بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَـٰتُ ٱلْكِتَـٰبِ ٱلْحَكِيمِ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Alif Lām Rā. Pembahasan tentang huruf-huruf semacam ini sudah ada di awal surah Al-Baqarah. Ayat-ayat yang dibaca di surah ini merupakan ayat-ayat Al-Qur`ān yang muhkam (pasti), akurat, dan berisi hikmah dan hukum. (1)
alif-lam-ra til'ka āyātu l-kitābi l-ḥakīmi
أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ رَجُلٍ مِّنْهُمْ أَنْ أَنذِرِ ٱلنَّاسَ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ ٱلْكَـٰفِرُونَ إِنَّ هَـٰذَا لَسَـٰحِرٌ مُّبِينٌ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Patutkah manusia merasa heran bahwa Kami menurunkan wahyu kepada salah seorang dari bangsa mereka seraya memerintahkannya memberi peringatan kepada mereka tentang siksa Allah?! Dan sampaikanlah kabar gembira -wahai Rasul- kepada orang-orang yang beriman kepada Allah, bahwa mereka akan mendapatkan tempat yang tinggi di sisi Tuhan mereka, sebagai balasan atas amal saleh yang telah mereka kerjakan. Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang yang membawa ayat-ayat ini adalah seorang penyihir yang sangat nyata sihirnya." (2)
akāna lilnnāsi ʿajaban an awḥaynā ilā rajulin min'hum an andhiri l-nāsa wabashiri alladhīna āmanū anna lahum qadama ṣid'qin ʿinda rabbihim qāla l-kāfirūna inna hādhā lasāḥirun mubīnun
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Tuhan kalian -wahai orang-orang yang merasa heran- adalah Allah yang telah menciptakan langit yang demikian besarnya dan menciptakan bumi yang begitu luasnya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Jadi, bagaimana mungkin kalian merasa heran ketika Dia mengangkat seorang laki-laki dari bangsa kalian menjadi utusan-Nya? Padahal Dia lah satu-satunya yang berhak membuat keputusan dan ketentuan di dalam kerajaan-Nya yang luas ini. Dan tidak ada seorangpun dapat memberikan syafaat di sisi-Nya dalam masalah apapun tanpa izin dan restu dari-Nya. Pemilik sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah, Tuhan kalian. Maka beribadahlah hanya kepada-Nya. Mengapa bukti-bukti dan argumen-argumen itu tidak mampu mengingatkan kalian akan keesaan-Nya? Karena siapapun yang mempunyai ingatan sekecil apapun tentang hal itu pasti dia akan menyadari hal itu dan beriman kepada-Nya. (3)
inna rabbakumu l-lahu alladhī khalaqa l-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin thumma is'tawā ʿalā l-ʿarshi yudabbiru l-amra mā min shafīʿin illā min baʿdi idh'nihi dhālikumu l-lahu rabbukum fa-uʿ'budūhu afalā tadhakkarūna
إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ إِنَّهُۥ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ بِٱلْقِسْطِ ۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Hanya kepada Dia lah kalian akan dikembalikan pada hari Kiamat untuk diberikan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. Allah menjanjikan hal itu kepada manusia dengan sebenar-benarnya dan Dia tidak akan mengingkarinya. Sesungguhnya Dia mampu melakukan hal itu. Dia menciptakan mahkluk tanpa ada contoh sebelumnya. Kemudian Dia akan mengembalikan wujudnya setelah kematiannya. Dia memberikan balasan yang setimpal kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan beramal saleh. Dia memberikan balasan itu secara adil; tidak mengurangi kebajikan mereka dan tidak menambah keburukan mereka. Dan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya akan disediakan minuman sangat panas yang dapat mencabik-cabik isi perut mereka. Mereka mendapatkan azab yang sangat pedih karena kekufuran mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. (4)
ilayhi marjiʿukum jamīʿan waʿda l-lahi ḥaqqan innahu yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu liyajziya alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti bil-qis'ṭi wa-alladhīna kafarū lahum sharābun min ḥamīmin waʿadhābun alīmun bimā kānū yakfurūna
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia lah yang telah membuat matahari memancarkan dan menyebarkan sinar, membuat bulan menjadi cahaya yang dapat digunakan untuk penerangan, dan menetapkan peredarannya berdasarkan tempat orbitnya yang berjumlah 28 orbit. Yang dimaksud dengan tempat orbit itu ialah jarak yang ditempuhnya dalam sehari-semalam. Hal itu supaya kalian -wahai manusia- dapat mengetahui hitungan hari berdasarkan putaran matahari dan mengetahui hitungan bulan dan tahun berdasarkan putaran bulan. Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya melainkan dengan kebenaran untuk menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada manusia. Allah menjelaskan dalil-dalil dan bukti-bukti yang secara nyata menunjukkan keesaan-Nya kepada orang-orang yang mengetahui cara menggunakan dalil-dalil tersebut. (5)
huwa alladhī jaʿala l-shamsa ḍiyāan wal-qamara nūran waqaddarahu manāzila litaʿlamū ʿadada l-sinīna wal-ḥisāba mā khalaqa l-lahu dhālika illā bil-ḥaqi yufaṣṣilu l-āyāti liqawmin yaʿlamūna
إِنَّ فِى ٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, kondisi gelap dan terang yang menyertainya, pendek dan panjangnya, dan segenap makhluk yang ada di langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang takut kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (6)
inna fī ikh'tilāfi al-layli wal-nahāri wamā khalaqa l-lahu fī l-samāwāti wal-arḍi laāyātin liqawmin yattaqūna
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَٱطْمَأَنُّوا۟ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنْ ءَايَـٰتِنَا غَـٰفِلُونَ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir yang tidak membayangkan akan berjumpa dengan Allah sehingga mereka tidak merasa takut maupun mengharapkan perjumpaan itu, mereka merasa puas dengan kehidupan dunia yang sementara daripada kehidupan Akhirat yang kekal, merasa tenang dan gembira dengan kehidupan dunia, dan berpaling serta lalai dari ayat-ayat Allah dan dalil-dalil-Nya. (7)
inna alladhīna lā yarjūna liqāanā waraḍū bil-ḥayati l-dun'yā wa-iṭ'ma-annū bihā wa-alladhīna hum ʿan āyātinā ghāfilūna
أُو۟لَـٰٓئِكَ مَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu tempat kembalinya adalah Neraka, disebabkan kekafiran mereka dan sikap mereka yang mendustakan adanya Hari Kiamat. (8)
ulāika mawāhumu l-nāru bimā kānū yaksibūna
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُم بِإِيمَـٰنِهِمْ ۖ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَـٰرُ فِى جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, Allah karuniai mereka petunjuk untuk beramal saleh yang akan mengantarkan mereka kepada rida-Nya, disebabkan keimanan mereka. Kemudian kelak di hari Kiamat Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang dipenuhi kenikmatan abadi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. (9)
inna alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti yahdīhim rabbuhum biīmānihim tajrī min taḥtihimu l-anhāru fī jannāti l-naʿīmi
دَعْوَىٰهُمْ فِيهَا سُبْحَـٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَـٰمٌ ۚ وَءَاخِرُ دَعْوَىٰهُمْ أَنِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Doa yang mereka panjatkan di dalam Surga ialah ucapan yang mensucikan Allah. Sedangkan ucapan salam yang diucapkan oleh Allah dan para Malaikat serta mereka ucapkan satu sama lain ialah "Salam". Dan penutup doa mereka ialah pujian kepada Allah, Tuhan segenap makhluk. (10)
daʿwāhum fīhā sub'ḥānaka l-lahuma wataḥiyyatuhum fīhā salāmun waākhiru daʿwāhum ani l-ḥamdu lillahi rabbi l-ʿālamīna
۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ ٱلشَّرَّ ٱسْتِعْجَالَهُم بِٱلْخَيْرِ لَقُضِىَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا فِى طُغْيَـٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Seandainya Allah -Subḥānahu- segera mengabulkan doa jahat yang diucapkan oleh manusia untuk kebinasaan diri mereka sendiri, anak-anak dan harta benda mereka ketika mereka marah, sebagaimana Allah mengabulkan doa baik mereka, niscaya mereka sudah binasa. Akan tetapi Allah memberikan tenggang waktu kepada mereka. Maka Allah membiarkan orang-orang yang tidak menunggu perjumpaan dengan-Nya, karena mereka tidak takut terhadap hukuman-Nya dan tidak mengharapkan ganjaran-Nya, Allah membiarkan mereka mondar-mandir dalam kebingungan dan kebimbangan terhadap hari penghitungan amal (Hari Kiamat). (11)
walaw yuʿajjilu l-lahu lilnnāsi l-shara is'tiʿ'jālahum bil-khayri laquḍiya ilayhim ajaluhum fanadharu alladhīna lā yarjūna liqāanā fī ṭugh'yānihim yaʿmahūna
وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَـٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَآئِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apabila orang yang melampaui batas itu menderita sakit atau mengalami situasi yang buruk, ia berdoa kepada Kami seraya merendahkan dan menundukkan dirinya, sambil berbaring, duduk atau berdiri, dengan harapan bahwa kesulitan yang sedang dihadapinya itu dihilangkan. Kemudian setelah Kami mengabulkan doanya dan menghilangkan kesulitan yang dihadapinya, ia kembali seperti sedia kala, seolah-olah ia tidak pernah memanjatkan doa kepada Kami untuk dihilangkan kesulitannya. Sebagaimana orang yang berpaling dari kebenaran itu tergoda untuk mempertahankan kesesatannya, begitu pula orang-orang yang melampuai batas dengan kekafirannya pun tergoda untuk mempertahankan kekafiran dan kemaksiatan mereka dan tidak mau meninggalkannya. (12)
wa-idhā massa l-insāna l-ḍuru daʿānā lijanbihi aw qāʿidan aw qāiman falammā kashafnā ʿanhu ḍurrahu marra ka-an lam yadʿunā ilā ḍurrin massahu kadhālika zuyyina lil'mus'rifīna mā kānū yaʿmalūna
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ مِن قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا۟ ۙ وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ وَمَا كَانُوا۟ لِيُؤْمِنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْقَوْمَ ٱلْمُجْرِمِينَ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan kami benar-benar telah membinasakan umat-umat sebelum kalian -wahai orang-orang musyrik- karena mereka mendustakan Rasul-rasul mereka dan gemar berbuat maksiat. Sungguh telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka yang Kami utus kepada mereka dengan membawa bukti-bukti dan dalil-dalil yang jelas dan nyata menunjukkan bahwa ajaran yang mereka bawa benar-benar berasal dari Tuhan mereka. Namun mereka tidak tertarik untuk beriman karena mereka tidak memiliki kesiapan untuk beriman. Maka Allah pun menghinakan mereka dan tidak membimbing mereka ke jalan iman. Dan sebagaimana kami telah memberikan balasan kepada umat-umat yang zalim itu, kami pun akan memberikan balasan kepada orang-orang semacam itu kapanpun dan di manapun. (13)
walaqad ahlaknā l-qurūna min qablikum lammā ẓalamū wajāathum rusuluhum bil-bayināti wamā kānū liyu'minū kadhālika najzī l-qawma l-muj'rimīna
ثُمَّ جَعَلْنَـٰكُمْ خَلَـٰٓئِفَ فِى ٱلْأَرْضِ مِنۢ بَعْدِهِمْ لِنَنظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Kami jadikan kalian -wahai manusia- sebagai pengganti umat-umat kafir yang telah Kami binasakan. Kami hendak melihat bagaimana kalian berbuat. Apakah kalian akan berbuat baik sehingga kalian akan mendapatkan ganjarannya, ataukah kalian akan berbuat jahat sehingga kalian akan dihukum karenanya? (14)
thumma jaʿalnākum khalāifa fī l-arḍi min baʿdihim linanẓura kayfa taʿmalūna
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُنَا بَيِّنَـٰتٍ ۙ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا ٱئْتِ بِقُرْءَانٍ غَيْرِ هَـٰذَآ أَوْ بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلْقَآئِ نَفْسِىٓ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّى عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur`ān yang dengan jelas menunjukkan ke-esaan Allah maka orang-orang yang ingkar kepada hari kebangkitan yang tidak mengharapkan ganjaran dan tidak takut akan hukuman berkata, "Datangkanlah -wahai Muhammad- Al-Qur`ān lain selain Al-Qur`ān yang ini, yang berisi caci maki terhadap tradisi menyembah berhala. Atau ubahlah Al-Qur`ān ini dengan mengganti beberapa bagiannya atau keseluruhannya dengan hal-hal yang sesuai dengan selera kami." Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Aku tidak berhak mengubahnya, apalagi mendatangkan Al-Qur`ān yang lain. Hanya Allah sajalah yang berhak mengganti bagian mana yang dikehendaki-Nya. Aku tidak bisa berbuat apapun selain mengikuti apa yang diwahyukan Allah kepadaku. Sesungguhnya aku takut -jika aku durhaka kepada Allah dan menuruti permintaan kalian- akan azab di hari yang agung, yaitu hari Kiamat." (15)
wa-idhā tut'lā ʿalayhim āyātunā bayyinātin qāla alladhīna lā yarjūna liqāanā i'ti biqur'ānin ghayri hādhā aw baddil'hu qul mā yakūnu lī an ubaddilahu min til'qāi nafsī in attabiʿu illā mā yūḥā ilayya innī akhāfu in ʿaṣaytu rabbī ʿadhāba yawmin ʿaẓīmin
قُل لَّوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا تَلَوْتُهُۥ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَدْرَىٰكُم بِهِۦ ۖ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِّن قَبْلِهِۦٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Sekiranya Allah menghendaki agar aku tidak membacakan Al-Qur`ān kepada kalian, pasti aku tidak akan membacakannya kepada kalian dan tidak menyampaikannya kepada kalian. Dan sekiranya Allah menghendaki pasti Dia tidak akan memberitahukan perihal Al-Qur`ān kepada kalian melalui lisanku. Karena aku telah tinggal di tengah-tengah kalian dalam kurun waktu yang lama -yaitu 40 tahun- sementara aku tidak bisa membaca dan menulis, dan akupun tidak pernah menuntut dan mencari masalah ini. Tidakkah kalian bisa mengerti dengan akal sehat kalian bahwa apa yang kubawa ke hadapan kalian ini berasal dari Allah, dan tidak ada campur tangan sedikitpun dariku?" (16)
qul law shāa l-lahu mā talawtuhu ʿalaykum walā adrākum bihi faqad labith'tu fīkum ʿumuran min qablihi afalā taʿqilūna
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِـَٔايَـٰتِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْمُجْرِمُونَ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada seorangpun yang lebih zalim dari orang yang membuat kebohongan atas nama Allah. Jadi bagaimana mungkin aku mengganti Al-Qur`ān ini secara dusta atas nama Allah?! Sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas-batas Allah dengan cara membuat kebohongan atas nama-Nya tidak akan berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan. (17)
faman aẓlamu mimmani if'tarā ʿalā l-lahi kadhiban aw kadhaba biāyātihi innahu lā yuf'liḥu l-muj'rimūna
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَـٰٓؤُلَآءِ شُفَعَـٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang musyrik itu menyembah tuhan-tuhan palsu selain Allah yang tidak dapat mendatangkan manfaat maupun mudarat. Sedangkan Tuhan yang berhak disembah dapat mendatangkan manfaat dan mudarat kapan saja menurut kehendak-Nya. Dan mereka berkata tentang tuhan-tuhan yang mereka sembah, "Mereka itu adalah perantara yang membantu kepentingan kami di sisi Allah, sehingga kami tidak disiksa karena dosa-dosa kami." Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Apakah kalian hendak memberitahu Allah Yang Maha Mengetahui itu bahwa Dia memiliki sekutu, dan Dia tidak tahu bahwa Dia memiliki sekutu di langit dan di bumi?!" Maha Suci Allah dari semua kebatilan dan kebohongan yang dikatakan oleh orang-orang musyrik itu." (18)
wayaʿbudūna min dūni l-lahi mā lā yaḍurruhum walā yanfaʿuhum wayaqūlūna hāulāi shufaʿāunā ʿinda l-lahi qul atunabbiūna l-laha bimā lā yaʿlamu fī l-samāwāti walā fī l-arḍi sub'ḥānahu wataʿālā ʿammā yush'rikūna
وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةً وَٰحِدَةً فَٱخْتَلَفُوا۟ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan tidaklah umat manusia ini dahulu melainkan satu umat yang beriman dan bertauhid. Kemudian mereka berselisih paham. Sebagian dari mereka tetap beriman. Dan sebagian lainnya berubah menjadi kafir. Sekiranya tidak ada ketentuan yang telah Allah tetapkan sebelumnya -bahwa Dia tidak akan memutus perselisihan mereka di dunia melainkan di Hari Kiamat- pasti Dia telah memutus perselisihan mereka di dunia, sehingga dapat diketahui dengan jelas siapa yang berada di jalan yang benar dan siapa yang tersesat. (19)
wamā kāna l-nāsu illā ummatan wāḥidatan fa-ikh'talafū walawlā kalimatun sabaqat min rabbika laquḍiya baynahum fīmā fīhi yakhtalifūna
وَيَقُولُونَ لَوْلَآ أُنزِلَ عَلَيْهِ ءَايَةٌ مِّن رَّبِّهِۦ ۖ فَقُلْ إِنَّمَا ٱلْغَيْبُ لِلَّهِ فَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُم مِّنَ ٱلْمُنتَظِرِينَ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang musyrik berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad suatu ayat dari Tuhannya yang menunjukkan kebenarannya?" Katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, "Turunnya ayat-ayat itu adalah perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah. Maka tunggulah ayat-ayat nyata yang kalian usulkan itu. Sesungguhnya aku pun menunggunya bersama kalian. (20)
wayaqūlūna lawlā unzila ʿalayhi āyatun min rabbihi faqul innamā l-ghaybu lillahi fa-intaẓirū innī maʿakum mina l-muntaẓirīna
وَإِذَآ أَذَقْنَا ٱلنَّاسَ رَحْمَةً مِّنۢ بَعْدِ ضَرَّآءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُم مَّكْرٌ فِىٓ ءَايَاتِنَا ۚ قُلِ ٱللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا ۚ إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apabila Kami memberikan suatu anugerah kepada orang-orang musyrik berupa hujan dan kesuburan setelah mereka ditimpa kekeringan dan kesulitan, tiba-tiba mereka mengolok-olok dan mendustakan ayat-ayat Kami. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, "Allah lebih cepat tipu daya-Nya dan lebih cepat hukuman-Nya kepada kalian." Sesungguhnya para Malaikat pencatat amal senantiasa mencatat setiap tipu daya yang mereka rencanakan tanpa kecuali. Jadi bagaimana mungkin Pencipta mereka tidak mengetahui kondisi mereka?! Allah akan membalas tipu daya mereka dengan balasan yang setimpal. (21)
wa-idhā adhaqnā l-nāsa raḥmatan min baʿdi ḍarrāa massathum idhā lahum makrun fī āyātinā quli l-lahu asraʿu makran inna rusulanā yaktubūna mā tamkurūna
هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَآءَهُمُ ٱلْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنْ أَنجَيْتَنَا مِنْ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah-lah yang membuat kalian -wahai manusia- bisa melaju di darat dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan. Dan Dia lah yang membuat kalian bisa melaju di laut dengan mengendarai kapal. Sampai ketika kalian sudah berada di dalam kapal di tengah laut dan kapal itu membawa kalian berlayar dengan hembusan angin yang baik, maka para penumpang bersuka cita. Kemudian di saat mereka tengah bersuka cita tiba-tiba datang angin yang berhembus kencang, ombak lautan datang dari segala arah, dan mereka menduga kuat bahwa mereka semua akan celaka, maka mereka memanjatkan doa kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun seraya berkata, "Sungguh, jika Engkau berkenan menyelamatkan kami dari cobaan maut ini, niscaya kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur kepada-Mu atas nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. (22)
huwa alladhī yusayyirukum fī l-bari wal-baḥri ḥattā idhā kuntum fī l-ful'ki wajarayna bihim birīḥin ṭayyibatin wafariḥū bihā jāathā rīḥun ʿāṣifun wajāahumu l-mawju min kulli makānin waẓannū annahum uḥīṭa bihim daʿawū l-laha mukh'liṣīna lahu l-dīna la-in anjaytanā min hādhihi lanakūnanna mina l-shākirīna
فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ ۗ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُم ۖ مَّتَـٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah Allah mengabulkan doa mereka dan menyelamatkan mereka dari bencana itu, tiba-tiba mereka membuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan perbuatan kufur, maksiat dan dosa. Sadarlah wahai manusia! Sesungguhnya resiko dari perbuatan buruk kalian itu akan kalian tanggung sendiri. Karena Allah sama sekali tidak dirugikan oleh perbuatan buruk kalian. Kalian bisa menikmatinya di dunia yang fana ini. Kemudian di Hari Kiamat kelak kalian akan kembali kepada Kami. Lalu Kami akan memberitahukan kepada kalian perihal kemaksiatan-kemaksiatan yang telah kalian perbuat. Dan Kami akan memberikan balasan yang setimpal kepada kalian. (23)
falammā anjāhum idhā hum yabghūna fī l-arḍi bighayri l-ḥaqi yāayyuhā l-nāsu innamā baghyukum ʿalā anfusikum matāʿa l-ḥayati l-dun'yā thumma ilaynā marjiʿukum fanunabbi-ukum bimā kuntum taʿmalūna
إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَـٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلْأَنْعَـٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَـٰدِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَىٰهَآ أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَـٰهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِٱلْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْـَٔايَـٰتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya kecepatan berakhirnya kehidupan dunia yang kalian nikmati ini bagaikan air hujan yang mengenai tumbuh-tumbuhan di muka bumi yang biji-biji dan buah-buahnya biasa di makan oleh manusia atau rerumputan dan sejenisnya yang biasa di makan oleh binatang ternak. Sampai ketika bumi tampil dengan warnanya yang elok dan bersolek dengan aneka tanaman yang tumbuh di atasnya, dan penduduknya menyangka bahwa mereka akan memanen dan memetik hasilnya, tiba-tiba datang keputusan Kami untuk memusnahkannya. Maka Kami jadikan tanam-tanaman itu laksana tanam-tanaman yang sudah dipanen. Seolah-olah baru-baru ini tidak pernah tumbuh pepohonan dan tanam-tanaman di tempat itu. Selain menjelaskan kondisi kehidupan dunia dan kecepatan berakhirnya, Kami juga menjelaskan dalil-dalil dan bukti-bukti untuk orang-orang yang mampu berpikir dan mengambil pelajaran. (24)
innamā mathalu l-ḥayati l-dun'yā kamāin anzalnāhu mina l-samāi fa-ikh'talaṭa bihi nabātu l-arḍi mimmā yakulu l-nāsu wal-anʿāmu ḥattā idhā akhadhati l-arḍu zukh'rufahā wa-izzayyanat waẓanna ahluhā annahum qādirūna ʿalayhā atāhā amrunā laylan aw nahāran fajaʿalnāhā ḥaṣīdan ka-an lam taghna bil-amsi kadhālika nufaṣṣilu l-āyāti liqawmin yatafakkarūna
وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَـٰمِ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah mengajak seluruh umat manusia ke dalam Surga-Nya yang menjadi Istana Kedamaian. Di dalam Surga itu manusia terbebas dari segala bentuk musibah dan kesedihan, dan aman dari kematian. Dan Allah membimbing hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki ke dalam agama Islam yang akan mengantarkan mereka ke dalam Istana Kedamaian. (25)
wal-lahu yadʿū ilā dāri l-salāmi wayahdī man yashāu ilā ṣirāṭin mus'taqīmin
۞ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang berbuat baik dengan cara melaksanakan apa yang diwajibkan Allah kepada mereka dan meninggalkan apa yang Allah haramkan kepada mereka akan mendapatkan ganjaran terbaik, yaitu Surga. Dan mereka akan mendapatkan tambahan ganjaran, yaitu memandang wajah Allah. Wajah mereka tidak diselimuti debu dan tidak diliputi kehinaan maupun kenistaan. Orang-orang yang baik tersebut adalah penghuni tetap Surga. (26)
lilladhīna aḥsanū l-ḥus'nā waziyādatun walā yarhaqu wujūhahum qatarun walā dhillatun ulāika aṣḥābu l-janati hum fīhā khālidūna
وَٱلَّذِينَ كَسَبُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ جَزَآءُ سَيِّئَةٍۭ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَّا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ كَأَنَّمَآ أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sedangkan orang-orang yang berbuat buruk, baik berupa kekafiran maupun kemaksiatan akan mendapatkan balasan buruk yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu siksa Allah di Akhirat. Dan wajah mereka diselimuti kenistaan dan kehinaan. Tidak ada seorangpun yang dapat melindungi mereka dari azab Allah manakala azab itu datang menimpa mereka. Seolah-olah wajah mereka memakai topeng hitam dari gelapnya malam akibat banyaknya asap hitam Neraka yang menerpanya. Orang-orang tersebut adalah penghuni Neraka yang akan menetap di sana untuk selama-lamanya. (27)
wa-alladhīna kasabū l-sayiāti jazāu sayyi-atin bimith'lihā watarhaquhum dhillatun mā lahum mina l-lahi min ʿāṣimin ka-annamā ugh'shiyat wujūhuhum qiṭaʿan mina al-layli muẓ'liman ulāika aṣḥābu l-nāri hum fīhā khālidūna
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا۟ مَكَانَكُمْ أَنتُمْ وَشُرَكَآؤُكُمْ ۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ ۖ وَقَالَ شُرَكَآؤُهُم مَّا كُنتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- Hari Kiamat di waktu Kami menghimpun seluruh makhluk, kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, selama di dunia, "Tetaplah di tempat kalian -wahai orang-orang musyrik- bersama tuhan-tuhan selain Allah yang kalian sembah di dunia. Kemudian Kami pisahkan antara tuhan-tuhan yang disembah dan orang-orang yang menyembahnya. Dan tuhan-tuhan yang disembah berlepas diri dari orang-orang yang menyembahnya seraya berkata, "Kalian tidak pernah menyembah kami di dunia." (28)
wayawma naḥshuruhum jamīʿan thumma naqūlu lilladhīna ashrakū makānakum antum washurakāukum fazayyalnā baynahum waqāla shurakāuhum mā kuntum iyyānā taʿbudūna
فَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًۢا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَـٰفِلِينَ ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di sini tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah berlepas diri dari mereka seraya berkata, "Allah-lah yang menjadi saksi -dan cukuplah Allah sebagai saksi- bahwa kami tidak rela dengan tindakan kalian menyembah kami. Kami pun tidak pernah menyuruh kalian menyembah kami. Dan kami tidak merasa bahwa kalian menyembah kami." (29)
fakafā bil-lahi shahīdan baynanā wabaynakum in kunnā ʿan ʿibādatikum laghāfilīna
هُنَالِكَ تَبْلُوا۟ كُلُّ نَفْسٍ مَّآ أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ مَوْلَىٰهُمُ ٱلْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di tempat yang agung itu setiap orang diberitahu apa saja yang pernah dia perbuat selama hidupnya di dunia. Dan orang-orang musyrik dikembalikan kepada Tuhan mereka yang sebenarnya. Yaitu Tuhan yang mengurus perhitungan amal mereka. Dan lenyaplah keyakinan palsu mereka tentang pertolongan dari berhala-berhala mereka. (30)
hunālika tablū kullu nafsin mā aslafat waruddū ilā l-lahi mawlāhumu l-ḥaqi waḍalla ʿanhum mā kānū yaftarūna
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, "Siapakah yang memberi kalian rezeki dari langit dengan cara menurunkan air hujan kepada kalian? Siapakah yang memberi kalian rezeki dari dalam bumi dengan cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di permukaannya dan menyediakan aneka tambang di dalam perutnya? Siapakah yang mengeluarkan makhluk hidup dari makhluk mati, seperti manusia dari sperma dan burung dari telur? Siapakah yang mengeluarkan makhluk mati dari makhluk hidup, seperti sperma dari hewan dan telur dari burung? Dan siapakah yang mengatur urusan langit dan bumi beserta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya?" Mereka pasti akan menjawab, "Yang melakukan itu semua ialah Allah." Maka katakanlah kepada mereka, "Tidakkah kalian menyadari hal itu dan merasa takut kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?" (31)
qul man yarzuqukum mina l-samāi wal-arḍi amman yamliku l-samʿa wal-abṣāra waman yukh'riju l-ḥaya mina l-mayiti wayukh'riju l-mayita mina l-ḥayi waman yudabbiru l-amra fasayaqūlūna l-lahu faqul afalā tattaqūna
فَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلْحَقُّ ۖ فَمَاذَا بَعْدَ ٱلْحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَـٰلُ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Begitulah wahai manusia! Zat Yang melakukan itu semua ialah Allah Yang Maha Benar, Pencipta kalian semua dan Pengatur semua urusan kalian. Apakah yang ada di luar kebenaran selain kesesatan dan kesia-siaan?! Dimana akal pikiran kalian terhadap kebenaran yang terang ini? (32)
fadhālikumu l-lahu rabbukumu l-ḥaqu famādhā baʿda l-ḥaqi illā l-ḍalālu fa-annā tuṣ'rafūna
كَذَٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ فَسَقُوٓا۟ أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagaimana sifat rububiyah yang sejati dipastikan untuk Allah begitu juga kalimah Tuhanmu -wahai Rasul- yang terkait dengan takdir-Nya pun dipastikan untuk orang-orang yang menyimpang dari kebenaran secara terang-terangan, bahwasanya mereka tidak beriman. (33)
kadhālika ḥaqqat kalimatu rabbika ʿalā alladhīna fasaqū annahum lā yu'minūna
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ۚ قُلِ ٱللَّهُ يَبْدَؤُا۟ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, "Apakah di antara tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah itu ada yang dapat menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya, kemudian dapat membangkitkannya kembali sesudah kematiannya?" Katakanlah kepada mereka, "Allah dapat menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya. Kemudian Allah akan membangkitkannya kembali sesudah kematiannya. Jadi bagaimana mungkin kalian -wahai orang-orang musyrik- bisa dipalingkan dari kebenaran menuju kebatilan?!" (34)
qul hal min shurakāikum man yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu quli l-lahu yabda-u l-khalqa thumma yuʿīduhu fa-annā tu'fakūna
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ ۚ قُلِ ٱللَّهُ يَهْدِى لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَن يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبَعَ أَمَّن لَّا يَهِدِّىٓ إِلَّآ أَن يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Apakah di antara tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah itu ada yang dapat membimbing manusia kepada kebenaran?" Katakanlah kepada mereka, "Hanya Allah sajalah yang dapat membimbing manusia kepada kebenaran. Apakah Tuhan yang dapat membimbing manusia kepada kebenaran itu lebih pantas diikuti, ataukah tuhan-tuhan sesembahan kalian yang tidak dapat membawa dirinya sendiri ke jalan yang benar, kecuali apabila dibimbing oleh pihak lain?! Bagaimana mungkin kalian memutuskan sesuatu secara batil ketika kalian menganggap bahwa mereka itu adalah sekutu-sekutu Allah?! Maha Tinggi Allah dari ucapan kalian itu." (35)
qul hal min shurakāikum man yahdī ilā l-ḥaqi quli l-lahu yahdī lil'ḥaqqi afaman yahdī ilā l-ḥaqi aḥaqqu an yuttabaʿa amman lā yahiddī illā an yuh'dā famā lakum kayfa taḥkumūna
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ ٱلظَّنَّ لَا يُغْنِى مِنَ ٱلْحَقِّ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِمَا يَفْعَلُونَ ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kebanyakan orang-orang musyrik itu mengikuti apa yang tidak mereka miliki ilmunya. Mereka hanya mengikuti prasangka dan kebimbangan belaka. Padahal kebimbangan itu tidak bisa menggantikan kedudukan ilmu, sebaliknya sangat membutuhkan ilmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Tidak ada satupun perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada mereka. (36)
wamā yattabiʿu aktharuhum illā ẓannan inna l-ẓana lā yugh'nī mina l-ḥaqi shayan inna l-laha ʿalīmun bimā yafʿalūna
وَمَا كَانَ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانُ أَن يُفْتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَـٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ ٱلْكِتَـٰبِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Al-Qur`ān ini tidak mungkin bisa dibuat dan disandarkan kepada selain Allah. Karena manusia pasti tidak mampu membuat karya yang sebanding dengan Al-Qur`ān. Akan tetapi Al-Qur`ān ini diturunkan untuk membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum yang masih global (umum) di dalamnya. Jadi tidak ada sedikitpun keraguan bahwa Al-Qur`ān ini diturunkan dari Tuhan yang telah menciptakan segenap makhluk. (37)
wamā kāna hādhā l-qur'ānu an yuf'tarā min dūni l-lahi walākin taṣdīqa alladhī bayna yadayhi watafṣīla l-kitābi lā rayba fīhi min rabbi l-ʿālamīna
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ataukah orang-orang musyrik itu akan berkata, "Sesungguhnya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lah yang membuat Al-Qur`ān ini atas inisiatifnya sendiri dan menisbahkannya kepada Allah." Katakanlah -wahai Rasul- sebagai jawaban kepada mereka, "Jika memang aku yang telah membuat Al-Qur`ān ini atas inisiatifku sendiri, sedangkan aku adalah manusia biasa seperti kalian, cobalah kalian membuat satu surah saja yang sebanding dengannya. Dan ajaklah siapa saja yang bisa kalian ajak untuk membantu kalian, jika kalian sungguh-sungguh dengan tuduhan kalian bahwa Al-Qur`ān ini adalah buatan manusia dan sesuatu yang dusta. Kalian pasti tidak akan bisa membuatnya. Dan ketidakmampuan kalian itu -sedangkan kalian adalah ahli bahasa dan sastra yang hebat- menunjukkan bahwa Al-Qur`ān itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah. (38)
am yaqūlūna if'tarāhu qul fatū bisūratin mith'lihi wa-id'ʿū mani is'taṭaʿtum min dūni l-lahi in kuntum ṣādiqīna
بَلْ كَذَّبُوا۟ بِمَا لَمْ يُحِيطُوا۟ بِعِلْمِهِۦ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka tidak menjawab. Bahkan mereka mendustakan Al-Qur`ān ini sebelum mereka memahami isinya. Dan karena azab yang diperingatkan kepada mereka pun belum tiba. Tetapi waktu kedatangannya sudah dekat. Sikap mendustakan ayat-ayat Allah juga ditunjukkan oleh umat-umat terdahulu. Dan oleh karena itu, mereka ditimpa siksa karenanya. Maka renungkanlah -wahai Rasul- bagaimana akhir dari perjalanan umat-umat yang mendustakan ayat-ayat Allah . Mereka benar-benar dibinasakan oleh Allah . (39)
bal kadhabū bimā lam yuḥīṭū biʿil'mihi walammā yatihim tawīluhu kadhālika kadhaba alladhīna min qablihim fa-unẓur kayfa kāna ʿāqibatu l-ẓālimīna
وَمِنْهُم مَّن يُؤْمِنُ بِهِۦ وَمِنْهُم مَّن لَّا يُؤْمِنُ بِهِۦ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِٱلْمُفْسِدِينَ ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di antara orang-orang musyrik itu ada orang yang kelak akan percaya kepada Al-Qur`ān sebelum kematiannya. Dan ada yang tidak percaya kepadanya karena keangkuhan dan kesombongannya sampai ajal menjemputnya. Tuhanmu -wahai Rasul- Maha Mengetahui orang-orang yang bersikeras mempertahankan kekafirannya. Dan Tuhanmu akan membalas kekafiran mereka tersebut. (40)
wamin'hum man yu'minu bihi wamin'hum man lā yu'minu bihi warabbuka aʿlamu bil-muf'sidīna
وَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل لِّى عَمَلِى وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنتُم بَرِيٓـُٔونَ مِمَّآ أَعْمَلُ وَأَنَا۠ بَرِىٓءٌ مِّمَّا تَعْمَلُونَ ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika kaummu -wahai Rasul- mendustakanmu katakanlah kepada mereka, "Aku akan mendapatkan ganjaran atas amal perbuatanku sendiri. Dan aku akan menanggung akibat dari amal perbuatanku sendiri. Sedangkan kalian akan mendapatkan ganjaran atas amal perbuatan kalian sendiri, dan akan menerima hukuman atas amal perbuatan kalian sendiri. Kalian akan bebas dari hukuman atas amal perbuatanku, dan akupun akan bebas dari hukuman atas amal perbuatan kalian. (41)
wa-in kadhabūka faqul lī ʿamalī walakum ʿamalukum antum barīūna mimmā aʿmalu wa-anā barīon mimmā taʿmalūna
وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا۟ لَا يَعْقِلُونَ ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di antara orang-orang musyrik itu ada orang yang mendengarkan suaramu -wahai Rasul- ketika engkau membaca Al-Qur`ān, tetapi pendengaran mereka tidak diikuti dengan penerimaan dan perhatian. Apakah engkau sanggup membuat orang tuli bisa mendengar?! Begitu pula engkau tidak akan sanggup memberikan petunjuk kepada orang-orang yang tuli terhadap kebenaran sehingga mereka tidak bisa memahaminya. (42)
wamin'hum man yastamiʿūna ilayka afa-anta tus'miʿu l-ṣuma walaw kānū lā yaʿqilūna
وَمِنْهُم مَّن يَنظُرُ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تَهْدِى ٱلْعُمْىَ وَلَوْ كَانُوا۟ لَا يُبْصِرُونَ ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Di antara orang-orang musyrik itu ada yang melihatmu -wahai Rasul- dengan mata lahirnya bukan dengan mata batinnya. Apakah engkau mampu membuat orang buta bisa melihat?! Engkau pasti tidak mampu melakukannya. Begitu juga engkau tidak akan mampu memberikan petunjuk kepada orang yang tidak punya mata hati. (43)
wamin'hum man yanẓuru ilayka afa-anta tahdī l-ʿum'ya walaw kānū lā yub'ṣirūna
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ ٱلنَّاسَ شَيْـًٔا وَلَـٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Allah bersih dari tindakan zalim (semena-mena) kepada hamba-hamba-Nya. Dia tidak pernah menzalimi mereka sedikitpun. Tetapi merekalah yang gemar menzalimi diri mereka sendiri dengan cara menjerumuskan diri ke dalam jurang kehancuran, akibat terlalu fanatik kepada kebatilan, sombong dan angkuh. (44)
inna l-laha lā yaẓlimu l-nāsa shayan walākinna l-nāsa anfusahum yaẓlimūna
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَن لَّمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّنَ ٱلنَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ ۚ قَدْ خَسِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُوا۟ مُهْتَدِينَ ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kelak Hari Kiamat, di saat Allah mengumpulkan manusia di padang Mahsyar untuk dihitung amal, seolah-olah mereka hidup di alam dunia dan alam Barzakh tidak lebih dari sesaat di siang hari. Dalam sesaat itu mereka saling mengenal satu sama lain, kemudian mereka tidak saling mengenal lagi akibat dahsyatnya kegaduhan di Hari Kiamat yang mereka saksikan. Sungguh merugi orang-orang yang mendustakan perjumpaan dengan Tuhan mereka di Hari Kiamat, dan selama di dunia mereka tidak percaya akan adanya Hari Kebangkitan hingga mereka selamat dari kerugian. (45)
wayawma yaḥshuruhum ka-an lam yalbathū illā sāʿatan mina l-nahāri yataʿārafūna baynahum qad khasira alladhīna kadhabū biliqāi l-lahi wamā kānū muh'tadīna
وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ ٱلَّذِى نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ ٱللَّهُ شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا يَفْعَلُونَ ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jika Kami perlihatkan kepadamu -wahai Rasul- sebagian dari azab yang kami janjikan kepada mereka sebelum engkau wafat, atau kami mewafatkanmu sebelum hal itu terjadi, maka bagaimanapun juga mereka akan kembali kepada Kami di Hari Kiamat nanti. Kemudian Allah mengetahui apa yang telah mereka perbuat, tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan-Nya, dan Dia akan memberi mereka balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka. (46)
wa-immā nuriyannaka baʿḍa alladhī naʿiduhum aw natawaffayannaka fa-ilaynā marjiʿuhum thumma l-lahu shahīdun ʿalā mā yafʿalūna
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ رَسُولُهُمْ قُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setiap umat yang ada di masa lalu mempunyai Rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka. Apabila Rasul itu telah menyampaikan kepada mereka apa yang harus disampaikannya kepada mereka dan ternyata mereka mendustakannya, maka kedua belah pihak diberi keputusan secara adil. Kemudian Allah menyelamatkan utusan-Nya dengan karunia-Nya dan membinasakan umatnya dengan keadilan-Nya. Dan mereka tidak dizalimi sedikitpun terkait dengan balasan amal perbuatan mereka. (47)
walikulli ummatin rasūlun fa-idhā jāa rasūluhum quḍiya baynahum bil-qis'ṭi wahum lā yuẓ'lamūna
وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang kafir itu berkata dengan nada angkuh dan menantang, "Kapan datangnya azab yang kalian ancamkan kepada kami, jika kalian sungguh-sungguh atas klaim kalian itu?!" (48)
wayaqūlūna matā hādhā l-waʿdu in kuntum ṣādiqīna
قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Aku tak kuasa mendatangkan manfaat dan mudarat untuk diriku sendiri. Jadi bagaimana mungkin aku bisa mendatangkan manfaat dan mudarat untuk orang lain? Kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah. Dan bagaimana mungkin aku bisa mengetahui perkara gaib-Nya? Tiap-tiap umat yang telah dijanjikan kebinasaannya oleh Allah mempunyai waktu yang telah ditentukan bagi kebinasaan mereka. Namun tidak ada yang mengetahuinya selain Allah. Kemudian apabila waktu kebinasaannya telah tiba mereka tidak dapat memajukannya ataupun memundurkannya walaupun sekejap mata. (49)
qul lā amliku linafsī ḍarran walā nafʿan illā mā shāa l-lahu likulli ummatin ajalun idhā jāa ajaluhum falā yastakhirūna sāʿatan walā yastaqdimūna
قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَتَىٰكُمْ عَذَابُهُۥ بَيَـٰتًا أَوْ نَهَارًا مَّاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ ٱلْمُجْرِمُونَ ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang meminta disegerakan azabnya itu, "Katakanlah padaku, jikalau azab Allah itu datang kepada kalian kapan saja di waktu malam atau siang, apa yang kalian maksudkan dengan penyegeraan azab? (50)
qul ara-aytum in atākum ʿadhābuhu bayātan aw nahāran mādhā yastaʿjilu min'hu l-muj'rimūna
أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓ ۚ ءَآلْـَٔـٰنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apakah sesudah datangnya azab yang dijanjikan kepada kalian itu kalian akan beriman? Padahal ketika itu orang yang belum beriman sebelum itu tidak akan mendapatkan manfaat apapun dari imannya. Apakah kalian mau beriman sekarang, sedangkan sebelum ini kalian telah meminta agar azab kalian disegerakan karena kalian tidak percaya akan adanya azab." (51)
athumma idhā mā waqaʿa āmantum bihi āl'āna waqad kuntum bihi tastaʿjilūna
ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah mereka dimasukkan ke dalam azab dan mereka meminta dikeluarkan dari sana, maka dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah azab yang kekal di Akhirat! Bukankah kalian diberi balasan yang sesuai dengan kekafiran dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan?!" (52)
thumma qīla lilladhīna ẓalamū dhūqū ʿadhāba l-khul'di hal tuj'zawna illā bimā kuntum taksibūna
۞ وَيَسْتَنۢبِـُٔونَكَ أَحَقٌّ هُوَ ۖ قُلْ إِى وَرَبِّىٓ إِنَّهُۥ لَحَقٌّ ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang musyrik itu meminta penjelasan kepadamu -wahai Rasul-, "Apakah azab yang dijanjikan kepada kami ini benar adanya?" Katakanlah kepada mereka, "Ya. Sungguh, demi Allah, itu benar adanya. Dan kalian tidak akan lolos darinya." (53)
wayastanbiūnaka aḥaqqun huwa qul ī warabbī innahu laḥaqqun wamā antum bimuʿ'jizīna
وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِى ٱلْأَرْضِ لَٱفْتَدَتْ بِهِۦ ۗ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۖ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Seandainya setiap orang musyrik mempunyai semua harta berharga yang ada di bumi ini, niscaya ia akan menggunakannya untuk menebus dirinya dari azab Allah jika ia diberi kesempatan untuk menebusnya. Dan orang-orang musyrik itu menyembunyikan penyesalan mereka atas kekafiran mereka tatkala mereka menyaksikan azab di Hari Kiamat. Allah memutuskan perkara mereka dengan adil. Mereka tidak pernah dizalimi, melainkan diberi balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka. (54)
walaw anna likulli nafsin ẓalamat mā fī l-arḍi la-if'tadat bihi wa-asarrū l-nadāmata lammā ra-awū l-ʿadhāba waquḍiya baynahum bil-qis'ṭi wahum lā yuẓ'lamūna
أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ أَلَآ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٥٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya hanya Allah lah pemilik apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi. Ingatlah, sesungguhnya ancaman Allah tentang hukuman bagi orang-orang kafir pasti akan terjadi, tidak ada keraguan sedikitpun tentang hal itu. Akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui hal itu, sehingga mereka merasa bimbang dan ragu. (55)
alā inna lillahi mā fī l-samāwāti wal-arḍi alā inna waʿda l-lahi ḥaqqun walākinna aktharahum lā yaʿlamūna
هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( ٥٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia lah yang dapat membangkitkan orang-orang mati dan mematikan orang-orang hidup. Dan hanya kepada-Nya lah kalian akan dikembalikan di Hari Kiamat. Lalu Dia akan memberikan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. (56)
huwa yuḥ'yī wayumītu wa-ilayhi tur'jaʿūna
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ( ٥٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai manusia, telah datang kepada kalian Kitab Suci Al-Qur`ān yang berisi peringatan, anjuran dan larangan. Al-Qur`ān adalah obat penawar untuk penyakit bimbang dan ragu yang bersarang di dalam hati. Al-Qur`ān adalah petunjuk ke jalan yang benar. Dan Al-Qur`ān mengandung rahmat bagi orang-orang yang beriman, karena merekalah yang memanfaatkannya. (57)
yāayyuhā l-nāsu qad jāatkum mawʿiẓatun min rabbikum washifāon limā fī l-ṣudūri wahudan waraḥmatun lil'mu'minīna
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ( ٥٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada manusia, "Al-Qur`ān yang aku bawa kepada kalian adalah anugerah dan rahmat dari Allah untuk kalian. Maka bergembiralah kalian dengan anugerah dan rahmat yang Allah berikan kepada kalian, bukan dengan yang lain." Karena apa yang dibawa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dari Tuhannya untuk mereka itu lebih baik dari harta benda dunia yang mereka kumpulkan. (58)
qul bifaḍli l-lahi wabiraḥmatihi fabidhālika falyafraḥū huwa khayrun mimmā yajmaʿūna
قُلْ أَرَءَيْتُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ لَكُم مِّن رِّزْقٍ فَجَعَلْتُم مِّنْهُ حَرَامًا وَحَلَـٰلًا قُلْ ءَآللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ ۖ أَمْ عَلَى ٱللَّهِ تَفْتَرُونَ ( ٥٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik, "Ceritakanlah kepadaku tentang rezeki yang Allah berikan kepada kalian kemudian kalian memperlakukannya menurut hawa nafsu kalian. Maka kalian mengharamkan sebagiannya dan menghalalkan sebagian lainnya." Katakanlah kepada mereka, "Apakah Allah mengizinkan kalian untuk menghalalkan apa yang kalian halalkan dan mengharamkan apa yang kalian haramkan, ataukah kalian membuat kebohongan atas nama Allah?" (59)
qul ara-aytum mā anzala l-lahu lakum min riz'qin fajaʿaltum min'hu ḥarāman waḥalālan qul āllahu adhina lakum am ʿalā l-lahi taftarūna
وَمَا ظَنُّ ٱلَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ ( ٦٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apa gerangan yang dibayangkan oleh orang-orang yang membuat kebohongan atas nama Allah tentang apa yang akan menimpa mereka di hari Kiamat? Apakah mereka menyangka bahwa Allah akan mengampuni mereka? Mana mungkin?! Sesungguhnya Allah benar-benar bermurah hati kepada manusia dengan memberi mereka tenggang waktu dan tidak menyegerakan hukuman mereka. Akan tetapi kebanyakan dari mereka mengingkari nikmat yang Allah berikan kepada mereka dan tidak mau mensyukurinya. (60)
wamā ẓannu alladhīna yaftarūna ʿalā l-lahi l-kadhiba yawma l-qiyāmati inna l-laha ladhū faḍlin ʿalā l-nāsi walākinna aktharahum lā yashkurūna
وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوا۟ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرَ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ مُّبِينٍ ( ٦١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setiap perkara yang engkau urus -wahai Rasul- dan setiap ayat Al-Qur`ān yang engkau baca, dan setiap amal perbuatan yang kalian kerjakan -wahai orang-orang mukmin- pasti Kami melihat, mengetahui dan mendengarkan kalian ketika kalian sedang menghadapi dan melakukannya. Tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun seberat żarrah (atom) di langit atau di bumi. Tidak juga yang lebih kecil dari itu atau lebih besar melainkan semuanya tercatat di dalam kitab yang jelas, yang memuat semua hal, baik kecil maupun besar. (61)
wamā takūnu fī shanin wamā tatlū min'hu min qur'ānin walā taʿmalūna min ʿamalin illā kunnā ʿalaykum shuhūdan idh tufīḍūna fīhi wamā yaʿzubu ʿan rabbika min mith'qāli dharratin fī l-arḍi walā fī l-samāi walā aṣghara min dhālika walā akbara illā fī kitābin mubīnin
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ( ٦٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka ketika menghadapi hiruk-pikuk Hari Kiamat, dan mereka pun tidak bersedih hati atas kekayaan duniawi yang luput dari mereka. (62)
alā inna awliyāa l-lahi lā khawfun ʿalayhim walā hum yaḥzanūna
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ ( ٦٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Para wali itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah, mengikuti Rasul-Nya dan bertakwa kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (63)
alladhīna āmanū wakānū yattaqūna
لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَـٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ( ٦٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan mendapatkan kabar gembira yang menyenangkan hati mereka di dunia berupa mimpi baik atau pujian dari sesama manusia. Dan mereka juga akan mendapatkan kabar gembira dari para Malaikat ketika nyawa mereka akan dicabut, juga sesudah kematian mereka dan ketika berkumpul di padang Mahsyar. Tidak ada perubahan atas apa yang Allah janjikan kepada mereka. Balasan itu merupakan keberhasilan yang sangat besar, karena mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang ditakutkan. (64)
lahumu l-bush'rā fī l-ḥayati l-dun'yā wafī l-ākhirati lā tabdīla likalimāti l-lahi dhālika huwa l-fawzu l-ʿaẓīmu
وَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ۚ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ( ٦٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Janganlah engkau bersedih hati -wahai Rasul- atas ucapan mereka yang mencaci maki dan menghina agamamu. Sesungguhnya keperkasaan dan kemenangan itu semuanya adalah milik Allah. Tidak ada sesuatupun yang dapat mengalahkan-Nya. Dia Maha Mendengar ucapan mereka lagi Maha Mengetahui perbuatan mereka. Dan Dia akan memberi mereka balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka. (65)
walā yaḥzunka qawluhum inna l-ʿizata lillahi jamīʿan huwa l-samīʿu l-ʿalīmu
أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ( ٦٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ingatlah, sesungguhnya Allah adalah satu-satu-Nya pemilik semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Lalu apa yang diikuti oleh orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah sebagai sekutu-sekutu?! Sejatinya mereka hanyalah mengikuti keragu-raguan. Dan mereka itu berbohong dalam menyandarkan sekutu-sekutu kepada Allah -Ta'ālā-. Maha Tinggi Allah dengan setinggi-tingginya dari ucapan mereka itu. (66)
alā inna lillahi man fī l-samāwāti waman fī l-arḍi wamā yattabiʿu alladhīna yadʿūna min dūni l-lahi shurakāa in yattabiʿūna illā l-ẓana wa-in hum illā yakhruṣūna
هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ ( ٦٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia lah satu-satunya Zat yang menjadikan malam sebagai kesempatan untuk beristirahat dari kegiatan dan kelelahan, dan menjadikan siang hari terang benderang agar kalian bisa bekerja untuk mencari nafkah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda yang jelas bagi orang-orang yang mau mendengar untuk mengambil pelajaran dan menerima. (67)
huwa alladhī jaʿala lakumu al-layla litaskunū fīhi wal-nahāra mub'ṣiran inna fī dhālika laāyātin liqawmin yasmaʿūna
قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَـٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ۖ لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنْ عِندَكُم مِّن سُلْطَـٰنٍۭ بِهَـٰذَآ ۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ( ٦٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sebagian orang musyrik berkata, "Allah telah menjadikan para Malaikat sebagai anak-anak perempuan-Nya." Maha Suci Allah dari ucapan mereka itu. Karena Allah Maha Kaya atas semua makhluk-Nya. Dia lah pemilik semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Kalian -wahai orang-orang musyrik- tidak punya bukti sedikitpun atas ucapan kalian itu. Apakah kalian sengaja membuat kebohongan besar -yaitu menyatakan bahwa Allah mempunyai anak- atas nama Allah yang tidak pernah kalian ketahui hakikatnya, tanpa punya bukti yang kuat?! (68)
qālū ittakhadha l-lahu waladan sub'ḥānahu huwa l-ghaniyu lahu mā fī l-samāwāti wamā fī l-arḍi in ʿindakum min sul'ṭānin bihādhā ataqūlūna ʿalā l-lahi mā lā taʿlamūna
قُلْ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ ( ٦٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul kepada mereka, "Sesungguhnya orang-orang yang membuat kebohongan atas nama Allah dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dan tidak akan selamat dari apa yang mereka takutkan." (69)
qul inna alladhīna yaftarūna ʿalā l-lahi l-kadhiba lā yuf'liḥūna
مَتَـٰعٌ فِى ٱلدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ ٱلْعَذَابَ ٱلشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ ( ٧٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka janganlah kalian terpesona dengan kesenangan dan kenikmatan duniawi yang mereka nikmati. Karena itu adalah kesenangan kecil dan sesaat. Kemudian mereka akan dikembalikan kepada Kami di Hari Kiamat. Lalu Kami akan menimpakan azab yang sangat kuat kepada mereka, karena mereka telah ingkar kepada Allah dan mendustakan Rasul-Nya. (70)
matāʿun fī l-dun'yā thumma ilaynā marjiʿuhum thumma nudhīquhumu l-ʿadhāba l-shadīda bimā kānū yakfurūna
۞ وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦ يَـٰقَوْمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُم مَّقَامِى وَتَذْكِيرِى بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوٓا۟ أَمْرَكُمْ وَشُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ ٱقْضُوٓا۟ إِلَىَّ وَلَا تُنظِرُونِ ( ٧١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan ceritakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik yang mendustakan itu kisah Nuh -'alaihissalām- ketika dia berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Jika keberadaanku di tengah-tengah kalian menjadi masalah besar bagi kalian, peringatanku dan nasihatku dengan ayat-ayat Allah terasa berat bagi kalian, dan kalian memutuskan untuk membunuhku, maka hanya kepada Allah saja lah aku bersandar dalam menghadapi tipu daya kalian. Maka mantapkanlah urusan kalian, pastikanlah niat kalian untuk membunuhku, dan panggillah tuhan-tuhan sesembahan kalian agar membantu kalian dan jangan kalian rahasiakan tipu daya kalian! Kemudian setelah kalian menyusun rencana untuk membunuhku laksanakanlah apa yang kalian rencanakan itu dan jangan menunda-nunda sedikitpun. (71)
wa-ut'lu ʿalayhim naba-a nūḥin idh qāla liqawmihi yāqawmi in kāna kabura ʿalaykum maqāmī watadhkīrī biāyāti l-lahi faʿalā l-lahi tawakkaltu fa-ajmiʿū amrakum washurakāakum thumma lā yakun amrukum ʿalaykum ghummatan thumma iq'ḍū ilayya walā tunẓirūni
فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ٧٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika kalian menolak seruanku, kalian pasti tahu bahwa aku tidak pernah meminta imbalan atas usahaku menyampaikan risalah Tuhanku. Hanya Allah-lah yang memberiku imbalan. Baik kalian beriman maupun tidak. Dan Allah-menyuruhku menjadi orang yang tunduk kepada-Nya dengan cara menjalankan ketaatan dan mengerjakan amal saleh." (72)
fa-in tawallaytum famā sa-altukum min ajrin in ajriya illā ʿalā l-lahi wa-umir'tu an akūna mina l-mus'limīna
فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَـٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَعَلْنَـٰهُمْ خَلَـٰٓئِفَ وَأَغْرَقْنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ ( ٧٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian kaumnya mendustakannya dan tidak percaya kepadanya. Maka Kami selamatkan dia (Nuh -'alaihissalām-) beserta orang-orang yang beriman bersamanya di dalam bahtera. Dan Kami jadikan mereka sebagai generasi penerus bagi umat-umat sebelum mereka. Sedangkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat dan hujah-hujah yang dibawanya Kami binasakan dengan terjangan air bah. Maka renungkanlah -wahai Rasul- bagaimana akhir perjalanan orang-orang yang diberi peringatan oleh Nuh -'alaihissalām- tetapi mereka enggan beriman. (73)
fakadhabūhu fanajjaynāhu waman maʿahu fī l-ful'ki wajaʿalnāhum khalāifa wa-aghraqnā alladhīna kadhabū biāyātinā fa-unẓur kayfa kāna ʿāqibatu l-mundharīna
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَآءُوهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ فَمَا كَانُوا۟ لِيُؤْمِنُوا۟ بِمَا كَذَّبُوا۟ بِهِۦ مِن قَبْلُ ۚ كَذَٰلِكَ نَطْبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلْمُعْتَدِينَ ( ٧٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah sekian lama sesudah masa Nuh -'alaihissalām- itu Kami mengutus para Rasul kepada kaumnya masing-masing. Para Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat dan bukti-bukti yang nyata. Tetapi kaum-kaum itu sama sekali tidak tertarik untuk beriman, karena semenjak dahulu mereka bersikeras untuk mendustakan para Rasul. Maka Allah mengunci mati hati mereka. Dan sebagaimana Kami telah mengunci mati hati para penentang rasul-rasul di masa lalu, Kami juga mengunci mati hati orang-orang kafir yang melampaui batas-batas Allah dengan kekafirannya kapanpun dan dimanapun. (74)
thumma baʿathnā min baʿdihi rusulan ilā qawmihim fajāūhum bil-bayināti famā kānū liyu'minū bimā kadhabū bihi min qablu kadhālika naṭbaʿu ʿalā qulūbi l-muʿ'tadīna
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنۢ بَعْدِهِم مُّوسَىٰ وَهَـٰرُونَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ بِـَٔايَـٰتِنَا فَٱسْتَكْبَرُوا۟ وَكَانُوا۟ قَوْمًا مُّجْرِمِينَ ( ٧٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Beberapa waktu setelah masa para Rasul itu Kami mengutus Musa -'alaihissalām- dan saudaranya, Harun -'alaihissalām- kepada Fir'aun, Raja Mesir dan pembesar-pembesar kaumnya. Kami bekali keduanya dengan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan bahwa keduanya benar-benar utusan Allah. Akan tetapi mereka enggan beriman kepada ajaran yang dibawa oleh keduanya. Mereka adalah kaum yang durjana, karena mereka ingkar kepada Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya. (75)
thumma baʿathnā min baʿdihim mūsā wahārūna ilā fir'ʿawna wamala-ihi biāyātinā fa-is'takbarū wakānū qawman muj'rimīna
فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوٓا۟ إِنَّ هَـٰذَا لَسِحْرٌ مُّبِينٌ ( ٧٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian tatkala kebenaran yang dibawa oleh Musa dan Harun -'alaihimassalām- sampai kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, mereka berkata terhadap mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa Musa, “Sesungguhnya ia adalah benar-benar sihir dan bukan sesuatu yang nyata." (76)
falammā jāahumu l-ḥaqu min ʿindinā qālū inna hādhā lasiḥ'run mubīnun
قَالَ مُوسَىٰٓ أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَآءَكُمْ ۖ أَسِحْرٌ هَـٰذَا وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّـٰحِرُونَ ( ٧٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa membantah ucapan mereka dengan mengatakan, "Apakah ketika kebenaran datang kepada kalian maka kalian berkata bahwa itu adalah sihir?! Sekali-kali tidak! Itu sama sekali bukan sihir. Dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa seorang penyihir tidak akan beruntung. Jadi bagaimana mungkin aku melakukannya?!" (77)
qāla mūsā ataqūlūna lil'ḥaqqi lammā jāakum asiḥ'run hādhā walā yuf'liḥu l-sāḥirūna
قَالُوٓا۟ أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا ٱلْكِبْرِيَآءُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ ( ٧٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kaum Fir'aun berkata kepada Musa -'alaihissalām-, "Apakah engkau datang kepada kami dengan membawa sihir ini untuk memalingkan kami dari agama warisan leluhur kami, kemudian engkau dan saudaramu menjadi raja? Kami tidak percaya kepada kalian berdua, wahai Musa dan Harun, bahwa kalian berdua adalah utusan Allah kepada kami.” (78)
qālū aji'tanā litalfitanā ʿammā wajadnā ʿalayhi ābāanā watakūna lakumā l-kib'riyāu fī l-arḍi wamā naḥnu lakumā bimu'minīna
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ٱئْتُونِى بِكُلِّ سَـٰحِرٍ عَلِيمٍ ( ٧٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Fir'aun berkata kepada kaumnya, "Datangkanlah kepadaku semua penyihir yang mahir dan berpengalaman!" (79)
waqāla fir'ʿawnu i'tūnī bikulli sāḥirin ʿalīmin
فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلْقُوا۟ مَآ أَنتُم مُّلْقُونَ ( ٨٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mereka mendatangkan para penyihir ke hadapan Fir'aun, maka Musa -'alaihissalām- dengan penuh percaya diri akan menangan berkata kepada mereka, "Lemparkanlah -wahai para penyihir- apa yang hendak kalian lemparkan!" (80)
falammā jāa l-saḥaratu qāla lahum mūsā alqū mā antum mul'qūna
فَلَمَّآ أَلْقَوْا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥٓ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ ٱلْمُفْسِدِينَ ( ٨١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Setelah mereka melempar sihir yang ada pada mereka, Musa -'alaihissalām- berkata kepada mereka, "Yang kalian tunjukkan itu adalah sihir. Sesungguhnya Allah akan membatalkannya dan menghilangkan pengaruhnya. Sesungguhnya dengan sihir itu kalian berbuat kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang yang gemar membuat kerusakan." (81)
falammā alqaw qāla mūsā mā ji'tum bihi l-siḥ'ru inna l-laha sayub'ṭiluhu inna l-laha lā yuṣ'liḥu ʿamala l-muf'sidīna
وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ ( ٨٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah mengokohkan dan mengukuhkan kebenaran dengan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat keputusan dan kalimat-kalimat-Nya yang bersifat ketentuan syariat, berupa hujah-hujah dan bukti-bukti, walaupun orang-orang kafir yang durjana dari pengikut Fir'aun tidak menyukainya. (82)
wayuḥiqqu l-lahu l-ḥaqa bikalimātihi walaw kariha l-muj'rimūna
فَمَآ ءَامَنَ لِمُوسَىٰٓ إِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّن قَوْمِهِۦ عَلَىٰ خَوْفٍ مِّن فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِمْ أَن يَفْتِنَهُمْ ۚ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلْمُسْرِفِينَ ( ٨٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang itu bersikukuh untuk berpaling dari ayat-ayat Allah. Tidak ada yang percaya kepada Musa dengan mukjizat-mukjizat nyata dan hujah-hujah yang dibawanya kecuali sejumlah pemuda dari kaumnya, Bani Israil. Namun mereka takut kalau-kalau Fir'aun dan para pembesar kaumnya memalingkan mereka dari iman dengan cara menyiksa mereka jika rahasia (keimanan) mereka terbongkar. Sesungguhnya Fir'aun adalah raja sombong yang berkuasa atas negeri Mesir dan penduduknya. Dan ia termasuk orang yang melampaui batas dalam kekafiran serta pembunuhan dan penyiksaan terhadap kaum Bani Israil. (83)
famā āmana limūsā illā dhurriyyatun min qawmihi ʿalā khawfin min fir'ʿawna wamala-ihim an yaftinahum wa-inna fir'ʿawna laʿālin fī l-arḍi wa-innahu lamina l-mus'rifīna
وَقَالَ مُوسَىٰ يَـٰقَوْمِ إِن كُنتُمْ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ ( ٨٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah maka bersandarlah hanya kepada Allah jika kalian adalah orang-orang yang berserah diri. Karena berserah diri kepada Allah dapat menghindarkan kalian dari keburukan dan mendatangkan kebaikan." (84)
waqāla mūsā yāqawmi in kuntum āmantum bil-lahi faʿalayhi tawakkalū in kuntum mus'limīna
فَقَالُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٨٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka menjawab ucapan Musa -'alaihissalām- itu dengan mengatakan, "Hanya kepada Allah-lah kami berserah diri. Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau beri kami penguasa yang zalim. Karena mereka akan memaksa kami keluar dari agama kami dengan cara menyiksa, membunuh dan menghasut kami. (85)
faqālū ʿalā l-lahi tawakkalnā rabbanā lā tajʿalnā fit'natan lil'qawmi l-ẓālimīna
وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ ( ٨٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan lepaskanlah kami -wahai Tuhan kami- dengan rahmat-Mu dari tangan bala tentara Fir'aun yang kafir. Mereka telah memperbudak dan menindas kami dengan cara menyiksa dan membunuh kami." (86)
wanajjinā biraḥmatika mina l-qawmi l-kāfirīna
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّءَا لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا وَٱجْعَلُوا۟ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ٨٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya Harun -'alaihimassalām-, "Pilihlah beberapa rumah dan jadikanlah rumah-rumah itu sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah semata. Buatlah rumah-rumah kalian menghadap ke arah kiblat (Baitul Maqdis) dan laksanakanlah salat secara sempurna. Dan sampaikanlah -wahai Musa- kepada orang-orang mukmin kabar-kabar yang menyenangkan bagi mereka. Yaitu pertolongan dan dukungan Allah bagi mereka, kehancuran musuh mereka dan penetapan mereka sebagai pemimpin di muka bumi." (87)
wa-awḥaynā ilā mūsā wa-akhīhi an tabawwaā liqawmikumā bimiṣ'ra buyūtan wa-ij'ʿalū buyūtakum qib'latan wa-aqīmū l-ṣalata wabashiri l-mu'minīna
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَآ إِنَّكَ ءَاتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُۥ زِينَةً وَأَمْوَٰلًا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا۟ عَن سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا ٱطْمِسْ عَلَىٰٓ أَمْوَٰلِهِمْ وَٱشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا۟ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ( ٨٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Musa -'alaihissalām- berkata, "Ya Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau telah memberikan kemewahan dan perhiasan dunia kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya. Dan Engkau juga memberi mereka kekayaan yang berlimpah di dunia ini, tetapi mereka tidak mau bersyukur kepada-Mu atas apa yang telah Engkau berikan kepada mereka. Bahkan mereka menggunakannya untuk menyesatkan orang dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami! Hapuskanlah harta mereka dan musnahkanlah kekayaan mereka. Dan buatlah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak akan beriman kecuali ketika mereka menyaksikan azab yang pedih, ketika iman mereka tidak berguna (karena sudah terlambat). (88)
waqāla mūsā rabbanā innaka ātayta fir'ʿawna wamala-ahu zīnatan wa-amwālan fī l-ḥayati l-dun'yā rabbanā liyuḍillū ʿan sabīlika rabbanā iṭ'mis ʿalā amwālihim wa-ush'dud ʿalā qulūbihim falā yu'minū ḥattā yarawū l-ʿadhāba l-alīma
قَالَ قَدْ أُجِيبَت دَّعْوَتُكُمَا فَٱسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ( ٨٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman, "Aku telah mengabulkan doa kalian berdua -wahai Musa dan Harun- untuk keburukan Fir'aun dan para pemuka kaumnya. Maka kuatkanlah hati kalian berdua untuk mempertahankan agama kalian. Dan janganlah kalian berdua berpaling darinya, dan mengikuti jejak orang-orang bodoh yang tidak mengetahui jalan yang benar." (89)
qāla qad ujībat daʿwatukumā fa-is'taqīmā walā tattabiʿānni sabīla alladhīna lā yaʿlamūna
۞ وَجَـٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُۥ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدْرَكَهُ ٱلْغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتْ بِهِۦ بَنُوٓا۟ إِسْرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ ( ٩٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami mudahkan kepada Bani Israil untuk menyeberangi lautan setelah Kami membelahnya agar mereka dapat melewatinya dengan selamat. Kemudian mereka dikejar oleh Fir'aun dan bala tentaranya dengan bengis dan kejam. Sampai ketika Fir'aun terkepung air laut, nyaris tenggelam dan kehilangan harapan untuk selamat, tiba-tiba ia berkata, "Aku percaya bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Tuhan yang dipercaya oleh Bani Israil. Dan aku termasuk orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah ." (90)
wajāwaznā bibanī is'rāīla l-baḥra fa-atbaʿahum fir'ʿawnu wajunūduhu baghyan waʿadwan ḥattā idhā adrakahu l-gharaqu qāla āmantu annahu lā ilāha illā alladhī āmanat bihi banū is'rāīla wa-anā mina l-mus'limīna
ءَآلْـَٔـٰنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَ ( ٩١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Apakah kamu hendak beriman sekarang, setelah kamu kehilangan harapan untuk hidup?!" Kamu -wahai Fir'aun- telah durhaka kepada Allah sebelum turunnya azab dengan ingkar kepada-Nya dan menghalang-halangi orang dari jalan-Nya. Dan kamu termasuk orang-orang yang membuat kerusakan disebabkan kesesatanmu sendiri dan usahamu untuk menyesatkan orang lain. (91)
āl'āna waqad ʿaṣayta qablu wakunta mina l-muf'sidīna
فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايَـٰتِنَا لَغَـٰفِلُونَ ( ٩٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka pada hari ini, Kami mengeluarkan jasadmu -wahai Fir'aun- dari dalam laut dan meletakkanmu di permukaan tanah, agar orang-orang yang datang sesudahmu menjadikanmu sebagai pelajaran. Sesungguhnya banyak manusia yang lalai terhadap hujah-hujah dan dalil-dalil yang menunjukkan kekuasaan Kami. Mereka tidak mau memikirkannya. (92)
fal-yawma nunajjīka bibadanika litakūna liman khalfaka āyatan wa-inna kathīran mina l-nāsi ʿan āyātinā laghāfilūna
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ فَمَا ٱخْتَلَفُوا۟ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِى بَيْنَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ فِيمَا كَانُوا۟ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ( ٩٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat yang bagus dan lokasi yang menyenangkan di negeri Syam yang diberkahi. Dan Kami beri mereka rezeki yang halal lagi baik. Kemudian mereka tidak pernah berselisih paham tentang urusan agama mereka sampai Al-Qur`ān datang kepada mereka untuk membenarkan apa yang mereka baca di dalam Taurat tentang sifat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Ketika mereka mengingkari hal itu maka tanah air mereka dirampas dari mereka. Sesungguhnya Tuhanmu -wahai Rasul- kelak di hari Kiamat akan memutuskan perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada masing-masing pihak, baik yang benar maupun yang salah. (93)
walaqad bawwanā banī is'rāīla mubawwa-a ṣid'qin warazaqnāhum mina l-ṭayibāti famā ikh'talafū ḥattā jāahumu l-ʿil'mu inna rabbaka yaqḍī baynahum yawma l-qiyāmati fīmā kānū fīhi yakhtalifūna
فَإِن كُنتَ فِى شَكٍّ مِّمَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ فَسْـَٔلِ ٱلَّذِينَ يَقْرَءُونَ ٱلْكِتَـٰبَ مِن قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَآءَكَ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُمْتَرِينَ ( ٩٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika engkau -wahai Rasul- dihantui kebimbangan dan kebingungan tentang hakikat dari Al-Qur`ān yang Kami turunkan kepadamu, bertanyalah kepada orang-orang Yahudi yang rajin membaca Taurat dan orang-orang Nasrani yang rajin membaca Injil. Niscaya mereka akan memberitahumu bahwa apa yang diturunkan kepadamu itu adalah benar adanya. Karena mereka mendapati penjelasannya di dalam kedua Kitab Suci mereka. Sungguh telah datang kepadamu Kitab Suci yang benar dan tidak ada keraguan terhadapnya dari sisi Tuhanmu. Maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu. (94)
fa-in kunta fī shakkin mimmā anzalnā ilayka fasali alladhīna yaqraūna l-kitāba min qablika laqad jāaka l-ḥaqu min rabbika falā takūnanna mina l-mum'tarīna
وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ( ٩٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan jangan sekali-kali engkau termasuk di antara orang-orang yang mendustakan hujah-hujah dan bukti-bukti dari Allah. Karena dengan begitu engkau akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. Yaitu orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dengan cara menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran disebabkan oleh kekafiran mereka. Semua peringatan itu dimaksudkan untuk menjelaskan betapa bahayanya kebimbangan dan pendustaan tersebut. Jika tidak, sesungguhnya Nabi terpelihara dari kesalahan semacam itu. (95)
walā takūnanna mina alladhīna kadhabū biāyāti l-lahi fatakūna mina l-khāsirīna
إِنَّ ٱلَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ ( ٩٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang telah diputuskan oleh Allah bahwa mereka akan mati di atas kekafiran karena kekerasan hati mereka untuk mempertahankannya, mereka tidak akan beriman selama-lamanya. (96)
inna alladhīna ḥaqqat ʿalayhim kalimatu rabbika lā yu'minūna
وَلَوْ جَآءَتْهُمْ كُلُّ ءَايَةٍ حَتَّىٰ يَرَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ٱلْأَلِيمَ ( ٩٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Meskipun seluruh ayat-ayat syar’iyah (wahyu) maupun ayat-ayat kauniyah (alam semesta) datang kepada mereka, sampai mereka menyaksikan azab yang sangat pedih, barulah mereka menyatakan beriman, ketika iman itu tidak lagi berguna bagi mereka (karena sudah terlambat). (97)
walaw jāathum kullu āyatin ḥattā yarawū l-ʿadhāba l-alīma
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَـٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَـٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ ( ٩٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada penduduk negeri yang menjadi sasaran dakwah Rasul Kami mau beriman dengan iman yang diakui sebelum menyaksikan azab, yaitu iman yang berguna bagi mereka karena terjadi sebelum mereka menyaksikan azab, kecuali kaum Yunus ketika mereka menyatakan beriman dengan iman yang sungguh-sungguh. Maka Kami bebaskan mereka dari siksaan kehinaan dan kenistaan di dunia. Dan Kami beri mereka kenikmatan hidup mereka sampai akhir hayat mereka. (98)
falawlā kānat qaryatun āmanat fanafaʿahā īmānuhā illā qawma yūnusa lammā āmanū kashafnā ʿanhum ʿadhāba l-khiz'yi fī l-ḥayati l-dun'yā wamattaʿnāhum ilā ḥīnin
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَـَٔامَنَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنتَ تُكْرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ ( ٩٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sekiranya Tuhanmu -wahai Rasul- menghendaki agar semua orang yang ada di bumi ini beriman, niscaya mereka semua pasti beriman. Akan tetapi Allah tidak menghendaki hal itu karena hikmah tertentu. Dia menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya berdasarkan keadilannya. Dan Dia memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya berdasarkan karunia-Nya. Maka engkau tidak kuasa memaksa orang untuk beriman. Karena bimbingan menuju iman adalah hak khusus Allah. (99)
walaw shāa rabbuka laāmana man fī l-arḍi kulluhum jamīʿan afa-anta tuk'rihu l-nāsa ḥattā yakūnū mu'minīna
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَجْعَلُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ ( ١٠٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan tidak sepatutnya seseorang beriman atas kemauannya sendiri, melainkan dengan izin Allah. Jadi iman tidak akan terjadi tanpa kehendak Allah. Maka janganlah engkau terlalu berduka terhadap mereka. Dan Allah menimpakan azab dan kehinaan kepada orang-orang yang tidak memahami hujah-hujah-Nya, perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya. (100)
wamā kāna linafsin an tu'mina illā bi-idh'ni l-lahi wayajʿalu l-rij'sa ʿalā alladhīna lā yaʿqilūna
قُلِ ٱنظُرُوا۟ مَاذَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِى ٱلْـَٔايَـٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ ( ١٠١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik yang bertanya kepadamu tentang ayat-ayat Allah, "Renungkanlah tanda-tanda yang ada di langit dan bumi yang menunjukkan keesaan dan kekuasaan Allah." Tidak ada gunanya menurunkan ayat-ayat, hujah-hujah dan mengutus para Rasul kepada orang-orang yang tidak memiliki kesiapan untuk beriman, karena mereka bersikeras mempertahankan kekafiran. (101)
quli unẓurū mādhā fī l-samāwāti wal-arḍi wamā tugh'nī l-āyātu wal-nudhuru ʿan qawmin lā yu'minūna
فَهَلْ يَنتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِهِمْ ۚ قُلْ فَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنِّى مَعَكُم مِّنَ ٱلْمُنتَظِرِينَ ( ١٠٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka orang-orang kafir itu tidak menunggu apa-apa selain kejadian-kejadian seperti yang ditimpakan oleh Allah kepada orang-orang kafir sebelum mereka. Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, "Tunggulah azab Allah. Sesungguhnya aku -bersama kalian- juga sedang menunggu janji Tuhanku. (102)
fahal yantaẓirūna illā mith'la ayyāmi alladhīna khalaw min qablihim qul fa-intaẓirū innī maʿakum mina l-muntaẓirīna
ثُمَّ نُنَجِّى رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنجِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ١٠٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Kami menjatuhkan hukuman kepada mereka, dan Kami selamatkan rasul-rasul Kami, dan Kami selamatkan juga orang-orang yang beriman bersama mereka. Maka mereka tidak tersentuh azab yang menimpa kaum mereka. Dan sebagaimana Kami telah menyelamatkan para Rasul dan orang-orang yang beriman bersama mereka, Kami pun akan menyelamatkan Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan penyelamatan yang benar-benar menjadi tanggung jawab Kami. (103)
thumma nunajjī rusulanā wa-alladhīna āmanū kadhālika ḥaqqan ʿalaynā nunji l-mu'minīna
قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمْ فِى شَكٍّ مِّن دِينِى فَلَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَـٰكِنْ أَعْبُدُ ٱللَّهَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُمْ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ١٠٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Wahai manusia! Jika kalian ragu terhadap agama yang kuserukan kepada kalian, yaitu agama tauhid, maka aku benar-benar yakin tentang kesesatan agama kalian, sehingga aku tidak mau mengikutinya. Maka aku tidak akan menyembah apa-apa yang kalian sembah selain Allah. Tetapi aku menyembah Allah yang mematikan kalian dan menyuruhku menjadi orang yang memurnikan agama hanya kepada-Nya. (104)
qul yāayyuhā l-nāsu in kuntum fī shakkin min dīnī falā aʿbudu alladhīna taʿbudūna min dūni l-lahi walākin aʿbudu l-laha alladhī yatawaffākum wa-umir'tu an akūna mina l-mu'minīna
وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ( ١٠٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia juga menyuruhku memegang teguh agama yang benar ini dan mempertahankannya dengan sekuat tenaga serta berpaling dari agama-agama lainnya. Dan Dia melarangku menjadi orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu. (105)
wa-an aqim wajhaka lilddīni ḥanīfan walā takūnanna mina l-mush'rikīna
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ١٠٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan janganlah engkau -wahai Rasul- menyembah tuhan selain Allah, baik berupa patung, berhala atau lainnya yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat untukmu. Karena jika engkau menyembahnya maka engkau termasuk orang-orang zalim yang mencederai hak Allah dan hak mereka sendiri. (106)
walā tadʿu min dūni l-lahi mā lā yanfaʿuka walā yaḍurruka fa-in faʿalta fa-innaka idhan mina l-ẓālimīna
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ( ١٠٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Jika Allah mengujimu -wahai Rasul- dengan ujian tertentu dan engkau minta agar ujian itu disingkirkan darimu maka tidak ada yang dapat menyingkirkannya kecuali Allah. Dan jika Dia menghendaki kemakmuran untukmu maka tidak ada seorangpun yang dapat menolak anugerah-Nya. Dia memberikan anugerah-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak ada seorangpun yang dapat memaksakan kehendaknya kepada Allah. Dia Maha Menerima tobat dari hamba-hamba-Nya lagi Maha Pengasih kepada mereka. (107)
wa-in yamsaska l-lahu biḍurrin falā kāshifa lahu illā huwa wa-in yurid'ka bikhayrin falā rādda lifaḍlihi yuṣību bihi man yashāu min ʿibādihi wahuwa l-ghafūru l-raḥīmu
قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُمُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَنِ ٱهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيْكُم بِوَكِيلٍ ( ١٠٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Wahai manusia! Telah datang kepada kalian Al-Qur`ān yang diturunkan dari Tuhan kalian. Barangsiapa yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada-Nya, maka manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena Allah tidak membutuhkan ketaatan hamba-hamba-Nya. Dan barangsiapa yang tersesat maka dampak dari kesesatannya akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena Allah tidak pernah dirugikan oleh kedurhakaan hamba-hamba-Nya. Dan aku bukanlah orang yang bertugas mengawasi dan menghitung amal perbuatan kalian." (108)
qul yāayyuhā l-nāsu qad jāakumu l-ḥaqu min rabbikum famani ih'tadā fa-innamā yahtadī linafsihi waman ḍalla fa-innamā yaḍillu ʿalayhā wamā anā ʿalaykum biwakīlin
وَٱتَّبِعْ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ وَٱصْبِرْ حَتَّىٰ يَحْكُمَ ٱللَّهُ ۚ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْحَـٰكِمِينَ ( ١٠٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Ikuti dan laksanakanlah -wahai Rasul- apa yang Tuhanmu wahyukan kepadamu. Dan bersabarlah terhadap ulah sebagian kaummu yang menentangmu. Juga bersabarlah dalam menyampaikan apa yang harus engkau sampaikan. Teruslah menjalankan tugas itu sampai Allah -Ta'ālā- menurunkan keputusan-Nya terkait nasib mereka. Yaitu bahwa Dia akan menolongmu untuk mengalahkan mereka di dunia. Dan Dia akan menghukum mereka di Akhirat jika mereka mati di atas kekafiran mereka. (109)
wa-ittabiʿ mā yūḥā ilayka wa-iṣ'bir ḥattā yaḥkuma l-lahu wahuwa khayru l-ḥākimīna