Pengaturan


Tentukan Banyak Ayat Pada Surah Al-Anbya
*Perhalaman


Pilih Tafsir


Pilih Qori


Pilih Gaya Tulisan Arab


Pilih Terjemahan


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


ٱقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ( ١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Telah semakin dekat kepada manusia waktu perhitungan amalan mereka pada hari Kiamat, sedangkan mereka masih saja berada dalam keadaan lalai dan berpaling dari Akhirat, lantaran dengan perkara dunia. (1)

iq'taraba lilnnāsi ḥisābuhum wahum fī ghaflatin muʿ'riḍūna


مَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍ مِّن رَّبِّهِم مُّحْدَثٍ إِلَّا ٱسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ ( ٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan tidaklah setiap kali ayat-ayat Al-Qur`ān yang baru dari Tuhan mereka melainkan mereka hanya mendengarkan tanpa mau memperhatikannya, bahkan mereka hanya bermain-main mendengarkannya tanpa mau menghiraukannya. (2)

mā yatīhim min dhik'rin min rabbihim muḥ'dathin illā is'tamaʿūhu wahum yalʿabūna


لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ ۗ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّجْوَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ هَلْ هَـٰذَآ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ ۖ أَفَتَأْتُونَ ٱلسِّحْرَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ ( ٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka mendengarkannya sedang hati mereka dalam keadaan lalai darinya. Dan orang-orang yang zalim dengan kekafirannya itu merahasiakan pembicaraan rahasia yang mereka rundingkan dengan mengatakan, "Orang ini (Muhammad) yang mengklaim bahwa ia utusan Allah tidak lain hanyalah manusia biasa seperti kalian, ia tidak memiliki keistimewaan apa-apa dari kalian!? Apa yang ia bawa hanyalah sihir belaka, maka apakah kalian akan mengikutinya padahal kalian sendiri mengetahui bahwa ia hanyalah manusia sama seperti kalian, serta apa yang dibawanya hanyalah sihir?!" (3)

lāhiyatan qulūbuhum wa-asarrū l-najwā alladhīna ẓalamū hal hādhā illā basharun mith'lukum afatatūna l-siḥ'ra wa-antum tub'ṣirūna


قَالَ رَبِّى يَعْلَمُ ٱلْقَوْلَ فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ ( ٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata, "Tuhanku mengetahui perkataan yang kalian rahasiakan. Sungguh Dia mengetahui segala perkataan yang diucapkan oleh siapapun yang ada di langit dan bumi. Dia Maha Mendengar perkataan hamba-Nya, Maha Mengetahui amal perbuatan mereka, dan pasti akan memberikan mereka balasan atas setiap amal perbuatan tersebut." (4)

qāla rabbī yaʿlamu l-qawla fī l-samāi wal-arḍi wahuwa l-samīʿu l-ʿalīmu


بَلْ قَالُوٓا۟ أَضْغَـٰثُ أَحْلَـٰمٍۭ بَلِ ٱفْتَرَىٰهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِـَٔايَةٍ كَمَآ أُرْسِلَ ٱلْأَوَّلُونَ ( ٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi mereka malah ragu dengan perkara yang dibawa oleh Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kadangkala mereka dengan mengatakan, "Yang disampaikannya hanyalah mimpi-mimpi belaka yang tidak bisa ditafsirkan," Kadang pula mereka mengatakan, "Bukan, akan tetapi dia sendirilah yang merekayasanya tanpa memiliki sumber mana pun,", Kadang pula mereka berkata, "Dia adalah penyair. Bila memang ia benar dalam klaimnya, maka cobalah ia mendatangkan kepada kami suatu mukjizat sebagaimana halnya para Rasul yang diutus sebelumnya, sungguh mereka telah datang dengan membawa berbagai mukjizat seperti tongkat Nabi Musa, dan unta betina Nabi Ṣāleḥ." (5)

bal qālū aḍghāthu aḥlāmin bali if'tarāhu bal huwa shāʿirun falyatinā biāyatin kamā ur'sila l-awalūna


مَآ ءَامَنَتْ قَبْلَهُم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَـٰهَآ ۖ أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ ( ٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Penduduk suatu negeri yang hidup sebelum mereka, yang meminta berbagai mukjizat untuk diturunkan kepada mereka, sama sekali tidaklah beriman tatkala mukjizat-mukjizat itu diturunkan sesuai usulan mereka, bahkan mereka mendustakannya, sehingga Kami pun membinasakan mereka. Lalu apakah mereka sendiri akan beriman bila mukjizat-mukjizat itu diturunkan?! (6)

mā āmanat qablahum min qaryatin ahlaknāhā afahum yu'minūna


وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۖ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ( ٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau -wahai Rasul- melainkan beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang Kami berikan wahyu kepada mereka. Kami tidak mengutus mereka sebagai sosok Malaikat, maka tanyakanlah kepada Ahli Kitab sebelum kalian yang mengetahui hal itu bila kalian benar-benar tidak mengetahuinya. (7)

wamā arsalnā qablaka illā rijālan nūḥī ilayhim fasalū ahla l-dhik'ri in kuntum lā taʿlamūna


وَمَا جَعَلْنَـٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَمَا كَانُوا۟ خَـٰلِدِينَ ( ٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidak menjadikan rasul-rasul yang Kami utus itu sebagai manusia yang memiliki jasad yang tidak mengkonsumsi makanan, tetapi mereka juga makan seperti manusia lainnya, serta mereka juga tidaklah hidup kekal di dunia ini tanpa mengalami kematian. (8)

wamā jaʿalnāhum jasadan lā yakulūna l-ṭaʿāma wamā kānū khālidīna


ثُمَّ صَدَقْنَـٰهُمُ ٱلْوَعْدَ فَأَنجَيْنَـٰهُمْ وَمَن نَّشَآءُ وَأَهْلَكْنَا ٱلْمُسْرِفِينَ ( ٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian Kami wujudkan janji Kami kepada para Rasul itu dengan menyelamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki diantara orang-orang beriman dari kebinasaan, adapun orang-orang yang melampaui batas itu maka Kami binasakan mereka lantaran kekafiran mereka kepada Allah, dan kemaksiatan yang mereka lakukan. (9)

thumma ṣadaqnāhumu l-waʿda fa-anjaynāhum waman nashāu wa-ahlaknā l-mus'rifīna


لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَـٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ( ١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh Kami telah menurunkan kepada kalian Al-Qur`ān yang di dalamnya terdapat kemuliaan dan kejayaan bagi kalian bila beriman kepadanya, dan mengamalkan kandungan maknanya, maka apakah kalian tidak juga mengerti tentangnya lalu beriman kepadanya dan mengamalkan kandungannya?! (10)

laqad anzalnā ilaykum kitāban fīhi dhik'rukum afalā taʿqilūna


وَكَمْ قَصَمْنَا مِن قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا ءَاخَرِينَ ( ١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan betapa banyak penduduk negeri yang Kami binasakan lantaran sikap zalim mereka dengan berbuat kekafiran, lalu Kami menciptakan kaum yang lain sebagai pengganti mereka. (11)

wakam qaṣamnā min qaryatin kānat ẓālimatan wa-anshanā baʿdahā qawman ākharīna


فَلَمَّآ أَحَسُّوا۟ بَأْسَنَآ إِذَا هُم مِّنْهَا يَرْكُضُونَ ( ١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka ketika orang-orang yang dibinasakan itu menyaksikan azab Kami yang tidak menyisakan mereka sedikitpun, tiba-tiba mereka segera melarikan diri dari negeri mereka agar tidak binasa. (12)

falammā aḥassū basanā idhā hum min'hā yarkuḍūna


لَا تَرْكُضُوا۟ وَٱرْجِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَآ أُتْرِفْتُمْ فِيهِ وَمَسَـٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُونَ ( ١٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu mereka pun diseru sebagai bentuk cemoohan kepada mereka, "Janganlah kalian tergesa-gesa melarikan diri, kembalilah kalian kepada kesenangan hidup dan tempat-tempat kediaman kalian dengan segala kenikmatannya yang dahulu kalian nikmati, semoga saja kalian dapat dimintai sesuatu dari harta dunia kalian." (13)

lā tarkuḍū wa-ir'jiʿū ilā mā ut'rif'tum fīhi wamasākinikum laʿallakum tus'alūna


قَالُوا۟ يَـٰوَيْلَنَآ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِينَ ( ١٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Orang-orang zalim itu lalu berkata dalam keadaan mengakui dosa-dosa mereka, "Sungguh betapa celaka dan meruginya kami. Sesungguhnya kami dahulu adalah orang-orang zalim yang kafir kepada Allah." (14)

qālū yāwaylanā innā kunnā ẓālimīna


فَمَا زَالَت تِّلْكَ دَعْوَىٰهُمْ حَتَّىٰ جَعَلْنَـٰهُمْ حَصِيدًا خَـٰمِدِينَ ( ١٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka pengakuan dan keluhan mereka itupun senantiasa mereka ulang-ulangi sampai Kami jadikan mereka seperti tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup dan bergerak lagi. (15)

famā zālat til'ka daʿwāhum ḥattā jaʿalnāhum ḥaṣīdan khāmidīna


وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَـٰعِبِينَ ( ١٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada diantara keduanya sebagai suatu permainan dan hal yang sia-sia belaka, tetapi Kami menciptakan semua itu untuk menunjukkan kekuasaan Kami. (16)

wamā khalaqnā l-samāa wal-arḍa wamā baynahumā lāʿibīna


لَوْ أَرَدْنَآ أَن نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّٱتَّخَذْنَـٰهُ مِن لَّدُنَّآ إِن كُنَّا فَـٰعِلِينَ ( ١٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya Kami hendak memiliki istri atau anak, maka tentulah Kami akan membuatnya dari sisi Kami. Namun Kami sama sekali tidak menghendaki yang demikian itu lantaran sucinya dan tidak pantasnya Kami dari hal itu. (17)

law aradnā an nattakhidha lahwan la-ittakhadhnāhu min ladunnā in kunnā fāʿilīna


بَلْ نَقْذِفُ بِٱلْحَقِّ عَلَى ٱلْبَـٰطِلِ فَيَدْمَغُهُۥ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ ۚ وَلَكُمُ ٱلْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ ( ١٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kami melemparkan kebenaran yang diwahyukan kepada Rasul Kami kepada kebatilan, lalu kebenaran itu pun memusnahkannya, sehingga kebatilan itu langsung lenyap dan sirna. Maka bagi kalian hanyalah kebinasaan -wahai yang menyandarkan istri dan anak pada-Nya- karena kalian telah menyifatinya dengan sifat yang tidak pantas bagi-Nya. (18)

bal naqdhifu bil-ḥaqi ʿalā l-bāṭili fayadmaghuhu fa-idhā huwa zāhiqun walakumu l-waylu mimmā taṣifūna


وَلَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَنْ عِندَهُۥ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِۦ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ ( ١٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan milik-Nya sendiri lah kerajaan langit dan bumi. Dan para malaikat yang berada disisi-Nya tidak memiliki rasa angkuh dalam beribadah kepada-Nya, dan mereka tidak pula merasa letih. (19)

walahu man fī l-samāwāti wal-arḍi waman ʿindahu lā yastakbirūna ʿan ʿibādatihi walā yastaḥsirūna


يُسَبِّحُونَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ ( ٢٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka senantiasa bertasbih memuji Allah siang dan malam, dan tidak pernah bosan dan letih darinya. (20)

yusabbiḥūna al-layla wal-nahāra lā yafturūna


أَمِ ٱتَّخَذُوٓا۟ ءَالِهَةً مِّنَ ٱلْأَرْضِ هُمْ يُنشِرُونَ ( ٢١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka apakah orang-orang musyrik itu mengambil tuhan-tuhan selain Allah, padahal tuhan-tuhan itu tidak bisa menghidupkan yang mati, lalu mengapa mereka menyembah sesuatu yang tidak kuasa melakukan hal tersebut?! (21)

ami ittakhadhū ālihatan mina l-arḍi hum yunshirūna


لَوْ كَانَ فِيهِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَـٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ ( ٢٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya di langit dan di bumi itu terdapat sesembahan lain selain Allah, tentu keduanya akan binasa karena para sembahan itu tentu akan berebut kekuasaan, namun nyatanya tidaklah demikian adanya. Maka sungguh Mahasuci Allah Tuhan yang memiliki Arasy dari apa yang orang-orang musyrik itu sifatkan secara dusta bahwa Dia memiliki tandingan dan sekutu. (22)

law kāna fīhimā ālihatun illā l-lahu lafasadatā fasub'ḥāna l-lahi rabbi l-ʿarshi ʿammā yaṣifūna


لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُونَ ( ٢٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Allah Maha Esa dalam mengurusi kerajaan, kekuasaan dan keputusan-Nya. Tidak ada yang berhak menanyakan tentang apa ditakdirkan dan diputuskan-Nya, bahkan Dia lah yang akan bertanya dan memintai pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya atas amal perbuatan mereka, serta akan memberikan mereka balasan yang setimpal dengannya. (23)

lā yus'alu ʿammā yafʿalu wahum yus'alūna


أَمِ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً ۖ قُلْ هَاتُوا۟ بُرْهَـٰنَكُمْ ۖ هَـٰذَا ذِكْرُ مَن مَّعِىَ وَذِكْرُ مَن قَبْلِى ۗ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ٱلْحَقَّ ۖ فَهُم مُّعْرِضُونَ ( ٢٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi mereka ternyata mengambil tuhan-tuhan selain Allah, maka katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, "Tunjukkanlah bukti kebenaran tuhan-tuhan itu agar disembah, Kitab yang diturunkan kepadaku ini atau kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumku sama sekali tidak menunjukkan hujah dan bukti kebenaran kalian," Bahkan kebanyakan kaum musyrik tidaklah berdalil dan bersandar kecuali kepada kejahilan dan taklid buta, karena itu mereka pun berpaling dari menerima kebenaran. (24)

ami ittakhadhū min dūnihi ālihatan qul hātū bur'hānakum hādhā dhik'ru man maʿiya wadhik'ru man qablī bal aktharuhum lā yaʿlamūna l-ḥaqa fahum muʿ'riḍūna


وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ ( ٢٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidaklah mengutus sebelum engkau -wahai Rasul- seorang Rasul pun melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku semata, dan jangan menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. (25)

wamā arsalnā min qablika min rasūlin illā nūḥī ilayhi annahu lā ilāha illā anā fa-uʿ'budūni


وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَلَدًا ۗ سُبْحَـٰنَهُۥ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ ( ٢٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang musyrik itu berkata, "Allah telah menjadikan para Malaikat itu sebagai anak perempuan-Nya." Sungguh Allah Mahasuci lagi Agung dari apa yang mereka ucapkan secara dusta, tetapi para Malaikat hanyalah hamba-hamba Allah yang mendapatkan kemuliaan dan kedekatan dari-Nya. (26)

waqālū ittakhadha l-raḥmānu waladan sub'ḥānahu bal ʿibādun muk'ramūna


لَا يَسْبِقُونَهُۥ بِٱلْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِۦ يَعْمَلُونَ ( ٢٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka tidak lah mendahului-Nya dalam berbicara, sebab mereka tidak mengucapkan satu perkataan kecuali atas perintah-Nya, mereka senantiasa mengerjakan perintah yang diembankan-Nya, dan tidak menyelisihinya. (27)

lā yasbiqūnahu bil-qawli wahum bi-amrihi yaʿmalūna


يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ٱرْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِۦ مُشْفِقُونَ ( ٢٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia mengetahui apa yang telah dan yang akan mereka kerjakan, mereka tidak memberikan syafaat (pertolongan) kecuali sesuai izin-Nya dan diperuntukkan kepada orang yang diridai, dan mereka selalu berhati-hati lantaran takut kepada-Nya, sehingga tidak menyelisihi-Nya baik dalam menjalankan perintah ataupun menjauhi larangan-Nya. (28)

yaʿlamu mā bayna aydīhim wamā khalfahum walā yashfaʿūna illā limani ir'taḍā wahum min khashyatihi mush'fiqūna


۞ وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّىٓ إِلَـٰهٌ مِّن دُونِهِۦ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٢٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan barangsiapa di antara Malaikat itu berkata -walaupun ini mustahil terjadi- , "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain Allah," maka sungguh Kami akan memberinya balasan karena ucapannya itu dengan azab Neraka Jahanam pada hari Kiamat kelak, ia kekal di dalamnya. Balasan seperti ini pula yang Kami akan berikan kepada mereka orang-orang zalim yang kafir dan berbuat syirik kepada Allah. (29)

waman yaqul min'hum innī ilāhun min dūnihi fadhālika najzīhi jahannama kadhālika najzī l-ẓālimīna


أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَـٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ ( ٣٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir kepada Allah itu belum mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, tidak ada celah dan ruang di antara keduanya yang bisa dilalui turunnya air hujan, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan menjadikan segala makhluk berupa hewan dan tumbuhan berasal dari air yang turun dari langit ke bumi. Apakah mereka tidak mengambil pelajaran darinya, dan beriman kepada Allah semata?! (30)

awalam yara alladhīna kafarū anna l-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fafataqnāhumā wajaʿalnā mina l-māi kulla shayin ḥayyin afalā yu'minūna


وَجَعَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ ( ٣١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh sehingga ia beserta apa yang ada diatasnya tidak mudah guncang, dan Kami jadikan pula di atasnya jalan-jalan yang luas agar dalam perjalanan mereka bisa mendapat petunjuk untuk mencapai tujuan mereka. (31)

wajaʿalnā fī l-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wajaʿalnā fīhā fijājan subulan laʿallahum yahtadūna


وَجَعَلْنَا ٱلسَّمَآءَ سَقْفًا مَّحْفُوظًا ۖ وَهُمْ عَنْ ءَايَـٰتِهَا مُعْرِضُونَ ( ٣٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami menjadikan langit tanpa tiang sebagai atap yang terjaga agar tidak roboh, dan serta terjaga agar tidak ada pencurian berita langit. Akan tetapi orang-orang musyrik itu tetap berpaling dan tidak mau mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di langit seperti matahari dan bulan. (32)

wajaʿalnā l-samāa saqfan maḥfūẓan wahum ʿan āyātihā muʿ'riḍūna


وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ ( ٣٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dia sendiri lah yang menciptakan malam sebagai waktu istrahat, dan meciptakan siang sebagai waktu untuk mencari rezeki, juga menciptakan matahari sebagai pertanda adanya siang, dan bulan sebagai pertanda adanya malam, Keduanya matahari dan bulan ini masing-masing beredar pada garis edarnya, tidak bergeser dan tidak pula berpindah darinya. (33)

wahuwa alladhī khalaqa al-layla wal-nahāra wal-shamsa wal-qamara kullun fī falakin yasbaḥūna


وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ ٱلْخُلْدَ ۖ أَفَإِي۟ن مِّتَّ فَهُمُ ٱلْخَـٰلِدُونَ ( ٣٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi di kehidupan dunia ini bagi seorang manusia pun sebelum engkau -wahai Rasul-, maka bila datang ajalmu dan engkau wafat, apakah mereka tetap akan kekal sepeninggalmu?! Sekali-kali tidak. (34)

wamā jaʿalnā libasharin min qablika l-khul'da afa-in mitta fahumu l-khālidūna


كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ( ٣٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Setiap jiwa, baik yang beriman atau kafir, pasti akan merasakan mati di dunia ini. Dan di dunia ini Kami mengujimu -wahai manusia- dengan berbagai kewajiban, kenikmatan dan kesengsaraan. Kemudian setelah wafat, kalian pasti akan kembali kepada Kami, bukan kepada selain Kami, lalu Kami memberikan balasan atas amalan kalian. (35)

kullu nafsin dhāiqatu l-mawti wanablūkum bil-shari wal-khayri fit'natan wa-ilaynā tur'jaʿūna


وَإِذَا رَءَاكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِن يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَـٰذَا ٱلَّذِى يَذْكُرُ ءَالِهَتَكُمْ وَهُم بِذِكْرِ ٱلرَّحْمَـٰنِ هُمْ كَـٰفِرُونَ ( ٣٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila orang-orang musyrik itu melihatmu -wahai Rasul-, mereka hanya memperlakukan dirimu sebagai bahan ejekan dengan tujuan menjauhkan pengikut-pengikut mereka dari engkau, dengan mengatakan, "Inikah orang yang mencela tuhan-tuhan yang kalian sembah?" Padahal merekalah orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Al-Qur`ān yang diturunkan Allah kepada mereka, dan kafir terhadap nikmat yang Dia karuniakan pada mereka; maka sungguh mereka lebih pantas mendapat cela lantaran mengumpulkan semua keburukan dalam diri mereka. (36)

wa-idhā raāka alladhīna kafarū in yattakhidhūnaka illā huzuwan ahādhā alladhī yadhkuru ālihatakum wahum bidhik'ri l-raḥmāni hum kāfirūna


خُلِقَ ٱلْإِنسَـٰنُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُو۟رِيكُمْ ءَايَـٰتِى فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ ( ٣٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Manusia itu diciptakan dengan tabiat suka tergesa-gesa, ia selalu meminta disegerakan sesuatu sebelum terjadi, di antaranya tergesa-gesanya orang-orang musyrik meminta diberikan azab. Maka Aku akan perlihatkan kepada kalian -wahai orang yang tergesa-gesa dengan datangnya azab-Ku- apa yang kalian minta, maka janganlah kalian meminta Aku lagi untuk menyegerakannya. (37)

khuliqa l-insānu min ʿajalin sa-urīkum āyātī falā tastaʿjilūni


وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ( ٣٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan berkata dengan tergesa-gesa, "Kapankah janji yang kalian katakan berupa hari kebangkitan itu akan tiba -wahai orang-orang beriman- bila kalian memang benar dengan apa yang kalian klaim?" (38)

wayaqūlūna matā hādhā l-waʿdu in kuntum ṣādiqīna


لَوْ يَعْلَمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ حِينَ لَا يَكُفُّونَ عَن وُجُوهِهِمُ ٱلنَّارَ وَلَا عَن ظُهُورِهِمْ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ ( ٣٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan itu mengetahui ketika mereka itu tidak bisa lagi mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka, dan bahwasanya tidak ada satu penolong pun yang bisa membebaskan mereka dari azab itu, bila mereka mengetahui hal ini seyakin-yakinnya niscaya mereka sekali-kali tidak akan meminta disegerakan. (39)

law yaʿlamu alladhīna kafarū ḥīna lā yakuffūna ʿan wujūhihimu l-nāra walā ʿan ẓuhūrihim walā hum yunṣarūna


بَلْ تَأْتِيهِم بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ ( ٤٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Api neraka yang menjadi azab mereka itu tidak akan datang kepada mereka sedang mereka mengetahuinya, akan tetapi ia akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, sehingga mereka tidak kuasa menghindarkan diri darinya, dan mereka tidak pula bisa mengudurnya sehingga mereka bertobat lalu mendapatkan rahmat. (40)

bal tatīhim baghtatan fatabhatuhum falā yastaṭīʿūna raddahā walā hum yunẓarūna


وَلَقَدِ ٱسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِٱلَّذِينَ سَخِرُوا۟ مِنْهُم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ( ٤١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : "Seandainya kaummu mengejek dan menghinamu, maka engkau bukanlah yang pertama kali mendapatkannya, sungguh Rasul-rasul sebelum engkau -wahai Rasul- telah diperolok-olok dan dihina, lalu turunlah azab kepada orang-orang kafir yang mencemohkan mereka, di mana sebelumnya mereka memperolok-alok azab tersebut tatkala para rasul menakut-nakuti mereka sewaktu di dunia. (41)

walaqadi us'tuh'zi-a birusulin min qablika faḥāqa bi-alladhīna sakhirū min'hum mā kānū bihi yastahziūna


قُلْ مَن يَكْلَؤُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ مِنَ ٱلرَّحْمَـٰنِ ۗ بَلْ هُمْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِم مُّعْرِضُونَ ( ٤٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang meminta disegerakan azab itu, "Siapakah yang akan menjaga dan menolong kalian di waktu malam dan siang dari turunnya azab dan kebinasaan dari Tuhan Yang Maha Pengasih?" Tetapi mereka hanya enggan dan berpaling dari mengingat peringatan dan hujah Tuhan mereka, mereka sama sekali tidak memperhatikannya lantaran jahil dan tidak berakal. (42)

qul man yakla-ukum bi-al-layli wal-nahāri mina l-raḥmāni bal hum ʿan dhik'ri rabbihim muʿ'riḍūna


أَمْ لَهُمْ ءَالِهَةٌ تَمْنَعُهُم مِّن دُونِنَا ۚ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَ أَنفُسِهِمْ وَلَا هُم مِّنَّا يُصْحَبُونَ ( ٤٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Atau apakah mereka memiliki tuhan-tuhan yang bisa menolong mereka dari azab Kami? Tuhan-tuhan mereka itu tidak kuasa menolong diri mereka sendiri dengan menjauhkannya dari mudarat atau mendatangkan untuknya maslahat, lalu bagaimana bisa orang yang tidak kuasa menolong dirinya sendiri mampu untuk menolong orang lain?! Dan mereka sekali-kali tidak akan dilindungi dari azab Kami. (43)

am lahum ālihatun tamnaʿuhum min dūninā lā yastaṭīʿūna naṣra anfusihim walā hum minnā yuṣ'ḥabūna


بَلْ مَتَّعْنَا هَـٰٓؤُلَآءِ وَءَابَآءَهُمْ حَتَّىٰ طَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۗ أَفَلَا يَرَوْنَ أَنَّا نَأْتِى ٱلْأَرْضَ نَنقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَآ ۚ أَفَهُمُ ٱلْغَـٰلِبُونَ ( ٤٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Bahkan sebenarnya Kami telah memberikan kesenangan kepada orang-orang kafir itu, juga nenek moyang mereka dengan melapangkan berbagai kenikmatan Kami untuk mereka, sebagai bentuk istidrāj (penangguhan agar azab mereka semakin besar) dari Kami, sehingga usia mereka pun panjang yang membuat mereka semakin tertipu dengannya, dan semakin mempertahankan kekafiran mereka. Maka apakah orang-orang yang tertipu dengan nikmat Kami dan meminta segeranya azab Kami itu tidak melihat bahwa Kami mendatangi negeri mereka lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujungnya dengan mengalahkan penghuninya, lalu mereka mengambil pelajaran darinya agar mereka tidak diazab sebagaimana orang-orang selain mereka?! Mereka itu bukanlah orang-orang yang menang, tetapi hanyalah sebagai orang-orang yang dikalahkan. (44)

bal mattaʿnā hāulāi waābāahum ḥattā ṭāla ʿalayhimu l-ʿumuru afalā yarawna annā natī l-arḍa nanquṣuhā min aṭrāfihā afahumu l-ghālibūna


قُلْ إِنَّمَآ أُنذِرُكُم بِٱلْوَحْىِ ۚ وَلَا يَسْمَعُ ٱلصُّمُّ ٱلدُّعَآءَ إِذَا مَا يُنذَرُونَ ( ٤٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah -wahai Rasul-, "Sesungguhnya aku hanya memberikan peringatan kepada kalian -wahai manusia- akan azab Allah yang disampaikannya lewat wahyu yang Tuhanku turunkan kepadaku," Tetapi orang yang tuli dari kebenaran sama sekali tidak mendengarkan seruan kebenaran itu bila diingatkan dengan azab Allah. (45)

qul innamā undhirukum bil-waḥyi walā yasmaʿu l-ṣumu l-duʿāa idhā mā yundharūna


وَلَئِن مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ يَـٰوَيْلَنَآ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِينَ ( ٤٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan apabila orang-orang yang meminta segera datangnya azab itu ditimpa sedikit saja dari azab Tuhanmu -wahai Rasul-, pastilah saat itu mereka berkata, "Celaka dan merugilah kami, sesungguhnya kami termasuk orang-orang zalim dengan melakukan kesyirikan kepada Allah dan mendustakan apa yang dibawa oleh Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-." (46)

wala-in massathum nafḥatun min ʿadhābi rabbika layaqūlunna yāwaylanā innā kunnā ẓālimīna


وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَـٰسِبِينَ ( ٤٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami akan memasang timbangan yang adil lagi tepat untuk orang-orang yang datang pada hari Kiamat kelak agar amal perbuatan mereka ditimbang, pada hari itu tidak seorang pun dirugikan dan dizalimi dengan mengurangi pahala amalan kebaikannya atau menambah dosa amalan keburukannya, sekalipun amalan yang ditimbang itu sedikit seberat timbangan biji sawi kami pasti mendatangkannya, dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan untuk menghitung amal perbuatan hamba-hamba Kami. (47)

wanaḍaʿu l-mawāzīna l-qis'ṭa liyawmi l-qiyāmati falā tuẓ'lamu nafsun shayan wa-in kāna mith'qāla ḥabbatin min khardalin ataynā bihā wakafā binā ḥāsibīna


وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ ٱلْفُرْقَانَ وَضِيَآءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ ( ٤٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa dan Harun -'alaihimassalām- Kitab Taurat sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, juga sebagai petunjuk bagi orang yang beriman kepadanya, dan peringatan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya. (48)

walaqad ātaynā mūsā wahārūna l-fur'qāna waḍiyāan wadhik'ran lil'muttaqīna


ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِٱلْغَيْبِ وَهُم مِّنَ ٱلسَّاعَةِ مُشْفِقُونَ ( ٤٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu orang-orang yang takut akan azab Tuhan yang mereka imani sekalipun mereka belum pernah melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan tibanya hari Kiamat. (49)

alladhīna yakhshawna rabbahum bil-ghaybi wahum mina l-sāʿati mush'fiqūna


وَهَـٰذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَـٰهُ ۚ أَفَأَنتُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ ( ٥٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ini merupakan suatu peringatan dan nasihat bagi orang yang ingin mendapatkan pelajaran darinya, memiliki banyak berkah, manfaat dan kebaikan, maka apakah kalian tetap akan mengingkarinya, tidak mengakui kandungannya serta tidak mengamalkannya?! (50)

wahādhā dhik'run mubārakun anzalnāhu afa-antum lahu munkirūna


۞ وَلَقَدْ ءَاتَيْنَآ إِبْرَٰهِيمَ رُشْدَهُۥ مِن قَبْلُ وَكُنَّا بِهِۦ عَـٰلِمِينَ ( ٥١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sungguh Kami telah berikan kepada Ibrahim sejak masih kecil suatu hujah dan petunjuk untuk disampaikan kepada kaumnya dan Kami telah mengetahui hal itu. Maka Kami pun memberikannya suatu hujah yang pantas bagi dirinya -sesuai ilmu Kami- agar disampaikan kepada seluruh kaumnya. (51)

walaqad ātaynā ib'rāhīma rush'dahu min qablu wakunnā bihi ʿālimīna


إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا هَـٰذِهِ ٱلتَّمَاثِيلُ ٱلَّتِىٓ أَنتُمْ لَهَا عَـٰكِفُونَ ( ٥٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Tatkala beliau berkata kepada ayahnya Āzar dan kaumnya, "Patung-patung apakah ini yang kalian buat dengan tangan kalian sendiri, lalu kalian tekun dan sungguh-sungguh beribadah menyembahnya?" (52)

idh qāla li-abīhi waqawmihi mā hādhihi l-tamāthīlu allatī antum lahā ʿākifūna


قَالُوا۟ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا لَهَا عَـٰبِدِينَ ( ٥٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kaumnya berkata kepadanya, "Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya, maka kami pun menyembahnya dengan tujuan meneladani mereka." (53)

qālū wajadnā ābāanā lahā ʿābidīna


قَالَ لَقَدْ كُنتُمْ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُمْ فِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ ( ٥٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ibrahim berkata kepada mereka,"-Wahai para pengikut nenek moyang-, sungguh kalian dan nenek moyang yang kalian ikuti itu berada dalam kesesatan dan menyimpang dari jalan kebenaran yang begitu nyata." (54)

qāla laqad kuntum antum waābāukum fī ḍalālin mubīnin


قَالُوٓا۟ أَجِئْتَنَا بِٱلْحَقِّ أَمْ أَنتَ مِنَ ٱللَّـٰعِبِينَ ( ٥٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kaumnya berkata kepadanya, "Apakah engkau datang kepada kami dengan sikap sungguh-sungguh tatkala mengatakan apa yang engkau ucapkan itu, atau apakah engkau hanya bermain-main belaka?" (55)

qālū aji'tanā bil-ḥaqi am anta mina l-lāʿibīna


قَالَ بَل رَّبُّكُمْ رَبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلَّذِى فَطَرَهُنَّ وَأَنَا۠ عَلَىٰ ذَٰلِكُم مِّنَ ٱلشَّـٰهِدِينَ ( ٥٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ibrahim menjawab, "Aku datang kepada kalian dengan sikap sungguh-sungguh bukan bermain-main, sebenarnya Tuhan kalian adalah Tuhan langit dan bumi yang yang telah menciptakannya pertama kali, dan aku termasuk saksi bahwa Dia lah Tuhan kalian dan Tuhan langit dan bumi, sedangkan patung-patung yang kalian sembah itu tidak memiliki andil sama sekali dalam penciptaan itu." (56)

qāla bal rabbukum rabbu l-samāwāti wal-arḍi alladhī faṭarahunna wa-anā ʿalā dhālikum mina l-shāhidīna


وَتَٱللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَـٰمَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا۟ مُدْبِرِينَ ( ٥٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu Ibrahim pun berkata kepada dirinya sendiri tanpa didengar oleh kaumnya, "Demi Allah, aku akan mengatur tipu daya terhadap patung-patung kalian setelah kalian pergi meninggalkannya untuk melakukan pesta hari raya." (57)

watal-lahi la-akīdanna aṣnāmakum baʿda an tuwallū mud'birīna


فَجَعَلَهُمْ جُذَٰذًا إِلَّا كَبِيرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ ( ٥٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Ibrahim menghancurkan patung-patung itu hingga menjadi kepingan-kepingan kecil, dan membiarkan patung yang paling besar dengan harapan agar mereka kembali untuk bertanya padanya tentang orang yang menghancurkan semua patung-patung itu. (58)

fajaʿalahum judhādhan illā kabīran lahum laʿallahum ilayhi yarjiʿūna


قَالُوا۟ مَن فَعَلَ هَـٰذَا بِـَٔالِهَتِنَآ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٥٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika mereka kembali dan mendapatkan patung-patung mereka telah dihancurkan, mereka saling bertanya, "Siapakah yang menghancurkan tuhan-tuhan sesembahan kami? sungguh orang yang melakukannya termasuk orang-orang zalim, sebab ia telah menghina sesuatu yang berhak untuk diagungkan dan disucikan." (59)

qālū man faʿala hādhā biālihatinā innahu lamina l-ẓālimīna


قَالُوا۟ سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبْرَٰهِيمُ ( ٦٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sebagian mereka berkata, "Kami mendengar ada seorang pemuda yang suka mencela dan menghina patung-patung ini, namanya Ibrahim, mungkin saja dialah orang yang menghancurkannya." (60)

qālū samiʿ'nā fatan yadhkuruhum yuqālu lahu ib'rāhīmu


قَالُوا۟ فَأْتُوا۟ بِهِۦ عَلَىٰٓ أَعْيُنِ ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ ( ٦١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Pemuka-pemuka kaumnya berkata, "Kalau begitu, datangkanlah Ibrahim dihadapan orang banyak, agar mereka bisa menyaksikan pengakuannya terhadap perbuatannya ini, sehingga pengakuannya tersebut menjadi dalih bagi kalian untuk menghukum dirinya." (61)

qālū fatū bihi ʿalā aʿyuni l-nāsi laʿallahum yashhadūna


قَالُوٓا۟ ءَأَنتَ فَعَلْتَ هَـٰذَا بِـَٔالِهَتِنَا يَـٰٓإِبْرَٰهِيمُ ( ٦٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka pun mendatangkan Ibrahim dihadapan orang banyak dan bertanya kepadanya, "Apakah engkau yang melakukan perbuatan bejat ini terhadap patung-patung sesembahan kami wahai Ibrahim?" (62)

qālū a-anta faʿalta hādhā biālihatinā yāib'rāhīmu


قَالَ بَلْ فَعَلَهُۥ كَبِيرُهُمْ هَـٰذَا فَسْـَٔلُوهُمْ إِن كَانُوا۟ يَنطِقُونَ ( ٦٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ibrahim menjawab -dengan tujuan melemahkan hujah mereka dan menampakkan kelemahan patung-patung tersebut di hadapan orang banyak-, "Saya tidaklah melakukannya, tapi patung besar itulah yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada patung-patung itu bila mereka dapat berbicara." (63)

qāla bal faʿalahu kabīruhum hādhā fasalūhum in kānū yanṭiqūna


فَرَجَعُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ فَقَالُوٓا۟ إِنَّكُمْ أَنتُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ ( ٦٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kemudian mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berpikir, lalu jelaslah bagi mereka bahwa patung-patung mereka tersebut tidak dapat menolak mudarat, dan tidak pula mendatangkan manfaat, maka sungguh mereka adalah orang-orang zalim tatkala menyembahnya sabagai tuhan selain Allah. (64)

farajaʿū ilā anfusihim faqālū innakum antumu l-ẓālimūna


ثُمَّ نُكِسُوا۟ عَلَىٰ رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَـٰٓؤُلَآءِ يَنطِقُونَ ( ٦٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi kemudian mereka kembali menampakkan sikap durhaka dan ingkar, dengan berkata, "Engkau pasti tahu wahai Ibrahim, bahwa patung-patung ini tidak dapat berbicara, lalu bagaimana bisa engkau menyuruh kami untuk bertanya kepadanya?" Mereka menyatakan ini sebagai hujah dan dalih bagi mereka, namun ternyata ini adalah sisi kelemahan hujah mereka sendiri. (65)

thumma nukisū ʿalā ruūsihim laqad ʿalim'ta mā hāulāi yanṭiqūna


قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَلَا يَضُرُّكُمْ ( ٦٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ibrahim berkata untuk mengingkari perbuatan syirik mereka, "Mengapa kalian menyembah patung-patung sebagai tuhan-tuhan selain Allah, yang tidak mendatangkan suatu manfaat dan menolak suatu mudarat apapun bagi kalian, sebab mereka sendiri tidak kuasa menolak mudarat dan mendatangkan manfaat untuk dirinya sendiri?!" (66)

qāla afataʿbudūna min dūni l-lahi mā lā yanfaʿukum shayan walā yaḍurrukum


أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ( ٦٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh celaka dan amat buruklah kalian dan patung-patung yang kalian sembah selain Allah, yang tidak bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudarat, maka apakah kalian tidak juga berakal dan meninggalkan penyembahan terhadap patung-patung itu?" (67)

uffin lakum walimā taʿbudūna min dūni l-lahi afalā taʿqilūna


قَالُوا۟ حَرِّقُوهُ وَٱنصُرُوٓا۟ ءَالِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَـٰعِلِينَ ( ٦٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika mereka tidak mampu meladeni Ibrahim dengan berbagai hujah dan dalil, mereka pun menggunakan kekuatan dan kekuasaan, mereka berkata, "Bakarlah Ibrahim dengan api, sebagai bentuk pembelaan terhadap tuhan-tuhan kalian yang ia robohkan dan hancurkan, jika kalian benar-benar menghukum dirinya dengan hukuman yang membuat jera." (68)

qālū ḥarriqūhu wa-unṣurū ālihatakum in kuntum fāʿilīna


قُلْنَا يَـٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَـٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ ( ٦٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka mereka menyalakan api yang besar dan melemparkan Ibrahim ke dalamnya, lalu Kami berfirman, "Wahai api, jadilah engkau dingin dan penyelamat bagi Ibrahim," Maka selamatlah Ibrahim dan sama sekali tidak mendapatkan bahaya apapun. (69)

qul'nā yānāru kūnī bardan wasalāman ʿalā ib'rāhīma


وَأَرَادُوا۟ بِهِۦ كَيْدًا فَجَعَلْنَـٰهُمُ ٱلْأَخْسَرِينَ ( ٧٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan kaum Ibrahim -'alaihissalām- hendak berbuat makar kepadanya dengan membakarnya hidup-hidup, namun Kami membatalkan makar mereka, dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang binasa lagi kalah. (70)

wa-arādū bihi kaydan fajaʿalnāhumu l-akhsarīna


وَنَجَّيْنَـٰهُ وَلُوطًا إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَـٰرَكْنَا فِيهَا لِلْعَـٰلَمِينَ ( ٧١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami selamatkan ia (Ibrahim) dan juga menyelamatkan Lūṭ dengan mengeluarkan mereka ke negeri Syam yang kami berkahi, lantaran di negeri itulah Kami mengutus banyak para Nabi, dan menurunkan banyak rahmat serta berbagai kebaikan untuk makhluk-makhluk di negeri itu. (71)

wanajjaynāhu walūṭan ilā l-arḍi allatī bāraknā fīhā lil'ʿālamīna


وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَـٰقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا صَـٰلِحِينَ ( ٧٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami menganugerahkan kepadanya Isḥāq ketika ia berdoa kepada Tuhannya agar dikaruniai seorang anak, dan Kami juga menganugerahkan padanya Ya'qūb sebagai tambahan anugerah. Dan mereka semua; Ibrahim dan kedua anak dan cucunya tersebut, Kami jadikan sebagai orang-orang saleh lagi taat kepada Allah. (72)

wawahabnā lahu is'ḥāqa wayaʿqūba nāfilatan wakullan jaʿalnā ṣāliḥīna


وَجَعَلْنَـٰهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ ٱلْخَيْرَٰتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءَ ٱلزَّكَوٰةِ ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عَـٰبِدِينَ ( ٧٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang diikuti manusia dalam berbuat kebaikan, yang menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah sesuai perintah-Nya, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, mendirikan salat secara sempurna, dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami lah mereka menyembah dan taat. (73)

wajaʿalnāhum a-immatan yahdūna bi-amrinā wa-awḥaynā ilayhim fiʿ'la l-khayrāti wa-iqāma l-ṣalati waītāa l-zakati wakānū lanā ʿābidīna


وَلُوطًا ءَاتَيْنَـٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَنَجَّيْنَـٰهُ مِنَ ٱلْقَرْيَةِ ٱلَّتِى كَانَت تَّعْمَلُ ٱلْخَبَـٰٓئِثَ ۗ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمَ سَوْءٍ فَـٰسِقِينَ ( ٧٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan kepada Lūṭ Kami berikan kemampuan menentukan keputusan antara orang-orang yang berselisih, Kami anugerahkan padanya ilmu tentang agamanya, dan menyelamatkannya dari azab yang Kami turunkan kepada negeri Sodom yang dahulu penduduknya melakukan perbuatan keji (homoseksual dan menyamun), sungguh mereka termasuk kaum yang buruk lagi tidak mentaati Tuhan mereka. (74)

walūṭan ātaynāhu ḥuk'man waʿil'man wanajjaynāhu mina l-qaryati allatī kānat taʿmalu l-khabāitha innahum kānū qawma sawin fāsiqīna


وَأَدْخَلْنَـٰهُ فِى رَحْمَتِنَآ ۖ إِنَّهُۥ مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ( ٧٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami tatkala Kami selamatkan dia dari azab yang menimpa kaumnya, sungguh ia termasuk orang saleh yang mengerjakan perintah dan menjauhi larangan Kami. (75)

wa-adkhalnāhu fī raḥmatinā innahu mina l-ṣāliḥīna


وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِن قَبْلُ فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَنَجَّيْنَـٰهُ وَأَهْلَهُۥ مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ ( ٧٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Nuh; Tatkala ia berdoa kepada Allah sebelum kedatangan Ibrahim dan Lūṭ, lalu Kami perkenankan doanya dengan mengabulkan permohonannya, dan menyelamatkan dirinya dan keluarganya yang beriman dari bencana yang besar. (76)

wanūḥan idh nādā min qablu fa-is'tajabnā lahu fanajjaynāhu wa-ahlahu mina l-karbi l-ʿaẓīmi


وَنَصَرْنَـٰهُ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَآ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَـٰهُمْ أَجْمَعِينَ ( ٧٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan kami juga menyelamatkannya dari tipu daya kaum yang mendustakan tanda-tanda kebesaran Kami yang menunjukkan kebenarannya. Sungguh mereka adalah kaum yang rusak lagi jahat, maka Kami pun membinasakan mereka semua dengan cara ditenggelamkan. (77)

wanaṣarnāhu mina l-qawmi alladhīna kadhabū biāyātinā innahum kānū qawma sawin fa-aghraqnāhum ajmaʿīna


وَدَاوُۥدَ وَسُلَيْمَـٰنَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِى ٱلْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ ٱلْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَـٰهِدِينَ ( ٧٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- kisah Daud dan putranya Sulaiman ketika mereka berdua memberi keputusan yang dilimpahkan kepada mereka tentang perkara dua orang yang bertikai; salah satunya memiliki kambing yang keluar dari kandangnya pada malam hari hingga merusak kebun orang kedua, dan Kami menyaksikan keputusan mereka berdua, dan sama sekali tidak tersembunyi dari Kami. (78)

wadāwūda wasulaymāna idh yaḥkumāni fī l-ḥarthi idh nafashat fīhi ghanamu l-qawmi wakunnā liḥuk'mihim shāhidīna


فَفَهَّمْنَـٰهَا سُلَيْمَـٰنَ ۚ وَكُلًّا ءَاتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَٱلطَّيْرَ ۚ وَكُنَّا فَـٰعِلِينَ ( ٧٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Kami memberikan pemahaman tentang perkara tersebut kepada Sulaiman tanpa diberikan kepada ayahnya Daud. Dan kepada masing-masing mereka Kami berikan kenabian, ilmu, dan hukum-hukum syariat, dan tidak mengistimewakan Sulaiman saja. Dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung bersama Daud, mereka bertasbih bersamanya, dan Kamilah yang memberikan mereka hal tersebut berupa pemahaman, hikmah, ilmu dan ketundukkan makhluk-makhluk tersebut. (79)

fafahhamnāhā sulaymāna wakullan ātaynā ḥuk'man waʿil'man wasakharnā maʿa dāwūda l-jibāla yusabbiḥ'na wal-ṭayra wakunnā fāʿilīna


وَعَلَّمْنَـٰهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُم مِّنۢ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنتُمْ شَـٰكِرُونَ ( ٨٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami ajarkan pula kepada Daud cara membuat baju besi -tanpa mengajarkannya pada Sulaiman- untuk melindungi jasad kalian dari sabetan senjata, maka apakah kalian -wahai sekalian manusia-, mensyukuri nikmat yang Allah karuniakan kepada kalian ini?! (80)

waʿallamnāhu ṣanʿata labūsin lakum lituḥ'ṣinakum min basikum fahal antum shākirūna


وَلِسُلَيْمَـٰنَ ٱلرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِى بِأَمْرِهِۦٓ إِلَى ٱلْأَرْضِ ٱلَّتِى بَـٰرَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَىْءٍ عَـٰلِمِينَ ( ٨١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tundukkan untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya, yang bertiup sesuai perintahnya bila ia memerintahkannya untuk bertiup ke negeri Syam yang Kami berkahi lantaran di negeri itulah Kami mengutus para Nabi, dan menurunkan banyak rahmat dan berbagai kebaikan, dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Kami. (81)

walisulaymāna l-rīḥa ʿāṣifatan tajrī bi-amrihi ilā l-arḍi allatī bāraknā fīhā wakunnā bikulli shayin ʿālimīna


وَمِنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ مَن يَغُوصُونَ لَهُۥ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَكُنَّا لَهُمْ حَـٰفِظِينَ ( ٨٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tundukkan pula kepada Sulaiman segolongan setan yang menyelam ke dasar laut untuk mengeluarkan berbagai perhiasan atau lainnya untuk Sulaiman, dan mereka mengerjakan juga pekerjaan selain itu seperti pembangunan, dan Kami mengetahui jumlah dan pekerjaan mereka, tidak ada yang tersembunyi sedikit pun bagi Kami. (82)

wamina l-shayāṭīni man yaghūṣūna lahu wayaʿmalūna ʿamalan dūna dhālika wakunnā lahum ḥāfiẓīna


۞ وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ( ٨٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Ayub -'alaihissalām-, tatkala ia berdoa kepada Tuhannya saat ditimpa musibah seraya berkata, "Wahai Tuhanku! Sungguh aku telah ditimpa suatu penyakit, dan kehilangan keluargaku, padahal Engkaulah Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang, maka hilangkanlah penyakit dan musibah yang menimpaku ini." (83)

wa-ayyūba idh nādā rabbahu annī massaniya l-ḍuru wa-anta arḥamu l-rāḥimīna


فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَـٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَـٰبِدِينَ ( ٨٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Kami mengabulkan doanya, dan menghilangkan musibah yang menimpanya, dan Kami kembalikan keluarga dan anak-anaknya yang dahulu lenyap darinya, lalu Kami lipat gandakan jumlah mereka. Semua yang Kami lakukan itu merupakan suatu rahmat dari Kami untuknya, dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang taat beribadah kepada Kami agar senantiasa bersabar sebagaimana sabarnya Ayub. (84)

fa-is'tajabnā lahu fakashafnā mā bihi min ḍurrin waātaynāhu ahlahu wamith'lahum maʿahum raḥmatan min ʿindinā wadhik'rā lil'ʿābidīna


وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا ٱلْكِفْلِ ۖ كُلٌّ مِّنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ ( ٨٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Ismail, Idris, dan ŻulKifli -'alaihimussalām-. Mereka masing-masing termasuk orang-orang yang sabar dalam menghadapi suatu bala dan musibah, dan dalam melaksanakan perintah Allah yang diembankan kepada mereka. (85)

wa-is'māʿīla wa-id'rīsa wadhā l-kif'li kullun mina l-ṣābirīna


وَأَدْخَلْنَـٰهُمْ فِى رَحْمَتِنَآ ۖ إِنَّهُم مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ( ٨٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami, menjadikan mereka sebagai Nabi, dan memasukkan mereka ke dalam Surga. Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Kami yang saleh, yang senantiasa mengerjakan ketaatan terhadap Tuhan mereka dan suci dari segi lahir dan batin mereka. (86)

wa-adkhalnāhum fī raḥmatinā innahum mina l-ṣāliḥīna


وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَـٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَـٰتِ أَن لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَـٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ( ٨٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah orang yang ditelan oleh ikan besar, yaitu Yunus -'alaihissalām-, ketika ia pergi -tanpa ada perintah dari Tuhannya- dalam keadaan marah terhadap kaumnya yang terus-menerus berada dalam kemaksiatan. Dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya dengan menghukumnya atas kepergiannya, sehingga ia pun Kami uji dengan ujian yang sulit lagi berat tatkala ditelan oleh ikan besar dan terpenjara didalamnya. Lalu dalam kegelapan perut ikan, kegelapan laut dan malam hari ia pun berdoa sembari mengakui dosanya dan bertobat kepada Allah, ia berkata, "Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain-Mu, Engkau Maha Suci lagi Agung, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim." (87)

wadhā l-nūni idh dhahaba mughāḍiban faẓanna an lan naqdira ʿalayhi fanādā fī l-ẓulumāti an lā ilāha illā anta sub'ḥānaka innī kuntu mina l-ẓālimīna


فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَنَجَّيْنَـٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُـۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ ( ٨٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Lalu Kami mengabulkan doanya dan menyelamatkannya dari kesulitan yang menimpanya dengan mengeluarkannya dari kegelapan, dan dari perut ikan besar itu. Sebagaimana Kami menyelamatkan Yunus dari kesulitan ini, Kami juga menyelamatkan orang-orang beriman bila ditimpa kesulitan dan berdoa kepada Allah. (88)

fa-is'tajabnā lahu wanajjaynāhu mina l-ghami wakadhālika nunjī l-mu'minīna


وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ ( ٨٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Zakariya, tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan berkata, "Wahai Tuhanku! Janganlah engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa memiliki anak keturunan, padahal Engkaulah sebaik-baik yang kekal, maka karunaikanlah aku seorang anak yang hidup sepeninggalku." (89)

wazakariyyā idh nādā rabbahu rabbi lā tadharnī fardan wa-anta khayru l-wārithīna


فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَـٰشِعِينَ ( ٩٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Maka Kami kabulkan doanya. Kami karuniakan padanya seorang putra bernama Yahya, dan menjadikan istrinya dapat mengandung setelah sebelumnya merupakan wanita yang mandul. Sesungguhnya Zakariya, istrinya dan putranya dahulu selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan mengharapkan pahala dari sisi Kami, dan merasa cemas dari adanya hukuman Kami, dan sungguh mereka adalah orang-orang yang khusyuk lagi tunduk kepada Kami. (90)

fa-is'tajabnā lahu wawahabnā lahu yaḥyā wa-aṣlaḥnā lahu zawjahu innahum kānū yusāriʿūna fī l-khayrāti wayadʿūnanā raghaban warahaban wakānū lanā khāshiʿīna


وَٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَـٰهَا وَٱبْنَهَآ ءَايَةً لِّلْعَـٰلَمِينَ ( ٩١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan ingatlah -wahai Rasul- tentang kisah Maryam -'alaihassalām- yang menjaga kehormatan dirinya dari perbuatan zina, lalu Allah mengutus padanya Jibril -'alaihissalām-. Lalu Jibril meniupkan ruh ke dalam tubuhnya hingga iapun mengandung Isa -'alaihissalām-. Dia dan anaknya Isa termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia, dan bahwasanya tidak ada sesuatu pun yang tidak sanggup dilakukan-Nya, di mana Dia menciptakan manusia tanpa ayah. (91)

wa-allatī aḥṣanat farjahā fanafakhnā fīhā min rūḥinā wajaʿalnāhā wa-ib'nahā āyatan lil'ʿālamīna


إِنَّ هَـٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱعْبُدُونِ ( ٩٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya inilah agama kalian semua -wahai manusia-, suatu agama yang satu, yaitu agama tauhid yang merupakan agama Islam, dan Aku adalah Tuhan kalian, maka murnikanlah ibadah hanya kepada-Ku semata. (92)

inna hādhihi ummatukum ummatan wāḥidatan wa-anā rabbukum fa-uʿ'budūni


وَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ ۖ كُلٌّ إِلَيْنَا رَٰجِعُونَ ( ٩٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Akan tetapi manusia berpecah belah, sehingga di antara mereka ada yang bertauhid, musyrik, kafir dan mukmin. Semua orang yang berpecah belah tersebut masing-masing akan kembali kepada Kami saja pada hari Kiamat kelak, dan akan Kami berikan mereka balasan atas amal perbuatan mereka. (93)

wataqaṭṭaʿū amrahum baynahum kullun ilaynā rājiʿūna


فَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِۦ وَإِنَّا لَهُۥ كَـٰتِبُونَ ( ٩٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Barangsiapa di antara mereka yang mengerjakan amal saleh sedang ia beriman kepada Allah, para Rasul, dan hari Kiamat, maka amal salehnya tersebut tidak akan diingkari dan disia-siakan, bahkan Allah akan memberikan pahala baginya dan melipat gandakan pahala tersebut, dan ia pasti akan mendapatkannya dalam buku catatan amalnya di Hari Kebangkitan kelak, sehingga ia pun bisa bergembira karenanya. (94)

faman yaʿmal mina l-ṣāliḥāti wahuwa mu'minun falā kuf'rāna lisaʿyihi wa-innā lahu kātibūna


وَحَرَٰمٌ عَلَىٰ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَـٰهَآ أَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ ( ٩٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan mustahil bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan lantaran kekafiran mereka, untuk kembali lagi ke dunia agar bertobat dan tobat mereka tersebut diterima. (95)

waḥarāmun ʿalā qaryatin ahlaknāhā annahum lā yarjiʿūna


حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُم مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ ( ٩٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Mereka sama sekali tidak akan pernah kembali ke dunia. Hingga jika tembok Yakjuj dan Makjuj dibukakan, dan pada hari itu mereka keluar dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. (96)

ḥattā idhā futiḥat yajūju wamajūju wahum min kulli ḥadabin yansilūna


وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَـٰخِصَةٌ أَبْصَـٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَـٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَـٰذَا بَلْ كُنَّا ظَـٰلِمِينَ ( ٩٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan dengan keluarnya mereka, hari Kiamat pun telah dekat, kondisi mengerikan dan kesengsaraan hari itu pun telah mulai nampak. Tiba-tiba pandangan orang-orang kafir terbelalak lantaran kengerian hari itu seraya berkata, "Alangkah celakanya kami! Sungguh dahulu kami di dunia hanya berada dalam kesia-siaan dan tidak bersiap untuk mengahadapi hari yang besar ini, bahkan dahulu kami hanyalah orang-orang zalim dengan berbuat kafir dan mengerjakan maksiat. (97)

wa-iq'taraba l-waʿdu l-ḥaqu fa-idhā hiya shākhiṣatun abṣāru alladhīna kafarū yāwaylanā qad kunnā fī ghaflatin min hādhā bal kunnā ẓālimīna


إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمْ لَهَا وَٰرِدُونَ ( ٩٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh kalian -wahai orang-orang musyrik- dan yang kalian sembah selain Allah baik berupa patung-patung ataupun orang yang rida disembah selain Allah dari kalangan manusia dan jin; akan menjadi bahan bakar Neraka Jahanam, kalian dan tuhan-tuhan yang kalian sembah pasti akan memasukinya. (98)

innakum wamā taʿbudūna min dūni l-lahi ḥaṣabu jahannama antum lahā wāridūna


لَوْ كَانَ هَـٰٓؤُلَآءِ ءَالِهَةً مَّا وَرَدُوهَا ۖ وَكُلٌّ فِيهَا خَـٰلِدُونَ ( ٩٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Seandainya tuhan-tuhan yang kalian sembah ini adalah tuhan-tuhan yang disembah secara hak, maka mereka dan orang-orang yang menyembah mereka tidak akan masuk neraka. Tetapi semua para penyembah dan yang disembah akan masuk ke dalam Neraka, mereka semua kekal di dalamnya, dan tidak akan pernah keluar darinya. (99)

law kāna hāulāi ālihatan mā waradūhā wakullun fīhā khālidūna


لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ ( ١٠٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Di dalamnya mereka mengeluarkan napas sangat keras karena kedahsyatan rasa sakit yang mereka derita. Dan di dalam Neraka itu mereka tidak dapat mendengar suara lantaran keras dan ngerinya azab yang menimpa mereka. (100)

lahum fīhā zafīrun wahum fīhā lā yasmaʿūna


إِنَّ ٱلَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُم مِّنَّا ٱلْحُسْنَىٰٓ أُو۟لَـٰٓئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ ( ١٠١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Ketika orang-orang musyrik berkata, "Sesungguhnya Isa dan para Malaikat yang disembah selain Allah akan masuk Neraka," maka Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang telah ada ketetapan dalam ilmu Kami bahwa mereka adalah orang-orang yang bahagia seperti Isa -'alaihissalām-, maka mereka itu dijauhkan dari Neraka." (101)

inna alladhīna sabaqat lahum minnā l-ḥus'nā ulāika ʿanhā mub'ʿadūna


لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا ۖ وَهُمْ فِى مَا ٱشْتَهَتْ أَنفُسُهُمْ خَـٰلِدُونَ ( ١٠٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Suara desis api neraka Jahanam tidaklah sampai ke telinga mereka, dan mereka kekal dalam menikmati kenikmatan dan kelezatan hidup yang diingini oleh diri mereka, kenikmatan ini tidaklah terputus dari mereka selamanya. (102)

lā yasmaʿūna ḥasīsahā wahum fī mā ish'tahat anfusuhum khālidūna


لَا يَحْزُنُهُمُ ٱلْفَزَعُ ٱلْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّىٰهُمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ هَـٰذَا يَوْمُكُمُ ٱلَّذِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ ( ١٠٣ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Kengerian pemandangan Neraka tatkala ditimpakan kepada penghuninya tidak membuat mereka takut. Dan para Malaikat akan menyambut mereka dengan ucapan selamat sambil mengatakan, "Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian dan yang diberikan kabar gembira pada kalian -berupa kenikmatan yang bakal kalian dapatkan di dalamnya- sewaktu di dunia." (103)

lā yaḥzunuhumu l-fazaʿu l-akbaru watatalaqqāhumu l-malāikatu hādhā yawmukumu alladhī kuntum tūʿadūna


يَوْمَ نَطْوِى ٱلسَّمَآءَ كَطَىِّ ٱلسِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَـٰعِلِينَ ( ١٠٤ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Yaitu pada hari di mana Kami menggulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas beserta apa yang ada padanya, dan Kami akan mengumpulkan semua makhluk dalam keadaan seperti mereka diciptakan pertama kali. Kami telah membuat suatu janji akan terjadinya peristiwa itu dengan janji yang tak akan diselisihi, sungguh Kami selalu menepati apa yang Kami janjikan. (104)

yawma naṭwī l-samāa kaṭayyi l-sijili lil'kutubi kamā badanā awwala khalqin nuʿīduhu waʿdan ʿalaynā innā kunnā fāʿilīna


وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعْدِ ٱلذِّكْرِ أَنَّ ٱلْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ ٱلصَّـٰلِحُونَ ( ١٠٥ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan sungguh telah Kami tulis dalam kitab-kitab yang Kami turunkan kepada rasul-rasul setelah Kami menuliskannya dalam Lauḥ Maḥfuẓ; bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang saleh dan beramal ketaatan kepada-Nya, mereka itu lah umat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. (105)

walaqad katabnā fī l-zabūri min baʿdi l-dhik'ri anna l-arḍa yarithuhā ʿibādiya l-ṣāliḥūna


إِنَّ فِى هَـٰذَا لَبَلَـٰغًا لِّقَوْمٍ عَـٰبِدِينَ ( ١٠٦ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sungguh apa yang Kami turunkan berupa nasihat dan peringatan, benar-benar menjadi petunjuk yang sempurna bagi hamba-hamba yang menyembah Tuhan mereka sesuai yang Dia syariatkan, merekalah yang bisa mendapatkan manfaat dan pelajaran darinya. (106)

inna fī hādhā labalāghan liqawmin ʿābidīna


وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَـٰلَمِينَ ( ١٠٧ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan Kami tidaklah mengutus engkau -wahai Muhammad- melainkan sebagai rahmat bagi semua makhluk, disebabkan mulianya sifatmu berupa rasa komitmen dan tekad untuk memberikan hidayah pada manusia dan menyelamatkan mereka dari azab Allah. (107)

wamā arsalnāka illā raḥmatan lil'ʿālamīna


قُلْ إِنَّمَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّسْلِمُونَ ( ١٠٨ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Katakanlah wahai Rasul, "Sungguh apa yang Tuhanku wahyukan kepadaku bahwa Tuhan yang berhak kalian sembah hanyalah Tuhan Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Dialah Allah, maka berserah dirilah dengan beriman kepada-Nya dan mentaati-Nya." (108)

qul innamā yūḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhun wāḥidun fahal antum mus'limūna


فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ ءَاذَنتُكُمْ عَلَىٰ سَوَآءٍ ۖ وَإِنْ أَدْرِىٓ أَقَرِيبٌ أَم بَعِيدٌ مَّا تُوعَدُونَ ( ١٠٩ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Jika mereka berpaling dari apa yang engkau bawa kepada mereka, maka katakanlah kepada mereka -wahai Rasul-, "Aku telah menyampaikan pada kalian bahwa aku dan kalian berada pada keadaan yang sama, tidak ada perbedaan, dan aku tidak tahu kapan azab Allah yang diancamkan pada kalian itu akan diturunkan. (109)

fa-in tawallaw faqul ādhantukum ʿalā sawāin wa-in adrī aqarībun am baʿīdun mā tūʿadūna


إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ مِنَ ٱلْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُونَ ( ١١٠ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Sesungguhnya Allah mengetahui perkataan yang kalian ucapkan secara terang-terangan, dan mengetahui pula apa yang kalian ucapkan secara rahasia, semua itu tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sedikit pun, dan Dia pasti akan memberikan balasan atas amal kalian tersebut. (110)

innahu yaʿlamu l-jahra mina l-qawli wayaʿlamu mā taktumūna


وَإِنْ أَدْرِى لَعَلَّهُۥ فِتْنَةٌ لَّكُمْ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ ( ١١١ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Dan aku tidak tahu, boleh jadi penundaan azab itu merupakan cobaan, istidrāj dan pemberian kenikmatan bagi kalian sampai pada waktu yang ditentukan menurut ilmu Allah, agar kalian semakin tenggelam dalam kekafiran dan kesesatan." (111)

wa-in adrī laʿallahu fit'natun lakum wamatāʿun ilā ḥīnin


قَـٰلَ رَبِّ ٱحْكُم بِٱلْحَقِّ ۗ وَرَبُّنَا ٱلرَّحْمَـٰنُ ٱلْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ ( ١١٢ )

Diterjemahkan Oleh : Al-Mukhtasar (indonesian)

Artinya : Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdoa kapada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Berilah keputusan antara kami dan kaum kami yang terus-menerus berada dalam kekafiran dengan keputusan yang hak dan adil, dan hanya kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lah kami memohon pertolongan dari semua yang kalian katakan berupa kekafiran dan kedustaan." (112)

qāla rabbi uḥ'kum bil-ḥaqi warabbunā l-raḥmānu l-mus'taʿānu ʿalā mā taṣifūna