بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
حمٓ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ḥā Mīm. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. (1)
hha-meem
تَنزِيلٌ مِّنَ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Al-Qur`ān ini diturunkan dari Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (2)
tanzīlun mina l-raḥmāni l-raḥīmi
كِتَـٰبٌ فُصِّلَتْ ءَايَـٰتُهُۥ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Suatu kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan dengan penjelasan paling jelas dan paling sempurna, dijadikan Al-Qur`ān dengan bahasa Arab bagi kaum yang mengetahui, karena mereka adalah orang-orang yang mengambil manfaat dari makna-maknanya dan kandungannya yang merupakan petunjuk menuju kebenaran. (3)
kitābun fuṣṣilat āyātuhu qur'ānan ʿarabiyyan liqawmin yaʿlamūna
بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yang menyampaikan kabar gembira bagi orang-orang Mukmin dengan apa yang Allah sediakan bagi mereka, yaitu balasan besar, yang memperingatkan orang-orang kafir dari azab Allah yang pedih, lalu kebanyakan dari mereka malah berpaling darinya. Mereka tidak mendengar kandungannya yang merupakan petunjuk dengan pendengaran untuk menerimanya. (4)
bashīran wanadhīran fa-aʿraḍa aktharuhum fahum lā yasmaʿūna
وَقَالُوا۟ قُلُوبُنَا فِىٓ أَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُونَآ إِلَيْهِ وَفِىٓ ءَاذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنۢ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَٱعْمَلْ إِنَّنَا عَـٰمِلُونَ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata, "Hati kami telah tertutup oleh selaput-selaput sehingga ia tidak bisa memahami apa yang kamu serukan kepada kami, sementara telinga kami tersumbat sehingga ia tidak mendengarnya, lalu di antara kami dengan kamu ada tabir penghalang sehingga apa yang kamu katakan tidak sampai kepada kami. Maka beramallah di atas agamamu dan kami beramal di atas agama kami. Kami tidak akan mengikutimu." (5)
waqālū qulūbunā fī akinnatin mimmā tadʿūnā ilayhi wafī ādhāninā waqrun wamin bayninā wabaynika ḥijābun fa-iʿ'mal innanā ʿāmilūna
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ فَٱسْتَقِيمُوٓا۟ إِلَيْهِ وَٱسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِينَ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang menentang itu, “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, hanya saja aku menerima wahyu dari Allah bahwa sesembahan kalian yang benar adalah Esa, yaitu Allah, maka tempuhlah jalan yang mengantarkan kamu kepada-Nya, mintalah kepada Allah ampunan dari dosa-dosa kalian. Kerugian dan azab disediakan bagi orang-orang musyrikin yang menyembah selain Allah atau menyekutukan-Nya dengan yang lain.” (6)
qul innamā anā basharun mith'lukum yūḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhun wāḥidun fa-is'taqīmū ilayhi wa-is'taghfirūhu wawaylun lil'mush'rikīna
ٱلَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ كَـٰفِرُونَ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang tidak menunaikan zakat harta mereka, dan mereka kafir kepada Akhirat dengan segala apa yang terkait dengannya berupa nikmat abadi dan azab yang pedih. (7)
alladhīna lā yu'tūna l-zakata wahum bil-ākhirati hum kāfirūna
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, melakukan amal-amal saleh, bagi mereka pahala abadi tidak terputus, yaitu Surga. (8)
inna alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti lahum ajrun ghayru mamnūnin
۞ قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَرْضَ فِى يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُۥٓ أَندَادًا ۚ ذَٰلِكَ رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- untuk mencela orang-orang musyrikin, “Mengapa kalian kafir kepada Allah yang menciptakan bumi dalam dua hari, Ahad dan Senin, dan kalian mengangkat sekutu-sekutu bagi-Nya yang kalian sembah selain Allah? Padahal Allah adalah Rabb seluruh makhluk.” (9)
qul a-innakum latakfurūna bi-alladhī khalaqa l-arḍa fī yawmayni watajʿalūna lahu andādan dhālika rabbu l-ʿālamīna
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِىَ مِن فَوْقِهَا وَبَـٰرَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَآ أَقْوَٰتَهَا فِىٓ أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَآءً لِّلسَّآئِلِينَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah menjadikan di bumi gunung-gunung yang terpancang kokoh untuk meneguhkan bumi agar tidak bergoncang. Allah menentukan di bumi makanan manusia dan hewan-hewan dalam empat hari guna menyempurnakan dua hari sebelumnya, yaitu hari Selasa dan Rabu, sama saja bagi siapa yang hendak bertanya tentangnya. (10)
wajaʿala fīhā rawāsiya min fawqihā wabāraka fīhā waqaddara fīhā aqwātahā fī arbaʿati ayyāmin sawāan lilssāilīna
ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ٱئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Allah -Subḥānahu- menciptakan langit yang saat itu adalah asap, Allah berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Tunduklah kalian berdua kepada perintah-Ku secara suka rela atau terpaksa, kalian berdua tidak mempunyai pilihan kecuali itu.” Maka keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka rela, tidak ada keinginan bagi kami tanpa keinginan-Mu wahai Rabb kami.” (11)
thumma is'tawā ilā l-samāi wahiya dukhānun faqāla lahā walil'arḍi i'tiyā ṭawʿan aw karhan qālatā ataynā ṭāiʿīna
فَقَضَىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَـٰوَاتٍ فِى يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِى كُلِّ سَمَآءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِمَصَـٰبِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah menyempurnakan penciptaan langit dalam dua hari, yaitu hari Kamis dan Jumat. Dengan tambahan dua hari, sempurnalah penciptaan langit dan bumi dalam enam hari. Allah mewahyukan di setiap langit apa yang Dia takdirkan padanya, dan apa yang Dia perintahkan berupa ketaatan dan ibadah kepada-Nya. Allah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang. Dan Kami menjaganya dari setan-setan yang naik hendak mencuri pendengaran. Semua yang disebutkan itu adalah pengaturan dari Allah yang Maha Perkasa, yang tidak dikalahkan oleh siapapun, yang Maha mengetahui makhluk-Nya. (12)
faqaḍāhunna sabʿa samāwātin fī yawmayni wa-awḥā fī kulli samāin amrahā wazayyannā l-samāa l-dun'yā bimaṣābīḥa waḥif'ẓan dhālika taqdīru l-ʿazīzi l-ʿalīmi
فَإِنْ أَعْرَضُوا۟ فَقُلْ أَنذَرْتُكُمْ صَـٰعِقَةً مِّثْلَ صَـٰعِقَةِ عَادٍ وَثَمُودَ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika orang-orang itu berpaling dari iman kepada apa yang kamu bawa, maka katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, “Aku memperingatkan kalian dari azab yang akan menimpa kalian sebagaimana azab yang telah menimpa 'Ād kaum Hūd dan Ṡamūd kaum Ṣāleḥ manakala mereka mendustakan kedua Nabi tersebut.” (13)
fa-in aʿraḍū faqul andhartukum ṣāʿiqatan mith'la ṣāʿiqati ʿādin wathamūda
إِذْ جَآءَتْهُمُ ٱلرُّسُلُ مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ قَالُوا۟ لَوْ شَآءَ رَبُّنَا لَأَنزَلَ مَلَـٰٓئِكَةً فَإِنَّا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ كَـٰفِرُونَ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ketika para rasul datang kepada mereka silih berganti dengan membawa satu dakwah yang mereka serukan, yaitu agar mereka tidak menyembah kecuali Allah semata, maka orang-orang kafir dari mereka menjawab, “Seandainya Rabb kami berkehendak untuk menurunkan malaikat-malaikat kepada kami sebagai rasul-rasul niscaya Dia melakukannya, sesungguhnya kami ini tetap kafir kepada apa yang kalian diutus dengannya, karena kalian adalah manusia yang sama dengan kami.” (14)
idh jāathumu l-rusulu min bayni aydīhim wamin khalfihim allā taʿbudū illā l-laha qālū law shāa rabbunā la-anzala malāikatan fa-innā bimā ur'sil'tum bihi kāfirūna
فَأَمَّا عَادٌ فَٱسْتَكْبَرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَقَالُوا۟ مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ وَكَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا يَجْحَدُونَ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun 'Ād kaum Hūd, di samping mereka kafir kepada Allah, mereka juga menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar, dan menzalimi orang-orang di sekitar mereka. Mereka berkata membanggakan kekuatan mereka, “Siapa yang lebih kuat dari kami?” Menurut mereka tidak ada yang lebih kuat daripada mereka. Maka Allah membantah mereka, apakah mereka tidak mengetahui dan tidak melihat bahwa Allah yang menciptakan mereka dan memberi mereka kekuatan yang membuat mereka menyombongkan diri lebih kuat dibandingkan mereka. Mereka adalah orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah yang dibawa oleh Hūd -'alaihissalām-. (15)
fa-ammā ʿādun fa-is'takbarū fī l-arḍi bighayri l-ḥaqi waqālū man ashaddu minnā quwwatan awalam yaraw anna l-laha alladhī khalaqahum huwa ashaddu min'hum quwwatan wakānū biāyātinā yajḥadūna
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِىٓ أَيَّامٍ نَّحِسَاتٍ لِّنُذِيقَهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ ٱلْـَٔاخِرَةِ أَخْزَىٰ ۖ وَهُمْ لَا يُنصَرُونَ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Kami mengirimkan kepada mereka angin dengan suara yang menyeramkan dan menakutkan di hari-hari yang membawa bencana bagi mereka karena ia membawa azab. Kami hendak membuat mereka merasakan kehinaan dan kerendahan di kehidupan dunia ini, dan azab Akhirat yang menunggu mereka lebih menghinakan dan lebih merendahkan. Mereka tidak mendapatkan orang yang menolong dan mengentaskan mereka dari azab. (16)
fa-arsalnā ʿalayhim rīḥan ṣarṣaran fī ayyāmin naḥisātin linudhīqahum ʿadhāba l-khiz'yi fī l-ḥayati l-dun'yā walaʿadhābu l-ākhirati akhzā wahum lā yunṣarūna
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَـٰهُمْ فَٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْعَمَىٰ عَلَى ٱلْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَـٰعِقَةُ ٱلْعَذَابِ ٱلْهُونِ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Adapun Ṡamūd kaum Ṣāleḥ, maka Kami telah membimbing mereka dengan menjelaskan jalan kebenaran, namun mereka berpaling darinya dan memilih jalan kesesatan, maka azab yang menghinakan turun menimpa mereka karena apa yang mereka lakukan berupa kekufuran dan kemaksiatan. (17)
wa-ammā thamūdu fahadaynāhum fa-is'taḥabbū l-ʿamā ʿalā l-hudā fa-akhadhathum ṣāʿiqatu l-ʿadhābi l-hūni bimā kānū yaksibūna
وَنَجَّيْنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Mereka bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kami menyelamatkan mereka dari azab yang menimpa kaum mereka. (18)
wanajjaynā alladhīna āmanū wakānū yattaqūna
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pada hari di mana Allah menggiring musuh-musuh-Nya ke Neraka, para Zabaniyah menggiring mereka dari awal hingga akhirnya, mereka tidak kuasa melarikan diri dari azab. (19)
wayawma yuḥ'sharu aʿdāu l-lahi ilā l-nāri fahum yūzaʿūna
حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَـٰرُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Hingga tatkala mereka tiba di Neraka tempat mereka digiring, mereka mengingkari apa yang mereka lakukan di dunia, namun pendengaran, penglihatan dan kulit mereka bersaksi atas mereka terkait apa yang telah mereka lakukan di dunia berupa kekufuran dan kemaksiatan. (20)
ḥattā idhā mā jāūhā shahida ʿalayhim samʿuhum wa-abṣāruhum wajulūduhum bimā kānū yaʿmalūna
وَقَالُوا۟ لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوٓا۟ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang kafir berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu bersaksi atas kami dengan apa yang kami perbuat di dunia?” Maka kulit menjawab, “Allah yang membuat segala sesuatu berbicara membuat kami berbicara, Dia lah yang menciptakan kalian pertama kali manakala kalian masih hidup di dunia, dan hanya kepada-Nya kalian kembali di kehidupan Akhirat untuk menghadapi hisab dan menerima pembalasan. (21)
waqālū lijulūdihim lima shahidttum ʿalaynā qālū anṭaqanā l-lahu alladhī anṭaqa kulla shayin wahuwa khalaqakum awwala marratin wa-ilayhi tur'jaʿūna
وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَن يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَآ أَبْصَـٰرُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَـٰكِن ظَنَنتُمْ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعْمَلُونَ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kalian tetap tidak bisa bersembunyi manakala kalian melakukan kemaksiatan karena pendengaran, penglihatan dan kulit kalian akan bersaksi atas kalian, karena kalian tidak beriman kepada hisab, hukuman dan pahala sesudah kematian, akan tetapi kalian menduga bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari amal perbuatan kalian, sebaliknya ia samar bagi Allah, maka kalian tertipu. (22)
wamā kuntum tastatirūna an yashhada ʿalaykum samʿukum walā abṣārukum walā julūdukum walākin ẓanantum anna l-laha lā yaʿlamu kathīran mimmā taʿmalūna
وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَىٰكُمْ فَأَصْبَحْتُم مِّنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dugaan buruk kalian kepada Rabb kalian itu telah membinasakan kalian, karena itu kalian termasuk orang-orang yang merugi di dunia dan di Akhirat.” (23)
wadhālikum ẓannukumu alladhī ẓanantum birabbikum ardākum fa-aṣbaḥtum mina l-khāsirīna
فَإِن يَصْبِرُوا۟ فَٱلنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ ۖ وَإِن يَسْتَعْتِبُوا۟ فَمَا هُم مِّنَ ٱلْمُعْتَبِينَ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bila orang-orang yang pendengaran, penglihatan dan kulit mereka bersaksi atas mereka itu bersabar, maka Neraka adalah tempat tinggal mereka, tempat kembali yang kepadanya mereka kembali. Jika mereka mencari rida Allah dan berharap masuk Surga, maka mereka tidak akan pernah mendapatkannya dan tidak akan pernah masuk Surga. (24)
fa-in yaṣbirū fal-nāru mathwan lahum wa-in yastaʿtibū famā hum mina l-muʿ'tabīna
۞ وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَآءَ فَزَيَّنُوا۟ لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ فِىٓ أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِم مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ خَـٰسِرِينَ ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami mengirimkan kepada orang-orang kafir itu rekan-rekan dari setan yang menempel mereka, maka rekan-rekan dari setan itu menghiasi bagi mereka kekufuran, kemaksiatan, pengingkaran kepada kebangkitan dan pembalasan, maka azab pun berlaku atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi di mana mereka merugikan diri dan keluarga mereka pada hari Kiamat dengan masuk ke dalam api Neraka. (25)
waqayyaḍnā lahum quranāa fazayyanū lahum mā bayna aydīhim wamā khalfahum waḥaqqa ʿalayhimu l-qawlu fī umamin qad khalat min qablihim mina l-jini wal-insi innahum kānū khāsirīna
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَسْمَعُوا۟ لِهَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ وَٱلْغَوْا۟ فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang kafir, sebagian dari mereka berpesan kepada sebagian lainnya manakala mereka tidak kuasa menghadapi kebenaran dengan hujah, “Jangan dengarkan Al-Qur`ān yang dibacakan oleh Muhammad kepada kalian, jangan mengikuti isinya, berteriaklah dan buatlah kegaduhan saat ia dibacakan, semoga dengan itu kalian bisa mengalahkannya, lalu dia pun tidak membacakannya lagi dan meninggalkan dakwahnya, dengan itu kalian bisa terbebas darinya.” (26)
waqāla alladhīna kafarū lā tasmaʿū lihādhā l-qur'āni wal-ghaw fīhi laʿallakum taghlibūna
فَلَنُذِيقَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ عَذَابًا شَدِيدًا وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَسْوَأَ ٱلَّذِى كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami pasti akan membuat orang-orang kafir kepada Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya merasakan adzab yang keras pada hari Kiamat. Kami pasti membalas mereka dengan balasan paling buruk atas apa yang mereka perbuat di dunia, yaitu kesyirikan dan kemaksiatan sebagai hukuman atas mereka. (27)
falanudhīqanna alladhīna kafarū ʿadhāban shadīdan walanajziyannahum aswa-a alladhī kānū yaʿmalūna
ذَٰلِكَ جَزَآءُ أَعْدَآءِ ٱللَّهِ ٱلنَّارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا دَارُ ٱلْخُلْدِ ۖ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا يَجْحَدُونَ ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Balasan tersebut adalah balasan bagi musuh-musuh Allah yang kafir kepada-Nya dan mendustakan rasul-rasul-Nya, yaitu Neraka. Mereka kekal di dalamnya, azab yang tidak terputus selama-lamanya, sebagai balasan atas pengingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kekufuran mereka kepadanya sekalipun ia jelas dan hujahnya kuat. (28)
dhālika jazāu aʿdāi l-lahi l-nāru lahum fīhā dāru l-khul'di jazāan bimā kānū biāyātinā yajḥadūna
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ رَبَّنَآ أَرِنَا ٱلَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ ٱلْأَسْفَلِينَ ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang kafir kepada Allah dan mendustakan utusan-utusan-Nya berkata, “Tunjukkanlah kepada kami dua orang yang telah menyesatkan kami dari kalangan jin dan manusia, yaitu Iblis yang membuka jalan kekufuran dan mengajak kepadanya, dan anak Adam yang membuka jalan penumpahan darah. Kami akan menjadikan keduanya di bawah telapak kaki kami, agar keduanya berada di lapisan Neraka yang paling bawah di mana mereka adalah penghuninya yang paling berat azabnya.” (29)
waqāla alladhīna kafarū rabbanā arinā alladhayni aḍallānā mina l-jini wal-insi najʿalhumā taḥta aqdāminā liyakūnā mina l-asfalīna
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah, tidak ada Rabb bagi kami kecuali Allah,” mereka istikamah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka para Malaikat turun kepada mereka saat mereka menghadapi ajal dengan mengatakan, “Jangan takut kepada kematian dan kejadian sesudahnya, jangan bersedih atas dunia yang kalian tinggalkan, berbahagialah dengan Surga yang dijanjikan kepada kalian di dunia karena iman dan amal saleh kalian. (30)
inna alladhīna qālū rabbunā l-lahu thumma is'taqāmū tatanazzalu ʿalayhimu l-malāikatu allā takhāfū walā taḥzanū wa-abshirū bil-janati allatī kuntum tūʿadūna
نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami adalah wali kalian di kehidupan dunia, kami meluruskan langkah kalian dan menjaga kalian, kami adalah wali kalian di kehidupan Akhirat, pertolongan kami kepada kalian terus berlanjut. Di Surga kalian memperoleh apa yang kalian idam-idamkan berupa berbagai kesenangan dan kenikmatan. Di Surga kalian akan mendapatkan semua yang kalian minta dari apa yang kalian hasratkan. (31)
naḥnu awliyāukum fī l-ḥayati l-dun'yā wafī l-ākhirati walakum fīhā mā tashtahī anfusukum walakum fīhā mā taddaʿūna
نُزُلًا مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagai rezeki yang disiapkan bagi kalian dari Rabb yang Maha Pengampun dosa-dosa siapa yang bertobat kepada-Nya dari hamba-hamba-Nya, Dia Maha Penyayang kepada mereka.” (32)
nuzulan min ghafūrin raḥīmin
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada seorangpun yang lebih bagus perkataannya dibandingkan orang yang mengajak untuk mentauhidkan Allah dan mengamalkan syariat-Nya, mengerjakan amal saleh yang diridai oleh Rabbnya, dan dia berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri lagi tunduk kepada Allah.” Barangsiapa melakukan hal itu seluruhnya, maka dia adalah manusia yang paling bagus perkataannya. (33)
waman aḥsanu qawlan mimman daʿā ilā l-lahi waʿamila ṣāliḥan waqāla innanī mina l-mus'limīna
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak sama melakukan berbagai kebaikan dan ketaatan yang diridai oleh Allah dengan melakukan berbagai keburukan dan kemaksiatan yang dimurkai-Nya. Balaslah tindakan buruk orang-orang yang berlaku buruk kepadamu dengan cara yang lebih baik, maka orang yang sebelumnya memiliki permusuhan denganmu, jika kamu menolak tindakan buruknya dengan kebaikan, menjadi seolah-olah teman yang dekat. (34)
walā tastawī l-ḥasanatu walā l-sayi-atu id'faʿ bi-allatī hiya aḥsanu fa-idhā alladhī baynaka wabaynahu ʿadāwatun ka-annahu waliyyun ḥamīmun
وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak terbimbing kepada sifat yang terpuji ini kecuali orang-orang yang bersabar menghadapi gangguan dan keburukan yang mereka dapatkan dari manusia, tidak terbimbing kepadanya kecuali pemilik keberuntungan yang agung, karena ia mengandung kebaikan besar dan manfaat melimpah. (35)
wamā yulaqqāhā illā alladhīna ṣabarū wamā yulaqqāhā illā dhū ḥaẓẓin ʿaẓīmin
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَـٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika setan membisikimu kapan pun dengan keburukan maka berlindunglah kepada Allah dan kembalilah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar apa yang kamu katakan, Maha Mengetahui keadaanmu. (36)
wa-immā yanzaghannaka mina l-shayṭāni nazghun fa-is'taʿidh bil-lahi innahu huwa l-samīʿu l-ʿalīmu
وَمِنْ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di antara ayat-ayat Allah yang menunjukkan keagungan-Nya dan tauhid-Nya adalah malam dan siang yang datang silih berganti, matahari dan rembulan. Jangan bersujud -wahai manusia- kepada matahari dan jangan bersujud kepada rembulan, akan tetapi sujudlah kalian kepada Allah semata yang telah menciptakan mereka semuanya jika kalian benar-benar menyembah-Nya semata. (37)
wamin āyātihi al-laylu wal-nahāru wal-shamsu wal-qamaru lā tasjudū lilshamsi walā lil'qamari wa-us'judū lillahi alladhī khalaqahunna in kuntum iyyāhu taʿbudūna
فَإِنِ ٱسْتَكْبَرُوا۟ فَٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُۥ بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْـَٔمُونَ ۩ ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bila mereka menyombongkan diri dan berpaling, tidak bersujud kepada Allah sang Khalik, maka para Malaikat yang ada di sisi Allah bertasbih dan bertahmid kepada-Nya siang dan malam, mereka tidak pernah bosan untuk beribadah kepada Allah. (38)
fa-ini is'takbarū fa-alladhīna ʿinda rabbika yusabbiḥūna lahu bi-al-layli wal-nahāri wahum lā yasamūna
وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنَّكَ تَرَى ٱلْأَرْضَ خَـٰشِعَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِىٓ أَحْيَاهَا لَمُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰٓ ۚ إِنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di antara ayat-ayat Allah yang menunjukkan keagungan-Nya, tauhid-Nya dan kekuasaan-Nya dalam membangkitkan makhluk-makhluk adalah bahwa kamu melihat bumi yang tidak bertanaman, manakala Kami menurunkan hujan kepadanya, maka ia menggeliat karena ada sesuatu yang tersimpan di dalamnya yang tumbuh lalu ia muncul ke permukaannya. Sesungguhnya Allah yang menghidupkan bumi yang mati dengan tumbuh-tumbuhan pasti akan menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang mati untuk menghadapi hisab dan menerima balasan. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, mampu menghidupkan bumi yang mati, sebagaimana Allah mampu menghidupkan orang-orang mati dan membangkitkan mereka dari alam kubur mereka. (39)
wamin āyātihi annaka tarā l-arḍa khāshiʿatan fa-idhā anzalnā ʿalayhā l-māa ih'tazzat warabat inna alladhī aḥyāhā lamuḥ'yī l-mawtā innahu ʿalā kulli shayin qadīrun
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ ءَايَـٰتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَآ ۗ أَفَمَن يُلْقَىٰ فِى ٱلنَّارِ خَيْرٌ أَم مَّن يَأْتِىٓ ءَامِنًا يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۚ ٱعْمَلُوا۟ مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam ayat-ayat Allah dengan mengingkarinya, mendustakannya dan menyelewengkannya, keadaan mereka tidaklah samar bagi Kami, Kami mengetahui mereka. Siapa yang lebih baik keadaannya, orang yang dicampakkan ke dalam Neraka atau orang yang datang di hari Kiamat dalam keadaan aman dari azab? Beramallah -wahai manusia- sesuka kalian, berupa yang baik maupun yang buruk, Kami telah menjelaskan kepada kalian kebaikan dan keburukan. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang kalian lakukan berupa kebaikan atau keburukan, tidak ada sedikit pun dari amal kalian yang samar bagi-Nya. (40)
inna alladhīna yul'ḥidūna fī āyātinā lā yakhfawna ʿalaynā afaman yul'qā fī l-nāri khayrun am man yatī āminan yawma l-qiyāmati iʿ'malū mā shi'tum innahu bimā taʿmalūna baṣīrun
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِٱلذِّكْرِ لَمَّا جَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّهُۥ لَكِتَـٰبٌ عَزِيزٌ ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Al-Qur`ān ketika datang kepada mereka dari sisi Allah benar-benar akan diazab pada hari Kiamat. Sesungguhnya Al-Qur`ān itu adalah kitab yang mulia lagi sangat kokoh, tidak orang yang bisa memanipulasinya dan juga tidak ada orang yang bisa merubahnya. (41)
inna alladhīna kafarū bil-dhik'ri lammā jāahum wa-innahu lakitābun ʿazīzun
لَّا يَأْتِيهِ ٱلْبَـٰطِلُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِۦ ۖ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kebatilan tidak bisa datang kepadanya, tidak dari depan dan tidak dari belakangnya dengan pengurangan, penambahan, penggantian atau penyelewengan. Dia diturunkan dari Allah yang Maha Bijaksana dalam penciptaan, takdir dan tasyri'-Nya, Maha Terpuji dalam segala keadaan. (42)
lā yatīhi l-bāṭilu min bayni yadayhi walā min khalfihi tanzīlun min ḥakīmin ḥamīdin
مَّا يُقَالُ لَكَ إِلَّا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِن قَبْلِكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Pendustaan yang di alamatkan kepadamu -wahai Rasul- sama dengan pendustaan yang dialamatkan kepada rasul-rasul sebelummu, maka bersabarlah, sesungguhnya Rabbmu Pemilik ampunan bagi siapa yang bertobat kepada-Nya dari hamba-hamba-Nya, sekaligus Pemilik hukuman yang pedih bagi siapa yang bersikukuh di atas dosa-dosanya dan tidak bertobat. (43)
mā yuqālu laka illā mā qad qīla lilrrusuli min qablika inna rabbaka ladhū maghfiratin wadhū ʿiqābin alīmin
وَلَوْ جَعَلْنَـٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَـٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Seandainya Kami menurunkan Al-Qur`ān ini bukan dengan bahasa Arab, niscaya orang-orang kafir akan berkata, "Seandainya ayat-ayatnya dijelaskan agar kami memahaminya. Apakah Al-Qur`ān hadir dengan bahasa Ajam sedangkan orang yang membawanya adalah orang Arab?" Katakankah kepada mereka -wahai Rasul-, “Al-Qur`ān bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul adalah hidayah dari kesesatan dan penyembuh bagi apa yang ada di dalam dada berupa kebodohan dan dampaknya.” Dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, telinga mereka tersumbat, mata mereka buta sehingga mereka tidak memahaminya. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat demikian seperti orang yang diseru dari tempat yang jauh, bagaimana mungkin mereka mendengar seruan tersebut? (44)
walaw jaʿalnāhu qur'ānan aʿjamiyyan laqālū lawlā fuṣṣilat āyātuhu āʿ'jamiyyun waʿarabiyyun qul huwa lilladhīna āmanū hudan washifāon wa-alladhīna lā yu'minūna fī ādhānihim waqrun wahuwa ʿalayhim ʿaman ulāika yunādawna min makānin baʿīdin
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَـٰبَ فَٱخْتُلِفَ فِيهِ ۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَفِى شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيبٍ ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami telah memberi Musa Taurat, lalu kaumnya berselisih tentangnya. Di antara mereka ada yang beriman kepadanya, dan ada juga yang kafir. Kalau bukan karena ada janji Allah yang akan memberikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat terkait apa yang mereka perselisihkan, niscaya Allah memutuskan di antara orang-orang yang berselisih tentang Taurat, lalu Allah menjelaskan siapa yang benar dan siapa yang salah, lalu Allah memuliakan orang yang benar dan merendahkan orang yang salah. Sesungguhnya orang-orang kafir itu berada dalam keraguan dan kebimbangan terhadap perkara Al-Qur`ān ini. (45)
walaqad ātaynā mūsā l-kitāba fa-ukh'tulifa fīhi walawlā kalimatun sabaqat min rabbika laquḍiya baynahum wa-innahum lafī shakkin min'hu murībin
مَّنْ عَمِلَ صَـٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّـٰمٍ لِّلْعَبِيدِ ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Barangsiapa melakukan amal saleh, maka manfaat amal salehnya kembali kepada dirinya. Amal saleh seseorang tidak bermanfaat buat Allah. Barangsiapa melakukan perbuatan buruk, maka dampak buruknya kembali kepada pelakunya sendiri. Kemaksiatan seseorang tidak merugikan Allah sedikit pun. Allah akan membalas masing-masing hamba sesuai haknya. Rabbmu -wahai Rasul- tidak menzalimi hamba-hamba-Nya, tidak mengurangi kebaikan mereka dan tidak menambah keburukan mereka. (46)
man ʿamila ṣāliḥan falinafsihi waman asāa faʿalayhā wamā rabbuka biẓallāmin lil'ʿabīdi
۞ إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ ۚ وَمَا تَخْرُجُ مِن ثَمَرَٰتٍ مِّنْ أَكْمَامِهَا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِۦ ۚ وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ أَيْنَ شُرَكَآءِى قَالُوٓا۟ ءَاذَنَّـٰكَ مَا مِنَّا مِن شَهِيدٍ ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Hanya kepada Allah semata ilmu tentang hari Kiamat berpulang. Hanya Allah semata yang mengetahui kapan datangnya, selain Allah tidak ada yang mengetahui. Tidak ada buah yang keluar dari kelopak yang menyangganya, tidak ada wanita yang mengandung kecuali Allah mengetahuinya, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi Allah. Pada hari di saat Allah memanggil orang-orang musyrikin yang menyembah berhala-berhala di samping menyembah Allah, untuk mencela ibadah yang mereka lakukan, “Di manakah sekutu-sekutu yang kalian anggap sebagai sekutu-sekutu-Ku?" Maka orang-orang musyrikin menjawab, “Kami mengaku di hadapan-Mu, tidak seorang pun dari kami yang bersaksi saat ini bahwa Engkau mempunyai sekutu-sekutu.” (47)
ilayhi yuraddu ʿil'mu l-sāʿati wamā takhruju min thamarātin min akmāmihā wamā taḥmilu min unthā walā taḍaʿu illā biʿil'mihi wayawma yunādīhim ayna shurakāī qālū ādhannāka mā minnā min shahīdin
وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَدْعُونَ مِن قَبْلُ ۖ وَظَنُّوا۟ مَا لَهُم مِّن مَّحِيصٍ ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Berhala-berhala yang dulu mereka sembah menghilang dari mereka, dan mereka pun yakin bahwa tidak ada tempat berlari bagi mereka dari azab Allah dan tidak ada jalan untuk lolos. (48)
waḍalla ʿanhum mā kānū yadʿūna min qablu waẓannū mā lahum min maḥīṣin
لَّا يَسْـَٔمُ ٱلْإِنسَـٰنُ مِن دُعَآءِ ٱلْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ ٱلشَّرُّ فَيَـُٔوسٌ قَنُوطٌ ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Manusia tidak pernah bosan meminta kesehatan, harta kekayaan, anak dan nikmat-nikmat dunia lainnya, namun bila manusia ditimpa penyakit, kemiskinan atau lainnya, maka dia banyak berputus asa dan putus harapan dari rahmat Allah. (49)
lā yasamu l-insānu min duʿāi l-khayri wa-in massahu l-sharu fayaūsun qanūṭun
وَلَئِنْ أَذَقْنَـٰهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِنۢ بَعْدِ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَـٰذَا لِى وَمَآ أَظُنُّ ٱلسَّاعَةَ قَآئِمَةً وَلَئِن رُّجِعْتُ إِلَىٰ رَبِّىٓ إِنَّ لِى عِندَهُۥ لَلْحُسْنَىٰ ۚ فَلَنُنَبِّئَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِمَا عَمِلُوا۟ وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bila Kami memberi manusia kesehatan, kecukupan dan keselamatan sesudah ujian dan penyakit yang menimpanya, maka manusia akan berkata, “Ini bagiku, karena aku memang berhak dan layak mendapatkannya, aku tidak yakin hari Kiamat akan datang. Seandainya pun hari Kiamat datang, maka aku tetap memiliki kecukupan dan harta di sisi Allah, sebagaimana di dunia ini Allah memberiku kenikmatan karena aku memang berhak, maka Allah akan memberiku kenikmatan juga di Akhirat.” Kami akan mengabari orang-orang yang kafir kepada Allah karena melakukan kekufuran dan kemaksiatan, dan Kami akan membuat mereka merasakan azab yang sangat berat. (50)
wala-in adhaqnāhu raḥmatan minnā min baʿdi ḍarrāa massathu layaqūlanna hādhā lī wamā aẓunnu l-sāʿata qāimatan wala-in rujiʿ'tu ilā rabbī inna lī ʿindahu lalḥus'nā falanunabbi-anna alladhīna kafarū bimā ʿamilū walanudhīqannahum min ʿadhābin ghalīẓin
وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَـٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ فَذُو دُعَآءٍ عَرِيضٍ ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika Kami memberi manusia nikmat berupa kesehatan, keselamatan dan yang sepertinya, maka manusia lalai dari mengingat Allah maupun menaati-Nya, dia berpaling ke samping dengan kesombongan. Namun bila manusia ditimpa musibah berupa penyakit, kemiskinan dan yang sepertinya, maka ia akan berdoa kepada Allah berulang kali, mengadukan apa yang menimpanya kepada Allah agar Allah mengangkatnya, ia tidak bersyukur kepada Rabbnya bila Rabbnya memberinya kenikmatan, ia tidak sabar atas ujian Rabbnya manakala Dia mengujinya. (51)
wa-idhā anʿamnā ʿalā l-insāni aʿraḍa wanaā bijānibihi wa-idhā massahu l-sharu fadhū duʿāin ʿarīḍin
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن كَانَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ثُمَّ كَفَرْتُم بِهِۦ مَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ هُوَ فِى شِقَاقٍۭ بَعِيدٍ ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin yang mendustakan itu, “Katakanlah kepadaku, bila Al-Qur`ān ini datang dari Allah kemudian kalian mengingkarinya dan mendustakannya, bagaimana keadaan kalian? Siapa yang lebih tersesat daripada orang yang selalu menentang kebenaran sekalipun kebenaran itu jelas, nyata dan kuat?” (52)
qul ara-aytum in kāna min ʿindi l-lahi thumma kafartum bihi man aḍallu mimman huwa fī shiqāqin baʿīdin
سَنُرِيهِمْ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلْـَٔافَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di langit dan di bumi, Kami akan memperlihatkan ayat-ayat Kami pada diri mereka agar jelas bagi mereka sehingga terangkat keraguan bahwa Al-Qur`ān ini adalah kebenaran yang tidak ada kebimbangan padanya. Apakah belum cukup bagi orang-orang musyrikin itu bukti bahwa Al-Qur`ān ini adalah kebenaran dengan kesaksian Allah bahwa ia datang dari sisi-Nya? Siapakah yang lebih besar kesaksiannya daripada Allah? Kalau mereka menginginkan kebenaran, niscaya kesaksian Allah Rabb mereka sudah cukup bagi mereka. (53)
sanurīhim āyātinā fī l-āfāqi wafī anfusihim ḥattā yatabayyana lahum annahu l-ḥaqu awalam yakfi birabbika annahu ʿalā kulli shayin shahīdun
أَلَآ إِنَّهُمْ فِى مِرْيَةٍ مِّن لِّقَآءِ رَبِّهِمْ ۗ أَلَآ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍ مُّحِيطٌۢ ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ingatlah, bahwa orang-orang musyrikin itu berada di dalam keraguan terhadap perjumpaan dengan Rabb mereka pada hari Kiamat karena mereka mengingkari kebangkitan. Mereka tidak beriman kepada Akhirat, karena itu mereka tidak bersiap menghadapinya dengan amal saleh. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmu dan kodrat-Nya (54)
alā innahum fī mir'yatin min liqāi rabbihim alā innahu bikulli shayin muḥīṭun