بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
طه ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ṭā Hā. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. (1)
tta-ha
مَآ أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidaklah Kami menurunkan Al-Qur`ān kepadamu -wahai Rasul- untuk menjadi sebab kesusahan dirimu karena kaummu berpaling dari keimanan kepada dirimu. (2)
mā anzalnā ʿalayka l-qur'āna litashqā
إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami tidaklah menurunkannya melainkan sebagai peringatan bagi orang yang diberikan petunjuk oleh Allah agar merasa takut kepada-Nya. (3)
illā tadhkiratan liman yakhshā
تَنزِيلًا مِّمَّنْ خَلَقَ ٱلْأَرْضَ وَٱلسَّمَـٰوَٰتِ ٱلْعُلَى ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ia diturunkan oleh Allah yang menciptakan bumi ini, dan menciptakan langit-langit yang tinggi, itulah Al-Qur`ān yang agung karena diturunkan dari sisi Tuhan Yang Maha Agung. (4)
tanzīlan mimman khalaqa l-arḍa wal-samāwāti l-ʿulā
ٱلرَّحْمَـٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu Tuhan Yang Maha Pengasih, yang berada dan bersemayam di atas Arasy dengan sifat ketinggian yang sesuai dengan kemuliaan-Nya. (5)
al-raḥmānu ʿalā l-ʿarshi is'tawā
لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ ٱلثَّرَىٰ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Milik-Nya lah segala apa yang ada di langit, yang ada di bumi, dan yang ada di bawah tanah berupa makhluk-makhluk, Dia lah yang menciptakan, menguasai dan mengatur urusan mereka. (6)
lahu mā fī l-samāwāti wamā fī l-arḍi wamā baynahumā wamā taḥta l-tharā
وَإِن تَجْهَرْ بِٱلْقَوْلِ فَإِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخْفَى ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jika engkau mengeraskan ucapanmu -wahai Rasul- atau membisikkannya, maka sungguh Dia mengetahui semua itu, sebab Dialah yang mengetahui segala rahasia, dan apa yang lebih tersembunyi darinya berupa sesuatu yang terbetik dalam hati, dan sama sekali tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya. (7)
wa-in tajhar bil-qawli fa-innahu yaʿlamu l-sira wa-akhfā
ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia lah Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain-Nya, Dia sendirilah yang memiliki kesempurnaan nama yang paling indah. (8)
al-lahu lā ilāha illā huwa lahu l-asmāu l-ḥus'nā
وَهَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Wahai Rasul! Sungguh telah sampai kepadamu kisah Musa bin Imran -'alaihissalām-. (9)
wahal atāka ḥadīthu mūsā
إِذْ رَءَا نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدًى ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tatkala dalam perjalanannya ia melihat api, lalu ia berkata kepada keluarganya, "Tinggallah kalian di tempat ini, sesungguhnya aku melihat api, semoga aku dapat membawa sedikit nyala api kepada kalian, atau aku akan mendapati orang yang akan menunjukkanku suatu jalan." (10)
idh raā nāran faqāla li-ahlihi um'kuthū innī ānastu nāran laʿallī ātīkum min'hā biqabasin aw ajidu ʿalā l-nāri hudan
فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ يَـٰمُوسَىٰٓ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka ketika ia mendatangi api itu, Allah -Subḥānahu- memanggilnya dengan firman-Nya, "Wahai Musa, (11)
falammā atāhā nūdiya yāmūsā
إِنِّىٓ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخْلَعْ نَعْلَيْكَ ۖ إِنَّكَ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu, maka lepaslah kedua terompahmu agar engkau siap berbicara dengan-Ku, karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci yaitu Ṭuwa. (12)
innī anā rabbuka fa-ikh'laʿ naʿlayka innaka bil-wādi l-muqadasi ṭuwan
وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Aku telah memilih engkau -wahai Musa- untuk menyampaikan risalah-Ku kepada manusia, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepada-Mu. (13)
wa-anā ikh'tartuka fa-is'tamiʿ limā yūḥā
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain-Ku, maka sembahlah Aku semata, dan dirikanlah salat secara sempurna agar engkau mengingat-Ku dengannya. (14)
innanī anā l-lahu lā ilāha illā anā fa-uʿ'bud'nī wa-aqimi l-ṣalata lidhik'rī
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya hari Kiamat itu pasti datang, dan pasti terjadi, Aku merahasiakan waktunya sehingga tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya, akan tetapi mereka mengetahui tanda-tanda akan terjadinya melalui kabar yang diberikan oleh Nabi kepada mereka; semua itu dengan tujuan agar setiap orang diberikan balasan sesuai dengan apa yang ia amalkan baik berupa amalan baik ataupun amalan buruk. (15)
inna l-sāʿata ātiyatun akādu ukh'fīhā lituj'zā kullu nafsin bimā tasʿā
فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَن لَّا يُؤْمِنُ بِهَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ فَتَرْدَىٰ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka janganlah engkau dipalingkan -dari membenarkan adanya kiamat itu dan dari menyiapkan diri untuk menghadapinya dengan amal saleh- oleh orang-orang kafir yang tidak beriman kepadanya, dan oleh orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya untuk mengamalkan hal-hal yang haram, nanti mereka akan menyebabkan engkau binasa. (16)
falā yaṣuddannaka ʿanhā man lā yu'minu bihā wa-ittabaʿa hawāhu fatardā
وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَـٰمُوسَىٰ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan apakah yang ada di tangan kananmu itu wahai Musa? (17)
wamā til'ka biyamīnika yāmūsā
قَالَ هِىَ عَصَاىَ أَتَوَكَّؤُا۟ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِى وَلِىَ فِيهَا مَـَٔارِبُ أُخْرَىٰ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- menjawab, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya ketika berjalan, dengannya aku merontokkan dedaunan pohon agar menjadi makanan kambingku, dan bagiku tongkat ini masih memiliki manfaat lain selain yang aku sebutkan." (18)
qāla hiya ʿaṣāya atawakka-u ʿalayhā wa-ahushu bihā ʿalā ghanamī waliya fīhā maāribu ukh'rā
قَالَ أَلْقِهَا يَـٰمُوسَىٰ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman, "Lemparkanlah tongkat itu wahai Musa!" (19)
qāla alqihā yāmūsā
فَأَلْقَىٰهَا فَإِذَا هِىَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Musa pun melemparkannya. Tiba-tiba saja ia berubah menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat dan ringan. (20)
fa-alqāhā fa-idhā hiya ḥayyatun tasʿā
قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ ۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا ٱلْأُولَىٰ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah lalu berfirman kepada Musa -'alaihissalām-, "Peganglah tongkat itu dan jangan takut karena telah berubah menjadi ular, sebab bila engkau memegangnya Kami, akan mengembalikannya kepada keadaannya yang semula. (21)
qāla khudh'hā walā takhaf sanuʿīduhā sīratahā l-ūlā
وَٱضْمُمْ يَدَكَ إِلَىٰ جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ءَايَةً أُخْرَىٰ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan kepitlah tanganmu ke ketiakmu niscaya ia akan keluar dalam keadaan putih bercahaya bukan karena cacat kulit, tetapi sebagai mukjizat yang kedua. (22)
wa-uḍ'mum yadaka ilā janāḥika takhruj bayḍāa min ghayri sūin āyatan ukh'rā
لِنُرِيَكَ مِنْ ءَايَـٰتِنَا ٱلْكُبْرَى ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami telah memperlihatkan padamu dua mukjizat ini -wahai Musa- agar Kami tunjukkan padamu sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami yang sangat besar, yang menunjukkan besarnya kekuasaan Kami, dan bahwasanya engkau adalah seorang Rasul yang diutus dari sisi Allah. (23)
linuriyaka min āyātinā l-kub'rā
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka pergilah engkau -wahai Musa- kepada Fir'aun, sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas dalam kekafiran dan kedurhakaan terhadap Allah. (24)
idh'hab ilā fir'ʿawna innahu ṭaghā
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- berkata, "Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku agar aku bersabar dalam mendapatkan berbagai rintangan. (25)
qāla rabbi ish'raḥ lī ṣadrī
وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan mudahkanlah untukku urusanku. (26)
wayassir lī amrī
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan berikanlah aku kemampuan untuk berbicara secara fasih, (27)
wa-uḥ'lul ʿuq'datan min lisānī
يَفْقَهُوا۟ قَوْلِى ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : agar mereka memahami perkataanku tatkala menyampaikan risalah-Mu. (28)
yafqahū qawlī
وَٱجْعَل لِّى وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِى ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yang akan membantu urusan-urusanku. (29)
wa-ij'ʿal lī wazīran min ahlī
هَـٰرُونَ أَخِى ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu saudaraku Harun bin 'Imran. (30)
hārūna akhī
ٱشْدُدْ بِهِۦٓ أَزْرِى ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Teguhkanlah kekuatanku dengan keberadaannya. (31)
ush'dud bihi azrī
وَأَشْرِكْهُ فِىٓ أَمْرِى ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jadikanlah dia sebagai mitraku dalam mengemban risalah ini. (32)
wa-ashrik'hu fī amrī
كَىْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Agar kami bertasbih memuji-Mu dengan sebanyak-banyaknya. (33)
kay nusabbiḥaka kathīran
وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan juga agar banyak mengingat-Mu. (34)
wanadhkuraka kathīran
إِنَّكَ كُنتَ بِنَا بَصِيرًا ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Engkau Maha Melihat keadaan kami, tidak ada satu pun urusan kami yang tersembunyi dari-Mu." (35)
innaka kunta binā baṣīran
قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَـٰمُوسَىٰ ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman, "Sungguh Kami telah mengabulkan apa yang engkau minta wahai Musa. (36)
qāla qad ūtīta su'laka yāmūsā
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰٓ ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah memberimu nikmat sekali lagi. (37)
walaqad manannā ʿalayka marratan ukh'rā
إِذْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰٓ ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu tatkala Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan yang menjadi sebab Allah melindungimu dari makar Fir'aun. (38)
idh awḥaynā ilā ummika mā yūḥā
أَنِ ٱقْذِفِيهِ فِى ٱلتَّابُوتِ فَٱقْذِفِيهِ فِى ٱلْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ ٱلْيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّى وَعَدُوٌّ لَّهُۥ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami telah memerintahkan dia ketika mengilhamkan kepadanya, setelah melahirkannya, letakkanlah Musa dalam peti, lalu hanyutkanlah peti itu ke lautan, niscaya arus laut itu akan membawanya ke tepi atas perintah Kami, lalu ia akan diambil oleh musuh-Ku dan musuhnya yaitu Fir'aun. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang akan datang dari-Ku sehingga manusia yang melihatmu pun menyayangimu, dan agar engkau diasuh dalam pengawasan dan penjagaan-Ku. (39)
ani iq'dhifīhi fī l-tābūti fa-iq'dhifīhi fī l-yami falyul'qihi l-yamu bil-sāḥili yakhudh'hu ʿaduwwun lī waʿaduwwun lahu wa-alqaytu ʿalayka maḥabbatan minnī walituṣ'naʿa ʿalā ʿaynī
إِذْ تَمْشِىٓ أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ مَن يَكْفُلُهُۥ ۖ فَرَجَعْنَـٰكَ إِلَىٰٓ أُمِّكَ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ ۚ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَـٰكَ مِنَ ٱلْغَمِّ وَفَتَنَّـٰكَ فُتُونًا ۚ فَلَبِثْتَ سِنِينَ فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَـٰمُوسَىٰ ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu tatkala saudarimu berjalan membuntuti arah hanyutnya peti itu, lalu ia berkata kepada orang yang mengambilnya, "Bolehkah aku menunjukkan kepada kalian orang yang akan memelihara, menyusui, dan mengasuhnya?", Maka Kami pun memberikan nikmat kepadamu dengan mengembalikan dirimu kepada ibumu agar ia gembira dengan kepulanganmu dan tidak bersedih karena kehilanganmu. Juga engkau pernah membunuh seorang Qibti dengan pukulan tanganmu, lalu Kami memberimu nikmat dengan menyelamatkanmu dari hukuman, dan menyelamatkanmu berkali-kali dari berbagai cobaan yang menimpamu, lalu engkau pun keluar dari Mesir dan tinggal beberapa tahun di tengah penduduk Madyan, kemudian engkau datang pada waktu yang telah ditakdirkan agar Aku berbicara denganmu wahai Musa. (40)
idh tamshī ukh'tuka fataqūlu hal adullukum ʿalā man yakfuluhu farajaʿnāka ilā ummika kay taqarra ʿaynuhā walā taḥzana waqatalta nafsan fanajjaynāka mina l-ghami wafatannāka futūnan falabith'ta sinīna fī ahli madyana thumma ji'ta ʿalā qadarin yāmūsā
وَٱصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِى ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Aku telah memilihmu menjadi seorang Rasul-Ku, untuk menyampaikan kepada manusia apa yang Aku wahyukan kepadamu. (41)
wa-iṣ'ṭanaʿtuka linafsī
ٱذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِـَٔايَـٰتِى وَلَا تَنِيَا فِى ذِكْرِى ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka pergilah engkau -wahai Musa- beserta saudaramu, Harun, dengan membawa tanda-tanda dan mukjizat yang menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Ku, dan jangan sekali-kali kalian berdua lemah dalam berdakwah ke jalan-Ku, dan lalai dari mengingat-Ku. (42)
idh'hab anta wa-akhūka biāyātī walā taniyā fī dhik'rī
ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia benar-benar telah melampaui batas dalam kekafiran dan kedurhakaan terhadap Allah. (43)
idh'habā ilā fir'ʿawna innahu ṭaghā
فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka ucapkanlah kepadanya perkataan yang lembut, tidak kasar dan keras, dengan harapan agar ia sadar dan takut kepada Allah, lalu bertobat kepada-Nya. (44)
faqūlā lahu qawlan layyinan laʿallahu yatadhakkaru aw yakhshā
قَالَا رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفْرُطَ عَلَيْنَآ أَوْ أَن يَطْغَىٰ ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Musa dan Harun -'alaihimassalām- berkata, "Sesungguhnya kami khawatir dia akan menyiksa kami sebelum mendakwahinya secara sempurna, atau semakin zalim terhadap kami dengan pembunuhan atau selainnya." (45)
qālā rabbanā innanā nakhāfu an yafruṭa ʿalaynā aw an yaṭghā
قَالَ لَا تَخَافَآ ۖ إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَىٰ ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman kepada keduanya, "Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kalian untuk menolong dan melindungi kalian, dan Aku mendengar dan melihat apa yang akan terjadi antara kalian dan dia. (46)
qāla lā takhāfā innanī maʿakumā asmaʿu wa-arā
فَأْتِيَاهُ فَقُولَآ إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ ۖ قَدْ جِئْنَـٰكَ بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكَ ۖ وَٱلسَّلَـٰمُ عَلَىٰ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلْهُدَىٰٓ ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka datangilah ia, dan katakan kepadanya, "Wahai Fir'aun, sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami, dan janganlah engkau menyiksa mereka dengan membunuh anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sungguh kami datang kepadamu dengan membawa bukti dari Tuhanmu atas kejujuran kami, dan keselamatan dari azab Allah bagi orang yang beriman, lagi mengikuti petunjuk Allah. (47)
fatiyāhu faqūlā innā rasūlā rabbika fa-arsil maʿanā banī is'rāīla walā tuʿadhib'hum qad ji'nāka biāyatin min rabbika wal-salāmu ʿalā mani ittabaʿa l-hudā
إِنَّا قَدْ أُوحِىَ إِلَيْنَآ أَنَّ ٱلْعَذَابَ عَلَىٰ مَن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada kami bahwa azab yang ada di dunia dan di akhirat itu ditimpakan kepada siapapun yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan berpaling dari risalah yang dibawa oleh para rasul. (48)
innā qad ūḥiya ilaynā anna l-ʿadhāba ʿalā man kadhaba watawallā
قَالَ فَمَن رَّبُّكُمَا يَـٰمُوسَىٰ ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Fir'aun berkata sembari mengingkari risalah yang mereka bawa, "Siapakah Tuhan kalian berdua yang kalian klaim bahwa Dia mengutus kalian kepadaku, wahai Musa?" (49)
qāla faman rabbukumā yāmūsā
قَالَ رَبُّنَا ٱلَّذِىٓ أَعْطَىٰ كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهُۥ ثُمَّ هَدَىٰ ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa menjawab, "Tuhan kami adalah Tuhan yang telah memberikan rupa dan bentuk segala sesuatu dengan serasi, lalu memberikan petunjuk kepada semua makhluk itu untuk apa Dia menciptakan mereka." (50)
qāla rabbunā alladhī aʿṭā kulla shayin khalqahu thumma hadā
قَالَ فَمَا بَالُ ٱلْقُرُونِ ٱلْأُولَىٰ ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Fir'aun berkata, "Jadi bagaimana keadaan umat-umat terdahulu yang hidup di atas kekafiran?" (51)
qāla famā bālu l-qurūni l-ūlā
قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى فِى كِتَـٰبٍ ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata kepada Fir'aun, "Pengetahuan tentang umat-umat tersebut ada pada Tuhanku, tertulis dalam Lauḥ Maḥfuẓ, dan Tuhanku tidak akan salah pengetahuan-Nya, dan tidak pula lupa dengan apa yang Dia ketahui. (52)
qāla ʿil'muhā ʿinda rabbī fī kitābin lā yaḍillu rabbī walā yansā
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّن نَّبَاتٍ شَتَّىٰ ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan agar kalian bisa hidup di atasnya, dan menjadikan jalan-jalan yang pantas dilalui agar kalian bisa berjalan di atasnya, dan menurunkan air hujan dari langit." Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan berbagai jenis aneka tumbuh-tumbuhan. (53)
alladhī jaʿala lakumu l-arḍa mahdan wasalaka lakum fīhā subulan wa-anzala mina l-samāi māan fa-akhrajnā bihi azwājan min nabātin shattā
كُلُوا۟ وَٱرْعَوْا۟ أَنْعَـٰمَكُمْ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلنُّهَىٰ ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Makanlah -wahai manusia- dari makanan yang baik yang Kami berikan kepadamu, dan gembalakanlah hewan ternak kalian, karena sungguh pada aneka nikmat yang Kami sebutkan itu pasti terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal. (54)
kulū wa-ir'ʿaw anʿāmakum inna fī dhālika laāyātin li-ulī l-nuhā
۞ مِنْهَا خَلَقْنَـٰكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ ( ٥٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dari tanah bumi inilah Kami menciptakan nenek moyang kalian yaitu Adam -'alaihissalām-, dan kepada tanah itulah Kami akan mengembalikan kalian ketika kalian mati, dan darinyalah Kami akan mengeluarkan kalian pada kali yang lain untuk dibangkitkan pada hari Kiamat kelak. (55)
min'hā khalaqnākum wafīhā nuʿīdukum wamin'hā nukh'rijukum tāratan ukh'rā
وَلَقَدْ أَرَيْنَـٰهُ ءَايَـٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَىٰ ( ٥٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah perlihatkan kepada Fir'aun sembilan tanda-tanda kebesaran Kami, dan ia pun menyaksikannya namun ternyata ia mendustakannya dan enggan untuk menerima ajakan beriman kepada Allah. (56)
walaqad araynāhu āyātinā kullahā fakadhaba wa-abā
قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَـٰمُوسَىٰ ( ٥٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Fir'aun berkata, "Apakah engkau datang kepada kami dengan tujuan mengusir kami dari negeri Mesir dengan perantaraan sihirmu itu -wahai Musa- agar kerajaan Mesir itu menjadi milikmu sendiri? (57)
qāla aji'tanā litukh'rijanā min arḍinā bisiḥ'rika yāmūsā
فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِّثْلِهِۦ فَٱجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَّا نُخْلِفُهُۥ نَحْنُ وَلَآ أَنتَ مَكَانًا سُوًى ( ٥٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka kami pasti akan mendatangkan kepadamu -wahai Musa- suatu sihir seperti sihirmu, maka buatlah suatu perjanjian untuk pertemuan antara kami dan engkau dengan waktu dan tempat yang ditentukan, yang mana kami tidak akan menyalahinya dan engkau pun tidak menyalahinya, dan hendaknya tempat itu merupakan tempat terbuka lagi pertengahan antara dua kelompok." (58)
falanatiyannaka bisiḥ'rin mith'lihi fa-ij'ʿal baynanā wabaynaka mawʿidan lā nukh'lifuhu naḥnu walā anta makānan suwan
قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ ٱلزِّينَةِ وَأَن يُحْشَرَ ٱلنَّاسُ ضُحًى ( ٥٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- berkata kepada Fir'aun, "Perjanjian waktu untuk pertemuan kami dengan kalian ialah pada hari raya tatkala manusia berkumpul untuk melakukan pesta hari raya mereka pada waktu duha (pagi hari)." (59)
qāla mawʿidukum yawmu l-zīnati wa-an yuḥ'shara l-nāsu ḍuḥan
فَتَوَلَّىٰ فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُۥ ثُمَّ أَتَىٰ ( ٦٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Fir'aun meninggalkan tempat itu lalu mengatur dan mengumpulkan makar dan tipu dayanya. Kemudian ia datang pada waktu dan tempat yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengadu kekuatan. (60)
fatawallā fir'ʿawnu fajamaʿa kaydahu thumma atā
قَالَ لَهُم مُّوسَىٰ وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُم بِعَذَابٍ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنِ ٱفْتَرَىٰ ( ٦١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata menasihati para penyihir Fir'aun, "Celakalah kalian, janganlah kalian mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan menipu manusia lewat sihir kalian, sehingga nanti Dia akan membinasakan kalian dengan azab dari sisi-Nya, dan sungguh sangat merugi orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah." (61)
qāla lahum mūsā waylakum lā taftarū ʿalā l-lahi kadhiban fayus'ḥitakum biʿadhābin waqad khāba mani if'tarā
فَتَنَـٰزَعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّجْوَىٰ ( ٦٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka ketika para penyihir itu mendengar ucapan Musa -'alaihissalām-, mereka pun saling berbantah-bantahan dan berdebat secara sembunyi-sembunyi. (62)
fatanāzaʿū amrahum baynahum wa-asarrū l-najwā
قَالُوٓا۟ إِنْ هَـٰذَٰنِ لَسَـٰحِرَٰنِ يُرِيدَانِ أَن يُخْرِجَاكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ ٱلْمُثْلَىٰ ( ٦٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagian penyihir itu berkata kepada sebagian lainnya secara berbisik-bisik, "Sesungguhnya Musa dan Harun adalah dua orang penyihir, mereka berdua ingin mengeluarkan kalian dari negeri Mesir dengan perantaraan sihir yang mereka datangkan, dan mereka hendak melenyapkan adat kebiasaanmu yang utama dan tinggi di kehidupan ini. (63)
qālū in hādhāni lasāḥirāni yurīdāni an yukh'rijākum min arḍikum bisiḥ'rihimā wayadhhabā biṭarīqatikumu l-muth'lā
فَأَجْمِعُوا۟ كَيْدَكُمْ ثُمَّ ٱئْتُوا۟ صَفًّا ۚ وَقَدْ أَفْلَحَ ٱلْيَوْمَ مَنِ ٱسْتَعْلَىٰ ( ٦٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka kuatkan dan kumpulkanlah segala tipu daya kalian dan jangan sekali-kali kalian berselisih, lalu datanglah kalian dengan berbaris, dan lemparkan sihir yang kalian miliki secara serempak, dan sungguh beruntunglah orang yang mengalahkan lawannya pada hari ini." (64)
fa-ajmiʿū kaydakum thumma i'tū ṣaffan waqad aflaḥa l-yawma mani is'taʿlā
قَالُوا۟ يَـٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلْقِىَ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَىٰ ( ٦٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Para penyihir itu berkata kepada Musa -'alaihissalām-, "Wahai Musa, pilihlah salah satu; apakah engkau yang memulai dahulu dengan mengeluarkan sihirmu ataukah kami yang akan mulai melakukannya?" (65)
qālū yāmūsā immā an tul'qiya wa-immā an nakūna awwala man alqā
قَالَ بَلْ أَلْقُوا۟ ۖ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ ( ٦٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata, "Silakan kalianlah yang lebih dahulu melemparkannya," Lalu mereka pun mulai melemparkan sihir yang mereka miliki, maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat yang mereka lemparkan itu terbayang oleh Musa bahwa ia seakan-akan menjadi ular-ular yang merayap cepat lantaran perbuatan sihir mereka. (66)
qāla bal alqū fa-idhā ḥibāluhum waʿiṣiyyuhum yukhayyalu ilayhi min siḥ'rihim annahā tasʿā
فَأَوْجَسَ فِى نَفْسِهِۦ خِيفَةً مُّوسَىٰ ( ٦٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Musa pun menyembunyikan rasa takut dalam hatinya terhadap sihir yang mereka lakukan. (67)
fa-awjasa fī nafsihi khīfatan mūsā
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْأَعْلَىٰ ( ٦٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah lalu berfirman kepada Musa -'alaihissalām- untuk menenangkannya, "Janganlah engkau takut dengan apa yang terbayang olehmu, sesungguhnya engkaulah -wahai Musa- yang akan mengalahkan mereka dengan mendapatkan kemenangan. (68)
qul'nā lā takhaf innaka anta l-aʿlā
وَأَلْقِ مَا فِى يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوٓا۟ ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا۟ كَيْدُ سَـٰحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ ( ٦٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan lemparkanlah tongkat yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menjelma menjadi ular besar yang akan menelan sihir yang mereka buat. Apa yang mereka perbuat itu hanyalah tipu daya sihir belaka, dan sungguh para pesihir itu tidak akan mendapatkan kemenangan di manapun berada." (69)
wa-alqi mā fī yamīnika talqaf mā ṣanaʿū innamā ṣanaʿū kaydu sāḥirin walā yuf'liḥu l-sāḥiru ḥaythu atā
فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِرَبِّ هَـٰرُونَ وَمُوسَىٰ ( ٧٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Musa melemparkan tongkatnya yang kemudian menjelma menjadi ular besar, lalu menelan sihir yang mereka perbuat, lalu seketika bersujudlah para tukang sihir itu kepada Allah karena mengetahui bahwa apa yang dilakukan oleh Musa bukanlah sihir, akan tetapi mukjizat yang datangnya dari sisi Allah, mereka berkata, "Kami telah beriman kepada Tuhan Musa dan Harun, yaitu Tuhan segala makhluk." (70)
fa-ul'qiya l-saḥaratu sujjadan qālū āmannā birabbi hārūna wamūsā
قَالَ ءَامَنتُمْ لَهُۥ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُۥ لَكَبِيرُكُمُ ٱلَّذِى عَلَّمَكُمُ ٱلسِّحْرَ ۖ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَـٰفٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِى جُذُوعِ ٱلنَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَآ أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَىٰ ( ٧١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Fir'aun lalu berkata dengan menampakkan pengingkaran terhadap keimanan para tukang sihir itu dan memberikan mereka ancaman, "Apakah kalian beriman kepada Musa sebelum aku mengizinkan kalian melakukannya? Sesungguhnya Musa ini adalah pembesar kalian yang mengajarkan kalian sihir -wahai para tukang sihir-, maka sungguh akan kupotong tangan dan kaki setiap dari kalian secara bersilang, dan akan aku salib jasad-jasad kalian pada pangkal-pangkal pohon kurma sampai mati, sehingga akan menjadi pelajaran bagi selain kalian, dan pada saat itu juga kalian pasti akan mengetahui siapa diantara kita yang paling pedih dan paling kekal siksanya; aku ataukah Tuhan Musa?" (71)
qāla āmantum lahu qabla an ādhana lakum innahu lakabīrukumu alladhī ʿallamakumu l-siḥ'ra fala-uqaṭṭiʿanna aydiyakum wa-arjulakum min khilāfin wala-uṣallibannakum fī judhūʿi l-nakhli walataʿlamunna ayyunā ashaddu ʿadhāban wa-abqā
قَالُوا۟ لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَآءَنَا مِنَ ٱلْبَيِّنَـٰتِ وَٱلَّذِى فَطَرَنَا ۖ فَٱقْضِ مَآ أَنتَ قَاضٍ ۖ إِنَّمَا تَقْضِى هَـٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَآ ( ٧٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Para tukang sihir itu berkata kepada Fir'aun, "Kami tidak akan pernah mengutamakan rasa tunduk dan taat kepadamu dari pada ketundukan terhadap bukti-bukti nyata/mukjizat yang datang kepada kami. Kami tidak akan pernah mengutamakanmu dari Allah yang telah menciptakan Kami, maka lakukanlah apa yang ingin engkau lakukan pada kami sekehendakmu, sesungguhnya engkau tidak memiliki kekuasaan atas kami kecuali hanya dalam kehidupan dunia ini, dan kekuasaanmu itu pasti akan sirna. (72)
qālū lan nu'thiraka ʿalā mā jāanā mina l-bayināti wa-alladhī faṭaranā fa-iq'ḍi mā anta qāḍin innamā taqḍī hādhihi l-ḥayata l-dun'yā
إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَـٰيَـٰنَا وَمَآ أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ ٱلسِّحْرِ ۗ وَٱللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ ( ٧٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, dengan harapan agar Dia mengampuni amalan-amalan maksiat kami terdahulu berupa kekafiran atau lainnya, serta menghapus dosa-dosa sihir yang engkau paksa kami untuk mempelajarinya, mempraktekkannya, dan mengalahkan Musa dengannya, sungguh Allah lebih baik pahala-Nya dibandingkan balasan yang engkau janjikan kepada kami, dan Dia lebih kekal azab-Nya dibandingkan azab yang engkau ancamkan kepada kami." (73)
innā āmannā birabbinā liyaghfira lanā khaṭāyānā wamā akrahtanā ʿalayhi mina l-siḥ'ri wal-lahu khayrun wa-abqā
إِنَّهُۥ مَن يَأْتِ رَبَّهُۥ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُۥ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ ( ٧٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kesimpulannya adalah bahwa barangsiapa yang datang kepada Tuhannya hari Kiamat dalam keadaan kafir kepada-Nya, maka baginya adalah Neraka Jahanam, ia akan masuk tinggal di dalamnya kekal selama-lamanya, ia tidak akan mati agar berhenti merasakan azabnya, dan tidak pula merasakan hidup yang baik. (74)
innahu man yati rabbahu muj'riman fa-inna lahu jahannama lā yamūtu fīhā walā yaḥyā
وَمَن يَأْتِهِۦ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَـٰتُ ٱلْعُلَىٰ ( ٧٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya pada hari Kiamat dalam keadaan beriman kepada-Nya, dan ia telah mengerjakan amal saleh, maka mereka yang memiliki kriteria seperti ini sungguh akan mendapatkan kedudukan tinggi dan derajat yang mulia. (75)
waman yatihi mu'minan qad ʿamila l-ṣāliḥāti fa-ulāika lahumu l-darajātu l-ʿulā
جَنَّـٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّىٰ ( ٧٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Derajat-derajat itu adalah berupa Surga yang mereka tempati, sungai-sungai senantiasa mengalir di bawah istana-istananya, mereka tinggal kekal di dalamnya. Balasan yang disebutkan ini adalah ganjaran bagi setiap orang yang mensucikan dirinya dari perbuatan kafir dan maksiat. (76)
jannātu ʿadnin tajrī min taḥtihā l-anhāru khālidīna fīhā wadhālika jazāu man tazakkā
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى فَٱضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِى ٱلْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَـٰفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ ( ٧٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah bersama hamba-hamba-Ku dari negeri Mesir pada malam hari agar tidak diketahui oleh seorang pun, dan buatkanlah bagi mereka jalanan yang kering di lautan dengan memukulkan tongkatmu pada laut itu, engkau tidak perlu khawatir akan disusul oleh Fir'aun dan bala tentaranya, dan tidak perlu khawatir akan tenggelam ke dasar laut." (77)
walaqad awḥaynā ilā mūsā an asri biʿibādī fa-iḍ'rib lahum ṭarīqan fī l-baḥri yabasan lā takhāfu darakan walā takhshā
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِۦ فَغَشِيَهُم مِّنَ ٱلْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ ( ٧٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Fir'aun beserta bala tentaranya pun mengejar mereka, akan tetapi ia dan bala tentaranya tersebut digulung oleh ombak lautan yang hakikatnya tidak diketahui kecuali oleh Allah. Mereka semua pun tenggelam dan binasa, sedangkan Musa dan orang-orang yang bersamanya selamat. (78)
fa-atbaʿahum fir'ʿawnu bijunūdihi faghashiyahum mina l-yami mā ghashiyahum
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُۥ وَمَا هَدَىٰ ( ٧٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dengan memperindah kekafiran kepada mereka, menipu mereka dengan berbagai kebatilan, dan tidak menunjukkan mereka jalan petunjuk. (79)
wa-aḍalla fir'ʿawnu qawmahu wamā hadā
يَـٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ قَدْ أَنجَيْنَـٰكُم مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوَٰعَدْنَـٰكُمْ جَانِبَ ٱلطُّورِ ٱلْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ ( ٨٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Kami katakan kepada Bani Israil setelah Kami selamatkan mereka dari Fir'aun dan bala tentaranya, "Wahai Bani Israil, Kami telah menyelamatkan kalian dari musuh kalian, Kami telah menjanjikan kalian agar Kami berbicara dengan Musa di sebelah kanan lembah yang terletak di samping Bukit Ṭur, dan Kami telah menurunkan kepada kalian dalam masa pengembaraan kalian sebagian dari nikmat Kami berupa minuman manis seperti madu, dan burung kecil yang memiliki daging enak seperti puyuh. (80)
yābanī is'rāīla qad anjaynākum min ʿaduwwikum wawāʿadnākum jāniba l-ṭūri l-aymana wanazzalnā ʿalaykumu l-mana wal-salwā
كُلُوا۟ مِن طَيِّبَـٰتِ مَا رَزَقْنَـٰكُمْ وَلَا تَطْغَوْا۟ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِى ۖ وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِى فَقَدْ هَوَىٰ ( ٨١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka makanlah makanan halal yang lezat dari rezeki yang Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batasan yang kami bolehkan dengan memakan yang haram, yang menyebabkan turunnya kemurkaan-Ku atas kalian, dan barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku maka sungguh binasa dan sengsaralah ia di dunia dan di Akhirat. (81)
kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum walā taṭghaw fīhi fayaḥilla ʿalaykum ghaḍabī waman yaḥlil ʿalayhi ghaḍabī faqad hawā
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ ( ٨٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh, Aku memiliki banyak ampunan dan maaf kepada orang yang bertobat dan beriman kepada-Ku, dan mengerjakan amalan saleh, lalu tetap istikamah di atas kebenaran. (82)
wa-innī laghaffārun liman tāba waāmana waʿamila ṣāliḥan thumma ih'tadā
۞ وَمَآ أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَـٰمُوسَىٰ ( ٨٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan apa yang menyebabkanmu datang lebih cepat dari kaummu -wahai Musa-, sehingga engkau mendahului dan meninggalkan mereka di belakangmu? (83)
wamā aʿjalaka ʿan qawmika yāmūsā
قَالَ هُمْ أُو۟لَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ ( ٨٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- menjawab, "Itulah mereka berada di belakangku, dan sedang menyusul aku, dan aku bersegera kepada-Mu dengan mendahului kaumku agar Engkau meridai-Ku lantaran kesegeraan-Ku berjumpa dengan-Mu." (84)
qāla hum ulāi ʿalā atharī waʿajil'tu ilayka rabbi litarḍā
قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنۢ بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ ٱلسَّامِرِىُّ ( ٨٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan dengan penyembahan patung anak sapi, mereka telah diseru oleh Samiri untuk menyembahnya, sehingga iapun menyesatkan mereka." (85)
qāla fa-innā qad fatannā qawmaka min baʿdika wa-aḍallahumu l-sāmiriyu
فَرَجَعَ مُوسَىٰٓ إِلَىٰ قَوْمِهِۦ غَضْبَـٰنَ أَسِفًا ۚ قَالَ يَـٰقَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ۚ أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ ٱلْعَهْدُ أَمْ أَرَدتُّمْ أَن يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُم مَّوْعِدِى ( ٨٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah dan bersedih karena penyembahan mereka terhadap patung anak sapi itu. Musa lalu berkata, "Wahai kaumku! Bukankah Tuhan kalian telah menjanjikan suatu janji yang baik dengan menurunkan kepada kalian kitab Taurat, dan memasukkan kalian ke dalam Surga? Apakah sudah terlalu lama masa perjanjian itu sehingga kalian melupakannya? Atau apakah dengan perbuatan ini kalian menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpa kalian semua dan kalian ditimpa azab-Nya? Sehingga kalian pun melanggar perjanjian denganku agar tetap teguh di atas ketaatan sampai aku kembali kepada kalian?!" (86)
farajaʿa mūsā ilā qawmihi ghaḍbāna asifan qāla yāqawmi alam yaʿid'kum rabbukum waʿdan ḥasanan afaṭāla ʿalaykumu l-ʿahdu am aradttum an yaḥilla ʿalaykum ghaḍabun min rabbikum fa-akhlaftum mawʿidī
قَالُوا۟ مَآ أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَـٰكِنَّا حُمِّلْنَآ أَوْزَارًا مِّن زِينَةِ ٱلْقَوْمِ فَقَذَفْنَـٰهَا فَكَذَٰلِكَ أَلْقَى ٱلسَّامِرِىُّ ( ٨٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kaum Musa menjawab, "Kami tidaklah melanggar perjanjian denganmu -wahai Musa- karena kemauan kami sendiri, akan tetapi karena keterpaksaan. Kami telah membawa beban berat dari perhiasan kaum Fir'aun, kemudian kami melemparkannya ke dalam lobang agar kami tidak dibebani olehnya. Maka sebagaimana kami melemparnya ke dalam lobang, ternyata Samiri melempar ke dalamnya tanah dari bekas jejak kaki kuda Malaikat Jibril -'alaihissalām-. (87)
qālū mā akhlafnā mawʿidaka bimalkinā walākinnā ḥummil'nā awzāran min zīnati l-qawmi faqadhafnāhā fakadhālika alqā l-sāmiriyu
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهُۥ خُوَارٌ فَقَالُوا۟ هَـٰذَآ إِلَـٰهُكُمْ وَإِلَـٰهُ مُوسَىٰ فَنَسِىَ ( ٨٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian dari perhiasan yang terkumpul dalam lobang itu, Samiri mengeluarkan untuk mereka patung anak sapi yang tidak memiliki ruh namun memiliki suara seperti suara sapi, maka orang-orang yang tertipu dengan perbuatan Samiri ini berkata, "Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa, namun ia melupakannya dan meninggalkannya di sini." (88)
fa-akhraja lahum ʿij'lan jasadan lahu khuwārun faqālū hādhā ilāhukum wa-ilāhu mūsā fanasiya
أَفَلَا يَرَوْنَ أَلَّا يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ قَوْلًا وَلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ( ٨٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka tidakkah orang-orang yang tertipu dengan patung anak sapi itu dan menyembahnya melihat bahwa ia tidak dapat berbicara dan memberikan jawaban, tidak pula kuasa menolak adanya mudarat bagi mereka atau selain mereka, atau mendatangkan manfaat bagi mereka dan selain mereka? (89)
afalā yarawna allā yarjiʿu ilayhim qawlan walā yamliku lahum ḍarran walā nafʿan
وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَـٰرُونُ مِن قَبْلُ يَـٰقَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحْمَـٰنُ فَٱتَّبِعُونِى وَأَطِيعُوٓا۟ أَمْرِى ( ٩٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh sebelum kepulangan Musa kepada mereka, Harun telah berkata memperingatkan kaumnya, "Dalam pembuatan patung anak sapi yang terbuat dari emas dan suaranya ini hanyalah sebagai cobaan bagi kalian agar nampak siapa di antara kalian yang mukmin dan siapa yang kafir, dan sesungguhnya Tuhan kalian -wahai kaumku- ialah Tuhan yang memiliki anugerah rahmat, bukan sesuatu yang tidak kuasa menolak adanya mudarat atau mendatangkan manfaat, apalagi kuasa untuk mencurahkan rahmat pada kalian, maka ikutilah aku dalam beribadah hanya kepada-Nya semata, dan taatilah perintahku untuk meninggalkan ibadah kepada selainnya.” (90)
walaqad qāla lahum hārūnu min qablu yāqawmi innamā futintum bihi wa-inna rabbakumu l-raḥmānu fa-ittabiʿūnī wa-aṭīʿū amrī
قَالُوا۟ لَن نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عَـٰكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ ( ٩١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang tertipu dengan penyembahan patung anak sapi itu menjawab, "Kami akan terus senantiasa menyembahnya dan tidak meninggalkannya hingga Musa kembali kepada kami." (91)
qālū lan nabraḥa ʿalayhi ʿākifīna ḥattā yarjiʿa ilaynā mūsā
قَالَ يَـٰهَـٰرُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوٓا۟ ( ٩٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata kepada saudaranya Harun, "Apa yang menghalangimu ketika engkau melihat mereka sesat dengan menyembah patung anak sapi itu sebagai tuhan selain Allah, (92)
qāla yāhārūnu mā manaʿaka idh ra-aytahum ḍallū
أَلَّا تَتَّبِعَنِ ۖ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِى ( ٩٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : untuk meninggalkan mereka dan menyusulku?! Apakah engkau sengaja melanggar perintahku ketika menjadikanmu sebagai penggantiku untuk memimpin mereka?! (93)
allā tattabiʿani afaʿaṣayta amrī
قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِى وَلَا بِرَأْسِىٓ ۖ إِنِّى خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِى ( ٩٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika Musa memegang jenggot dan kepala saudaranya dan menariknya sebagai bentuk pengingkaran perbuatannya, Harun lalu berkata kepadanya untuk menenangkannya, "Janganlah engkau memegang jenggot dan juga rambutku, karena aku memiliki alasan kenapa aku tetap bersama mereka, aku sungguh khawatir bila meninggalkan mereka, mereka akan berpecah belah, sehingga engkau akan mengatakan padaku bahwa aku telah memecah belah mereka dan tidak menjaga wasiat yang engkau berikan." (94)
qāla yabna-umma lā takhudh biliḥ'yatī walā birasī innī khashītu an taqūla farraqta bayna banī is'rāīla walam tarqub qawlī
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَـٰسَـٰمِرِىُّ ( ٩٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa lalu berkata kepada Samiri, "Apa tujuanmu wahai Samiri? Apa yang mendorongmu untuk melakukan yang demikian ini?" (95)
qāla famā khaṭbuka yāsāmiriyyu
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا۟ بِهِۦ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتْ لِى نَفْسِى ( ٩٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Samiri berkata kepada Musa -'alaihissalām-, "Aku melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya, sungguh aku telah melihat Malaikat Jibril berada di atas seekor kuda, lalu aku mengambil segenggam tanah dari jejak kaki kudanya, kemudian melemparkannya ke dalam perhiasan-perhiasan yang terbentuk dalam rupa patung anak sapi sehingga membuatnya menjadi satu patung berjasad dan mengeluarkan suara. Demikianlah hawa nafsuku menganggap baik apa yang aku lakukan." (96)
qāla baṣur'tu bimā lam yabṣurū bihi faqabaḍtu qabḍatan min athari l-rasūli fanabadhtuhā wakadhālika sawwalat lī nafsī
قَالَ فَٱذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِى ٱلْحَيَوٰةِ أَن تَقُولَ لَا مِسَاسَ ۖ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّن تُخْلَفَهُۥ ۖ وَٱنظُرْ إِلَىٰٓ إِلَـٰهِكَ ٱلَّذِى ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۖ لَّنُحَرِّقَنَّهُۥ ثُمَّ لَنَنسِفَنَّهُۥ فِى ٱلْيَمِّ نَسْفًا ( ٩٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa berkata kepada Samiri, "Pergilah engkau! Sungguh dalam kehidupan ini engkau hanya dapat mengatakan, "aku tidak akan menyentuh dan tidaklah disentuh." Agar engkau hidup terasing, dan engkau pasti mendapatkan apa yang telah dijanjikan pada hari Kiamat kelak untuk dihisab dan diberikan hukuman, dan Allah tidak akan menyelisihi janji itu. Dan lihatlah patung anak sapi yang engkau jadikan tuhanmu itu, dan terus menyembahnya sebagai tuhan selain Allah, kami pasti akan membakarnya dengan api hingga hancur dan menjadi abu, lalu menghamburkan abunya ke dalam lautan secara berserakan agar ia tidak memiliki jejak apapun." (97)
qāla fa-idh'hab fa-inna laka fī l-ḥayati an taqūla lā misāsa wa-inna laka mawʿidan lan tukh'lafahu wa-unẓur ilā ilāhika alladhī ẓalta ʿalayhi ʿākifan lanuḥarriqannahu thumma lanansifannahu fī l-yami nasfan
إِنَّمَآ إِلَـٰهُكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَسِعَ كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا ( ٩٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh, Tuhan kalian yang berhak disembah -wahai manusia- hanyalah Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah selain-Nya, pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, tidak ada satu pengetahuan pun yang Dia tidak ketahui. (98)
innamā ilāhukumu l-lahu alladhī lā ilāha illā huwa wasiʿa kulla shayin ʿil'man
كَذَٰلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنۢبَآءِ مَا قَدْ سَبَقَ ۚ وَقَدْ ءَاتَيْنَـٰكَ مِن لَّدُنَّا ذِكْرًا ( ٩٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagaimana yang Kami ceritakan kepadamu -wahai Rasul- tentang kisah Musa, Fir'aun, dan kisah kedua kaumnya, maka Kami menceritakan pula kepadamu kisah-kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu agar menjadi penghibur dan penenang hatimu, dan Kami telah berikan kepadamu dari sisi Kami Al-Qur`ān sebagai peringatan bagi orang yang mau menerima peringatan. (99)
kadhālika naquṣṣu ʿalayka min anbāi mā qad sabaqa waqad ātaynāka min ladunnā dhik'ran
مَّنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُۥ يَحْمِلُ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وِزْرًا ( ١٠٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Barangsiapa yang berpaling dari Al-Qur`ān yang diturunkan kepadamu, ia belum beriman kepadanya, dan beramal dengan kandungannya; maka ia akan datang pada hari Kiamat kelak dengan membawa dosa yang sangat besar dan berhak mendapatkan hukuman yang pedih. (100)
man aʿraḍa ʿanhu fa-innahu yaḥmilu yawma l-qiyāmati wiz'ran
خَـٰلِدِينَ فِيهِ ۖ وَسَآءَ لَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ حِمْلًا ( ١٠١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan tinggal dalam azab itu kekal selamanya. Maka seburuk-buruk beban yang dipikul adalah beban dosa yang mereka akan pikul hari Kiamat kelak. (101)
khālidīna fīhi wasāa lahum yawma l-qiyāmati ḥim'lan
يَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ ۚ وَنَحْشُرُ ٱلْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا ( ١٠٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yaitu pada hari Malaikat meniupkan sangkakala yang kedua kalinya agar semuanya dibangkitkan, dan pada hari itu Kami kumpulkan orang-orang kafir dengan wajah biru lagi muram karena berubahnya kulit dan mata mereka lantaran dahsyatnya keadaan hari Akhirat yang mereka lalui. (102)
yawma yunfakhu fī l-ṣūri wanaḥshuru l-muj'rimīna yawma-idhin zur'qan
يَتَخَـٰفَتُونَ بَيْنَهُمْ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا عَشْرًا ( ١٠٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka saling berbisik satu sama lain dengan berkata, "Kalian tidak akan tinggal di alam kubur setelah kematian kalian melainkan hanya 10 malam saja." (103)
yatakhāfatūna baynahum in labith'tum illā ʿashran
نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا ( ١٠٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami lebih mengetahui apa yang mereka bisikkan itu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari Kami ketika orang yang lebih berakal di antara mereka berkata, "Kalian tidak akan tinggal di alam kubur kecuali hanya satu hari, tidak lebih." (104)
naḥnu aʿlamu bimā yaqūlūna idh yaqūlu amthaluhum ṭarīqatan in labith'tum illā yawman
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْجِبَالِ فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّى نَسْفًا ( ١٠٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu -wahai Rasul- tentang keadaan gunung-gunung di hari Kiamat kelak, maka katakanlah pada mereka, "Gunung-gunung itu akan dicabut oleh Tuhanku dari akar-akarnya lalu menghancurkannya sehingga menjadi debu yang beterbangan. (105)
wayasalūnaka ʿani l-jibāli faqul yansifuhā rabbī nasfan
فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا ( ١٠٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Dia membiarkan bumi yang ditempati gunung-gunung itu menjadi rata, tidak memiliki bangunan dan tumbuhan sama sekali. (106)
fayadharuhā qāʿan ṣafṣafan
لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَآ أَمْتًا ( ١٠٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sehingga engkau -wahai yang akan melihatnya- tidak akan lagi menyaksikan adanya perbedaan antara tempat yang tinggi dan yang rendah karena betapa ratanya bumi itu. (107)
lā tarā fīhā ʿiwajan walā amtan
يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ ٱلدَّاعِىَ لَا عِوَجَ لَهُۥ ۖ وَخَشَعَتِ ٱلْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَـٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا ( ١٠٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pada hari itu manusia akan mengikuti panggilan yang menyeru mereka ke padang Mahsyar, mereka tidak bisa membantah agar tidak mengikutinya, dan semua suara pada hari itu tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena rasa takut kepada-Nya, sehingga hari itu engkau tidak akan mendengar kecuali suara yang berbisik-bisik. (108)
yawma-idhin yattabiʿūna l-dāʿiya lā ʿiwaja lahu wakhashaʿati l-aṣwātu lilrraḥmāni falā tasmaʿu illā hamsan
يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَـٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلًا ( ١٠٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pada hari yang agung itu, pertolongan dari pemberi syafaat tidak lagi berguna kecuali dari pemberi syafaat yang diizinkan Allah untuk memberikan syafaat, dan Dia meridai perkataannya dalam syafaat itu. (109)
yawma-idhin lā tanfaʿu l-shafāʿatu illā man adhina lahu l-raḥmānu waraḍiya lahu qawlan
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِۦ عِلْمًا ( ١١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah sungguh mengetahui apa yang akan dihadapi oleh manusia berupa perkara hari Kiamat, dan mengetahui pula apa yang mereka tinggalkan di kehidupan dunia mereka, sedang pengetahuan semua hamba tidak meliputi tentang Żat dan Sifat-Nya. (110)
yaʿlamu mā bayna aydīhim wamā khalfahum walā yuḥīṭūna bihi ʿil'man
۞ وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا ( ١١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan semua wajah hamba tertunduk hina di hadapan Tuhan Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati, Tuhan Yang Berdiri Sendiri dalam mengurusi dan mengatur urusan hamba-hamba-Nya, dan sungguh betapa meruginya orang yang membawa beban dosa dengan membuang dirinya ke tempat kebinasaan. (111)
waʿanati l-wujūhu lil'ḥayyi l-qayūmi waqad khāba man ḥamala ẓul'man
وَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا ( ١١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan ganjarannya secara sempurna, ia tidak khawatir akan dizalimi dengan diberikan hukuman atas dosa yang tidak ia lakukan, dan tidak pula khawatir akan dikurangi pahala amal salehnya. (112)
waman yaʿmal mina l-ṣāliḥāti wahuwa mu'minun falā yakhāfu ẓul'man walā haḍman
وَكَذَٰلِكَ أَنزَلْنَـٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ ٱلْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا ( ١١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sebagaimana Kami turunkan kisah-kisah umat terdahulu, maka Kami juga menurunkan Al-Qur`ān ini dengan bahasa arab yang jelas, dan Kami telah menjelaskan berulang-ulang di dalamnya berbagai macam peringatan dan ancaman dengan harapan agar mereka takut kepada Allah, atau Al-Qur`ān ini menyebabkan mereka bisa mengambil pelajaran dan nasihat. (113)
wakadhālika anzalnāhu qur'ānan ʿarabiyyan waṣarrafnā fīhi mina l-waʿīdi laʿallahum yattaqūna aw yuḥ'dithu lahum dhik'ran
فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا ( ١١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Mahatinggi Allah lagi Mahasuci, Raja yang menguasai segala sesuatu, Raja yang sebenar-benarnya, dan firman-Nya adalah benar, Dia Maha Suci dari apa yang disandarkan orang-orang musyrik terhadap-Nya. Maka janganlah engkau tergesa-gesa -wahai Rasul- dalam membaca Al-Qur`ān bersama Jibril sebelum ia selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu lain di samping ilmu yang telah Engkau ajarkan padaku." (114)
fataʿālā l-lahu l-maliku l-ḥaqu walā taʿjal bil-qur'āni min qabli an yuq'ḍā ilayka waḥyuhu waqul rabbi zid'nī ʿil'man
وَلَقَدْ عَهِدْنَآ إِلَىٰٓ ءَادَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِىَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُۥ عَزْمًا ( ١١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Dan sungguh Kami telah wasiatkan kepada Adam dahulu kala agar tidak memakan buah dari pohon itu. Kami melarangnya dan menjelaskan akibat dari melanggar larangan tersebut, namun ia lupa akan wasiat Kami lalu memakan buah pohon itu dan tidak bisa bersabar dengannya. Dan Kami tidak lihat dari dirinya kemauan kuat untuk menjaga wasiat Kami tersebut. (115)
walaqad ʿahid'nā ilā ādama min qablu fanasiya walam najid lahu ʿazman
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِـَٔادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ ( ١١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam dengan sujud penghormatan," Maka mereka semua pun sujud kecuali Iblis -yang saat itu bersama mereka namun tidak berasal dari bangsa mereka-, ia menolak untuk sujud karena sombong dan angkuh. (116)
wa-idh qul'nā lil'malāikati us'judū liādama fasajadū illā ib'līsa abā
فَقُلْنَا يَـٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَـٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰٓ ( ١١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Kami berfirman, "Wahai Adam! Sesungguhnya Iblis itu musuh bagimu dan bagi istrimu, maka jangan sekali-kali ia mengeluarkan engkau dan istrimu dari Surga dengan cara mentaati apa yang ia bisikkan kepada kalian berdua, sehingga nanti engkau akan menanggung beban berat dan menyengsarakanmu. (117)
faqul'nā yāādamu inna hādhā ʿaduwwun laka walizawjika falā yukh'rijannakumā mina l-janati fatashqā
إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَىٰ ( ١١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh telah ada jaminan dari Allah bagimu di dalam Surga ini, engkau tidak akan kelaparan, dan Dia memberimu pakaian sehingga engkau tidak akan telanjang. (118)
inna laka allā tajūʿa fīhā walā taʿrā
وَأَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا۟ فِيهَا وَلَا تَضْحَىٰ ( ١١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Dia akan memberimu minum hingga engkau tidak merasa dahaga, dan memberimu tempat teduh hingga engkau tidak di timpa panas matahari." (119)
wa-annaka lā taẓma-u fīhā walā taḍḥā
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ ٱلشَّيْطَـٰنُ قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ ( ١٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setan membisikkan kepada Adam dan berkata kepadanya, "Maukah aku tunjukkan kepadamu sebuah pohon yang apabila seseorang memakan buahnya maka ia tidak akan mati selamanya, tetapi ia akan terus menerus hidup kekal, dan akan memiliki kerajaan yang terus kekal dan tidak akan binasa lagi punah?!" (120)
fawaswasa ilayhi l-shayṭānu qāla yāādamu hal adulluka ʿalā shajarati l-khul'di wamul'kin lā yablā
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ( ١٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Adam dan Hawa pun memakan buah pohon yang dilarang untuk dimakan tersebut, lalu tampaklah kedua aurat mereka setelah awalnya tertutup rapat, sehingga mereka pun segera memetik dedaunan pohon-pohon Surga dan menutupi aurat mereka dengannya. Adam telah menyelisihi perintah Tuhannya karena tidak mengindahkan perintah-Nya untuk tidak memakan dari buah pohon tersebut, sehingga ia pun melampaui batasan yang seharusnya tidak pantas dilakukannya. (121)
fa-akalā min'hā fabadat lahumā sawātuhumā waṭafiqā yakhṣifāni ʿalayhimā min waraqi l-janati waʿaṣā ādamu rabbahu faghawā
ثُمَّ ٱجْتَبَـٰهُ رَبُّهُۥ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ ( ١٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Allah menjadikannya sebagai makhluk terpilih, menerima tobatnya, dan memberinya petunjuk. (122)
thumma ij'tabāhu rabbuhu fatāba ʿalayhi wahadā
قَالَ ٱهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًۢا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ ( ١٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman kepada Adam dan Hawa, "Turunlah kalian berdua beserta Iblis dari Surga. Iblis adalah musuh bagi kalian berdua, dan kalian berdua adalah musuh baginya. Maka apabila datang kepada kalian penjelasan tentang jalan agama-Ku, maka ketahuilah bahwa barangsiapa diantara kalian yang mengikuti jalan-Ku, beramal dengannya, dan tidak keluar darinya maka dia pasti tidak akan tersesat dari jalan kebenaran, dan tidak akan pula sengsara karena azab di Akhirat kelak, tetapi Allah akan memasukkannya ke dalam Surga. (123)
qāla ih'biṭā min'hā jamīʿan baʿḍukum libaʿḍin ʿaduwwun fa-immā yatiyannakum minnī hudan famani ittabaʿa hudāya falā yaḍillu walā yashqā
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ أَعْمَىٰ ( ١٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, tidak menerima, dan mewujudkannya, maka sungguh baginya kehidupan yang sengsara lagi sempit di dunia ini dan di alam kubur, dan Kami akan menggiringnya di padang Mahsyar hari Kiamat kelak dalam keadaan buta; tidak bisa melihat dan tidak memiliki hujah." (124)
waman aʿraḍa ʿan dhik'rī fa-inna lahu maʿīshatan ḍankan wanaḥshuruhu yawma l-qiyāmati aʿmā
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِىٓ أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا ( ١٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang yang berpaling dari peringatan Allah ini akan berkata, "Wahai Tuhanku! Mengapa hari ini Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu di dunia aku dapat melihat?" (125)
qāla rabbi lima ḥashartanī aʿmā waqad kuntu baṣīran
قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ ءَايَـٰتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلْيَوْمَ تُنسَىٰ ( ١٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah lalu berfirman membantahnya, "Hal seperti inilah yang dahulu engkau lakukan di dunia. Ayat-ayat Kami telah datang kepadamu namun engkau berpaling darinya dan mengabaikannya, jadi begitu pula hari ini engkau akan diabaikan dengan diberikan azab. (126)
qāla kadhālika atatka āyātunā fanasītahā wakadhālika l-yawma tunsā
وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنۢ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِۦ ۚ وَلَعَذَابُ ٱلْـَٔاخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَىٰٓ ( ١٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan dengan balasan inilah Kami akan memberikan balasan kepada orang yang tenggelam dalam hawa nafsu yang diharamkan, dan enggan beriman terhadap bukti-bukti kebenaran yang jelas dari Tuhannya. Sungguh azab Allah di Akhirat kelak lebih dahsyat, lebih kuat, dan lebih kekal dibandingkan dengan kehidupan yang sengsara di dunia dan di alam kubur. (127)
wakadhālika najzī man asrafa walam yu'min biāyāti rabbihi walaʿadhābu l-ākhirati ashaddu wa-abqā
أَفَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ يَمْشُونَ فِى مَسَـٰكِنِهِمْ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلنُّهَىٰ ( ١٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka apakah tidak jelas juga bagi orang-orang musyrik itu tentang banyaknya umat yang Kami binasakan sebelum mereka, padahal mereka melewati bekas-bekas tempat tinggal umat-umat yang binasa tersebut, dan menyaksikan jejak-jejak azab yang menimpa mereka? Sesungguhnya pada kebinasaan yang menimpa umat-umat tersebut terdapat pelajaran dan ibrah bagi orang-orang yang berakal. (128)
afalam yahdi lahum kam ahlaknā qablahum mina l-qurūni yamshūna fī masākinihim inna fī dhālika laāyātin li-ulī l-nuhā
وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًا وَأَجَلٌ مُّسَمًّى ( ١٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan seandainya tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu -wahai Rasul-, bahwa Dia tidak memberikan azab kepada seorang pun sebelum ditegakkannya hujah atasnya, serta seandainya tidak adanya batasan waktu yang telah ditakdirkan bagi mereka, niscaya Dia pasti menyegerakan azab itu bagi mereka karena mereka memang pantas untuk mendapatkannya. (129)
walawlā kalimatun sabaqat min rabbika lakāna lizāman wa-ajalun musamman
فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ ءَانَآئِ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ ٱلنَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ ( ١٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka bersabarlah -wahai Rasul- atas perkataan orang-orang yang mendustakanmu berupa kata-kata yang batil, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dalam salat fajar sebelum terbitnya matahari, dalam salat ashar sebelum terbenamnya matahari, juga dalam salat magrib dan isya di waktu malam, dalam salat zuhur di waktu condongnya matahari ke arah barat setelah berlalunya setengah hari, dan dalam salat magrib setelah berlalunya seluruh hari, dengan harapan agar engkau mendapatkan pahala yang memuaskanmu di sisi Tuhanmu. (130)
fa-iṣ'bir ʿalā mā yaqūlūna wasabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulūʿi l-shamsi waqabla ghurūbihā wamin ānāi al-layli fasabbiḥ wa-aṭrāfa l-nahāri laʿallaka tarḍā
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ( ١٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada ragam kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan orang-orang yang mendustakanmu itu sebagai bunga kehidupan dunia semata agar Kami menguji mereka dengan kenikmatan itu, karena sesungguhnya kenikmatan yang Kami berikan itu akan punah, sehingga pahala Tuhanmu yang dijanjikan padamu agar engkau merasa rida dengannya lebih baik dan lebih kekal dari segala kenikmatan fana yang mereka rasakan di dunia, sebab pahala Tuhanmu tidak akan pernah terputus. (131)
walā tamuddanna ʿaynayka ilā mā mattaʿnā bihi azwājan min'hum zahrata l-ḥayati l-dun'yā linaftinahum fīhi wariz'qu rabbika khayrun wa-abqā
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ ( ١٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan perintahkanlah keluargamu -wahai Rasul- untuk mendirikan salat, dan bersabarlah engkau dalam menjalankannya, sungguh Kami tidak meminta rezeki kepadamu atau kepada selainmu, sebab Kami lah yang memberimu rezeki. Adapun akibat yang baik di dunia ini dan di Akhirat kelak hanyalah diperuntukkan bagi orang-orang bertakwa yang takut kepada Allah, sehingga mereka pun mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. (132)
wamur ahlaka bil-ṣalati wa-iṣ'ṭabir ʿalayhā lā nasaluka riz'qan naḥnu narzuquka wal-ʿāqibatu lilttaqwā
وَقَالُوا۟ لَوْلَا يَأْتِينَا بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّهِۦٓ ۚ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ ( ١٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang kafir yang mendustakan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata, "Mengapa Muhammad tidak mendatangkan kepada kami tanda bukti dari Tuhannya yang menunjukkan kebenaran dan kerasulannya?". Bukankah telah datang kepada orang-orang yang mendustakan itu kitab Al-Qur`ān yang membenarkan kitab-kitab samawi yang sebelumnya?! (133)
waqālū lawlā yatīnā biāyatin min rabbihi awalam tatihim bayyinatu mā fī l-ṣuḥufi l-ūlā
وَلَوْ أَنَّآ أَهْلَكْنَـٰهُم بِعَذَابٍ مِّن قَبْلِهِۦ لَقَالُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ ءَايَـٰتِكَ مِن قَبْلِ أَن نَّذِلَّ وَنَخْزَىٰ ( ١٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sekiranya Kami membinasakan orang-orang yang mendustakan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan menurunkan azab atas mereka lantaran kekafiran dan kedurhakaan mereka sebelum Kami mengutus rasul dan menurunkan kitab Al-Qur`ān kepada mereka, niscaya pada hari Kiamat kelak mereka akan berkata untuk mengemukakan alasan kekafiran mereka, "Wahai Tuhan kami, mengapa engkau tidak mengutus kepada kami seorang Rasul ketika di dunia, sehingga kami bisa beriman kepadanya dan mengikuti petunjuk yang ia bawa berupa tanda-tanda kebesaran-Mu sebelum kami ditimpa kehinaan dan kebinasaan karena azabmu?" (134)
walaw annā ahlaknāhum biʿadhābin min qablihi laqālū rabbanā lawlā arsalta ilaynā rasūlan fanattabiʿa āyātika min qabli an nadhilla wanakhzā
قُلْ كُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوا۟ ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَـٰبُ ٱلصِّرَٰطِ ٱلسَّوِىِّ وَمَنِ ٱهْتَدَىٰ ( ١٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang mendustakanmu itu, "Masing-masing dari kita menanti apa yang akan diperbuat oleh Allah, maka nantikanlah olehmu, dan kelak pasti kalian akan mengetahui siapakah yang menempuh jalan yang lurus dan mendapat petunjuk diantara kita; kami atau kalian?" (135)
qul kullun mutarabbiṣun fatarabbaṣū fasataʿlamūna man aṣḥābu l-ṣirāṭi l-sawiyi wamani ih'tadā