بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ( ١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh orang-orang yang beriman kepada Allah, yang mengamalkan ajaran syariat-Nya telah beruntung dengan meraih balasan yang mereka cita-citakan, dan selamat dari perkara yang mereka takuti. (1)
qad aflaḥa l-mu'minūna
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ ( ٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka adalah orang-orang yang tunduk dalam salatnya, anggota tubuh mereka senantiasa tenang ketika salat, dan hati mereka kosong dari berbagai kesibukan dunia. (2)
alladhīna hum fī ṣalātihim khāshiʿūna
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ ( ٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang berpaling dan menjauhkan diri dari kebatilan, kesia-siaan, dan perbuatan atau perkataan yang mengandung maksiat. (3)
wa-alladhīna hum ʿani l-laghwi muʿ'riḍūna
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَوٰةِ فَـٰعِلُونَ ( ٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang mensucikan diri mereka dari berbagai sifat buruk, dan mensucikan harta mereka dari yang haram dengan menunaikan zakat. (4)
wa-alladhīna hum lilzzakati fāʿilūna
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَـٰفِظُونَ ( ٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya dengan menjauhkan diri dari perbuatan zina, homoseksual, dan perbuatan keji lainnya. Mereka adalah orang-orang yang menjaga diri dari maksiat lagi suci. (5)
wa-alladhīna hum lifurūjihim ḥāfiẓūna
إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ( ٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya wanita yang mereka miliki, sebab mereka tidak tercela bila berhubungan badan atau bercumbu dengan mereka. (6)
illā ʿalā azwājihim aw mā malakat aymānuhum fa-innahum ghayru malūmīna
فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ ( ٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Namun, barangsiapa mencari kenikmatan melalui hubungan badan dengan selain istri-istri atau hamba sahaya wanita yang ia miliki, maka ia telah melampaui batasan Allah karena meninggalkan yang halal dan menggantinya dengan yang haram. (7)
famani ib'taghā warāa dhālika fa-ulāika humu l-ʿādūna
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَـٰنَـٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ ( ٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang memelihara amanah Allah dan amanah para hamba-Nya. Mereka juga memelihara janji, tidak mengkhianatinya, tetapi sealiknya memenuhinya secara sempurna. (8)
wa-alladhīna hum li-amānātihim waʿahdihim rāʿūna
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ ( ٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang memelihara salatnya dengan cara konsisten mengerjakannya, dan mengerjakannya tepat pada waktunya dengan menyempurnakan rukun-rukun, wajib-wajib dan sunnah-sunnahnya. (9)
wa-alladhīna hum ʿalā ṣalawātihim yuḥāfiẓūna
أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ ( ١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Orang-orang yang memiliki karakteristik seperti ini, mereka lah orang-orang yang akan menjadi para pewaris. (10)
ulāika humu l-wārithūna
ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ( ١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Yakni mereka akan mewarisi derajat Surga tertinggi. Mereka akan menetap kekal di dalamnya. Kenikmatan yang mereka raih tak akan pernah terputus. (11)
alladhīna yarithūna l-fir'dawsa hum fīhā khālidūna
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍ مِّن طِينٍ ( ١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah ciptakan ayah dari seluruh manusia, Adam, dari tanah. Tanah penciptaannya berasal dari saripati hasil campuran air dengan tanah. (12)
walaqad khalaqnā l-insāna min sulālatin min ṭīnin
ثُمَّ جَعَلْنَـٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ ( ١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Kami menciptakan anak keturunannya berkembang biak dari air mani yang tersimpan kokoh dalam rahim hingga waktu kelahirannya. (13)
thumma jaʿalnāhu nuṭ'fatan fī qarārin makīnin
ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَـٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَـٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَـٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَـٰلِقِينَ ( ١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka air mani yang tersimpan kokoh dalam rahim tersebut Kami jadikan segumpal darah yang melekat berwarna merah, lalu gumpalan darah merah tersebut Kami jadikan laksana segumpal daging yang telah dikunyah, lalu gumpalan daging tersebut Kami jadikan tulang-belulang mengeras, lalu tulang-belulang tersebut Kami bungkus dengan daging, lalu Kami menjadikannya sebagai makhluk berbeda dengan meniupkan kepadanya ruh, dan mengeluarkannya ke kehidupan dunia. Sungguh Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (14)
thumma khalaqnā l-nuṭ'fata ʿalaqatan fakhalaqnā l-ʿalaqata muḍ'ghatan fakhalaqnā l-muḍ'ghata ʿiẓāman fakasawnā l-ʿiẓāma laḥman thumma anshanāhu khalqan ākhara fatabāraka l-lahu aḥsanu l-khāliqīna
ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ( ١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah kalian -wahai manusia- melewati fase-fase penciptaan dan kehidupan itu, sungguh kalian akan mati tatkala ajal kalian telah tiba. (15)
thumma innakum baʿda dhālika lamayyitūna
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ تُبْعَثُونَ ( ١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah kematian itu, kalian akan dibangkitkan dari kubur pada hari Kiamat kelak, agar amal perbuatan yang kalian lakukan segera dihisab. (16)
thumma innakum yawma l-qiyāmati tub'ʿathūna
وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَآئِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلْخَلْقِ غَـٰفِلِينَ ( ١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh, Kami telah ciptakan di atas kalian -wahai manusia- tujuh langit yang berlapis-lapis. Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami, dan tidak pula melupakan dan melalaikannya. (17)
walaqad khalaqnā fawqakum sabʿa ṭarāiqa wamā kunnā ʿani l-khalqi ghāfilīna
وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّـٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَـٰدِرُونَ ( ١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami turunkan air hujan dari langit sesuai kadar kebutuhan makhluk, tidak terlalu banyak hingga merusak, dan tidak pula sedikit hingga tidak mencukupi. Lalu Kami jadikan air hujan itu menetap dibumi agar manusia dan seluruh hewan bisa memanfaatkannya. Sungguh Kami pasti kuasa untuk melenyapkannya sehingga kalian tidak mengambil manfaat darinya. (18)
wa-anzalnā mina l-samāi māan biqadarin fa-askannāhu fī l-arḍi wa-innā ʿalā dhahābin bihi laqādirūna
فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِۦ جَنَّـٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَـٰبٍ لَّكُمْ فِيهَا فَوَٰكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ ( ١٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu dengan air itu Kami jadikan bagi kalian kebun-kebun kurma, dan anggur. Di sana kalian memperoleh buah-buahan yang beragam bentuk dan warnanya, seperti buah tin, delima, dan apel, dan sebagian darinya kalian makan. (19)
fa-anshanā lakum bihi jannātin min nakhīlin wa-aʿnābin lakum fīhā fawākihu kathīratun wamin'hā takulūna
وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَآءَ تَنۢبُتُ بِٱلدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْـَٔاكِلِينَ ( ٢٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami tumbuhkan bagi kalian pohon zaitun yang tumbuh dari wilayah Gunung Sinai, buahnya menghasilkan minyak dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan. (20)
washajaratan takhruju min ṭūri saynāa tanbutu bil-duh'ni waṣib'ghin lil'ākilīna
وَإِنَّ لَكُمْ فِى ٱلْأَنْعَـٰمِ لَعِبْرَةً ۖ نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِى بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ ( ٢١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh bagi kalian -wahai manusia- pada binatang ternak (unta, sapi dan kambing) terdapat pelajaran dan petunjuk yang menunjukkan bagi kalian kekuasaan dan kelembutan Allah. Kami juga memberi kalian minuman susu murni yang berasal dari perut binatang ternak. Dan padanya juga terdapat banyak manfaat bagi kalian seperti untuk kendaraan atau menggunakan kulit dan bulunya, serta kalian makan dagingnya. (21)
wa-inna lakum fī l-anʿāmi laʿib'ratan nus'qīkum mimmā fī buṭūnihā walakum fīhā manāfiʿu kathīratun wamin'hā takulūna
وَعَلَيْهَا وَعَلَى ٱلْفُلْكِ تُحْمَلُونَ ( ٢٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan kalian dibawa di atas unta diperjalanan darat, dan di atas kapal-kapal diperjalanan laut. (22)
waʿalayhā waʿalā l-ful'ki tuḥ'malūna
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَقَالَ يَـٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ أَفَلَا تَتَّقُونَ ( ٢٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh -'alaihissalām- kepada kaumnya agar dia menyeru mereka kepada agama Allah, dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah semata, sebab tidak ada tuhan sesembahan yang berhak kalian sembah selain-Nya, maka apakah kalian tidak bertakwa kepada-Nya dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya ? (23)
walaqad arsalnā nūḥan ilā qawmihi faqāla yāqawmi uʿ'budū l-laha mā lakum min ilāhin ghayruhu afalā tattaqūna
فَقَالَ ٱلْمَلَؤُا۟ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَوْمِهِۦ مَا هَـٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَنزَلَ مَلَـٰٓئِكَةً مَّا سَمِعْنَا بِهَـٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَ ( ٢٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka para pemuka dan pemimpin yang kafir terhadap Allah dari kaumnya berkata kepada para pengikut dan seluruh rakyat mereka, "Orang yang mengaku bahwa dirinya seorang rasul ini tidak lain adalah manusia seperti kalian, ia hanya menginginkan kekuasaan dan kepemimpinan atas kalian. Dan seandainya Allah berkehendak mengutus kapada kita semua seorang rasul, niscaya Dia akan mengutusnya dari kalangan Malaikat, bukan seorang manusia. Belum pernah kami mendengar apa yang diklaim orang ini dari para pendahulu-pendahulu kita sebelumnya. (24)
faqāla l-mala-u alladhīna kafarū min qawmihi mā hādhā illā basharun mith'lukum yurīdu an yatafaḍḍala ʿalaykum walaw shāa l-lahu la-anzala malāikatan mā samiʿ'nā bihādhā fī ābāinā l-awalīna
إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌۢ بِهِۦ جِنَّةٌ فَتَرَبَّصُوا۟ بِهِۦ حَتَّىٰ حِينٍ ( ٢٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, tidak menyadari apa yang dia katakan, maka tunggu dan bersabarlah terhadapnya sampai kedoknya tersingkap di hadapan orang banyak." (25)
in huwa illā rajulun bihi jinnatun fatarabbaṣū bihi ḥattā ḥīnin
قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى بِمَا كَذَّبُونِ ( ٢٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Nuh -'alaihissalām- berkata, "Ya Tuhanku! Tolonglah aku dengan memberikan mereka azab karena mereka hanya mendustakan ku." (26)
qāla rabbi unṣur'nī bimā kadhabūni
فَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ أَنِ ٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَإِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ ۙ فَٱسْلُكْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ مِنْهُمْ ۖ وَلَا تُخَـٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ ۖ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ ( ٢٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka Kami pun mewahyukan kepadanya, "Buatlah kapal di bawah pengawasan dan pengajaran Kami agar kalian tahu cara membuatnya, lalu apabila perintah Kami untuk membinasakan mereka telah tiba, dan dapur tempat pembuatan roti telah memancarkan air secara deras, maka masukkanlah ke dalam kapal itu sepasang-sepasang makhluk hidup agar keturunan mereka tetap berlangsung, dan masukkan pula keluargamu kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa siksaan seperti istri dan anakmu. Dan janganlah engkau bicarakan denganku tentang orang-orang zalim dengan kekafiran agar mereka diselamatkan dan tidak di adzab, sebab sesungguhnya mereka itu sudah pasti dibinasakan dengan ditenggelamkan dalam banjir bandang itu. (27)
fa-awḥaynā ilayhi ani iṣ'naʿi l-ful'ka bi-aʿyuninā wawaḥyinā fa-idhā jāa amrunā wafāra l-tanūru fa-us'luk fīhā min kullin zawjayni ith'nayni wa-ahlaka illā man sabaqa ʿalayhi l-qawlu min'hum walā tukhāṭib'nī fī alladhīna ẓalamū innahum mugh'raqūna
فَإِذَا ٱسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى ٱلْفُلْكِ فَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٢٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka apabila engkau dan orang-orang mukmin yang selamat bersamamu telah berada di atas kapal, katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari kezaliman kaum yang kafir lalu dia membinasakan mereka." (28)
fa-idhā is'tawayta anta waman maʿaka ʿalā l-ful'ki faquli l-ḥamdu lillahi alladhī najjānā mina l-qawmi l-ẓālimīna
وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًا مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ ( ٢٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan berdoalah, "Wahai Tuhanku! Tempatkanlah aku di bumi ini pada tempat yang diberkahi sesungguhnya Engkau sebaik-baik pemberi tempat." (29)
waqul rabbi anzil'nī munzalan mubārakan wa-anta khayru l-munzilīna
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍ وَإِن كُنَّا لَمُبْتَلِينَ ( ٣٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh pada peristiwa keselamatan Nuh beserta orang-orang mukmin yang bersamannya dan kebinasaan orang-orang kafir benar-benar terdapat tanda-tanda yang nyata tentang kebesaran dan kekuasaan Kami untuk menolong para rasul Kami dan membinasakan orang-orang yang mendustakan mereka. Kami sebelumnya telah menguji kaum Nuh dengan mengutus Nuh kepada mereka, agar jelas antara yang mukmin dan yang kafir, serta yang taat dan durhaka. (30)
inna fī dhālika laāyātin wa-in kunnā lamub'talīna
ثُمَّ أَنشَأْنَا مِنۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا ءَاخَرِينَ ( ٣١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah kebinasaan kaum Nuh, Kami ciptakan umat yang lain. (31)
thumma anshanā min baʿdihim qarnan ākharīna
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ أَفَلَا تَتَّقُونَ ( ٣٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu Kami utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri untuk menyeru mereka ke jalan Allah. Dia berkata kepada mereka, "Sembahlah Allah semata, tiada tuhan yang berhak kalian sembah selain Dia, maka apakah kalian tidak bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya?" (32)
fa-arsalnā fīhim rasūlan min'hum ani uʿ'budū l-laha mā lakum min ilāhin ghayruhu afalā tattaqūna
وَقَالَ ٱلْمَلَأُ مِن قَوْمِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِلِقَآءِ ٱلْـَٔاخِرَةِ وَأَتْرَفْنَـٰهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا مَا هَـٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ ( ٣٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Para pemuka dan pemimpin dari kaumnya yang kafir kepada Allah, yang mendustakan hari Akhirat beserta pahala dan siksa yang ada di dalamnya, serta telah dibutakan dan ditipu oleh berbagai nikmat yang Kami lapangkan bagi mereka di kehidupan dunia ini, mereka berkata kepada para pengikut dan seluruh kaum mereka, "Orang ini tidak lain hanyalah manusia biasa seperti kalian, ia makan dari apa yang kalian makan, dan minum dari apa yang kalian minum, sungguh ia tidak memiliki keistimewaan sama sekali sehingga harus diutus sebagai rasul bagi kalian. (33)
waqāla l-mala-u min qawmihi alladhīna kafarū wakadhabū biliqāi l-ākhirati wa-atrafnāhum fī l-ḥayati l-dun'yā mā hādhā illā basharun mith'lukum yakulu mimmā takulūna min'hu wayashrabu mimmā tashrabūna
وَلَئِنْ أَطَعْتُم بَشَرًا مِّثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَّخَـٰسِرُونَ ( ٣٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh, jika kalian menaati manusia yang seperti diri kalian, niscaya kalian akan merugi karena kalian tidak akan mendapatkan manfaat apapun dalam menaatinya lantaran telah meninggalkan tuhan-tuhan kalian, dan juga karena kalian telah mengikuti orang yang sama sekali tidak memiliki kebaikan atas kalian. (34)
wala-in aṭaʿtum basharan mith'lakum innakum idhan lakhāsirūna
أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَـٰمًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ ( ٣٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apakah orang yang mengklaim sebagai rasul ini menjanjikan kepada kalian bahwa bila kalian mati dan telah menjadi tanah serta tulang belulang yang hancur, kalian pasti akan dikeluarkan dari kubur dalam keadaan hidup kembali? Apakah ini masuk akal?! (35)
ayaʿidukum annakum idhā mittum wakuntum turāban waʿiẓāman annakum mukh'rajūna
۞ هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ ( ٣٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh apa yang diancamkan kepada kalian berupa dikeluarkannya kalian dari kubur dalam keadaan hidup setelah mati, kemudian kalian menjadi tanah, dan tulang belulang kalian hancur; sangat jauh dari kebenaran. (36)
hayhāta hayhāta limā tūʿadūna
إِنْ هِىَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ ( ٣٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kehidupan yang hakiki itu hanyalah kehidupan dunia, tidak ada kehidupan Akhirat. Orang-orang yang hidup di antara kita akan mati dam tidak akan hidup lagi. Lalu yang lainnya terlahir dan hidup. Sungguh kita semua tidak akan dikeluarkan dari kuburan setelah kematian untuk dihisab pada hari Kiamat. (37)
in hiya illā ḥayātunā l-dun'yā namūtu wanaḥyā wamā naḥnu bimabʿūthīna
إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُۥ بِمُؤْمِنِينَ ( ٣٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidaklah orang yang mengaku bahwa dia adalah rasul yang diutus kepada kalian ini melainkan laki-laki yang membuat kebohongan kepada Allah dengan mengklaim semua ini. Dan sungguh kami tidak akan beriman kepadanya." (38)
in huwa illā rajulun if'tarā ʿalā l-lahi kadhiban wamā naḥnu lahu bimu'minīna
قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى بِمَا كَذَّبُونِ ( ٣٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Rasul (Hūd) berkata, "Ya Tuhanku! Tolonglah aku dari mereka dengan mengazab mereka karena telah mendustakanku." (39)
qāla rabbi unṣur'nī bimā kadhabūni
قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَّيُصْبِحُنَّ نَـٰدِمِينَ ( ٤٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah pun mengabulkannya dengan berfirman, "Beberapa saat lagi orang-orang yang mendustakan apa yang engkau bawa itu akan menyesali perbuatan dusta mereka." (40)
qāla ʿammā qalīlin layuṣ'biḥunna nādimīna
فَأَخَذَتْهُمُ ٱلصَّيْحَةُ بِٱلْحَقِّ فَجَعَلْنَـٰهُمْ غُثَآءً ۚ فَبُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٤١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka mereka pun di azab dengan suara yang mengguntur lagi membinasakan karena mereka berhak mendapatkan itu lantaran kedurhakaan dan pembangkangan mereka. Lalu Kami jadikan mereka hancur seperti buih yang dibawa banjir, maka sungguh binasalah kaum yang zalim itu. (41)
fa-akhadhathumu l-ṣayḥatu bil-ḥaqi fajaʿalnāhum ghuthāan fabuʿ'dan lil'qawmi l-ẓālimīna
ثُمَّ أَنشَأْنَا مِنۢ بَعْدِهِمْ قُرُونًا ءَاخَرِينَ ( ٤٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian setelah mereka binasa, Kami ciptakan kaum dan umat-umat yang lain seperti kaum Lūṭ, Syu'aib dan Yunus. (42)
thumma anshanā min baʿdihim qurūnan ākharīna
مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَـْٔخِرُونَ ( ٤٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Tidak ada di antara umat-umat yang mendustakan tersebut yang bisa menyegerakan waktu kedatangan azab yang telah ditentukan untuk mereka, dan mereka tidak dapat pula menangguhkannya, meskipun dengan melakukan berbagai usaha. (43)
mā tasbiqu min ummatin ajalahā wamā yastakhirūna
ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَا ۖ كُلَّ مَا جَآءَ أُمَّةً رَّسُولُهَا كَذَّبُوهُ ۚ فَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُم بَعْضًا وَجَعَلْنَـٰهُمْ أَحَادِيثَ ۚ فَبُعْدًا لِّقَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ ( ٤٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Kami utus para rasul Kami secara berturut-turut. Setiap kali rasul mendatangi salah satu di antara umat-umat itu, mereka mendustakannya. Maka Kami hancurkan mereka silih berganti sehingga sampai binasa dan mereka hanya tinggal menjadi bahan cerita bagi manusia. Maka sungguh kebinasaan lah bagi kaum yang tidak beriman pada ajaran yang dibawa oleh para rasul dari sisi Tuhan mereka. (44)
thumma arsalnā rusulanā tatrā kulla mā jāa ummatan rasūluhā kadhabūhu fa-atbaʿnā baʿḍahum baʿḍan wajaʿalnāhum aḥādītha fabuʿ'dan liqawmin lā yu'minūna
ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ وَأَخَاهُ هَـٰرُونَ بِـَٔايَـٰتِنَا وَسُلْطَـٰنٍ مُّبِينٍ ( ٤٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kemudian Kami utus Musa dan sudaranya Harun dengan sembilan mukjizat: (tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, angin topan, tahun-tahun yang kering, dan kekurangan buah-buahan), dan juga dengan bukti yang nyata. (45)
thumma arsalnā mūsā wa-akhāhu hārūna biāyātinā wasul'ṭānin mubīnin
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَٱسْتَكْبَرُوا۟ وَكَانُوا۟ قَوْمًا عَالِينَ ( ٤٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami mengutus mereka berdua kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya, namun mereka menyombongkan diri dan tidak mau beriman kepada keduanya. Sungguh mereka benar-benar kaum yang angkuh terhadap manusia dengan kekuasaan dan kezaliman. (46)
ilā fir'ʿawna wamala-ihi fa-is'takbarū wakānū qawman ʿālīna
فَقَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَـٰبِدُونَ ( ٤٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata, "Apakah kita akan beriman kepada dua orang manusia seperti kita, yang tidak memiliki keistimewaan apa-apa dibanding kita, padahal kaum mereka berdua (Bani Israil) adalah kaum yang tunduk dan menghambakan diri kepada kita?!" (47)
faqālū anu'minu libasharayni mith'linā waqawmuhumā lanā ʿābidūna
فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْلَكِينَ ( ٤٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka merekapun mendustakan keduanya beserta ajaran yang mereka bawa dari sisi Allah, sehingga dengan sebab pendustaan mereka ini, mereka pun termasuk kaum yang binasa dengan ditenggelamkan. (48)
fakadhabūhumā fakānū mina l-muh'lakīna
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَـٰبَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ ( ٤٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah anugrahkan kepada Musa kitab Taurat, dengan harapan agar kaumnya mendapatkan petunjuk kepada kebenaran, dan mengamalkannya. (49)
walaqad ātaynā mūsā l-kitāba laʿallahum yahtadūna
وَجَعَلْنَا ٱبْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُۥٓ ءَايَةً وَءَاوَيْنَـٰهُمَآ إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ ( ٥٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami telah jadikan Isa bin Maryam dan ibunya, Maryam, sebagai tanda yang membuktikan kebesaran dan kekuasaan Kami. Sungguh Maryam telah mengandung dan melahirkannya tanpa ayah. Dan Kami lindungi mereka berdua di suatu dataran tinggi dari bumi, suatu dataran yang sangat baik ditempati, dan di sana terdapat mata air yang mengalir. (50)
wajaʿalnā ib'na maryama wa-ummahu āyatan waāwaynāhumā ilā rabwatin dhāti qarārin wamaʿīnin
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَـٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ( ٥١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai para Rasul! Makanlah dari makanan yang Aku halalkan lagi baik bagi kalian, dan kerjakanlah amal saleh yang sesuai ajaran syariat. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui setiap amalan kalian, dan tidak ada satu pun amal kalian yang tersembunyi dari-Ku. (51)
yāayyuhā l-rusulu kulū mina l-ṭayibāti wa-iʿ'malū ṣāliḥan innī bimā taʿmalūna ʿalīmun
وَإِنَّ هَـٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱتَّقُونِ ( ٥٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh agama kalian -wahai para Rasul- adalah agama yang satu yaitu Islam, dan Aku lah Tuhan kalian, tidak ada tuhan lain bagi kalian yang berhak disembah selain-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Ku. (52)
wa-inna hādhihi ummatukum ummatan wāḥidatan wa-anā rabbukum fa-ittaqūni
فَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا ۖ كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ( ٥٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sepeninggal mereka, pengikut-pengikut mereka terpecah belah dalam urusan agama, sehingga menjadi bergolong-golongan dan berkelompok-kelompok. Setiap golongan merasa bangga bahwa ajaran kelompoknya lah yang paling diridai Allah, dan sama sekali tidak mau mengakui kebenaran kelompok lainnya. (53)
fataqaṭṭaʿū amrahum baynahum zuburan kullu ḥiz'bin bimā ladayhim fariḥūna
فَذَرْهُمْ فِى غَمْرَتِهِمْ حَتَّىٰ حِينٍ ( ٥٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka biarkanlah mereka -wahai Rasul- berada dalam kejahilan dan kebingungan hingga datangnya azab yang ditentukan bagi mereka. (54)
fadharhum fī ghamratihim ḥattā ḥīnin
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِۦ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ ( ٥٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : 56. Apakah golongan-golongan yang merasa bangga dengan golongannya itu mengira bahwa apa yang Kami karuniakan pada mereka, berupa harta dan anak-anak di kehidupan dunia ini, merupakan kebaikan yang disegerakan lagi berhak mereka terima?! Nyatanya, tidaklah seperti yang mereka sangka, sebab Kami karuniakan semua itu sebagai bentuk istidrāj, akan tetapi mereka tidak menyadarinya sedikit pun. (55)
ayaḥsabūna annamā numidduhum bihi min mālin wabanīna
نُسَارِعُ لَهُمْ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ بَل لَّا يَشْعُرُونَ ( ٥٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : 56. Apakah golongan-golongan yang merasa bangga dengan golongannya itu mengira bahwa apa yang Kami karuniakan pada mereka, berupa harta dan anak-anak di kehidupan dunia ini, merupakan kebaikan yang disegerakan lagi berhak mereka terima?! Nyatanya, tidaklah seperti yang mereka sangka, sebab Kami karuniakan semua itu sebagai bentuk istidrāj, akan tetapi mereka tidak menyadarinya sedikit pun. (56)
nusāriʿu lahum fī l-khayrāti bal lā yashʿurūna
إِنَّ ٱلَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ ( ٥٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang karena keimanan dan kebaikan, mereka takut kepada Tuhan mereka. (57)
inna alladhīna hum min khashyati rabbihim mush'fiqūna
وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ ( ٥٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kitab-Nya. (58)
wa-alladhīna hum biāyāti rabbihim yu'minūna
وَٱلَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ ( ٥٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang mentauhidkan Tuhan mereka tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. (59)
wa-alladhīna hum birabbihim lā yush'rikūna
وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ ( ٦٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mengerjakan kebajikan dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal saleh, dengan penuh rasa takut jangan sampai Allah tidak menerima infak dan amal saleh mereka bila mereka kembali kepada-Nya pada hari Kiamat kelak. (60)
wa-alladhīna yu'tūna mā ātaw waqulūbuhum wajilatun annahum ilā rabbihim rājiʿūna
أُو۟لَـٰٓئِكَ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَهُمْ لَهَا سَـٰبِقُونَ ( ٦١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka yang memiliki sifat-sifat yang agung ini bersegera dalam mengerjakan amal saleh, dan mereka lah orang-orang yang terlebih dahulu memperolehnya. (61)
ulāika yusāriʿūna fī l-khayrāti wahum lahā sābiqūna
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَلَدَيْنَا كِتَـٰبٌ يَنطِقُ بِٱلْحَقِّ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ( ٦٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Kami tidak membebani seseorang kecuali sesuai kadar kesanggupannya dalam beramal. Dan pada Kami memiliki suatu kitab yang memuat seluruh amalan orang yang beramal. Kitab tersebut menuturkan kebenaran yang tidak ada keraguan padanya. Dan mereka tidak dizalimi dengan dikurangi pahala kebaikan mereka ataupun ditambah dosa keburukan mereka. (62)
walā nukallifu nafsan illā wus'ʿahā waladaynā kitābun yanṭiqu bil-ḥaqi wahum lā yuẓ'lamūna
بَلْ قُلُوبُهُمْ فِى غَمْرَةٍ مِّنْ هَـٰذَا وَلَهُمْ أَعْمَـٰلٌ مِّن دُونِ ذَٰلِكَ هُمْ لَهَا عَـٰمِلُونَ ( ٦٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Akan tetapi hati orang-orang kafir senantiasa lalai dari memahami kitab yang menuturkan kebenaran ini, dan lalai dari kitab yang diturunkan kepada mereka. Dan mereka juga memiliki amal perbuatan lain selain amal kekafiran yang terus mereka kerjakan. (63)
bal qulūbuhum fī ghamratin min hādhā walahum aʿmālun min dūni dhālika hum lahā ʿāmilūna
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِم بِٱلْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْـَٔرُونَ ( ٦٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sehingga apabila Kami timpakan azab pada orang-orang yang hidup mewah dari kalangan mereka ketika di dunia pada hari Kiamat kelak, seketika itu mereka berteriak sekerasnya meminta pertolongan. (64)
ḥattā idhā akhadhnā mut'rafīhim bil-ʿadhābi idhā hum yajarūna
لَا تَجْـَٔرُوا۟ ٱلْيَوْمَ ۖ إِنَّكُم مِّنَّا لَا تُنصَرُونَ ( ٦٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka dikatakan kepada mereka sebagai pemutus harapan mereka dari rahmat Allah, "Janganlah kalian berteriak-teriak dan meminta tolong pada hari ini, karena sesungguhnya kalian tidak memiliki penolong yang bisa melindungi kalian dari azab Allah.” (65)
lā tajarū l-yawma innakum minnā lā tunṣarūna
قَدْ كَانَتْ ءَايَـٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَـٰبِكُمْ تَنكِصُونَ ( ٦٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh dahulu ayat-ayat Kitab Allah selalu dibacakan kepada kalian di dunia, namun kalian selalu berpaling darinya tatkala mendengarkannya karena membencinya. (66)
qad kānat āyātī tut'lā ʿalaykum fakuntum ʿalā aʿqābikum tankiṣūna
مُسْتَكْبِرِينَ بِهِۦ سَـٰمِرًا تَهْجُرُونَ ( ٦٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kalian melakukan hal itu dengan menyombongkan diri dihadapan manusia karena kalian mengaku sebagai pemilik tanah haram (tanah yang disucikan Allah), padahal kalian tidak pantas menjadi pemiliknya, sebab pemiliknya yang hakiki adalah mereka yang bertakwa. Dan kalian begadang di malam hari membicarakannya dengan kata-kata buruk. sungguh kalian tidak memuliakannya. (67)
mus'takbirīna bihi sāmiran tahjurūna
أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ ٱلْقَوْلَ أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ ٱلْأَوَّلِينَ ( ٦٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka tidakkah orang-orang musyrik itu menghayati ayat-ayat Al-Qur`ān yang diturunkan Allah agar mereka beriman padanya dan mengamalkan kandungannya, atau apakah telah datang kepada mereka sesuatu yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu lalu mereka berpaling darinya dan mendustakannya?! (68)
afalam yaddabbarū l-qawla am jāahum mā lam yati ābāahumu l-awalīna
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ ( ٦٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Atau apakah mereka tidak mengenal Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang diutus oleh Allah kepada mereka, sehingga mereka mengingkarinya? Sesungguhnya mereka telah mengenalnya dan mengetahui sikap jujur dan amanahnya. (69)
am lam yaʿrifū rasūlahum fahum lahu munkirūna
أَمْ يَقُولُونَ بِهِۦ جِنَّةٌۢ ۚ بَلْ جَآءَهُم بِٱلْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَـٰرِهُونَ ( ٧٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bahkan mereka mengatakan, "Dia itu (Muhammad) orang gila," Sungguh mereka telah berdusta. Sesungguhnya dia datang kepada mereka membawa kebenaran yang tidak ada keraguan padanya bahwa itu berasal dari Allah. Kebanyakan dari mereka membenci dan tidak menyukai kebenaran lantaran sifat hasad yang ada dalam diri mereka, dan sifat fanatik buta terhadap kebatilan mereka. (70)
am yaqūlūna bihi jinnatun bal jāahum bil-ḥaqi wa-aktharuhum lil'ḥaqqi kārihūna
وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَـٰهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ ( ٧١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan seandainya Allah mengatur dan menjalankan seluruh urusan berdasarkan hawa nafsu mereka, niscaya langit dan bumi serta segala yang ada pada keduanya akan hancur binasa lantaran kejahilan mereka terhadap akibat amal perbuatan mereka dan terhadap betul tidaknya suatu urusan. (71)
walawi ittabaʿa l-ḥaqu ahwāahum lafasadati l-samāwātu wal-arḍu waman fīhinna bal ataynāhum bidhik'rihim fahum ʿan dhik'rihim muʿ'riḍūna
أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ ( ٧٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apakah engkau -wahai Rasul- meminta imbalan dari mereka sebagai balasan penyampaian kebenaran yang engkau bawa, sehingga mereka menolak dakwahmu? Sungguh ini tidaklah engkau lakukan, sebab pahala dan balasan kebaikan dari Tuhanmu lebih baik dari pada ganjaran kebaikan mereka dan selain mereka, karena Dia sebaik-baik pemberi rezeki. (72)
am tasaluhum kharjan fakharāju rabbika khayrun wahuwa khayru l-rāziqīna
وَإِنَّكَ لَتَدْعُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ ( ٧٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sesungguhnya- engkau wahai- Rasul, pasti menyeru mereka dan selain mereka ke jalan yang lurus, yang tidak ada penyimpangan di dalamnya, yaitu jalan Islam. (73)
wa-innaka latadʿūhum ilā ṣirāṭin mus'taqīmin
وَإِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱلْـَٔاخِرَةِ عَنِ ٱلصِّرَٰطِ لَنَـٰكِبُونَ ( ٧٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari Akhirat dan perkara yang terjadi di dalamnya berupa hisab, pemberian pahala dan siksaan, benar-benar telah menyimpang dari jalan Islam, menuju kapada jalan yang penuh penyimpangan yang mengantarkan mereka ke Neraka. (74)
wa-inna alladhīna lā yu'minūna bil-ākhirati ʿani l-ṣirāṭi lanākibūna
۞ وَلَوْ رَحِمْنَـٰهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِم مِّن ضُرٍّ لَّلَجُّوا۟ فِى طُغْيَـٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ ( ٧٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sekiranya mereka Kami kasihani mereka dan Kami lenyapkan kemarau serta kelaparan yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus larut dalam kesesatan mereka dari kebenaran, mereka senantiasa terombang-ambing dan kebingungan di dalamnya. (75)
walaw raḥim'nāhum wakashafnā mā bihim min ḍurrin lalajjū fī ṭugh'yānihim yaʿmahūna
وَلَقَدْ أَخَذْنَـٰهُم بِٱلْعَذَابِ فَمَا ٱسْتَكَانُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ ( ٧٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh Kami telah menguji mereka dengan berbagai malapetaka, tetapi mereka tidak juga tunduk kepada Tuhan mereka dan tidak juga merendahkan diri, bahkan sama sekali tidak memohon pada-Nya agar Dia melenyapkan malapetaka tatkala menimpa mereka. (76)
walaqad akhadhnāhum bil-ʿadhābi famā is'takānū lirabbihim wamā yataḍarraʿūna
حَتَّىٰٓ إِذَا فَتَحْنَا عَلَيْهِم بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِيدٍ إِذَا هُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ ( ٧٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang pedih, seketika tiba-tiba mereka berputus asa dari berbagai keselamatan dan kebaikan. (77)
ḥattā idhā fataḥnā ʿalayhim bāban dhā ʿadhābin shadīdin idhā hum fīhi mub'lisūna
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَـٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ( ٧٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : "Dan Allah -Subḥānahu-, Dia lah yang menciptakan untuk kalian -wahai orang-orang yang mendustakan hari Kebangkitan- pendengaran agar kalian mendengar, penglihatan agar kalian melihat, dan hati agar kalian berakal, akan tetapi kalian malah tidak bersyukur kepada-Nya atas karunia dan nikmat-nikmat tersebut kecuali sedikit saja. (78)
wahuwa alladhī ansha-a lakumu l-samʿa wal-abṣāra wal-afidata qalīlan mā tashkurūna
وَهُوَ ٱلَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ( ٧٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai manusia! Dia lah yang menciptakan kalian di bumi, dan hanya kepada-Nya lah kalian akan dikumpulkan pada hari Kiamat kelak untuk dihisab dan diberikan balasan. (79)
wahuwa alladhī dhara-akum fī l-arḍi wa-ilayhi tuḥ'sharūna
وَهُوَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَلَهُ ٱخْتِلَـٰفُ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ( ٨٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan Dia sendiri lah yang menghidupkan, tidak ada yang kuasa menghidupkan selain-Nya, Dia sendiri lah yang mematikan, tidak ada yang kuasa mematikan selain-Nya, dan Dia sendiri pula yang mengatur kadar siang dan malam baik berupa cahaya terang atau gelapnya, maupun berupa panjang pendeknya. Maka apakah kalian tidak memikirkan kekuasaan dan keesaan-Nya dalam menciptakan dan mengatur alam semesta?! (80)
wahuwa alladhī yuḥ'yī wayumītu walahu ikh'tilāfu al-layli wal-nahāri afalā taʿqilūna
بَلْ قَالُوا۟ مِثْلَ مَا قَالَ ٱلْأَوَّلُونَ ( ٨١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan nenek moyang dan pendahulu mereka dalam kekafiran. (81)
bal qālū mith'la mā qāla l-awalūna
قَالُوٓا۟ أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَـٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ ( ٨٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka berkata -dengan tujuan mengingkari-, "Apakah betul, bila kami mati dan berubah menjadi tanah dan tulang belulang yang sudah hancur, kami benar-benar akan dibangkitkan dalam keadaan hidup kembali? (82)
qālū a-idhā mit'nā wakunnā turāban waʿiẓāman a-innā lamabʿūthūna
لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَءَابَآؤُنَا هَـٰذَا مِن قَبْلُ إِنْ هَـٰذَآ إِلَّآ أَسَـٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ ( ٨٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh janji yang diberikan pada kami, berupa kebangkitan setelah kematian ini, juga telah dijanjikan kepada para pendahulu kami sebelumnya, namun kami tidak melihat bukti terwujudnya kebangkitan ini, sebab hal ini tidak lain hanyalah dongeng dan kedustaan orang-orang terdahulu. (83)
laqad wuʿid'nā naḥnu waābāunā hādhā min qablu in hādhā illā asāṭīru l-awalīna
قُل لِّمَنِ ٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهَآ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ( ٨٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang kafir yang mengingkari Hari Kebangkitan itu, "Milik siapakah bumi ini beserta semua yang ada di dalamnya jika kamu benar-benar memiliki ilmu tentangnya?" (84)
qul limani l-arḍu waman fīhā in kuntum taʿlamūna
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ( ٨٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan menjawab, "Bumi beserta semua yang ada di dalamnya adalah milik Allah," Maka katakanlah kepada mereka, "Apakah kalian tidak memikirkan bahwa Żat yang memiliki bumi beserta semua yang ada di dalamnya Mahakuasa untuk menghidupkan kalian kembali setelah mati?" (85)
sayaqūlūna lillahi qul afalā tadhakkarūna
قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ ٱلسَّبْعِ وَرَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ( ٨٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah kepada mereka, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan Rabb yang memiliki Arasy yang agung, yang tidak ada satu makhluk pun yang lebih besar darinya?" (86)
qul man rabbu l-samāwāti l-sabʿi warabbu l-ʿarshi l-ʿaẓīmi
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ ( ٨٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan menjawab, "Langit yang tujuh dan Arasy yang agung milik Allah." Maka katakanlah kepada mereka, "Tidakkah kalian bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya agar kalian selamat dari azab-Nya?" (87)
sayaqūlūna lillahi qul afalā tattaqūna
قُلْ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ( ٨٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah kepada mereka, "Siapakah yang ditangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu, tiada sesuatu pun yang keluar dari kekuasaan-Nya, Dia melindungi hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, dan tidak ada yang dapat melindungi hamba yang ditetapkan keburukan oleh-Nya maupun menghalanginya dari azab, jika kalian mengetahui?" (88)
qul man biyadihi malakūtu kulli shayin wahuwa yujīru walā yujāru ʿalayhi in kuntum taʿlamūna
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ فَأَنَّىٰ تُسْحَرُونَ ( ٨٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka akan menjawab, "Semua kekuasaan milik Allah -Subḥānahu." Maka katakanlah pada mereka, "Kalau demikian, maka bagaimana akal kalian bisa tidak mampu berpikir, sehingga menyembah selain-Nya padahal kalian mengakui-Nya?" (89)
sayaqūlūna lillahi qul fa-annā tus'ḥarūna
بَلْ أَتَيْنَـٰهُم بِٱلْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ ( ٩٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Kenyataannya bukanlah seperti yang mereka tuduhkan, tetapi Kami telah mendatangkan pada mereka kebenaran yang tiada keraguan di dalamnya. Sungguh mereka benar-benar berdusta dengan menuduhkan bahwa Allah memiliki sekutu dan anak. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan. (90)
bal ataynāhum bil-ḥaqi wa-innahum lakādhibūna
مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنْ إِلَـٰهٍ ۚ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَـٰهٍۭ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ سُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ ( ٩١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah tidaklah memiliki anak sebagaimana tuduhan kaum kuffar, dan tidak ada tuhan lain yang berhak disembah bersama-Nya. Sekiranya ada tuhan lain yang berhak disembah bersama-Nya, niscaya masing-masing tuhan itu akan membawa dan menguasai makhluk yang diciptakannya, dan sebagian tuhan-tuhan itu akan mengalahkan yang lainnya, sehingga urusan alam semesta akan hancur berantakan. Tapi kenyataannya hal ini sama sekali tidaklah terjadi, sehingga menunjukkan bahwa tuhan sesembahan yang berhak disembah hanyalah satu yaitu Allah semata, Dia Maha Suci lagi Agung dari apa yang orang-orang musyrik sifatkan pada-Nya berupa kepemilikan anak dan sekutu. (91)
mā ittakhadha l-lahu min waladin wamā kāna maʿahu min ilāhin idhan ladhahaba kullu ilāhin bimā khalaqa walaʿalā baʿḍuhum ʿalā baʿḍin sub'ḥāna l-lahi ʿammā yaṣifūna
عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ ( ٩٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia Maha Mengetahui segala sesuatu yang gaib dari makhluk-makhluk-Nya, juga Maha Mengetahui segala sesuatu yang nampak dan dirasakan oleh panca indera, tiada suatu pun dari semua itu yang tersembunyi bagi-Nya, maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. (92)
ʿālimi l-ghaybi wal-shahādati fataʿālā ʿammā yush'rikūna
قُل رَّبِّ إِمَّا تُرِيَنِّى مَا يُوعَدُونَ ( ٩٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Wahai Tuhanku! Seandainya Engkau hendak memperlihatkan padaku azab yang Engkau ancamkan kepada orang-orang musyrik itu. (93)
qul rabbi immā turiyannī mā yūʿadūna
رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٩٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai Tuhanku! Jika Engkau mengazab mereka sedang aku menyaksikan hal itu, maka janganlah jadikan aku termasuk golongan mereka hingga aku ditimpa azab yang juga menimpa mereka." (94)
rabbi falā tajʿalnī fī l-qawmi l-ẓālimīna
وَإِنَّا عَلَىٰٓ أَن نُّرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَـٰدِرُونَ ( ٩٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan padamu azab yang Kami ancamkan kepada mereka. Kami sama sekali tidak lemah untuk melakukannya dan melakukan hal selainnya. (95)
wa-innā ʿalā an nuriyaka mā naʿiduhum laqādirūna
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ٱلسَّيِّئَةَ ۚ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ ( ٩٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Balaslah -wahai Rasul- orang yang berbuat buruk kepadamu dengan cara dan akhlak yang lebih baik, dengan memaafkan dirinya dan bersabar terhadap celaan dan kezalimannya. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan kepada Allah berupa tuduhan kesyirikan dan kedustaan, dan apa yang mereka sifatkan pada dirimu berupa tuduhan yang tidak pantas ada pada dirimu, seperti sihir atau kegilaan. (96)
id'faʿ bi-allatī hiya aḥsanu l-sayi-ata naḥnu aʿlamu bimā yaṣifūna
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَـٰطِينِ ( ٩٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan katakanlah, "Wahai Tuhanku! Aku berlindung kepada-Mu dari bisikan dan godaan setan. (97)
waqul rabbi aʿūdhu bika min hamazāti l-shayāṭīni
وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ ( ٩٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan aku berlindung pula kepada-Mu wahai Tuhanku agar mereka tidak mendekatiku dalam segala urusanku." (98)
wa-aʿūdhu bika rabbi an yaḥḍurūni
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ ( ٩٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sehingga apabila kematian itu mendatangi salah seorang musyrik itu, dan ia menyaksikan apa yang akan menimpanya, maka ia berkata sebagai ungkapan penyesalan atas keterlambatannya dalam beramal dan kelalaiannya dari taat kepada Allah, "Wahai Tuhanku! Kembalikan aku ke kehidupan dunia. (99)
ḥattā idhā jāa aḥadahumu l-mawtu qāla rabbi ir'jiʿūni
لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ( ١٠٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Agar aku dapat mengerjakan amal saleh bila telah kembali ke sana." Sekali-kali tidak, permintaanmu tak akan pernah terjadi, sebab sungguh itu hanyalah dalih yang diucapkannya saja. Sebab bila ia dikembalikan ke dunia, ia pasti tidak akan memenuhi janji yang ia tuturkan. Dan mereka yang dimatikan itu akan terus berada di alam antara dunia dan Akhirat sampai pada Hari Kebangkitan, sehingga mereka tidak mungkin lagi kembali ke dunia untuk mengerjakan amal saleh yang dahulu mereka lalaikan, maupun untuk memperbaiki perbuatan buruk mereka. (100)
laʿallī aʿmalu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā innahā kalimatun huwa qāiluhā wamin warāihim barzakhun ilā yawmi yub'ʿathūna
فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ ( ١٠١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Apabila Malaikat yang bertugas meniup sangkakala telah meniupkan sangkakala untuk kedua kalinya yang mengumumkan terjadinya hari Kiamat, maka tidak ada lagi pertalian nasab dan keluarga yang mereka banggakan di antara mereka, karena masing-masing disibukkan dengan dahsyatnya kondisi hari Kiamat, dan tidak pula mereka saling bertanya satu sama lain karena sibuk dengan dirinya masing-masing. (101)
fa-idhā nufikha fī l-ṣūri falā ansāba baynahum yawma-idhin walā yatasāalūna
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ( ١٠٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka barangsiapa yang berat timbangan amalan kebaikannya sehingga mengalahkan timbangan amalan keburukannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung dengan meraih apa yang mereka cita-citakan, dan terjauhkan dari apa yang mereka takuti. (102)
faman thaqulat mawāzīnuhu fa-ulāika humu l-muf'liḥūna
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَـٰلِدُونَ ( ١٠٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa yang ringan timbangan amalan kebaikannya sehingga dikalahkan oleh timbangan amal buruknya, mereka itulah yang merugikan diri mereka sendiri karena telah melakukan amalan yang memberi mudarat pada diri mereka dan meninggalkan amalan yang bermanfaat pada diri mereka berupa iman, dan amal saleh, tempat tinggal mereka adalah Neraka Jahanam, dan tidak akan pernah keluar darinya. (103)
waman khaffat mawāzīnuhu fa-ulāika alladhīna khasirū anfusahum fī jahannama khālidūna
تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَـٰلِحُونَ ( ١٠٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wajah mereka dibakar oleh api Neraka, dan dalam Neraka itu wajah mereka sangat muram sehingga bibir atas mereka mengkerut ke atas, dan bibir bawah mereka mengkerut ke bawah. (104)
talfaḥu wujūhahumu l-nāru wahum fīhā kāliḥūna
أَلَمْ تَكُنْ ءَايَـٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ ( ١٠٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu dikatakan kepada mereka sebagai bentuk celaan, "Bukankah ayat-ayat Al-Qur`ān telah dibacakan pada kalian tatkala di dunia, akan tetapi kalian malah mendustakannya?!" (105)
alam takun āyātī tut'lā ʿalaykum fakuntum bihā tukadhibūna
قَالُوا۟ رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَآلِّينَ ( ١٠٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka menjawab, "Wahai Tuhan kami! Kami telah dikuasai oleh kejahatan kami sendiri yang telah Engkau tetapkan dalam ilmu-Mu, dan kami adalah orang-orang yang tersesat dari jalan kebenaran. (106)
qālū rabbanā ghalabat ʿalaynā shiq'watunā wakunnā qawman ḍāllīna
رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَـٰلِمُونَ ( ١٠٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Wahai Tuhan kami! Keluarkanlah kami dari Neraka, dan kembalikan kami ke dunia, bila kami tetap kembali kafir dan sesat seperti dahulu kala, sungguh kami adalah orang-orang yang zalim kepada diri sendiri, dan tidak ada lagi alasan yang bisa kami kemukakan setelahnya." (107)
rabbanā akhrij'nā min'hā fa-in ʿud'nā fa-innā ẓālimūna
قَالَ ٱخْسَـُٔوا۟ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ ( ١٠٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Allah berfirman, "Tinggallah kalian di dalam Neraka dengan penuh kehinaan dan tercela, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. (108)
qāla ikh'saū fīhā walā tukallimūni
إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِى يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ ( ١٠٩ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sungguh dahulu ada golongan dari hamba-hamba yang beriman kepada-Ku yang selalu berdoa, "Wahai Tuhan kami! Kami telah beriman kepada-Mu, maka ampunilah dosa-dosa kami, dan curahkan rahmat-Mu pada kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat." (109)
innahu kāna farīqun min ʿibādī yaqūlūna rabbanā āmannā fa-igh'fir lanā wa-ir'ḥamnā wa-anta khayru l-rāḥimīna
فَٱتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰٓ أَنسَوْكُمْ ذِكْرِى وَكُنتُم مِّنْهُمْ تَضْحَكُونَ ( ١١٠ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Lalu kalian jadikan orang-orang beriman yang selalu berdoa kepada Tuhan mereka itu sebagai bahan ejekan yang senantiasa kalian cela, dan jelek-jelekkan, sehingga hal itu melupakan kalian dari mengingat Allah, dan kalian juga selalu menertawakan mereka dengan tujuan mengolok-olok dan mencemooh mereka. (110)
fa-ittakhadhtumūhum sikh'riyyan ḥattā ansawkum dhik'rī wakuntum min'hum taḍḥakūna
إِنِّى جَزَيْتُهُمُ ٱلْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوٓا۟ أَنَّهُمْ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ ( ١١١ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Sesungguhnya Aku memberi orang-orang beriman itu balasan berupa Surga pada hari Kiamat kelak, karena kesabaran mereka di atas ketaatan kepada Allah, dan kesabaran mereka atas celaan dan penderitaan yang kalian tujukan kepada mereka. (111)
innī jazaytuhumu l-yawma bimā ṣabarū annahum humu l-fāizūna
قَـٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ ( ١١٢ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia berfirman, "Berapa tahunkah kalian menetap di bumi? Dan berapa lama kalian melalaikan waktu kehidupan kalian di dalamnya?" (112)
qāla kam labith'tum fī l-arḍi ʿadada sinīna
قَالُوا۟ لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْـَٔلِ ٱلْعَآدِّينَ ( ١١٣ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mereka menjawab, "Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari saja. Maka tanyakan lah kepada orang-orang yang memiliki ilmu hisab/perhitungan hari dan bulan." (113)
qālū labith'nā yawman aw baʿḍa yawmin fasali l-ʿādīna
قَـٰلَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ( ١١٤ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dia berfirman, "Kalian tidaklah tinggal di dunia kecuali hanya sebentar. Sungguh, bila kalian mengetahui sebentarnya masa kehidupan kalian di dunia, niscaya kalian akan mudah bersabar di atas ketaatan-Ku." (114)
qāla in labith'tum illā qalīlan law annakum kuntum taʿlamūna
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَـٰكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ( ١١٥ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Maka apakah kalian mengira -wahai manusia- bahwasanya Kami menciptakan kalian secara main-main saja tanpa adanya hikmah dan maksud di balik itu, juga tanpa adanya pahala, dan azab seperti halnya binatang ternak, dan bahwasanya kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami pada hari Kiamat kelak untuk dihisab dan diberikan balasan?! (115)
afaḥasib'tum annamā khalaqnākum ʿabathan wa-annakum ilaynā lā tur'jaʿūna
فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ ( ١١٦ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Mahasuci Allah, Raja Yang Mengatur seluruh makhluk sekehendak-Nya, Dia lah Żat yang benar, janji-Nya benar, firman-Nya benar, tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Tuhan pemilik Arasy yang merupakan makhluk terbesar, dan siapa yang menjadi Tuhan pemilik makhluk terbesar maka Dia lah yang berhak menjadi Tuhan dan pemilik seluruh makhluk. (116)
fataʿālā l-lahu l-maliku l-ḥaqu lā ilāha illā huwa rabbu l-ʿarshi l-karīmi
وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَـٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَـٰفِرُونَ ( ١١٧ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan barangsiapa yang menyembah tuhan lain selain Allah tanpa memiliki hujah atas bukti dan hak penyembahannya (dan semua yang disembah selain Allah sama sekali tidak memiliki hujah), maka balasan amal buruknya ini ada di sisi Allah, Dia lah yang akan memberikannya balasan berupa azab atas amal buruknya tersebut, sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung dengan tidak meraih apa yang mereka cita-citakan (Surga) dan rida Allah, dan tidak pula selamat dari apa yang mereka takuti (Neraka). (117)
waman yadʿu maʿa l-lahi ilāhan ākhara lā bur'hāna lahu bihi fa-innamā ḥisābuhu ʿinda rabbihi innahu lā yuf'liḥu l-kāfirūna
وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ ( ١١٨ )
Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)
Artinya : Dan katakanlah -wahai Rasul-, "Wahai Tuhanku! Ampunilah dosa-dosaku, dan curahkanlah kepadaku rahmat-Mu, sebab Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat pada orang yang berdosa, lalu menerima tobatnya." (118)
waqul rabbi igh'fir wa-ir'ḥam wa-anta khayru l-rāḥimīna