Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Luqman
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


الٓمٓ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Alif Lām Mīm. Pembahasan tentang huruf-huruf seperti ini sudah disebutkan pada permulaan surah Al-Baqarah. (1)

alif-lam-meem


تِلْكَ ءَايَـٰتُ ٱلْكِتَـٰبِ ٱلْحَكِيمِ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ayat-ayat yang diturunkan kepadamu ini -wahai Rasul- adalah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Qur`ān) yang mengungkapkan hikmah. (2)

til'ka āyātu l-kitābi l-ḥakīmi


هُدًى وَرَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِينَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebajikan dengan melaksanakan hak-hak Rabbnya dan hak-hak hamba-hamba-Nya. (3)

hudan waraḥmatan lil'muḥ'sinīna


ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلْـَٔاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu orang-orang yang mengerjakan salat dengan sempurna dan memberikan zakat hartanya serta mereka meyakini adanya kebangkitan, perhitungan dan pembalasan di Akhirat. (4)

alladhīna yuqīmūna l-ṣalata wayu'tūna l-zakata wahum bil-ākhirati hum yūqinūna


أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang yang mempunyai kriteria seperti itu, mereka berada di dalam hidayah dari Rabb mereka, dan mereka adalah orang-orang yang menang dengan mendapatkan apa yang mereka cari dan terhindar dari apa yang mereka takutkan. (5)

ulāika ʿalā hudan min rabbihim wa-ulāika humu l-muf'liḥūna


وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di antara manusia -seperti An-Naḍr bin Al-Hāriṡ- ada yang memilih ucapan-ucapan yang membuat terlena dengan tujuan mengalihkan manusia dari agama Allah kepada ucapan-ucapan itu tanpa didasari ilmu, dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan olok-olok yang mereka cemooh. Orang-orang yang mempunyai kriteria semacam ini, mereka akan mendapatkan siksa yang menghinakan di Akhirat. (6)

wamina l-nāsi man yashtarī lahwa l-ḥadīthi liyuḍilla ʿan sabīli l-lahi bighayri ʿil'min wayattakhidhahā huzuwan ulāika lahum ʿadhābun muhīnun


وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَـٰتُنَا وَلَّىٰ مُسْتَكْبِرًا كَأَن لَّمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِىٓ أُذُنَيْهِ وَقْرًا ۖ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :         Dan jika ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, ia berpaling dari mendengarnya, seakan-akan ia tidak mendengarnya, seakan-akan di kedua telinganya ada sumbatan yang mencegahnya untuk mendengar. Maka berilah kabar gembira kepadanya -wahai Rasul- dengan siksa pedih yang menantinya. (7)

wa-idhā tut'lā ʿalayhi āyātunā wallā mus'takbiran ka-an lam yasmaʿhā ka-anna fī udhunayhi waqran fabashir'hu biʿadhābin alīmin


إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَهُمْ جَنَّـٰتُ ٱلنَّعِيمِ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka Surga kenikmatan, mereka mendapatkan kenikmatan di dalamnya dengan apa yang telah Allah siapkan untuk mereka. (8)

inna alladhīna āmanū waʿamilū l-ṣāliḥāti lahum jannātu l-naʿīmi


خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka menetap di dalamnya, dan Allah menjanjikan hal itu kepada mereka dengan janji yang pasti, tidak ada keraguan padanya. Dan Dia Żat Yang Maha Perkasa, yang tidak ada sesuatu pun yang mampu mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana di dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan syari’at-Nya. (9)

khālidīna fīhā waʿda l-lahi ḥaqqan wahuwa l-ʿazīzu l-ḥakīmu


خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ ۚ وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- menciptakan langit yang terangkat tanpa tiang dan menghamparkan di bumi ini gunung-gunung kokoh sehingga bumi ini tidak menggoyangkan kalian, serta menyebarkan di atas bumi ini berbagai macam binatang. Dan Kami telah menurunkan air hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan di bumi dari setiap jenis tanaman yang indah dipandang mata, yang dimanfaatkan oleh manusia dan binatang melata. (10)

khalaqa l-samāwāti bighayri ʿamadin tarawnahā wa-alqā fī l-arḍi rawāsiya an tamīda bikum wabatha fīhā min kulli dābbatin wa-anzalnā mina l-samāi māan fa-anbatnā fīhā min kulli zawjin karīmin


هَـٰذَا خَلْقُ ٱللَّهِ فَأَرُونِى مَاذَا خَلَقَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦ ۚ بَلِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yang telah disebut itu adalah ciptaan Allah, maka tunjukkan kepadaku -wahai orang-orang musyrik- apa yang telah diciptakan oleh tuhan-tuhan selain-Nya dari kalangan yang kalian sembah selain Allah. Akan tetapi orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata dari kebenaran, karena mereka berbuat syirik terhadap Rabb mereka dengan sesuatu yang tidak mampu untuk menciptakan apapun, justru mereka itu diciptakan. (11)

hādhā khalqu l-lahi fa-arūnī mādhā khalaqa alladhīna min dūnihi bali l-ẓālimūna fī ḍalālin mubīnin


وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَـٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami telah memberi Lukman pemahaman di dalam agama dan kebenaran di berbagai urusan, dan Kami katakan kepadanya, “Bersyukurlah kepada Rabbmu -wahai Lukman- atas apa yang dikaruniakan kepadamu berupa taufik untuk menaati-Nya. Barangsiapa bersyukur kepada Rabbnya, sesungguhnya syukurnya itu kembali kepada dirinya sendiri, dan Allah tidak butuh terhadap syukurnya. Dan barangsiapa mengingkari nikmat Allah padanya, sesungguhnya kerugian pengingkarannya itu kembali kepada dirinya, dan Allah sama sekali tidak di rugikan dengan pengingkarannya terhadap nikmat yang diberikan kepadanya. Sesungguhnya Allah tidak butuh terhadap seluruh makhluk-Nya dan Dia Maha Terpuji dalam segala urusan.” (12)

walaqad ātaynā luq'māna l-ḥik'mata ani ush'kur lillahi waman yashkur fa-innamā yashkuru linafsihi waman kafara fa-inna l-laha ghaniyyun ḥamīdun


وَإِذْ قَالَ لُقْمَـٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَـٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ingatlah -wahai Rasul- tatkala Lukman berkata kepada anaknya, dan dia menginginkan anaknya mendapat kebaikan dan menghindarkannya dari keburukan, "Wahai anakku! ـanganlah engkau menyembah bersama Allah makhluk selain-Nya, sesungguhnya menyembah sesembahan lain selain Allah adalah kezaliman yang besar terhadap jiwa dengan melakukan dosa terbesar yang mengakibatkan kekal di dalam Neraka.” (13)

wa-idh qāla luq'mānu li-ib'nihi wahuwa yaʿiẓuhu yābunayya lā tush'rik bil-lahi inna l-shir'ka laẓul'mun ʿaẓīmun


وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَـٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami telah mewasiatkan kepada manusia agar menaati kedua orang tuanya dan berbakti kepada keduanya dalam urusan yang bukan maksiat terhadap Allah. Ibunya telah mengandungnya di dalam perutnya dengan berbagai kesusahan yang terus menerus, kemudian menyapihnya dari penyusuan setelah dua tahun. Dan Kami katakan kepadanya, “Bersyukurlah kepada Allah atas kenikmatan yang telah Dia berikan kepadamu, kemudian berterima kasihlah kepada kedua orang tuamu atas pendidikan dan perhatian yang telah mereka berikan kepadamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kembali kalian, kemudian masing-masing Aku beri balasan sesuai dengan haknya. (14)

wawaṣṣaynā l-insāna biwālidayhi ḥamalathu ummuhu wahnan ʿalā wahnin wafiṣāluhu fī ʿāmayni ani ush'kur lī waliwālidayka ilayya l-maṣīru


وَإِن جَـٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika keduanya berupaya keras untuk memaksamu agar kamu menyekutukan Allah dengan selain-Nya, maka janganlah kamu taati keduanya dalam hal ini, karena tidak boleh taat kepada makhluk ciptaan dalam kemaksiatan terhadap Sang Pencipta, dan tetaplah berinteraksi dengan keduanya di dunia dengan cara berbakti, menjaga silaturahmi dan berbuat baik. Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku dengan tauhid dan ketaatan, kemudian hanya kepada-Ku lah tempat kembali kalian pada hari Kiamat nanti, lalu Aku kabarkan kepada kalian tentang perbuatan yang telah kalian lakukan di dunia dan Aku akan membalas perbuatan itu atas kalian." (15)

wa-in jāhadāka ʿalā an tush'rika bī mā laysa laka bihi ʿil'mun falā tuṭiʿ'humā waṣāḥib'humā fī l-dun'yā maʿrūfan wa-ittabiʿ sabīla man anāba ilayya thumma ilayya marjiʿukum fa-unabbi-ukum bimā kuntum taʿmalūna


يَـٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : “Wahai anakku! Sesungguhnya keburukan dan kebaikan itu meski kecil seperti beratnya biji sawi dan berada di dalam batu yang tidak diketahui oleh seorang pun, atau berada di tempat manapun di langit atau di bumi, sesungguhnya Allah akan mendatangkannya pada hari Kiamat lalu membalaskannya kepada hamba. Sesungguhnya Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui perihal mereka, tidak ada sesuatu pun dari urusan mereka yang luput dari-Nya. (16)

yābunayya innahā in taku mith'qāla ḥabbatin min khardalin fatakun fī ṣakhratin aw fī l-samāwāti aw fī l-arḍi yati bihā l-lahu inna l-laha laṭīfun khabīrun


يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai anakku! Dirikanlah salat dengan mengerjakannya sesempurna mungkin, perintahkan kepada yang makruf dan laranglah dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap kesusahan yang menimpamu dalam melaksanakan perintah itu, sesungguhnya apa yang kamu perintahkan itu merupakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepadamu, maka kamu tidak punya pilihan lain. (17)

yābunayya aqimi l-ṣalata wamur bil-maʿrūfi wa-in'ha ʿani l-munkari wa-iṣ'bir ʿalā mā aṣābaka inna dhālika min ʿazmi l-umūri


وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia karena kesombongan, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak dan membanggakan diri, sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang congkak dalam berjalan, yang berbangga dengan segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya serta menyombongkannya di atas manusia, ia tidak mensyukurinya, justru ia mengingkarinya. (18)

walā tuṣaʿʿir khaddaka lilnnāsi walā tamshi fī l-arḍi maraḥan inna l-laha lā yuḥibbu kulla mukh'tālin fakhūrin


وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :     Dan sederhanalah dalam cara berjalanmu antara cepat dan lambat, yaitu cara berjalan yang menunjukkan ketenangan, dan pelankanlah suaramu, jangan engkau meninggikannya yang bisa menyakiti orang lain, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai karena suaranya yang tinggi.” (19)

wa-iq'ṣid fī mashyika wa-ugh'ḍuḍ min ṣawtika inna ankara l-aṣwāti laṣawtu l-ḥamīri


أَلَمْ تَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُۥ ظَـٰهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَـٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَـٰبٍ مُّنِيرٍ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah kalian melihat dan menyaksikan -wahai manusia- bahwa Allah telah memudahkan bagi kalian untuk memanfaatkan apa yang berada di langit, mulai dari matahari, bulan dan bintang-bintang, dan Allah juga memudahkan bagi kalian apa yang ada di bumi berupa hewan-hewan, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, dan Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian secara kasat mata seperti bentuk yang indah dan perilaku yang bagus, dan secara tidak kasat mata dan tersembunyi, seperti akal dan ilmu. Dengan adanya berbagai kenikmatan ini, di antara manusia ada yang menentang tauhidullah (pengesaan Allah) tanpa didasari ilmu yang bersandar pada wahyu dari Allah atau pada akal yang bersinar ataupun pada kitab yang jelas, yang diturunkan dari sisi Allah. (20)

alam taraw anna l-laha sakhara lakum mā fī l-samāwāti wamā fī l-arḍi wa-asbagha ʿalaykum niʿamahu ẓāhiratan wabāṭinatan wamina l-nāsi man yujādilu fī l-lahi bighayri ʿil'min walā hudan walā kitābin munīrin


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ٱلشَّيْطَـٰنُ يَدْعُوهُمْ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila dikatakan kepada orang-orang yang menentang tauhidullah (pengesaan Allah), “Ikutilah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya,” mereka berkata, “Kami tidak akan mengikutinya, kami akan mengikuti apa yang kami dapati dari nenek moyang kami berupa penyembahan terhadap berhala-berhala.” Apakah mereka mengikuti nenek moyang mereka, meski setan mengajak mereka -dengan cara menyesatkan mereka dengan penyembahan terhadap berhala-berhala- kepada siksa api yang menyala-nyala pada hari Kiamat?” (21)

wa-idhā qīla lahumu ittabiʿū mā anzala l-lahu qālū bal nattabiʿu mā wajadnā ʿalayhi ābāanā awalaw kāna l-shayṭānu yadʿūhum ilā ʿadhābi l-saʿīri


۞ وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلْأُمُورِ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan barangsiapa menghadap kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya dan baik dalam amal perbuatannya berarti dia telah berpegangan pada sesuatu yang paling kuat sebagai tempat bergantung bagi orang-orang yang menginginkan keselamatan, karena dia tidak khawatir sesuatu yang dipegangnya itu akan putus. Dan hanya kepada Allah sajalah kembalinya segala perkara dan kesudahannya, lalu Allah akan membalas masing-masing dengan yang menjadi haknya. (22)

waman yus'lim wajhahu ilā l-lahi wahuwa muḥ'sinun faqadi is'tamsaka bil-ʿur'wati l-wuth'qā wa-ilā l-lahi ʿāqibatu l-umūri


وَمَن كَفَرَ فَلَا يَحْزُنكَ كُفْرُهُۥٓ ۚ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan barangsiapa kafir terhadap Allah, maka janganlah kekafirannya itu membuatmu sedih -wahai Rasul-. Hanya kepada Kami sajalah kembalinya mereka pada hari Kiamat lalu Kami akan kabarkan kepada mereka keburukan yang telah mereka lakukan di dunia dan Kami akan membalasnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati, tidak sesuatu apapun yang ada di dalam hati yang tersembunyi dari-Nya. (23)

waman kafara falā yaḥzunka kuf'ruhu ilaynā marjiʿuhum fanunabbi-uhum bimā ʿamilū inna l-laha ʿalīmun bidhāti l-ṣudūri


نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَىٰ عَذَابٍ غَلِيظٍ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Kami berikan kenikmatan kepada mereka dengan memberikan berbagai kesenangan di dunia dalam waktu yang sebentar, kemudian Kami kembalikan mereka pada hari Kiamat kepada siksa yang pedih, yaitu siksa Neraka. (24)

numattiʿuhum qalīlan thumma naḍṭarruhum ilā ʿadhābin ghalīẓin


وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya :    Jika engkau -wahai Rasul- menanyakan kepada orang-orang musyrik, “Siapa yang menciptakan langit-langit dan siapa yang menciptakan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab, “Allah lah yang menciptakannya.” Katakan kepada mereka, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan hujah atas kalian.” Akan tetapi karena kejahilan mereka, kebanyakan dari mereka tidak mengetahui siapa yang berhak untuk dipuji. (25)

wala-in sa-altahum man khalaqa l-samāwāti wal-arḍa layaqūlunna l-lahu quli l-ḥamdu lillahi bal aktharuhum lā yaʿlamūna


لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Hanya milik Allah semata apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dalam hal penciptaan, kepemilikan dan pengurusan. Sesungguhnya Allah tidak butuh kepada seluruh makhluk-Nya, Maha Terpuji di dunia dan di Akhirat. (26)

lillahi mā fī l-samāwāti wal-arḍi inna l-laha huwa l-ghaniyu l-ḥamīdu


وَلَوْ أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَـٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَـٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya seluruh pepohonan yang ada di bumi dijadikan pena dan lautan sebagai tintanya ditambah tujuh lautan lagi, niscaya kalimat-kalimat Allah tidak akan habis ataupun tuntas karena kalimat-kalimat Allah tidak ada habisnya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang mampu mengalahkannya, Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya dan kepengurusan-Nya. (27)

walaw annamā fī l-arḍi min shajaratin aqlāmun wal-baḥru yamudduhu min baʿdihi sabʿatu abḥurin mā nafidat kalimātu l-lahi inna l-laha ʿazīzun ḥakīmun


مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَٰحِدَةٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Penciptaan kalian -wahai manusia- dan kebangkitan kalian pada hari Kiamat untuk mendapatkan perhitungan amal dan pembalasan, kemudahannya tidak lain hanya seperti penciptaan dan pembangkitan satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, pendengaran-Nya terhadap satu suara tidak melalaikan-Nya dari pendengaran terhadap suara lainnya; Maha Melihat, penglihatan-Nya terhadap sesuatu tidak melalaikan-Nya terhadap penglihatan dari sesuatu yang lain, demikian pula penciptaan dan pembangkitan satu jiwa tidak melalaikan-Nya dari penciptaan dan pembangkitan jiwa-jiwa yang lain. (28)

mā khalqukum walā baʿthukum illā kanafsin wāḥidatin inna l-laha samīʿun baṣīrun


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah mengurangi waktu malam untuk menambah waktu siang, atau mengurangi waktu siang untuk menambah waktu malam dan Dia menentukan perputaran matahari dan bulan, maka masing-masing berputar menurut jalurnya hingga waktu yang telah ditentukan, dan bahwasanya Allah Maha Mengetahui, tidak ada sesuatu pun dari amal perbuatan kalian yang luput dari-Nya dan Allah akan membalasnya atas kalian. (29)

alam tara anna l-laha yūliju al-layla fī l-nahāri wayūliju l-nahāra fī al-layli wasakhara l-shamsa wal-qamara kullun yajrī ilā ajalin musamman wa-anna l-laha bimā taʿmalūna khabīrun


ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ ٱلْبَـٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pengaturan dan ketentuan itu menjadi saksi bahwa Allah sajalah yang Mahabenar, bahwa Dia Mahabenar dalam Żat, sifat dan perbuatan-Nya, bahwa apa yang disembah oleh orang-orang musyrik selain Allah adalah batil, tidak mempunyai dasar; dan menjadi saksi bahwa Allah Mahatinggi dalam Żat-Nya, keperkasaan dan kekuasaan-Nya di atas seluruh makhluk-makhluk-Nya, tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya, Yang Mahabesar dari segala sesuatu. (30)

dhālika bi-anna l-laha huwa l-ḥaqu wa-anna mā yadʿūna min dūnihi l-bāṭilu wa-anna l-laha huwa l-ʿaliyu l-kabīru


أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱلْفُلْكَ تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِنِعْمَتِ ٱللَّهِ لِيُرِيَكُم مِّنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tidakkah kamu melihat bahwa kapal berjalan di lautan karena kelembutan-Nya dan arahan-Nya, untuk menunjukkan kepada kalian -wahai manusia- di antara tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan kelembutan-Nya. Sesungguhnya dalam hal yang demikian ini terdapat bukti-bukti atas kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang bersabar atas musibah yang menimpanya, dan bagi orang-orang yang bersyukur atas kenikmatan yang didapatkannya. (31)

alam tara anna l-ful'ka tajrī fī l-baḥri biniʿ'mati l-lahi liyuriyakum min āyātihi inna fī dhālika laāyātin likulli ṣabbārin shakūrin


وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوْجٌ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ فَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila ombak besar seperti gunung dan awan mengepung mereka dari segala penjuru, mereka berdoa kepada Allah semata dengan mengikhlaskan doa dan ibadah hanya untuk-Nya. Tatkala Allah mengabulkan permohonan mereka dan menyelamatkan mereka ke daratan dan menghindarkan mereka dari tenggelam, di antara mereka ada yang berbuat sekedarnya saja, tidak melakukan hal yang wajib atasnya berupa ungkapan rasa syukur dengan sempurna, dan di antara mereka ada yang mengingkari nikmat Allah. Dan tidaklah mengingkari nikmat Allah kecuali orang-orang yang khianat -seperti orang yang berjanji kepada Allah apabila ia diselamatkan maka ia akan menjadi orang-orang yang bersyukur- dan orang-orang yang ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah, tidak bersyukur kepada Rabbnya yang telah memberikan kenikmatan kepadanya. (32)

wa-idhā ghashiyahum mawjun kal-ẓulali daʿawū l-laha mukh'liṣīna lahu l-dīna falammā najjāhum ilā l-bari famin'hum muq'taṣidun wamā yajḥadu biāyātinā illā kullu khattārin kafūrin


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱخْشَوْا۟ يَوْمًا لَّا يَجْزِى وَالِدٌ عَن وَلَدِهِۦ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِۦ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabb kalian dengan menaati segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, dan takutlah terhadap siksa pada hari di saat orang tua tidak bisa menolong anaknya dan seorang anak tidak bisa menolong orang tuanya. Sesungguhnya janji Allah untuk membalas pada Hari Kiamat adalah janji yang pasti, tidak mungkin meleset, maka janganlah kehidupan dunia dengan segala kesenangan dan kelalaiannya ini menipu kalian, dan janganlah setan menipu kalian dengan kelembutan Allah atas kalian dan diakhirkan-Nya siksa dari kalian. (33)

yāayyuhā l-nāsu ittaqū rabbakum wa-ikh'shaw yawman lā yajzī wālidun ʿan waladihi walā mawlūdun huwa jāzin ʿan wālidihi shayan inna waʿda l-lahi ḥaqqun falā taghurrannakumu l-ḥayatu l-dun'yā walā yaghurrannakum bil-lahi l-gharūru


إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat, Dia mengetahui kapan terjadinya; dan Dia menurunkan hujan kapan saja Dia mau; serta Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim, lelaki ataukah perempuan, sengsara atau bahagia. Dan tidak ada jiwa yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok apakah kebajikan ataukah kejahatan, dan tidak ada jiwa yang mengetahui di bumi mana ia akan mati. Allah lah yang mengetahui semua itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan mengenal perkara itu, tidak ada sesuatu pun dari perkara itu yang luput dari-Nya. (34)

inna l-laha ʿindahu ʿil'mu l-sāʿati wayunazzilu l-ghaytha wayaʿlamu mā fī l-arḥāmi wamā tadrī nafsun mādhā taksibu ghadan wamā tadrī nafsun bi-ayyi arḍin tamūtu inna l-laha ʿalīmun khabīrun