhā l-ʿīru innakum lasāriqūna
قَالُوا۟ وَأَقْبَلُوا۟ عَلَيْهِم مَّاذَا تَفْقِدُونَ ( ٧١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf mendatangi orang yang berteriak itu dan kawan-kawannya yang ada di belakang mereka dan berkata, "Apa yang hilang dari kalian sehingga kalian menuduh kami mencuri?" (71)
qālū wa-aqbalū ʿalayhim mādhā tafqidūna
قَالُوا۟ نَفْقِدُ صُوَاعَ ٱلْمَلِكِ وَلِمَن جَآءَ بِهِۦ حِمْلُ بَعِيرٍ وَأَنَا۠ بِهِۦ زَعِيمٌ ( ٧٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang yang berteriak dan kawan-kawannya berkata kepada saudara-saudara Yusuf, "Kami kehilangan penakar milik Raja yang biasa digunakan untuk menakar bahan makanan. Siapapun yang menyerahkan penakar milik Raja itu sebelum kami melakukan pemeriksaan akan mendapatkan imbalan berupa bahan makanan sebanyak satu muatan seekor unta. Dan aku menjamin hal itu pasti akan didapatkannya." (72)
qālū nafqidu ṣuwāʿa l-maliki waliman jāa bihi ḥim'lu baʿīrin wa-anā bihi zaʿīmun
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتُم مَّا جِئْنَا لِنُفْسِدَ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا كُنَّا سَـٰرِقِينَ ( ٧٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf berkata kepada mereka, "Demi Allah, kalian sudah tahu bahwa kami semua bersih dan tidak bersalah seperti yang kalian lihat pada penampilan kami. Dan kami datang ke negeri Mesir bukan untuk membuat kerusakan di negeri ini. Dan sepanjang hidup ini kami tidak pernah mencuri." (73)
qālū tal-lahi laqad ʿalim'tum mā ji'nā linuf'sida fī l-arḍi wamā kunnā sāriqīna
قَالُوا۟ فَمَا جَزَٰٓؤُهُۥٓ إِن كُنتُمْ كَـٰذِبِينَ ( ٧٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang yang berteriak dan kawan-kawannya bertanya kepada saudara-saudara Yusuf, "Apa balasan yang akan diterima oleh orang yang mencurinya menurut hukum kalian jika ternyata kalian berdusta tentang pengakuan kalian bahwa kalian tidak mencuri?" (74)
qālū famā jazāuhu in kuntum kādhibīna
قَالُوا۟ جَزَٰٓؤُهُۥ مَن وُجِدَ فِى رَحْلِهِۦ فَهُوَ جَزَٰٓؤُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٧٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf menjawab, "Hukuman bagi seorang pencuri menurut hukum kami ialah barangsiapa yang ditemukan barang curian di wadahnya, ia harus diserahkan kepada orang pemilik barang untuk dijadikan sebagai budaknya. Hukuman dijadikan sebagai budak semacam itulah balasan yang kami berikan kepada para pencuri." (75)
qālū jazāuhu man wujida fī raḥlihi fahuwa jazāuhu kadhālika najzī l-ẓālimīna
فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَآءِ أَخِيهِ ثُمَّ ٱسْتَخْرَجَهَا مِن وِعَآءِ أَخِيهِ ۚ كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِى دِينِ ٱلْمَلِكِ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَـٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌ ( ٧٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian mereka membawa saudara-saudara Yusuf kembali ke hadapan Yusuf untuk pemeriksaan wadah-wadah mereka. Maka Yusuf memulai pemeriksaannya dengan memeriksa wadah-wadah milik saudara-saudaranya yang bukan saudara kandungnya sebelum memeriksa wadah milik saudara kandungnya. Lalu Yusuf mengeluarkan penakar milik Raja dari dalam wadah milik saudara kandungnya. Sebagaimana Kami telah membuat perencanaan untuk Yusuf dengan cara memasukkan penakar milik Raja di dalam wadah milik saudara kandungnya, Kami juga membuat perencanaan lain untuknya dengan cara membuat saudara-saudaranya menerapkan hukuman yang berlaku di negerinya, di mana seorang pencuri harus dijadikan sebagai budak. Hal ini tidak akan terjadi sekiranya hukuman yang diberlakukan adalah hukuman dari Raja di mana seorang pencuri harus dijatuhi hukuman pukul dan denda, kecuali jika Allah menghendaki perencanaan lain. Karena Dia Mahakuasa untuk membuat perencanaan lain. Kami akan mengangkat derajat hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki, sebagaimana Kami telah mengangkat derajat Yusuf. Di atas orang yang berilmu ada orang yang lebih banyak ilmunya. Dan di atas ilmu semua orang ada ilmu Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. (76)
fabada-a bi-awʿiyatihim qabla wiʿāi akhīhi thumma is'takhrajahā min wiʿāi akhīhi kadhālika kid'nā liyūsufa mā kāna liyakhudha akhāhu fī dīni l-maliki illā an yashāa l-lahu narfaʿu darajātin man nashāu wafawqa kulli dhī ʿil'min ʿalīmun
۞ قَالُوٓا۟ إِن يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَّهُۥ مِن قَبْلُ ۚ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِى نَفْسِهِۦ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَالَ أَنتُمْ شَرٌّ مَّكَانًا ۖ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ ( ٧٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf berkata, "Jika dia mencuri tidaklah mengherankan, karena saudara kandungnya (maksudnya, Yusuf) pernah mencuri sebelum ini." Yusuf menyembunyikan kepedihan hatinya mendengar ucapan mereka dan tidak memperlihatkannya kepada mereka. Dan dia berkata di dalam hati kepada mereka, "Kedengkian dan kelakuan buruk yang dulu pernah kalian lakukan persis dengan kejahatan yang sedang terjadi saat ini. Allah -Ta'ālā- Maha Mengetahui fitnah yang keluar dari mulut kalian ini." (77)
qālū in yasriq faqad saraqa akhun lahu min qablu fa-asarrahā yūsufu fī nafsihi walam yub'dihā lahum qāla antum sharrun makānan wal-lahu aʿlamu bimā taṣifūna
قَالُوا۟ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْعَزِيزُ إِنَّ لَهُۥٓ أَبًا شَيْخًا كَبِيرًا فَخُذْ أَحَدَنَا مَكَانَهُۥٓ ۖ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٧٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf berkata kepada Yusuf, "Wahai Al-Azīz! Sesungguhnya dia mempunyai ayah yang sudah tua renta yang sangat mencintainya. Maka ambillah salah satu dari kami untuk menggantikannya. Sesungguhnya kami melihat anda sangat baik kepada kami dan kepada yang lain. Oleh karena itu, berbaik-hatilah kepada kami dengan mengabulkan permintaan kami." (78)
qālū yāayyuhā l-ʿazīzu inna lahu aban shaykhan kabīran fakhudh aḥadanā makānahu innā narāka mina l-muḥ'sinīna
قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ أَن نَّأْخُذَ إِلَّا مَن وَجَدْنَا مَتَـٰعَنَا عِندَهُۥٓ إِنَّآ إِذًا لَّظَـٰلِمُونَ ( ٧٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari tindakan yang semena-mena kepada orang yang tidak bersalah dengan menangkap selain orang yang kami temukan penakar raja di dalam wadahnya. Sesungguhnya jika kami melakukan hal itu niscaya kami telah berbuat zalim karena menghukum orang yang tidak bersalah dan membebaskan orang yang bersalah." (79)
qāla maʿādha l-lahi an nakhudha illā man wajadnā matāʿanā ʿindahu innā idhan laẓālimūna
فَلَمَّا ٱسْتَيْـَٔسُوا۟ مِنْهُ خَلَصُوا۟ نَجِيًّا ۖ قَالَ كَبِيرُهُمْ أَلَمْ تَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ أَبَاكُمْ قَدْ أَخَذَ عَلَيْكُم مَّوْثِقًا مِّنَ ٱللَّهِ وَمِن قَبْلُ مَا فَرَّطتُمْ فِى يُوسُفَ ۖ فَلَنْ أَبْرَحَ ٱلْأَرْضَ حَتَّىٰ يَأْذَنَ لِىٓ أَبِىٓ أَوْ يَحْكُمَ ٱللَّهُ لِى ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْحَـٰكِمِينَ ( ٨٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tatkala mereka merasa putus asa setelah mendengar jawaban Yusuf terhadap permintaan mereka, maka mereka menyingkir dari kerumunan orang untuk bermusyawarah. Saudara tertua mereka berkata, "Aku mengingatkan kalian bahwa ayah kalian telah mengambil janji yang kuat atas nama Allah dari kalian bahwa kalian akan membawa putranya kembali kepadanya, kecuali jika kalian dikepung dan tidak sanggup melawan. Dan sebelum ini kalian telah melakukan kecerobohan terkait dengan Yusuf. Kalian tidak menepati janji kalian kepada ayah kalian dalam menjaga Yusuf. Oleh karena itu, aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir sampai ayahku mengizinkan aku kembali kepadanya, atau Allah memutuskan untuk mengembalikan saudaraku kepadaku. Dan Allah adalah sebaik-baik pemberi keputusan, karena Dia memutuskan segala sesuatu secara benar dan adil." (80)
falammā is'tayasū min'hu khalaṣū najiyyan qāla kabīruhum alam taʿlamū anna abākum qad akhadha ʿalaykum mawthiqan mina l-lahi wamin qablu mā farraṭtum fī yūsufa falan abraḥa l-arḍa ḥattā yadhana lī abī aw yaḥkuma l-lahu lī wahuwa khayru l-ḥākimīna
ٱرْجِعُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَبِيكُمْ فَقُولُوا۟ يَـٰٓأَبَانَآ إِنَّ ٱبْنَكَ سَرَقَ وَمَا شَهِدْنَآ إِلَّا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حَـٰفِظِينَ ( ٨١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara tertua mereka berkata, "Pulanglah kalian ke rumah ayah kalian. Lalu katakan padanya, 'Sesungguhnya putramu telah mencuri. Dan sebagai hukumannya dia dijadikan budak oleh pejabat kerajaan Mesir. Kami hanya menyampaikan apa yang kami ketahui karena kami menyaksikan satu penakar dikeluarkan dari dalam wadah miliknya. Seandainya kami mengetahui hal itu pasti kami tidak berjanji untuk mengembalikannya kepadamu. (81)
ir'jiʿū ilā abīkum faqūlū yāabānā inna ib'naka saraqa wamā shahid'nā illā bimā ʿalim'nā wamā kunnā lil'ghaybi ḥāfiẓīna
وَسْـَٔلِ ٱلْقَرْيَةَ ٱلَّتِى كُنَّا فِيهَا وَٱلْعِيرَ ٱلَّتِىٓ أَقْبَلْنَا فِيهَا ۖ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ ( ٨٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan untuk membuktikan kebenaran kami silahkan engkau -wahai ayah kami- bertanya kepada penduduk Mesir yang ada di sana. Tanyakan pada rombongan yang datang bersama kami, niscaya mereka akan menyampaikan apa yang telah kami sampaikan. Kami benar-benar jujur tentang kasus pencurian yang kami sampaikan kepada engkau'." (82)
wasali l-qaryata allatī kunnā fīhā wal-ʿīra allatī aqbalnā fīhā wa-innā laṣādiqūna
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ ( ٨٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ayah mereka berkata kepada mereka, "Tidak. Kejadiannya tidak seperti yang kalian ceritakan, ia tidak mencuri, tetapi kalian tergoda oleh hawa nafsu kalian untuk membuat tipu muslihat terhadapnya seperti yang pernah kalian lakukan terhadap saudaranya, Yusuf sebelum ini. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang indah, tanpa keluh kesah kepada selain Allah. Mudah-mudahan Allah berkenan mengembalikan mereka semua -Yusuf dan adik kandungnya, serta kakak tertua mereka- kepadaku. Sesungguhnya Dia -Subḥānahu- Maha Mengetahui keadaanku lagi Maha Bijaksana dalam mengatur urusanku." (83)
qāla bal sawwalat lakum anfusukum amran faṣabrun jamīlun ʿasā l-lahu an yatiyanī bihim jamīʿan innahu huwa l-ʿalīmu l-ḥakīmu
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَـٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ ( ٨٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah menjauh dan berpaling dari mereka seraya berkata, "Alangkah sedihnya hatiku mengenang Yusuf." Hitam bola matanya berubah menjadi putih karena terlalu banyak menangisi Yusuf. Hatinya diliputi kesedihan dan resah yang mendalam. Tetapi dia menyembunyikan kesedihan hatinya dari masyarakat luas. (84)
watawallā ʿanhum waqāla yāasafā ʿalā yūsufa wa-ib'yaḍḍat ʿaynāhu mina l-ḥuz'ni fahuwa kaẓīmun
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ تَفْتَؤُا۟ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ ٱلْهَـٰلِكِينَ ( ٨٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf berkata kepada ayah mereka, "Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf dan meratapi kepergiannya hingga sakitmu semakin parah, atau mungkin engkau benar-benar akan kehilangan nyawa." (85)
qālū tal-lahi tafta-u tadhkuru yūsufa ḥattā takūna ḥaraḍan aw takūna mina l-hālikīna
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ( ٨٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah berkata kepada mereka, "Aku tidak pernah mengadukan kepedihan dan kesedihan hatiku selain kepada Allah saja. Dan aku mengetahui kasih sayang Allah, kebaikan-Nya, jawaban-Nya dan balasan-Nya bagi orang yang ditimpa musibah yang tidak kalian ketahui." (86)
qāla innamā ashkū bathī waḥuz'nī ilā l-lahi wa-aʿlamu mina l-lahi mā lā taʿlamūna
يَـٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ ( ٨٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah berkata kepada mereka, "Wahai anak-anakku! Pergilah kalian untuk mencari kabar tentang Yusuf dan saudaranya. Dan jangan pernah merasa putus asa terhadap pertolongan serta jalan keluar dari Allah kepada hamba. Orang yang merasa putus asa terhadap pertolongan Allah hanyalah orang-orang kafir, karena mereka tidak mengetahui besarnya kekuasaan Allah dan rahasia anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya." (87)
yābaniyya idh'habū fataḥassasū min yūsufa wa-akhīhi walā tāy'asū min rawḥi l-lahi innahu lā yāy'asu min rawḥi l-lahi illā l-qawmu l-kāfirūna
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ قَالُوا۟ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْعَزِيزُ مَسَّنَا وَأَهْلَنَا ٱلضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَـٰعَةٍ مُّزْجَىٰةٍ فَأَوْفِ لَنَا ٱلْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَجْزِى ٱلْمُتَصَدِّقِينَ ( ٨٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian mereka menjalankan perintah ayah mereka. Mereka pergi untuk mencari Yusuf dan saudaranya. Kemudian tatkala mereka bertemu dengan Yusuf, mereka berkata kepadanya, "Kami ditimpa kesulitan dan kemiskinan. Dan kami datang dengan barang-barang yang murah dan tidak berharga. Maka berilah kami takaran yang penuh seperti yang telah engkau berikan kepada kami sebelum ini. Dan berilah kami sedekah untuk menambah takaran kami. Atau jangan melihat nilai barang-barang kami yang murah itu. Sesungguhnya Allah akan memberikan balasan yang terbaik kepada orang-orang yang mau bersedekah." (88)
falammā dakhalū ʿalayhi qālū yāayyuhā l-ʿazīzu massanā wa-ahlanā l-ḍuru waji'nā bibiḍāʿatin muz'jātin fa-awfi lanā l-kayla wataṣaddaq ʿalaynā inna l-laha yajzī l-mutaṣadiqīna
قَالَ هَلْ عَلِمْتُم مَّا فَعَلْتُم بِيُوسُفَ وَأَخِيهِ إِذْ أَنتُمْ جَـٰهِلُونَ ( ٨٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mendengar pernyataan mereka itu Yusuf langsung merasa iba dan kasihan kepada mereka. Lalu dia memperkenalkan dirinya kepada mereka dengan mengatakan, "Kalian sudah tahu apa yang kalian lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kalian tidak mengetahui akibat dari perbuatan kalian terhadap mereka berdua." (89)
qāla hal ʿalim'tum mā faʿaltum biyūsufa wa-akhīhi idh antum jāhilūna
قَالُوٓا۟ أَءِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ ۖ قَالَ أَنَا۠ يُوسُفُ وَهَـٰذَآ أَخِى ۖ قَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّهُۥ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ ( ٩٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka semua terkejut dan bertanya, "Apakah engkau ini benar-benar Yusuf?!" Yusuf menjawab, "Ya. Aku adalah Yusuf. Dan yang kalian lihat bersamaku ini adalah saudara kandungku. Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami dengan membebaskan kami dari keadaan kami dan mengangkat derajat kami. Sesungguhnya siapa saja yang bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan bersabar terhadap cobaan yang diterimanya, maka perbuatannya itu merupakan amal kebaikan. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan, melainkan akan menjaganya untuk mereka.” (90)
qālū a-innaka la-anta yūsufu qāla anā yūsufu wahādhā akhī qad manna l-lahu ʿalaynā innahu man yattaqi wayaṣbir fa-inna l-laha lā yuḍīʿu ajra l-muḥ'sinīna
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ لَقَدْ ءَاثَرَكَ ٱللَّهُ عَلَيْنَا وَإِن كُنَّا لَخَـٰطِـِٔينَ ( ٩١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Saudara-saudara Yusuf meminta maaf atas apa yang telah mereka perbuat terhadapnya dengan mengatakan, "Demi Allah, engkau telah dikaruniai Allah kelebihan atas kami dengan memberimu sifat-sifat kesempurnaan. Dan kami telah berbuat jahat dan semena-mena kepadamu." (91)
qālū tal-lahi laqad ātharaka l-lahu ʿalaynā wa-in kunnā lakhāṭiīna
قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ ۖ يَغْفِرُ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ( ٩٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf menerima permintaan maaf mereka dan berkata, "Hari ini tidak ada celaan terhadap kalian yang membuat kalian harus dihukum atau dikecam. Aku memohon kepada Allah agar berkenan mengampuni kalian. Dan Dia -Subḥānahu- adalah Zat Maha Penyayang di antara para penyayang." (92)
qāla lā tathrība ʿalaykumu l-yawma yaghfiru l-lahu lakum wahuwa arḥamu l-rāḥimīna
ٱذْهَبُوا۟ بِقَمِيصِى هَـٰذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِى يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِى بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ ( ٩٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tatkala mereka memberitahu Yusuf tentang kondisi penglihatan ayahnya, dia memberikan bajunya kepada mereka dan berkata, "Bawalah bajuku ini dan usapkanlah di wajah ayahku, niscaya penglihatannya akan pulih kembali. Dan bawalah seluruh keluarga kalian kepadaku." (93)
idh'habū biqamīṣī hādhā fa-alqūhu ʿalā wajhi abī yati baṣīran watūnī bi-ahlikum ajmaʿīna
وَلَمَّا فَصَلَتِ ٱلْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّى لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَ ۖ لَوْلَآ أَن تُفَنِّدُونِ ( ٩٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ketika rombongan saudara-saudara Yusuf keluar dari negeri Mesir dan meninggalkan pemukiman penduduknya, Ya'qūb berkata kepada anak-anaknya dan orang-orang yang ada di sekitarnya di kampung halamannya, "Sesungguhnya aku benar-benar mencium aroma Yusuf, sekiranya kalian tidak menganggapku bodoh dan pikun dengan ucapan kalian, 'Orang tua ini sudah pikun. Dia mengatakan sesuatu tanpa sadar'." (94)
walammā faṣalati l-ʿīru qāla abūhum innī la-ajidu rīḥa yūsufa lawlā an tufannidūni
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ إِنَّكَ لَفِى ضَلَـٰلِكَ ٱلْقَدِيمِ ( ٩٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Salah seorang anaknya yang ada di sisinya berkata, "Demi Allah, sesungguhnya engkau masih berada dalam ilusimu yang dulu tentang kedudukan Yusuf di sisimu dan kemungkinan untuk bertemu kembali dengannya." (95)
qālū tal-lahi innaka lafī ḍalālika l-qadīmi
فَلَمَّآ أَن جَآءَ ٱلْبَشِيرُ أَلْقَىٰهُ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ فَٱرْتَدَّ بَصِيرًا ۖ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ( ٩٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian tatkala si pembawa berita gembira datang kepada Ya'qūb, dia langsung mengusapkan baju Yusuf ke wajahnya, dan seketika itu juga dia dapat melihat kembali. Ketika itulah Ya'qūb berkata kepada anak-anaknya, "Bukankah sudah kukatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui kasih sayang dan kebaikan Allah yang tidak kalian ketahui?" (96)
falammā an jāa l-bashīru alqāhu ʿalā wajhihi fa-ir'tadda baṣīran qāla alam aqul lakum innī aʿlamu mina l-lahi mā lā taʿlamūna
قَالُوا۟ يَـٰٓأَبَانَا ٱسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَآ إِنَّا كُنَّا خَـٰطِـِٔينَ ( ٩٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Anak-anak Ya'qūb meminta maaf kepadanya atas apa yang telah mereka lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya seraya berkata, "Wahai Ayah kami! Mohonkanlah ampun kepada Allah untuk dosa-dosa kami di masa lalu. Sesungguhnya kami telah berdosa dan bersalah dalam memperlakukan Yusuf dan saudara kandungnya." (97)
qālū yāabānā is'taghfir lanā dhunūbanā innā kunnā khāṭiīna
قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّىٓ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ( ٩٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sang ayah berkata kepada mereka, "Aku akan memohonkan ampun kepada Rabbku untuk dosa-dosa kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertobat." (98)
qāla sawfa astaghfiru lakum rabbī innahu huwa l-ghafūru l-raḥīmu
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ٱدْخُلُوا۟ مِصْرَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ ( ٩٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ya'qūb dan keluarganya pergi meninggalkan kampung halaman mereka untuk menemui Yusuf di negeri Mesir. Setelah mereka bertemu dengannya, Yusuf langsung memeluk ayah dan ibunya. Dan dia berkata kepada saudara-saudaranya beserta segenap keluarga mereka, "Masuklah ke negeri Mesir dengan aman sentosa. Tidak akan ada bahaya yang mengancam kalian." (99)
falammā dakhalū ʿalā yūsufa āwā ilayhi abawayhi waqāla ud'khulū miṣ'ra in shāa l-lahu āminīna
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى ٱلْعَرْشِ وَخَرُّوا۟ لَهُۥ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَـٰٓأَبَتِ هَـٰذَا تَأْوِيلُ رُءْيَـٰىَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّى حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِىٓ إِذْ أَخْرَجَنِى مِنَ ٱلسِّجْنِ وَجَآءَ بِكُم مِّنَ ٱلْبَدْوِ مِنۢ بَعْدِ أَن نَّزَغَ ٱلشَّيْطَـٰنُ بَيْنِى وَبَيْنَ إِخْوَتِىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى لَطِيفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ ( ١٠٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yusuf mempersilakan kedua orang tuanya untuk duduk di tempat duduknya. Lalu kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang berjumlah sebelas orang memberikan penghormatan kepada Yusuf dengan melakukan sujud. Itu merupakan sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, sebagai pembuktian perintah Allah dalam mimpinya. (Ketika itu bersujud kepada manusia tidak dilarang dalam syariat mereka). Maka Yusuf berkata kepada ayahnya, "Penghormatan dari kalian untukku ini adalah takwil (tafsir) dari mimpi yang dahulu kulihat di dalam tidurku dan kuceritakan kepadamu. Rabbku telah membuat mimpi itu menjadi kenyataan. Dan Rabbku telah berbuat baik kepadaku ketika Dia mengeluarkanku dari penjara. Dan juga ketika Dia mendatangkan kalian dari gurun pasir setelah hubungan baik antara aku dan saudara-saudaraku dirusak oleh setan. Sesungguhnya Rabbku sangat lembut dalam mengatur apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam mengatur urusan mereka." (100)
warafaʿa abawayhi ʿalā l-ʿarshi wakharrū lahu sujjadan waqāla yāabati hādhā tawīlu ru'yāya min qablu qad jaʿalahā rabbī ḥaqqan waqad aḥsana bī idh akhrajanī mina l-sij'ni wajāa bikum mina l-badwi min baʿdi an nazagha l-shayṭānu baynī wabayna ikh'watī inna rabbī laṭīfun limā yashāu innahu huwa l-ʿalīmu l-ḥakīmu
۞ رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ ( ١٠١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Yusuf berdoa kepada Rabbnya seraya berkata, "Ya Rabbku! Engkau telah memberiku jabatan di negeri Mesir dan mengajarkan kepadaku ilmu takwil mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya! Engkaulah Pelindungku dalam semua urusanku di dunia dan Pelindungku dalam semua urusanku di Akhirat. Cabutlah nyawaku di saat ajalku berakhir sebagai orang Islam (yang berserah diri). Dan gabungkanlah diriku bersama para Nabi yang saleh, baik leluhurku maupun bukan leluhurku, di dalam Surga Firdaus, Surga yang tertinggi." (101)
rabbi qad ātaytanī mina l-mul'ki waʿallamtanī min tawīli l-aḥādīthi fāṭira l-samāwāti wal-arḍi anta waliyyī fī l-dun'yā wal-ākhirati tawaffanī mus'liman wa-alḥiq'nī bil-ṣāliḥīna
ذَٰلِكَ مِنْ أَنۢبَآءِ ٱلْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۖ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ أَجْمَعُوٓا۟ أَمْرَهُمْ وَهُمْ يَمْكُرُونَ ( ١٠٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya yang telah Kami wahyukan kepadamu -wahai Rasul- tidakkah engkau ketahui sebelumnya. Karena engkau tidak menyaksikan saudara-saudara Yusuf ketika mereka memutuskan untuk membuangnya ke dalam sumur dan membuat tipu muslihat yang jahat. Tetapi Kami mewahyukan kisah itu kepadamu. (102)
dhālika min anbāi l-ghaybi nūḥīhi ilayka wamā kunta ladayhim idh ajmaʿū amrahum wahum yamkurūna
وَمَآ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ ( ١٠٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau -wahai Rasul- berupaya keras agar mereka mau beriman. Oleh karena itu janganlah engkau terlalu sedih dengan sikap mereka. (103)
wamā aktharu l-nāsi walaw ḥaraṣta bimu'minīna
وَمَا تَسْـَٔلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَـٰلَمِينَ ( ١٠٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Seandainya mereka mengerti pasti mereka beriman kepadamu. Karena engkau -wahai Rasul- tidak meminta imbalan apapun dari mereka dalam menyampaikan Al-Qur`ān dan dakwahmu kepada mereka. Sebab Al-Qur`ān itu semata-mata adalah peringatan bagi seluruh umat manusia. (104)
wamā tasaluhum ʿalayhi min ajrin in huwa illā dhik'run lil'ʿālamīna
وَكَأَيِّن مِّنْ ءَايَةٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ ( ١٠٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan banyak sekali tanda-tanda keesaan Allah -Subḥānahu- yang ada di langit dan bumi. Mereka menemukannya tetapi mereka enggan memikirkannya dan tidak menghiraukannya. (105)
waka-ayyin min āyatin fī l-samāwāti wal-arḍi yamurrūna ʿalayhā wahum ʿanhā muʿ'riḍūna
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ ( ١٠٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kebanyakan manusia tidak beriman bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Pencipta, Maha Memberi rezeki, Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan melainkan sambil menyembah tuhan-tuhan lain, seperti berhala-berhala atau patung-patung, dan menganggap bahwa Allah mempunyai anak. Mahasuci Allah dari apa yang mereka tuduhkan. (106)
wamā yu'minu aktharuhum bil-lahi illā wahum mush'rikūna
أَفَأَمِنُوٓا۟ أَن تَأْتِيَهُمْ غَـٰشِيَةٌ مِّنْ عَذَابِ ٱللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ ( ١٠٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apakah mereka merasa aman dari datangnya hukuman di dunia yang akan mengepung dan mengurung mereka tanpa bisa mereka hindari, atau datangnya Hari Kiamat secara tiba-tiba, sedangkan mereka tidak merasakan kedatangannya sehingga mereka tidak bersiap-siap untuk menghadapinya? Apakah karena hal itu kemudian mereka tidak beriman?! (107)
afa-aminū an tatiyahum ghāshiyatun min ʿadhābi l-lahi aw tatiyahumu l-sāʿatu baghtatan wahum lā yashʿurūna
قُلْ هَـٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى ۖ وَسُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ( ١٠٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang yang engkau dakwahi, "Inilah jalanku yang kudakwahkan kepada umat manusia. Aku sendiri mendakwahkannya berdasarkan hujah yang jelas. Begitu juga orang yang mengikuti jejakku, mengikuti petunjukku dan mengikuti sunahku mendakwahkannya berdasarkan hujah yang jelas. Dan aku bukanlah golongan orang-orang yang menyekutukan Allah, tetapi aku adalah golongan orang-orang yang mengesakan-Nya." (108)
qul hādhihi sabīlī adʿū ilā l-lahi ʿalā baṣīratin anā wamani ittabaʿanī wasub'ḥāna l-lahi wamā anā mina l-mush'rikīna
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِم مِّنْ أَهْلِ ٱلْقُرَىٰٓ ۗ أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۗ وَلَدَارُ ٱلْـَٔاخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ( ١٠٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul sebelum engkau -wahai Rasul- melainkan laki-laki dari bangsa manusia bukan Malaikat. Kami memberikan wahyu kepada mereka sebagaimana Kami memberikan wahyu kepadamu. Mereka berasal dari penduduk kota bukan penghuni belantara. Tetapi mereka didustakan oleh umat-umat mereka. Maka Kami binasakan mereka. Tidakkah orang-orang yang mendustakanmu itu berkelana di muka bumi kemudian berpikir tentang bagaimana nasib orang-orang kafir sebelum mereka, lalu mereka jadikan sebagai pelajaran?! Dan kenikmatan yang ada di Akhirat tentu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah di dunia. Apakah kalian tidak mengerti bahwa kenikmatan Akhirat itu lebih baik sehingga kalian mau bertakwa kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya, terutama perintah untuk beriman kepada-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, terutama larangan menyekutukan-Nya. (109)
wamā arsalnā min qablika illā rijālan nūḥī ilayhim min ahli l-qurā afalam yasīrū fī l-arḍi fayanẓurū kayfa kāna ʿāqibatu alladhīna min qablihim waladāru l-ākhirati khayrun lilladhīna ittaqaw afalā taʿqilūna
حَتَّىٰٓ إِذَا ٱسْتَيْـَٔسَ ٱلرُّسُلُ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا۟ جَآءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّىَ مَن نَّشَآءُ ۖ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ ٱلْقَوْمِ ٱلْمُجْرِمِينَ ( ١١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang memusuhi para Rasul yang kami utus itu Kami tangguhkan hukumannya dan tidak kami segerakan untuk mengecoh mereka. Sampai ketika mereka tidak kunjung binasa dan para Rasul merasa putus asa dalam menanti kebinasaan mereka, sementara orang-orang kafir menyangka bahwa Rasul-rasul mereka telah mendustai mereka tentang ancaman hukuman bagi orang-orang yang ingkar maupun janji untuk menyelamatkan orang-orang yang beriman, tiba-tiba pertolongan Kami datang kepada Rasul-rasul Kami, dan Kami selamatkan para Rasul dan orang-orang beriman dari azab yang menimpa orang-orang yang ingkar. Dan tidak ada seorangpun yang mampu menangkal azab Kami ketika Kami menurunkannya kepada mereka. (110)
ḥattā idhā is'tayasa l-rusulu waẓannū annahum qad kudhibū jāahum naṣrunā fanujjiya man nashāu walā yuraddu basunā ʿani l-qawmi l-muj'rimīna
لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَـٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ( ١١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya kisah-kisah tentang para Rasul dan umat-umatnya, dan kisah Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar mengandung pelajaran berharga bagi orang-orang yang berakal sehat. Tidak sepatutnya Al-Qur`ān yang memuat kisah-kisah itu disebut sebagai ucapan yang dibuat-buat atas nama Allah. Akan tetapi Al-Qur`ān adalah Kitab Suci yang membenarkan kitab-kitab samawi yang diturunkan dari sisi Allah, menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan secara rinci, seperti masalah hukum dan ketentuan syariat, membimbing kepada setiap kebaikan, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman kepadanya. Karena merekalah yang akan memanfaatkan apa yang terkandung di dalamnya. (111)
laqad kāna fī qaṣaṣihim ʿib'ratun li-ulī l-albābi mā kāna ḥadīthan yuf'tarā walākin taṣdīqa alladhī bayna yadayhi watafṣīla kulli shayin wahudan waraḥmatan liqawmin yu'minūna