Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Fatir
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍ مَّثْنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya, menjadikan para Malaikat sebagai utusan yang melaksanakan keputusan takdir-Nya. Di antara mereka ada yang menyampaikan wahyu kepada para Nabi, menguatkan mereka untuk menunaikan tugas yang dibebankan kepada mereka, di antaranya ada yang memiliki dua sayap, ada yang tiga, ada yang empat, yang digunakannya untuk terbang menunaikan tugasnya. Allah menambah sesuatu pada makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya berupa anggota badan, rupa atau suara. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu yang melemahkan Allah. (1)

al-ḥamdu lillahi fāṭiri l-samāwāti wal-arḍi jāʿili l-malāikati rusulan ulī ajniḥatin mathnā wathulātha warubāʿa yazīdu fī l-khalqi mā yashāu inna l-laha ʿalā kulli shayin qadīrun


مَّا يَفْتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya kunci-kunci segala sesuatu ada di tangan Allah, apa yang Allah bukakan bagi manusia berupa rezeki, hidayah dan kebahagiaan, maka tidak ada seorang pun yang bisa menahannya, apa yang Allah tahan dari semua itu, maka tidak ada seorang pun yang kuasa melepasnya sesudah Allah menahannya. Dia lah yang Maha Perkasa yang tidak sesuatu pun mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan, takdir dan pengaturan-Nya. (2)

mā yaftaḥi l-lahu lilnnāsi min raḥmatin falā mum'sika lahā wamā yum'sik falā mur'sila lahu min baʿdihi wahuwa l-ʿazīzu l-ḥakīmu


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَـٰلِقٍ غَيْرُ ٱللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai manusia! Ingatlah nikmat Allah kepada kalian dengan hati dan lisan kalian, dan dengan anggota tubuh kalian lewat amal perbuatan. Apakah ada pencipta selain Allah yang memberi kalian rezeki dari langit dengan menurunkan hujan kepada kalian, memberi kalian rezeki dari bumi dengan menumbuhkan buah-buahan dan tanaman? Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, maka bagaimana kalian bisa dipalingkan dari kebenaran dan membuat kebohongan atas nama Allah dan kalian mengaku bahwa Allah mempunyai sekutu-sekutu, padahal Dialah yang menciptakan kalian dan memberi kalian rezeki? (3)

yāayyuhā l-nāsu udh'kurū niʿ'mata l-lahi ʿalaykum hal min khāliqin ghayru l-lahi yarzuqukum mina l-samāi wal-arḍi lā ilāha illā huwa fa-annā tu'fakūna


وَإِن يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرْجَعُ ٱلْأُمُورُ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila kaummu mendustakanmu -wahai Rasul- maka bersabarlah, karena kamu bukanlah Rasul pertama yang didustakan oleh kaumnya. Umat-umat terdahulu telah mendustakan rasul mereka seperti 'Ād, Ṡamūd dan kaum Lūṭ. Dan hanya kepada Allah semata segala urusan berpulang. Allah membinasakan orang-orang yang mendustakan, dan Dia memenangkan utusan-utusan-Nya dan orang-orang yang beriman. (4)

wa-in yukadhibūka faqad kudhibat rusulun min qablika wa-ilā l-lahi tur'jaʿu l-umūru


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai manusia! Apa yang Allah janjikan, yaitu kebangkitan dan pembalasan pada hari Kiamat adalah benar, tidak ada keraguan padanya, maka jangan sekali-kali kalian tertipu oleh kesenangan kehidupan dunia dan syahwatnya sehingga kalian tidak mempersiapkan diri menghadapi hari itu dengan amal saleh. Jangan sekali-kali kalian terpedaya oleh setan yang menghiasi kebatilan dan mengajak kalian untuk cenderung pada kehidupan dunia. (5)

yāayyuhā l-nāsu inna waʿda l-lahi ḥaqqun falā taghurrannakumu l-ḥayatu l-dun'yā walā yaghurrannakum bil-lahi l-gharūru


إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya setan bagi kalian wahai manusia adalah musuh abadi, maka jadikanlah ia sebagai musuh kalian dengan terus-menerus melawannya, karena setan itu hanya mengajak para pengikutnya pada kekufuran kepada Allah agar mereka masuk api Neraka yang menyala-nyala pada hari Kiamat. (6)

inna l-shayṭāna lakum ʿaduwwun fa-ittakhidhūhu ʿaduwwan innamā yadʿū ḥiz'bahu liyakūnū min aṣḥābi l-saʿīri


ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang kafir kepada Allah karena mengikuti setan, bagi mereka azab yang berat. Sedangkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka, bagi mereka juga pahala besar yaitu Surga. (7)

alladhīna kafarū lahum ʿadhābun shadīdun wa-alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti lahum maghfiratun wa-ajrun kabīrun


أَفَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَٰتٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang yang dibaguskan amal jahatnya oleh setan, sehingga ia pun meyakininya baik, tidak seperti orang yang Allah hiaskan kebenaran kepadanya sehingga dia pun meyakininya. Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk pada siapa yang Dia kehendaki, tidak ada yang menekan Allah, maka janganlah kamu -wahai Rasul- membinasakan dirimu karena sedih terhadap kesesatan orang-orang yang tersesat. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka lakukan, tidak ada sedikit pun amal mereka yang tersembunyi bagi Allah. (8)

afaman zuyyina lahu sūu ʿamalihi faraāhu ḥasanan fa-inna l-laha yuḍillu man yashāu wayahdī man yashāu falā tadhhab nafsuka ʿalayhim ḥasarātin inna l-laha ʿalīmun bimā yaṣnaʿūna


وَٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ ٱلرِّيَـٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَـٰهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلنُّشُورُ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah lah yang menghembuskan angin, lalu angin ini menggerakkan awan, selanjutnya Kami menurunkan hujan di atas negeri kering yang tak bertanaman, lalu Allah menghidupkan dengan air tersebut bumi dengan tanaman yang Kami tumbuhkan padanya padahal sebelumnya kering. Sebagaimana Kami menghidupkan bumi setelah kekeringannya dengan tanaman yang Kami simpan padanya, maka demikianlah kebangkitan orang-orang yang mati nanti pada hari Kiamat. (9)

wal-lahu alladhī arsala l-riyāḥa fatuthīru saḥāban fasuq'nāhu ilā baladin mayyitin fa-aḥyaynā bihi l-arḍa baʿda mawtihā kadhālika l-nushūru


مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ ٱلْكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلْعَمَلُ ٱلصَّـٰلِحُ يَرْفَعُهُۥ ۚ وَٱلَّذِينَ يَمْكُرُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa menginginkan kemuliaan di dunia atau di Akhirat, maka jangan mencarinya kecuali dari Allah, karena Allah adalah satu-satunya pemilik kemuliaan di dunia dan di Akhirat, hanya kepada Allah zikir-Nya yang baik naik, hanya kepada Allah amal saleh para hamba diangkat. Orang-orang yang mengatur tipu muslihat jahat, seperti upaya membunuh Rasulullah, bagi mereka azab yang keras. Makar mereka itu pasti gagal dan tidak sampai mewujudkan apa pun. (10)

man kāna yurīdu l-ʿizata falillahi l-ʿizatu jamīʿan ilayhi yaṣʿadu l-kalimu l-ṭayibu wal-ʿamalu l-ṣāliḥu yarfaʿuhu wa-alladhīna yamkurūna l-sayiāti lahum ʿadhābun shadīdun wamakru ulāika huwa yabūru


وَٱللَّهُ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَٰجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِۦ ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٍ وَلَا يُنقَصُ مِنْ عُمُرِهِۦٓ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah yang menciptakan bapak kalian Adam dari tanah, kemudian Allah menciptakan kalian dari setetes air, kemudian Allah menjadikan kalian laki-laki dan wanita yang berpasang-pasangan. Tidak ada ibu yang mengandung dan melahirkan kecuali dalam ilmu Allah, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Umur seorang hamba tidak ditambah dan tidak dikurangi kecuali hal itu tertulis di Lauḥul Maḥfuẓ. Sesungguhnya penciptaan Adam dari tanah dan penciptaan kalian yang melalui beberapa fase serta penulisan umur kalian di Lauḥul Maḥfuẓ adalah perkara yang mudah bagi Allah. (11)

wal-lahu khalaqakum min turābin thumma min nuṭ'fatin thumma jaʿalakum azwājan wamā taḥmilu min unthā walā taḍaʿu illā biʿil'mihi wamā yuʿammaru min muʿammarin walā yunqaṣu min ʿumurihi illā fī kitābin inna dhālika ʿalā l-lahi yasīrun


وَمَا يَسْتَوِى ٱلْبَحْرَانِ هَـٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَآئِغٌ شَرَابُهُۥ وَهَـٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ ۖ وَمِن كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا ۖ وَتَرَى ٱلْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan dua laut tidak sama; yang pertama tawar yang sangat tawar, enak diminum karena ia tawar, sedangkan yang kedua adalah asin-pahit yang tidak bisa diminum karena asinnya. Dari masing-masing laut tersebut kalian bisa memakan ikan yang segar, kalian mengeluarkan mutiara dan batu permata yang kalian pakai sebagai perhiasan. Kamu -wahai orang yang memandang- melihat kapal-kapal berlayar di lautan, hilir mudik untuk mencari karunia Allah melalui perdagangan, agar kalian bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang banyak yang telah Dia berikan kepada kalian. (12)

wamā yastawī l-baḥrāni hādhā ʿadhbun furātun sāighun sharābuhu wahādhā mil'ḥun ujājun wamin kullin takulūna laḥman ṭariyyan watastakhrijūna ḥil'yatan talbasūnahā watarā l-ful'ka fīhi mawākhira litabtaghū min faḍlihi walaʿallakum tashkurūna


يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۚ وَٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah memasukkan malam ke dalam siang sehingga ia bertambah panjang, Allah memasukkan siang ke malam sehingga ia bertambah panjang. Allah menundukkan matahari dan bulan, keduanya berjalan hingga masa yang telah ditentukan yang Allah ketahui yaitu hari Kiamat. Yang mengatur semua itu dan yang menjalankannya adalah Allah Tuhan kalian, bagi-Nya semata kerajaan. Dan mereka yang kalian sembah selain Allah berupa berhala-berhala, mereka itu tidak memiliki sesuatu apapun walaupun hanya selaput tipis pada biji kurma, bagaimana kalian menyembah mereka selain Aku? (13)

yūliju al-layla fī l-nahāri wayūliju l-nahāra fī al-layli wasakhara l-shamsa wal-qamara kullun yajrī li-ajalin musamman dhālikumu l-lahu rabbukum lahu l-mul'ku wa-alladhīna tadʿūna min dūnihi mā yamlikūna min qiṭ'mīrin


إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا۟ دُعَآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا۟ مَا ٱسْتَجَابُوا۟ لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila kalian memanggil sesembahan-sesembahan kalian, mereka tidak mendengar panggilan kalian, karena mereka adalah benda mati yang tidak memiliki kehidupan dan pendengaran. Seandainya pun mereka mendengar panggilan kalian -andai demikian- niscaya mereka tidak bisa menjawab panggilan itu. Dan pada hari Kiamat mereka berlepas diri dari kesyirikan kalian dan penyembahan kalian kepada mereka. Tidak satu pun yang memberimu kabar -wahai Rasul- yang lebih benar daripada Allah. (14)

in tadʿūhum lā yasmaʿū duʿāakum walaw samiʿū mā is'tajābū lakum wayawma l-qiyāmati yakfurūna bishir'kikum walā yunabbi-uka mith'lu khabīrin


۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai manusia! Kalian memerlukan Allah dalam segala urusan dan dalam segala keadaan kalian, dan Allah adalah Mahakaya yang tidak membutuhkan apa pun dari kalian, Żat yang Maha Terpuji di dunia dan di Akhirat atas takdir yang Dia tentukan bagi hamba-hamba-Nya. (15)

yāayyuhā l-nāsu antumu l-fuqarāu ilā l-lahi wal-lahu huwa l-ghaniyu l-ḥamīdu


إِن يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Jika Allah -Subḥānahu- ingin menghabisi kalian dengan membinasakan kalian, niscaya Dia akan melakukannya, lalu Dia mendatangkan kaum lain sebagai ganti kalian yang akan menyembah-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga. (16)

in yasha yudh'hib'kum wayati bikhalqin jadīdin


وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pemusnahan kalian dengan membinasakan kalian dan mendatangkan makhluk baru, bukanlah suatu hal yang mustahil bagi Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-. (17)

wamā dhālika ʿalā l-lahi biʿazīzin


وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ وَإِن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَىٰ حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَىْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰٓ ۗ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفْسِهِۦ ۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seorang pelaku dosa tidaklah memikul dosa yang dilakukan orang lain, akan tetapi setiap jiwa menanggung dosa masing-masing. Bila seorang pelaku dosa yang telah memikul beban berat dosanya sendiri memanggil orang lain untuk ikut memikul sebagian dari dosanya, maka ia tidak akan bisa memikul sedikit pun darinya, sekalipun yang dipanggil itu adalah orang terdekatnya. Kamu wahai Rasul hanya memperingatkan orang-orang yang takut kepada azab Tuhan mereka yang belum terlihat darinya dan mereka menyempurnakan salat dengan sebaik-baiknya, mereka itu adalah orang-orang yang peringatanmu berguna bagi mereka. Barangsiapa membersihkan dirinya dari kemaksiatan-kemaksiatan, terutama yang terbesar yaitu syirik maka dia hanya membersihkan untuk kebaikan dirinya, karena faedahnya kembali kepada dirinya sendiri. Allah tidak memerlukan ketaatannya. Hanya kepada Allah tempat kembali pada hari Kiamat untuk menghadapi hisab dan menerima balasan. (18)

walā taziru wāziratun wiz'ra ukh'rā wa-in tadʿu muth'qalatun ilā ḥim'lihā lā yuḥ'mal min'hu shayon walaw kāna dhā qur'bā innamā tundhiru alladhīna yakhshawna rabbahum bil-ghaybi wa-aqāmū l-ṣalata waman tazakkā fa-innamā yatazakkā linafsihi wa-ilā l-lahi l-maṣīru


وَمَا يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Orang kafir tidak sama dengan orang Mukmin dalam kedudukan, sebagaimana orang buta tidak sama dengan orang yang melihat. (19)

wamā yastawī l-aʿmā wal-baṣīru


وَلَا ٱلظُّلُمَـٰتُ وَلَا ٱلنُّورُ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Kekufuran tidak sama dengan iman, sebagaimana kegelapan-kegelapan tidak sama dengan cahaya. (20)

walā l-ẓulumātu walā l-nūru


وَلَا ٱلظِّلُّ وَلَا ٱلْحَرُورُ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Surga tidak sama dengan Neraka, sebagaimana naungan yang sejuk tidak sama dengan angin yang panas. (21)

walā l-ẓilu walā l-ḥarūru


وَمَا يَسْتَوِى ٱلْأَحْيَآءُ وَلَا ٱلْأَمْوَٰتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُسْمِعُ مَن يَشَآءُ ۖ وَمَآ أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِى ٱلْقُبُورِ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Orang-orang Mukmin tidak sama dengan orang-orang kafir, sebagaimana orang-orang yang hidup tidak sama dengan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah membuat mendengar siapa yang hendak diberi-Nya hidayah. Sedangkan kamu -wahai Rasul- tidak kuasa memperdengarkan orang-orang kafir yang mereka itu seperti orang-orang mati di kuburan. (22)

wamā yastawī l-aḥyāu walā l-amwātu inna l-laha yus'miʿu man yashāu wamā anta bimus'miʿin man fī l-qubūri


إِنْ أَنتَ إِلَّا نَذِيرٌ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kamu -wahai Rasul- hanyalah pemberi peringatan bagi mereka dari azab Allah. (23)

in anta illā nadhīrun


إِنَّآ أَرْسَلْنَـٰكَ بِٱلْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Kami mengutusmu -wahai Rasul- dengan membawa kebenaran yang tidak ada keraguan padanya, sebagai pembawa kabar gembira bagi orang-orang Mukmin dengan apa yang telah Allah sediakan bagi mereka berupa pahala yang mulia, sebagai pemberi peringatan bagi orang-orang kafir dengan apa yang telah disiapkan bagi mereka berupa azab yang pedih. Tidak ada satu umat pun dari umat-umat terdahulu kecuali telah diutus kepadanya utusan Allah yang memperingatkannya dari azab Allah. (24)

innā arsalnāka bil-ḥaqi bashīran wanadhīran wa-in min ummatin illā khalā fīhā nadhīrun


وَإِن يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ وَبِٱلزُّبُرِ وَبِٱلْكِتَـٰبِ ٱلْمُنِيرِ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bila kaummu -wahai Rasul- mendustakanmu, maka bersabarlah karena kamu bukan rasul pertama yang didustakan oleh kaumnya. Umat-umat terdahulu telah mendustakan para rasul mereka seperti 'Ād, Ṡamūd dan kaum Lūṭ. Rasul-rasul mereka datang kepada mereka membawa hujah-hujah yang jelas dan mukjizat-mukjizat mencengangkan yang membuktikan kebenaran mereka, para rasul itu juga datang membawa suhuf-suhuf dan kitab yang bercahaya bagi orang yang merenungkan dan memikirkannya. (25)

wa-in yukadhibūka faqad kadhaba alladhīna min qablihim jāathum rusuluhum bil-bayināti wabil-zuburi wabil-kitābi l-munīri


ثُمَّ أَخَذْتُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۖ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sekalipun demikian, mereka tetap kafir kepada Allah dan kepada para rasul-Nya, mereka tidak membenarkan para rasul tentang ajaran yang mereka bawa dari sisi Allah. Maka Aku membinasakan orang-orang kafir. Maka perhatikanlah -wahai Rasul- bagaimana pengingkaran-Ku atas mereka manakala Aku membinasakan mereka. (26)

thumma akhadhtu alladhīna kafarū fakayfa kāna nakīri


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ ثَمَرَٰتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهَا ۚ وَمِنَ ٱلْجِبَالِ جُدَدٌۢ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Tidakkah kamu melihat -wahai Rasul- bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami mengeluarkan dengan hujan itu buah-buahan yang warnanya berbeda-beda, ada yang merah, hijau, kuning dan lainnya sesudah Kami menyiram pohonnya dengan hujan. Dan di antara gunung-gunung, ada yang putih dan ada yang merah dan ada yang hitam kelam. (27)

alam tara anna l-laha anzala mina l-samāi māan fa-akhrajnā bihi thamarātin mukh'talifan alwānuhā wamina l-jibāli judadun bīḍun waḥum'run mukh'talifun alwānuhā wagharābību sūdun


وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَـٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Manusia, binatang melata, binatang ternak (unta, sapi dan domba), warna mereka juga berbeda-beda. Yang mengagungkan kedudukan Allah dan yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama yang mengetahui Allah, karena mereka mengetahui sifat-sifat-Nya, syariat-syariat-Nya dan bukti-bukti kemahakuasaan-Nya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa yang tidak ada suatu pun mengalahkan-Nya, Maha Pengampun terhadap dosa-dosa orang yang bertobat di antara hamba-hamba-Nya. (28)

wamina l-nāsi wal-dawābi wal-anʿāmi mukh'talifun alwānuhu kadhālika innamā yakhshā l-laha min ʿibādihi l-ʿulamāu inna l-laha ʿazīzun ghafūrun


إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَـٰرَةً لَّن تَبُورَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab yang Allah turunkan kepada utusan Kami dan mengamalkan kandungannya, menyempurnakan salat dengan sebaik-baiknya, berinfak dengan rezeki yang Kami berikan dengan jalan zakat dan lainnya secara diam-diam ataupun terang-terangan, mereka berharap dengan amal-amal itu transaksi yang takkan merugi dengan Allah. (29)

inna alladhīna yatlūna kitāba l-lahi wa-aqāmū l-ṣalata wa-anfaqū mimmā razaqnāhum sirran waʿalāniyatan yarjūna tijāratan lan tabūra


لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Allah hendak memberi mereka pahala mereka dengan sempurna dan menambah mereka dari karunia-Nya, karena Allah adalah pemiliknya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi dosa-dosa orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, membalas amal-amal mereka yang baik. (30)

liyuwaffiyahum ujūrahum wayazīdahum min faḍlihi innahu ghafūrun shakūrun


وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ هُوَ ٱلْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِعِبَادِهِۦ لَخَبِيرٌۢ بَصِيرٌ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apa yang Kami wahyukan kepadamu -wahai Rasul- berupa kitab adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya, yang Allah turunkan untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Sesungguhnya Allah Maha mengenal dan Maha melihat hamba-hamba-Nya. Dia mewahyukan kepada Rasul setiap umat apa yang dibutuhkan pada masanya. (31)

wa-alladhī awḥaynā ilayka mina l-kitābi huwa l-ḥaqu muṣaddiqan limā bayna yadayhi inna l-laha biʿibādihi lakhabīrun baṣīrun


ثُمَّ أَوْرَثْنَا ٱلْكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian Kami memberi umat Muhammad yang Kami pilih di atas umat-umat lainnya Al-Qur`ān, di antara mereka ada orang yang menzalimi dirinya sendiri dengan melakukan hal-hal yang haram dan meninggalkan kewajiban-kewajiban, di antara mereka ada yang pertengahan dengan melakukan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang haram disertai meninggalkan sebagian hal-hal yang dianjurkan, di antara mereka ada orang yang berlomba dalam kebaikan-kebaikan dengan izin Allah, hal itu dengan menjalankan kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang dianjurkan, meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan yang dimakruhkan. Yang demikian itu, yakni pemilihan umat ini dan pemberian Al-Qur`ān kepada mereka adalah karunia besar yang tidak tertandingi oleh karunia manapun. (32)

thumma awrathnā l-kitāba alladhīna iṣ'ṭafaynā min ʿibādinā famin'hum ẓālimun linafsihi wamin'hum muq'taṣidun wamin'hum sābiqun bil-khayrāti bi-idh'ni l-lahi dhālika huwa l-faḍlu l-kabīru


جَنَّـٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :   Orang-orang yang terpilih itu masuk ke dalam Surga sebagai tempat tinggal mereka, di sana mereka diberi pakaian berupa gelang-gelang dari emas dan mutiara, pakaian mereka di sana adalah sutera. (33)

jannātu ʿadnin yadkhulūnahā yuḥallawna fīhā min asāwira min dhahabin walu'lu-an walibāsuhum fīhā ḥarīrun


وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَذْهَبَ عَنَّا ٱلْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka berkata sesudah mereka memasukinya, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami, karena kami takut sebelumnya akan dimasukkan ke dalam api Neraka. Sesungguhnya Tuhan Kami adalah Maha Pengampun bagi dosa-dosa orang yang bertobat dari hamba-hamba-Nya, menerima ketaatan mereka dan membalasnya.” (34)

waqālū l-ḥamdu lillahi alladhī adhhaba ʿannā l-ḥazana inna rabbanā laghafūrun shakūrun


ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah yang telah mengizinkan kami tinggal di Surga secara tetap, tidak berpindah darinya sesudahnya karena karunia-Nya, bukan karena daya dan kekuatan kami, di sana kami tidak mendapatkan kelelahan dan kesusahan. (35)

alladhī aḥallanā dāra l-muqāmati min faḍlihi lā yamassunā fīhā naṣabun walā yamassunā fīhā lughūbun


وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا۟ وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُم مِّنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى كُلَّ كَفُورٍ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bagi orang-orang yang kafir kepada Allah ada api neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya, kematian tidak akan tiba atas mereka sehingga mereka mati untuk bebas dari azab. Siksa Jahanam juga tidak diringankan sedikit pun dari mereka. Dengan balasan seperti inilah Kami membalas setiap orang yang mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya pada hari Kiamat. (36)

wa-alladhīna kafarū lahum nāru jahannama lā yuq'ḍā ʿalayhim fayamūtū walā yukhaffafu ʿanhum min ʿadhābihā kadhālika najzī kulla kafūrin


وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَـٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّـٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka berteriak dengan suara tertinggi mereka, meminta tolong seraya berkata, “Tuhan kami, keluarkanlah kami dari api Neraka, agar kami bisa beramal saleh berbeda dengan apa yang dahulu kami lakukan di dunia agara kami mendapatkan rida-Mu dan selamat dari azab-Mu.” Allah menjawab mereka, “Bukankah Kami sudah memberi kalian kesempatan hidup yang cukup bagi siapa yang hendak mengambil pelajaran, lalu dia bertobat kepada Allah dan beramal saleh dan telah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan yang memperingatkan kalian dari azab Allah. Tidak ada alasan bagi kalian dan tidak ada uzur sesudah semua ini, maka rasakanlah azab api Neraka. Orang-orang yang menzalimi diri mereka dengan kekufuran dan kemaksiatan tidak memiliki seorang penolong pun yang mengentaskan mereka dari azab Allah atau meringankannya. (37)

wahum yaṣṭarikhūna fīhā rabbanā akhrij'nā naʿmal ṣāliḥan ghayra alladhī kunnā naʿmalu awalam nuʿammir'kum mā yatadhakkaru fīhi man tadhakkara wajāakumu l-nadhīru fadhūqū famā lilẓẓālimīna min naṣīrin


إِنَّ ٱللَّهَ عَـٰلِمُ غَيْبِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi, tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari ilmu Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang dirahasiakan oleh hamba-hamba-Nya di dalam dada mereka berupa kebaikan atau keburukan. (38)

inna l-laha ʿālimu ghaybi l-samāwāti wal-arḍi innahu ʿalīmun bidhāti l-ṣudūri


هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَـٰٓئِفَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ فَمَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُۥ ۖ وَلَا يَزِيدُ ٱلْكَـٰفِرِينَ كُفْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا ۖ وَلَا يَزِيدُ ٱلْكَـٰفِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah yang menjadikan sebagian dari kalian -wahai manusia- menggantikan sebagian yang lain di muka bumi, untuk menguji kalian bagaimana kalian beramal. Barangsiapa kafir kepada Allah dan kepada apa yang dibawa oleh para Rasul, maka dosanya dan hukuman atasnya kembali kepadanya. Kekufurannya tidak merugikan Tuhannya. Kekufuran orang-orang kafir di sisi Allah tidak menambah bagi mereka kecuali kemurkaan dan kebencian-Nya. Kekufuran orang-orang kafir di sisi Allah tidak menambah mereka kecuali kerugian, di sebabkan mereka merugi dengan gagal mendapatkan Surga yang telah Allah siapkan seandainya mereka beriman. (39)

huwa alladhī jaʿalakum khalāifa fī l-arḍi faman kafara faʿalayhi kuf'ruhu walā yazīdu l-kāfirīna kuf'ruhum ʿinda rabbihim illā maqtan walā yazīdu l-kāfirīna kuf'ruhum illā khasāran


قُلْ أَرَءَيْتُمْ شُرَكَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَرُونِى مَاذَا خَلَقُوا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ أَمْ ءَاتَيْنَـٰهُمْ كِتَـٰبًا فَهُمْ عَلَىٰ بَيِّنَتٍ مِّنْهُ ۚ بَلْ إِن يَعِدُ ٱلظَّـٰلِمُونَ بَعْضُهُم بَعْضًا إِلَّا غُرُورًا ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrikin, “Jelaskan kepadaku tentang sekutu-sekutu kalian yang kalian sembah selain Allah, apa yang telah mereka ciptakan di bumi, apakah mereka menciptakan gunung-gunungnya atau sungai-sungainya atau hewan-hewannya, atau mereka itu sekutu-sekutu bagi Allah dalam menciptakan langit, atau Kami telah memberi mereka suatu kitab yang berisi hujah atas kebenaran ibadah mereka kepada sekutu-sekutu mereka?” Tidak satu pun dari semua perkara itu. Sebaliknya orang-orang zalim itu tidak menyediakan bagi diri mereka dengan kekufuran dan kemaksiatan mereka kecuali tipu daya, sebagian dari mereka atas sebagian lainnya. (40)

qul ara-aytum shurakāakumu alladhīna tadʿūna min dūni l-lahi arūnī mādhā khalaqū mina l-arḍi am lahum shir'kun fī l-samāwāti am ātaynāhum kitāban fahum ʿalā bayyinatin min'hu bal in yaʿidu l-ẓālimūna baʿḍuhum baʿḍan illā ghurūran


۞ إِنَّ ٱللَّهَ يُمْسِكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ أَن تَزُولَا ۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi sehingga keduanya tidak hilang dari tempatnya, seandainya keduanya terlepas -andai terjadi demikian- maka tidak ada seorang pun yang menahannya sesudah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Penyantun, tidak menyegerakan hukuman, Maha Pengampun bagi siapa yang bertobat di antara hamba-hamba-Nya. (41)

inna l-laha yum'siku l-samāwāti wal-arḍa an tazūlā wala-in zālatā in amsakahumā min aḥadin min baʿdihi innahu kāna ḥalīman ghafūran


وَأَقْسَمُوا۟ بِٱللَّهِ جَهْدَ أَيْمَـٰنِهِمْ لَئِن جَآءَهُمْ نَذِيرٌ لَّيَكُونُنَّ أَهْدَىٰ مِنْ إِحْدَى ٱلْأُمَمِ ۖ فَلَمَّا جَآءَهُمْ نَذِيرٌ مَّا زَادَهُمْ إِلَّا نُفُورًا ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang kafir yang mendustakan itu mengucapkan sumpah yang ditegaskan dan ditekankan, “Seandainya seorang rasul datang kepada mereka yang memperingatkan mereka dari azab-Nya, niscaya mereka lebih kuat istikamahnya dan lebih kokoh dalam mengikuti kebenaran dibandingkan orang-orang Yahudi, Nasrani dan lainnya.” Namun ketika Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- datang kepada mereka sebagai utusan dari Tuhannya yang memperingatkan mereka dari azab Allah, ternyata kedatangannya hanya membuat mereka semakin jauh dari kebenaran dan semakin berkait erat dengan kebatilan. Mereka tidak memenuhi sumpah iman yang mereka ucapkan dengan penegasan bahwa mereka akan lebih baik jalannya dari orang-orang sebelum mereka. (42)

wa-aqsamū bil-lahi jahda aymānihim la-in jāahum nadhīrun layakūnunna ahdā min iḥ'dā l-umami falammā jāahum nadhīrun mā zādahum illā nufūran


ٱسْتِكْبَارًا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَكْرَ ٱلسَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ ٱلْمَكْرُ ٱلسَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِۦ ۚ فَهَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ ٱلْأَوَّلِينَ ۚ فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ ٱللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ ٱللَّهِ تَحْوِيلًا ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sumpah mereka dengan nama Allah atas apa yang mereka janjikan bukan berasal dari niat yang baik dan tujuan yang benar, akan tetapi dalam rangka menyombongkan diri di bumi dan menipu manusia, padahal makar jahat tidak menimpa kecuali pada pelakunya sendiri. Dan orang-orang membuat makar lagi menyombongkan diri itu tidak menunggu kecuali Sunnah Allah yang tetap berlaku, yaitu membinasakan mereka sebagaimana Allah telah membinasakan orang-orang seperti mereka sebelum mereka. Kamu tidak akan menemukan pada Sunnah Allah -dalam membinasakan orang-orang yang menyombongkan diri- perubahan apa pun, sehingga azab tidak turun atas mereka, tidak pula pengalihan sasaran sehingga jatuh menimpa selain mereka, karena ia adalah Sunnah Ilahiyah yang baku tidak berubah. (43)

is'tik'bāran fī l-arḍi wamakra l-sayi-i walā yaḥīqu l-makru l-sayi-u illā bi-ahlihi fahal yanẓurūna illā sunnata l-awalīna falan tajida lisunnati l-lahi tabdīlan walan tajida lisunnati l-lahi taḥwīlan


أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَكَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعْجِزَهُۥ مِن شَىْءٍ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Apakah orang-orang yang mendustakan itu tidak berjalan di muka bumi, lalu memperhatikan bagaimana akhir dari orang-orang yang mendustakan dari umat-umat sebelum mereka. Bukankah akhir mereka adalah akhir yang buruk, karena Allah membinasakan mereka, padahal orang-orang terdahulu itu lebih kuat daripada mereka. Tidak ada sesuatu di langit dan di bumi yang luput dari Allah, karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui amal perbuatan orang-orang yang mendustakan itu, tidak ada sesuatu pun dari amal perbuatan mereka yang terlepas dan terlewatkan dari ilmu Allah, Dia Mahakuasa untuk membinasakan mereka ketika Dia berkehendak. (44)

awalam yasīrū fī l-arḍi fayanẓurū kayfa kāna ʿāqibatu alladhīna min qablihim wakānū ashadda min'hum quwwatan wamā kāna l-lahu liyuʿ'jizahu min shayin fī l-samāwāti walā fī l-arḍi innahu kāna ʿalīman qadīran


وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُوا۟ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهْرِهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَـٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرًۢا ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya Allah menyegerakan azab atas manusia karena apa yang mereka lakukan berupa kemaksiatan-kemaksiatan dan atas apa yang mereka perbuat berupa dosa-dosa, niscaya Allah membinasakan seluruh penduduk bumi seketika, termasuk apa saja yang mereka miliki berupa harta kekayaan dan hewan ternak, akan tetapi Allah menunda mereka hingga masa yang Dia tentukan dalam ilmu-Nya, yaitu hari Kiamat. Jika hari Kiamat datang, maka sesungguhnya Allah Maha melihat hamba-hamba-Nya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, lalu Dia membalas mereka atas itu, bila baik maka dibalas baik, bila buruk maka buruk. (45)

walaw yuākhidhu l-lahu l-nāsa bimā kasabū mā taraka ʿalā ẓahrihā min dābbatin walākin yu-akhiruhum ilā ajalin musamman fa-idhā jāa ajaluhum fa-inna l-laha kāna biʿibādihi baṣīran